Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


KELOMPOK 2 1. IIN WAHYULIANTI
1. FADILAH 2. TATANG APHIT
2. RUT NATHANIA 3. NURUL RIZKY
KONSEP KEPERAWATAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
Istilah berkebutuhan khusus secara eksplisit ditujukan kepada anak yang dianggap mempunyai
kelainan/penyimpangan dari kondisi rata-rata anak normal umunya, dalam hal fisik, mental maupun
karakteristik perilaku sosialnya (Efendi,2006).
1. Aspek fisik meliputi dalam indra penglihatan (tunanetra), kelainan indra pendengaran (tunarungu),
kelainan kemampuan berbicara (tunawicara) dan kelainan fungsi anggota tubuh (tunadaksa).
2. Anak yang memiliki kebutuhan aspek mental meliputi anak yang memiliki kemampuan mental
lebih (super normal) yang dikenal sebagai anak berbagakt atau anak unggul dna yang memiliki
kemampuan mental sangat rendah (abnormal) yang dikenal sebagai tunagrahita (retardasi mental).
3. Anak yang memiliki kelainan dalam aspek sosial perilaku adalah anak yang memiliki kesulitan
dalam menyesuaikan perilakunya terhadap lingkungan sekitarnya. Anak yang termasuk dalam
kelompok ini dengan sebutan tunalaras
KONSEP RETARDASI Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa
MENTAL dengan inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak).
Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang
secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah
inteligensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut
juga oligofrenia (oligo: kurang atau sedikit dan fren:
jiwa) atau tuna mental (W.F. Maramis, 2005: 386).
KLASIFIKASI RETARDASI
MENTAL
1. Retardasi mental ringan (IQ 55-69)
2. Retardasi mental sedang (IQ 35-49)
3. Retardasi Mental Berat (IQ 20-34)
4. Retardasi Mental Sangat Berat (IQ <20)
5. Retardasi Mental Lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kromosom kariotipe 1. Logam berat dalam darah

2. EEG (Elektro Ensefalogram) 2. Serum tembaga (Cu) dan


ceruloplasmin
3. CT (Cranial Computed Tomography)
atau MRI (Magnetic Resonance 3. Serum asam amino atau asam
Imaging) organik

4. Titer virus untuk infeksi congenital


4. Plasma ammonia

5. Serum asam urat (Uric acid serum)


5. Analisa enzim lisozom pada lekosit
atau biopsy kulit:
6. Laktat dan piruvat

6. Urin mukopolisakarida
7. Plasma asam lemak rantai sangat
panjang

8. Serum seng (Zn)


PENCEGAHAN RETARDASI MENTAL
a. Pencegahan Primer
b. Pencegahan Sekunder
1. pendidikan kesehatan pada masyarakat,  
Pencegahan sekunder terhadap
2. perbaikan keadaan sosial-ekonomi,
terjadinya retardasi mental dapat
3. konseling genetik,
dilakukan dengan diagnosis dan
4. Tindakan kedokteran, antara lain: perawatan
pengobatan dini peradangan otak dan
prenatal dengan baik, pertolongan persalinan
gangguan lainnya.
yang baik, dan pencegahan kehamilan usia
sangat muda dan terlalu tua.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Neuroradiologi dapat menemukan kelainan dalam struktur kranium, misalnya klasifikasi


atau peningkatan tekanan intrakranial.

2. Ekoesefalografi dapat memperlihatkan tumor dan hamatoma.

3. Biopsi otak hanya berguna pada sejumlah kecil anak retardasii mental. Juga tidak mudah
bagi orang tua untuk menerima pengambilan jaringan otak dalan jumlah kecil sekalipun
karena dianggap menambah kerusakan otak yang memang tidak adekuat.
DIAGNOSA
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitf.

2. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita retardasi mental.

3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d kelainan fs. Kognitif

4. Gangguan komunikasi verbal b.d kelainan fs, kognitif

5. Risiko cedera b.d. perilaku agresif/ketidakseimbangan mobilitas fisik

6. Gangguan interaksi sosial b.d. kesulitan bicara /kesulitan adaptasi sosial

7. Gangguan proses keluarga b.d. memiliki anak RM

8. Defisit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik/kurangnya kematangan perkembangan


KASUS
1. Data Demografi
A. Biodata
 Nama : an. w
 Usia : 12 tahun
 Jenis kelamin : laki-laki
 Suku / Bangsa : Indonesia
 Status Pernikahan :-
 Agama/Keyakinan :-
 Pekerjaan/Sumber penghasilan :-
 Diagnose Medik :retardasi mental
 No. Medical Record :-
 Tanggal masuk : 18 desember 2020
 Tanggal Pengkajian : 18 desember 2020
 Theraphy Medik :-
A. Penanggung Jawab

Nama : Ny. J
Status : ibu
RIWAYAT KESEHATAN

a.Keluhan Utama:
Ny. J mengatakan bahwa An. W mengalami keterlambatan perkembangan tidak sesuai
usia pada anak normal, An W juga sulit berkonsentrasi, sering melamun, mudah bosan,
mandi kurang bersih, belum bisa menjaga kebersihan diri sendiri serta belum bisa
melakukan perawatan diri secara mandiri sesuai usianya. An jika di rumah sering
bermain bersama adiknya . Namun ketika ada teman An w bermain keluar rumah. An.
W terkadang berbicara tidak jelas dan tidak nyambung, sering senyum, afek datar,
respon sosial agak lambat, tampak sering bingung. An.W memiliki IQ : 48
Ny. J melahirkan an.w dengan menggunakan alat bantu persalinan vakum di klinik
bersalin. Ny. J mengatakan pada usia an.w 4 bulan baru pertama kali tersenyum dan mulai
berguling pada usia 8 bulan, duduk pada usia 10 bulan, merangkak pada usia12 bulan,
berdiri pada usia 20 bulan, berjalan pada usia 2 tahun, mulai berbicara pada usia 3 tahun,
berpakaian tanpa bantuan pada usia 6 tahun. An w mengkosumsi asi sampai usia 2,5 tahin/
30 bulan. Ny J baru menyadari An.w mengalami keterlambatan tumbuh kembang ketika
An W sekolah di Taman kanak- kanak pada usia An. W 5 tahun. Ketika sudah mengetahui
bahwa anaknya mengalami keterlambatan perkembangan Ny J mengkonsultasikan kepada
kader dan tenaga kesehatan di puskesmas.An W pada usia 6 tahun menjalani terapi bicara
di harapan Bunda selama 2 bulan. Setelah menjalani terapi An W sudah mulai bisa
berbicara sedikit demi sedikit, namun karena kesulitan ekonomi An W tidak lagi menjalani
terapi. Pada saat berumur 7 tahun an.w masuk sekolah dasar negeri. Setelah sekolah
selama 6 bulan di sekolah dasar An. W mengalami pembullyan dari teman teman nya
sehingga an w berjalan agak pincang dan mengalami benturan kepala. An. W masuk SLB
Kasih Ummi pada usia 9 tahun di tahun 2014. Ny J mengatakan mulai ada perubahan yang
dialami oleh An W setelah 2 tahun sekolah di SLB kasih ummi.
C. Riwayat kesehatan keluarga
Ny J mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami
gangguan perkembangan retardasi mental seperti yang
dialami An W

d. Pemeriksaan fisik
Cara berjalan An. W tidak memiliki gangguan, rambut tampak
kering dan tidak rapi, wajah An. W sering tampak kebingungan,
Rongga mulut tidak bersih, Gigi jarang, Telinga kotor, Kuku jari
tangan dan jari kaki terlihat kotor dan panjang
Data subjektif Data Objektif
Data objektif
1. Pasien mengalami keterlambatan
perkembangan  
1. Pasien memiliki IQ : 48
2. Pasien sulit berkonsentrasi, sering 2. Rambut pasien terlihat kering dan tidak
melamun , mudah bosan rapi
3. Pasien belum bisa menjaga kebersihan dan 3. Pasien terlihat kebingungan
perawatan diri sendiri 4. Rongga mulut pasien tidak bersih
5. Telinga pasien kotor
4. Pasien berbicara yang tidak jelas dan
tidak nyambung
6. Kuku jari tangan dan jari kaki terlihat
kotor dan panjang
5. Pasien sering senyum, afek datar, respon  
sosial agak lambat
Data Etiologi Masalah
Data Subjektif:
Retardasi mental Gangguan interaksi sosial
1. Pasien mengalami
keterlambatan
perkembangan
2. Pasien sulit berkonsentrasi,
sering melamun , mudah
bosan
3. Pasien berbicara yang tidak
jelas dan tidak nyambung
4. Pasien sering senyum, afek
datar, respon sosial agak
lambat
Data Objektif
5. Pasien memiliki IQ : 48
6. Pasien terlihat kebingungan
 
Data subjektif Retardasi Mental Defisit perawatan diri
1. Pasien belum bisa menjaga
kebersihan dan perawatan
diri sendiri
Data objektif
2. Rambut pasien terlihat
kering dan tidak rapi
3. Rongga mulut pasien tidak
bersih
4. Telinga pasien kotor
5. Kuku jari tangan dan jari
kaki terlihat kotor dan
panjang
 
DIAGNOSIS LUARAN INTERVENSI

Gangguan interaksi sosial b,d Luaran utama : interaksi sosial Intervensi utama :
Retardasi Mental Luaran tambahan : Modifikasi perilaku keterampilan
1. Dukungan sosial sosial
2.ketahanan keluarga Promosi sosialisasi
3. ketahanan personal
4. keterlibatan sosial Intervensi pendukung
  Promosi dukungan sosial
Setelah dilakukan tindakan 3x24 Promosi komunikasi : defisit bicara
jam , dengan harapan mendapatkan
hasil sebagai berikut :
Perilaku sesuai usia meningkat
Perasaan nayaman dengan situasi
sosial meningkat
Responsif pada orang lain
meningkat
Kooperatif dalam bermain dengan
sebaya meningkat
DIAGNOSIS LUARAN INTEVENSI

Defisit perawatan diri Luaran utama : perawatan diri Intervensi utama :


Luaran tambahan : Dukungan perawatan diri
Motivasi Intervensi tambahan :
Fungsi sensori Dukungan tanggung jawab pada
Tingkat kenyamanan diri sendiri
Setelah dilakukan tindakan 1x24 Perawatan kuku
jam , dengan harapan mendapatkan Perawatan mulut
hasil sebagai berikut : Perawatan rambut
Kemampuan mandi meningkat Perawatan telinga
Minat melakukan perawatan diri
meningkat
Mempertahankan kebersihan diri
dan mulut meningkat

Anda mungkin juga menyukai