Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

RETARDASI MENTAL PADA ANAK


Definisi
Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi (Menurut WHO).
Retardasi mental adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi intelektual berada dibawah
normal, timbul pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses
belajar dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991).

Etiologi
Penyebab dari retardasi mental sangat kompleks dan multifaktor. Walaupun begitu terdapat
beberapa faktor yang potensial berperan dalam terjadinya retardasi mental seperti yang
dinyatakan oleh Taft LT dan Shonkoff JP dibawah ini.
Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental :
1. Non-organik
 Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis
 Faktor sosiokultural
 Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik
 Penelantaran anak
2. Organik
a) Faktor prakonsepsi
 Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan neurocutaneos, dll)
 Kelainan kromosom (X-linked, translokasi, fragile-X) syndrome polygenis familial.
b) Faktor prenatal
• Gangguan pertumbuhan otak trimester 1
 Kelainan kromosom (trisomi, mosaik, dll)
 Infeksi intrauterin, misalnya TORCH, HIV
 Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi, dll)
 Disfungsi plasenta
 Kelainan kongenital dari otak (idiopatik)
• Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
 Infeksi intrauterin, misalnya torch, hiv
 Zat-zat teratogen (alkohol, kokain, logam berat, dll)
 Ibu : diabetes melitus, PKU (Phenylketonuria)
 Toksemia gravidarum
 Disfungsi plasenta
 Ibu malnutrisi
c) Faktor perinatal
 Sangat prematur
 Asfiksia neonatorum
 Trauma lahir: pendarahan intra cranial
 Meningitis
 Kelainan metabolik : hipoglikemia, hiperbilirubinemia
d) Faktor post natal
 Trauma berat pada kepala/susunan saraf palsu
 Metabolik
 Gizi buruk
 Kelainan hormonal, misalnya hipotiroid, pseudohipoparatiroid
Patofiologi
Patofisiologi retardasi mental berhubungan dengan disfungsi otak, yang biasanya disebabkan
oleh perkembangan otak yang abnormal atau jejas otak karena penyebab genetik atau
lingkungan. Faktor genetik akan menyebabkan perkembangan otak yang abnormal atau
terhambat,dan sering kali disertai dengan malformasi fisik yang spesifik atau sindrom tertentu.
Faktor- faktor lingkungan bisa menyebabkan gangguan perkembangan otak pada masa
prenatal maupun perinatal. Selain itu faktor perkembangan otak yang semula baik menjadi
terhambat.

Gejala Klinis
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai bebrapa kelainan fisik yang
merupakan stigma kongenita, yang kadang-kadang gambaran stigma mengarah kesuatu sindrom
penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan gejala yang disertai retardasi mental,
yaitu :
Kelainan pada mata :
 Katarak
 Bintik cherry-merah pada daerah macula
 Kornea keruh
Kejang :
 Kejang umum tonik klonik
 Kejang pada masa neonatal
Kelainan pada kulit
 Bintik café-au-lait
Kelainan rambut :
 Rambut rontok
 Rambut cepat memutih
 Rambut halus
Kepala
 Mikrosefali
 Makrosefali
 Perawatan pendek
Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut:
Retardasi mental ringan
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari
kelompok ini termasuk dalam tipe sosial budaya, dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa
kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca
tulis bahkan sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu sebagai bekal
hidupnya kelak dan mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari
keluarganya.
Retardasi mental sedang
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu
latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas 2
SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu misalnya pertukangan,
pertanian, dll.
Retardasi mental berat
Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Dengan mudah
ditegakkan secara dini, karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan
keluhan dari orang tua dimana sejak awal sudah terdapat keterlambatan perkembangan motorik
dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka dapat dilatih hygiene dasar saja dan
kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja, dan memerlukan
pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.
Retardasi mental sangat berat
Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosa ini mudah dibuat karena
gejala baik mental dan fisik sangat jelas. Kemampuan berasanya sangat minimal. Mereka ini
seluruh hidupnya tergantung pada orang disekitarnya.
Komplikasi
 Serebral palcy
 Gangguan kejang
 Gangguan kejiwaan
 Gangguan konsentrasi/hiperaktif
 Defisit komunikasi
 Konstipasi

Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retardasi
mental, yaitu :
 Pemeriksaan IQ
 Kromosom kariotipe
 EEG (Elektro Ensefalogram)
 CT (Cranial Computed Tomography) atauMRI (Magnetic Resonance Imaging)Titer
virus untuk infeksi congenital
Pencegahan
Dengan memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit yang potensial mengakibatkan
retardasi mental, misalnya melalui imunisasi. Konseling perkawinan, pemeriksaan kehamilan
yang rutin, nutrisi yang baik selama kehamilan, dan bersaling kepada tenaga ksehatan yang
berwenang maka dapat membantu menurunkan angka kejadian retardasi mental.
Demiakan pula dengan mengatasi kemiskinan dengan membuka lapangan kerja, memberikan
pendidikan yang baik memperbaiki sanitasi lingkungan, meningkatkan gizi keluarga, akan
meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Dengan adanya program BKB (bina keluarga dan
balita) yang merupakan stimulasi mental dini dan bisa dikembangkan dan juga deteksi dini, maka
dapat mengotimalkan perkembangan anak.
ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS
An. A umur 6 tahun di bawah ibunya ke rumah sakit karena sering bersifat
agresif . Ibu B mengatakan anaknya juga di umur 6 tahun masih belum bisa
berbicara dengan jelas serta tidak tahu membaca,menulis dan menghitung.An.A
terlihat sangat lemah tidak bertenaga,An.A sering menolak ketika diajak
bermain oleh teman-temannya. Ibu B mengatakan An. A belum bisa menulis,
membaca dan melakukan aktivitasnya sendiri.
Saat dilakukan pengkajian pasien terlihat gelisah dan saat di ajak
berinteraksi respon An. A sangat lambat dan jawaban An. A juga menyimpang
dari pertanyaan diberikan oleh perawat. Ketika diaamati tubuh An. A terlihat
kurus, kecil, tidak seperti anak umur 6 tahun pada umumnya. Saat diberikan
mainan oleh perawat An. A, terlihat kurang berminat.
Pengkajian
Nama perawat :
Tanggal pengkajian :
Jam pengkajian :
Biodata Pasien
Nama Klien : An. A
Umur : 6 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Status pernikahan : belum menikah
Alamat : Jl. Pendidikan 60
Diagnosa medis : Retardasi mental
Penanggung jawab
Nama : Ibu B
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Pendidikan 60
Hub.dengan klien : Ibu klien
Keluhan utama : An.A umur 6 tahun belum lancar berbicara,terlihat lemah dan tidak mau berinteraksi
dengan orang lain

Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit sekarang: klien mengatakan anaknya mengalami sifat yang agresif,
di usia 6 tahun An.A tidak lancar berbicara,dan tampak lemah tidak bertenaga.
Riwayat penyakit dahulu:penyakit yang pernah dialami klien: klien pernah mengalami diare
sebelumnya, pemakaian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang, alergi makanan, ISK.
Riwayat penyakit keluarga: Ibu B mengatakan kalu neneknya pernah mengalami diabetes melitus.

Pengkajian kebutuhan dasar manusia


 Aktivitas latihan: An. A sebelum dibawa ke RS sering menolak ketika diajak bermain oleh
teman-temannya dan tidak nyambung ketika diajak berbicara. Setelah di bawa ke RS
An. A sering bersikap aneh
dan mudah sekali marah serta mengancam jiwanya sendiri maupun orang lain.
 Tidur dan istirahat: sebelum dibawa ke RS Ibu B mengatakan tidak ada masalah saat
istirahat selama 6 jam untuk tidur malam dan 2 jam untuk tidur siang. Setelah dibawa
ke RS Ibu B mengatakan An. A sulit tidur dan terbangun serta sering rewel dikarenakan
4 jam tidur tidak nyenak dan tidak bisa tidur siang.
 Nutrisi : sebelum sakit Ibu B mengatakan klien makan 2x sehari dengan nutrisi yang cukup dan porsi yang
diberikan selalu dihabiskan klien. Setelah sakit klien tidak mau makan karena sering menangis dan gelisah di
RS.
Cairan elektrolit dan asam basa: pada saat klien mengalami sifat yang agresif klien hanya minum 3 gelas standar
250cc. Sebelum dibawa ke RS klien hanya minum 3 gelas standar 250cc/hari.
 Oksigenasi: klien tidak mengalami gangguan pada pernapasan dan tidak terpasang oksigen.
 Eliminasi bowel: sebelum dan sesudah dibawah ke RS BAB klien normal.
 Eliminasi urin: sebelum dibawa ke RS klien bisa BAK 5x sehari dengan konsistensi warna kuning
bening. Setelah dibawah ke RS klien hanya BAK 3x sehari dnegan konsistensi warna kuning pekat.
 Sensori persepsi dan kognitif: setelah dilakukan pengkajian klien mengalami gangguan retardasi mental yang
ditandai dengan sulitnya diajak berinteraksi dengan orang lain dan menolak jika diajak bermain.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Keadaan pasien saat ini lemas, gelisah dan rewel dengan tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
RR : 32 x/menit
SB : 36,5˚C
N : 110 x/menit

 Kepala: mikro/makrosepalis,plagiosepali(bntk kepala tdak simetris).


Wajah tampak pucat dan rewel, mata bengkak dan merah, bibir klien kering.
 Leher:pendek;tidak mempunyai kemampuan gerak sempurna
 Dada dan Abdomen: terdapat beberapa putting,buncit dll
 Genetalia: mikropenis,testis tidak turun
Ekstemitas : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing diujungnya,
kekuatan ekstermitas klien lemah
Psiko-Sosio-Budaya-Spiritual
 Psikologis: klien terlihat cemas gelisah dan rewel
 Sosial : Ibu B mengatakan anaknya sering tidak nyanbung ketika diajak berbicara, menolak ketika diajak
bermain dan menyimpang dari pertanyaan yang diberikan perawat.
 Budaya : dalam keseharian klien berbahasa ibu.
 Spiritual : An. A beragama Islam
Analisa data
Data Fokus Etiologi Problem
Ds : Ibu B mengatakan An. Keterlambatan dalam Gangguan pertumbuhan
A belum bisa menulis, menyelesaikan tugas dan perkembangan
membaca,menghitung dan perkembangan
belum bisa melakukan
aktivitas seperti
makan,minum,mandi dan
memaikai pakaian sendiri

Do : saat diajak berinteraksi


An. A sangat lambat dan
jawaban An. A juga
menyimpang.
Do : ketika perawat
menyuruh An. A berhitung
An. A tidak bisa
Ds : ibu mengatakan Ketidak mampuan untuk Gangguan interaksi sosial
anaknya malu untuk berinteraksi dengan
bertemu teman-teman lingkungan sekitar
sebayanya.

Do : An. A terlihat kurang


berminat untuk diajak
berbicara.
Pohon Masalah

Retardasi mental

Gangguan interaksi sosial

Gangguan pertumbuhan dan


perkembangan
Prioritas Diagnosa Keperawatan
Gangguan tumbuh kembang (D.00106)
Gangguan interaksi sosial (D.0118)
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Gangguan tumbuh Tujuan: SP 1:


kembang (D.00106) Status perkembangan  Identifikasi pencapaian
Membaik tugas perkembangan anak
Dengan kriteria hasil:  Berikan sentuhan yang
• Keterampilan/perilaku bersifat gentle dan tidak
sesuai usia meningkat ragu-ragu
 Minimalkan kebisingan
• Kemampuan melakukan ruangan
perawatan diri meningkat  Pertahankan lingkungan
yang mendukung
perkembangan optimal
 Motivasi anak berinteraksi
dengan anak lain
 Fasilitasi anak berbagi dan
bergantian atau bergilir
 Dukung anak
mengekspresikan diri
melalui penghargaan
positif atau umpan balik
atas usahanya
SP 2 :
 Pertahankan kenyamanan anak
Fasilitasi anak melatih
keterampilan pemenuhan kebutuhan
secara mandiri (misalnya makan,sikat
gigi,cucitangan,memakai baju)
SP 3
Bacakan cerita atau dongeng
Dukung partisipasi anak di
sekolah,ekstrakurikuler dan aktivitas
komunitas
SP 4
Jelaskan orang tua dan atau
pengasuh tentang milestone
perkembanga nanak dan perilaku
anak
Anjurkan orang tua berinteraksi
dengan anaknya.
Gangguan interak Tujuan SP 1
sisosial Interaksi sosial meningkat  Identifikasi penyebab kurangnya
(D.0118) Dengan kriteria hasil: keterampilan sosial
• Perasaan nyaman  Identifikasi fokus pelatihan
dengan situasi meningkat keterampilan sosial
• Perasaan muda SP 2
menerima atau  Motivasi untuk berlatih
mengkomunikasikan keterampilan sosial
perasaan meningkat  Berikan umpan balik positif
• Responsif pada orang (misalnya: pujian atau
lain meningkat penghargaan) terhadap
• Perasaan tertarik pada kemampuan sosial
orang lain meningkat  melibatkan keluarga selama
latihan keterampilan sosial,jika
perlu
SP 3
Jelaskan tujuan melatih keterampilan
sosial
Jelaskan respons dan kosekuensi
keterampil an sosial
Anjurkan mengungkapkan perasaan
akibat masalah yang dialami.
SP 4
Edukasi keluarga untuk mendukung
keterampilan sosial
Latih keterampilan sosial secara
bertahap
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari tanggal: Implementasi Evaluasi
(SOAP)
Hari pertama Diagnosa Kep: Gangguan tumbuh S:
28/09/2022 kembang  ibu klien mengatakan An.A
Tindakan belum lacar berbicara/tidak
SP 1: jelas,sulit untuk mengenal
 Mengidentifikasi pencapaian huruf dan Angka.
tugas perkembangan anak O:
SP 2 :  saat diajak berinteraksi An. A
 Memfasilitasi anak melatih sangat lambat dan jawaban
keterampilan pemenuhan An. A juga menyimpang.
kebutuhan secara mandiri  ketika perawat menyuruh An.
(misalnya makan,sikat A berhitung An. A tidak bisa
gigi,cucitangan,memakai baju) A:
SP 3 :  Gangguan Tumbuh
 Mendukung partisipasi anak di Kembang,keterampilan atau
sekolah,ekstrakurikuler dan perilaku tidak sesuai usia
aktivitas komunitas P:
SP 4 :  Memberikan rasa aman dan
 Mengedukasikan keluarga untuk nyaman,
mendukung keterampilan sosial  melatih klien dalam
pemenuhan kebutuhan
Diagnosa Kep:Gangguan S:
interaksi sosial  Ibu mengatakan anaknya malu
Tindakan : untuk bertemu teman-teman
SP 1 sebayanya
 Mengidentifikasi penyebab O:
kurangnya keterampilan  An.A terlihat kurang berminat untuk
sosial di ajak berbicara.
SP 2  Tidak mau diajak bermain dengan
 Memotivasi untuk berlatih anak-anak yang lain di rs
keterampilan sosial A:
 Memberikan umpan balik Ketidak mampuan untuk berinteraksi
positif (misalnya: pujian dengan lingkungan sekitar
atau penghargaan) terhadap P:
kemampuan sosial Mengidentifikasi penyebab
SP 3 kurangnya keterampilan sosial
 Menjelaskan tujuan melatih Mengidentifikasi fokus pelatihan
keterampilan sosial keterampilan sosial
SP 4
 Mengedukasi keluarga
untuk mendukung
keterampilan sosial
Kesimpulan

Retardasi mental merupakan suatu penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yang
terjadi pada masa perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial. Ada 3 hal
yang penting merupakan kata kunci dalam definisi ini yaitu penurunan fungsi intelektual,
adaptasi sosial, dan masa perkembangan.
Kelainan ini dapat digolongkan menjadi penyebab organik (faktor prenatal, intranata, dan
pasca natal) dan penyebab nonorganik. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada
masa kanak-kanak. Retardasi mental dapat diklasifikasikan dalam 4 bagian yaitu: retardasi
mental ringan (mampu di didik) 52-56, retardasi mental sedang (mampu di latih) 36-51,
retardasi mental berat 20-35, retardasi mental sangat berat dibawah 20.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai