2. IQ
Angka yang menjelaskan tingkat kecerdasan
seseorang yang dibandingkan dengan sesamanya
dalam satu populasi.
3. SLB
Lembaga pendidikan khusus bagi penyandang
gangguan fisik dan mental.
Pertanyaan
1. Berapa nilai normal IQ?
2. Mengapa dari 5 bersaudara hanya satu yang
menderita retardasi mental?
3. Mengapa pasien dikatagorikan sebagai retardasi
mental ringan?
4. Sejak kapan retardasi mental dapat dideteksi?
5. Apa penyebab retardasi mental?
6. Bagaimana cara mengetahui tingkatan IQ?
7. Bagaimana tatalaksana retardasi mental?
8. Bagaimana pencegahan dari retardasi mental?
9. Apa saja perkembangan normal seperti yang
dilakukan anak usia 8 tahun?
10.Bagaimana kebutuhan nutrisi yang baik pada usia
balita?
11.Siapa saja yang berhak menerima zakat?
12.Apakah tingkat sosial dan ekonomi rendah dapat
mempengaruhi retardasi mental?
Jawaban
1. Nilai IQ:
Diatas rata-rata: 110-120
Normal / rata–rata: 91-110
IQ rendah yang masih dalam kategori normal: 80-90
Keterbelakangan mental: 70-79
Ringan: 50-69 Sedang: 35-49
Berat: 20-34 Sangat berat: <20
2. Faktor lingkungan social ekonomi: kedua orang bekerja, Kurang asupan nutrisi,
Anak yang diasuh oleh kakak
3. Karena mengalami gangguan berbahasa, namun masih mampu berkomunikasi
4. 18 bulan
5. Keracunan timah hitam, kelainan kromosom, kehamilan diatas usia 40 tahun,
genetik, kekurangan nutrisi, lingkungan, infeksi, trauma di kepala
6. Melakukan test IQ
7. Farmakologi: metilfenida untuk memperbaiki keseimbangan emosi dan kognitif,
Non farmakologi: konseling dan pendidikan SLB, support keluarga, dan test IQ
8. Tidak hamil usia lebih dari 40 tahun, nutrisi yang baik, screening TORCH
prakehamilan, ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan MPASI
9. Membaca, menulis, makan dan berpakaian sendiri
10.Asam amino esensial, omega 3, omega 6, vitamin B kompleks, iodium
11.Fakir, miskin, yatim piatu, musafir, jihad, hamba sahaya, amil zakat, dan muallaf
12.Bisa, karena tingkat social ekonomi rendah dapat memengaruhi asupan nutrisi
anak
Hipotesis
Retardasi mental merupakan suatu keadaan dengan
intelegensi yang kurang sejak masa perkembangan
dan gangguan adaptif sosial yang dapat disebabkan
oleh keracunan timah hitam, kelainan kromosom,
kehamilan diatas usia 40 tahun, genetik, kekurangan
nutrisi, lingkungan, infeksi, trauma di kepala. Hal ini
ditandai dengan adanya gangguan berbahasa dan
dapat dideteksi dini sejak usia 18 bulan. Retardasi
mental dapat ditangani dengan memperbaiki
keseimbangan emosi dan kognitif, konseling dan
pendidikan SLB, support keluarga dan dicegah
dengan tidak hamil usia lebih dari 40 tahun, nutrisi
yang baik, screening TORCH prakehamilan, ASI
eksklusif sampai usia 6 bulan dan MPASI.
Sasaran Belajar
Mental
Tahap Tahap
Pertama Kedua
Penilaian fisik : Inteligensi
tinggi badan, kinestetik,
berat adan dan verbal, musik,
lingkar kepala spasial, logika-
serta fungsi matematika,
panca indera. interpersonal,
Penilaian intrapersonal,
fungsional : natural dan
sensomotorik,pra eksistensialisme.
ksis,dan
representatif
• BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry)
• Pemeriksaan Audiometric
Pemeriksaan • CT scan
Penunjang •
•
Timpanometri
Tes Laboratorium
• Pemeriksaan Psikologis
• Kromosomal kariotipe
• EEG (Elektro Ensefalogram)
Pemeriksaan • CT (Cranial Computed Tomography) atau
Lainnya MRI (Magnetic Resonance Imaging)
• Titer virus untuk infeksi kongenital
• Serum asam urat
Diagnosis Banding
1. Disleksia Anak mempunyai kesukaran
dalam berbicara dan mengucapkan kata-
kata segera setelah disekolahkan.
2. Sindroma Ertzam Gangguan dalam
berhitung dan menulis.
3. Sindroma Gertsman Tidak dapat
mengenal benda-benda dengan
sensibilitasnya.
4. Sindroma diskontrol Lambat sekali dalam
mengekspresikan kehendaknya dan lambat
bereaksi trerhadap stimulus dunia luar.
5. Afasia dan Afonia Afonia adalah bisu tidak dapat
mengeluarkan kata-kata karena anak ini tuli sebelum
ia belajar berbahasa. Afasia motorik akibat lesi di area
brocca dengan gejala tidak mampu mengeluarkan
kata-kata untuk mengutarakan pikirannya dan afasia
sensoris akibat lesi di area wernicke dengan gejala
tidak mampu untuk mengerti bahasa lisan atau tulisan
6. Attention Deficit Hyoperactivity Disorder
(ADHD) Kelainan perkembangan yang diturunkan
secara genetik akibat adanya gangguan pada gen
transporter dopamin dan gen reseptor dopamin D4.
Anak dengan ADHD dapat memperlihatkan gejala
inatensi, hiperaktifitas dan implusivitas. Dampak bagi
individu ADHD itu sendiri yaitu adanya gangguan
emosi, rasa rendah diri, dan pada saat dewasa akan
tampak memiliki kepribadian yang “sulit”.
Tatalaksana
FARMAKO
Obat-obat yang sering digunakan dalam bidang
retardasi mental adalah terutama untuk
menekan gejala-gejala hyperkinetik, misalnya:
• Amphetamin dosis 0,2 - 0,4 mg/kg/hari
• Imipramin dosis ± 1,5 mg/kg/hari
• Efek samping kedua obat diatas dapat
menimbulkan konvulsi
• Valium, Nobrium, Haloperidol dsb. dapat juga
menekan gejala hyperkinetik
Obat-obatan untuk menaikkan kemampuan
belajar:
• Pyrithioxine (Encephabol, Cerebron).
• Glutamic acid.
• Gamma amino butyric acid (Gammalon).
• Pabenol.
• Nootropil.
• Amphetamin dsb.
NON FARMAKO
Psikoterapi dapat diberikan baik pada
anaknya sendiri maupun pada orang tuanya.
Untuk anak yang terbelakang dapat
diberikan psikoterapi individual, psikoterapi
kelompok dan manipulasi lingkungan
(merubah lingkungan anak yang tidak
menguntungkan bagi anak tersebut).
• Pendekatan Medis
• Pendekatan Behavioral
• Pendekatan Kognitif-Behavioral
• Pendekatan Keluarga-Lingkungan
(Family ecological approach)
Pencegahan
Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan
untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang
menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai
dengan retardasi mental. Tindakan tersebut termasuk :
• Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat umum tentang retardasi mental.
• Eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan
kerusakan system saraf pusat.
• Konseling keluarga dan genetik membantu
menurunkan insidensi retardasi mental dalam keluarga
dengan riwayat gangguan genetic yang berhubungan
dengan retardasi mental.
Pencegahan Sekunder dan Tersier
Jika suatu gangguan yang disertai dengan
retardasi mental telah dikenali, gangguan
harus diobati untuk mempersingkat
perjalanan penyakit (pencegahan sekunder)
dan untuk menekan kecacatan yang terjadi
setelahnya (pencegahan tersier).
Prognosis
Retardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya,
biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi pada
umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya.
Anak dengan retardasi mental ringan, dengan
kesehatan yang baik, tanpa penyakit kardiorespirasi,
pada umumnya umur harapan hidupnya sama dengan
orang yang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi
mental yang berat dengan masalah kesehatan dan
gizi, sering meninggal pada usia muda.
LI. 1. Memahami dan
Menjelaskan Nutrisi Tumbuh
Kembang Anak
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas
sumber daya manusia. Kecukupan gizi
sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak
dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa
remaja, hingga usia lanjut.
Growth Spurt :
• Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun
• Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.
Pada periode growth spurt, kebutuhan zat
gizi tinggi karena berhubungan dengan
besarnya tubuh.
Kebutuhan Gizi Anak Remaja
Kurva CDC IMT
Laki-Laki
Kurva CDC IMT
Perempuan
LI. 1. Memahami dan
Menjelaskan Fiqih Kewajiban
Orangtua Pada Anak
Rasulullah s.a.w. bersabda: “Setiap bayi itu
dilahirkan dalam keadaan fitrah (tauhid, iman).
Orang tuanyalah yang (potensial)
menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”