Nadya.Ar.Bubakar
(Prof. Soetjiningsih & Dr.Sp.A(K), 2014; Prof. Soetjiningsih & Dr.Sp.A(K), 2014)
DEFINISI
Retardasi mental adalah suatu keadaan dimana intelegensi
umum berfungsi dibawah rata-rata, dimulai dari masa
perkembangan , disertai gangguan tingkah laku penyesuaian
IQ<70
Shonkoff JP. Mental Retardation. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, penyunting. Nelson Textbook of
pediatrics. Edisi ke – 18. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007. h. 125-9
KLASIFIKASI
Terdapat bermacam-macam klasifikasi RM, yaitu:
1.Klasifikasi menurut American Assosiation Mental deficiency (AAMD) dan
WHO:
Derajat AAMD WHO
Ringan 55-69 50-70
Sedang 40-54 35-49
Berat 25-39 20-34
Sangat Berat 0-24 0-20
Walker WO, Johnson CP. Mental Retardation : overview and Diagnosis. Pediatrics in Review
2006;27;204-211
Kriteria diagnosis retardasi mental (intellectual developmental
disorder) menurut DSM-V TR adalah:
1. Ditemukannya defisit dalam fungsi intelektual, seperti memberi
alasan, pemecahanmasalah, perencanaan, berpikir abstrak,
menilai, pembelajaran akademik,
dan pembelajaran dari pengalaman, yang dipastikan melalui
pemeriksaan klinis dan tesintelegensia terstandar.
2. Adanya defisit dalam fungsi adaptif yang berakibat pada
kegagalan dalam
mencapai perkembangan dan standar sosiokultural untuk keman
dirian pribadi dan tanggung jawab sosial. Tanpa dukungan terus-
menerus, defisit adaptasi akan membatasi satuatau lebih fungsi
dalam aktivitas hidup sehari-hari, seperti komunikasi,
partisipasisosial, dan kemandirian, di beberapa tempat, misalnya
rumah, sekolah, kantor, danmasyarakat.
3. Onset dari defisit intelektual dan adaptasi timbul selama masa
perkembangan.
Kastner W. Mental Retardation: Behavioral Problems Palsy. Dalam: Parker S, Zuckerman B. Development
and Behavioral Pediatric. Edisi ke 2. Philadelphia: Lippincott; 2005. h 234-7.
Cont’
• RM tipe klinik:
• Mudah dideteksi sejak dini kelainan fisik maupun mental cukup
berat
• Disebabkan kelainan organik
• Perlu perawatan terus menerus
• Terjadi: kelas social tinggi/rendah.
• RM tipe sosiobudaya
─ Baru diketahui setelah anak masuk sekolah
─ Tidak dapat mengikuti pelajaran
─ Penampilan seperti anak normal
─ Disebut juga RM 6 jam
─ Golongan social ekonomi rendah
(Prof. Soetjiningsih & Dr.Sp.A(K), 2014; Prof. Soetjiningsih & Dr.Sp.A(K), 2014)
3.Menurut American Association on Mental Retardation (AAMR), RM
dibagi 2 kategori:
• RM ringan: 51-75
• RM berat: < 50
(Prof. Soetjiningsih & Dr.Sp.A(K), 2014; Prof. Soetjiningsih & Dr.Sp.A(K), 2014)
Ilustrasi Kasus
• Seorang anak usia 11 tahun datang dengan keluhan anak belum
bisa membaca sampai saat ini, anak mau berteman dengan teman
temannya dan tidak suka bertengkar, anak banyak menghabiskan
waktu bermain game.
Ayah bekerja sebagai buruh harian
Ibu bekerja sebagai Ibu Rumah tangga
BB : 20 kg TB : 122,5 cm
BB/TB : 86,95 % ( Gizi Kurang)
BB/U : 54 % ( Berat badan sangat kurang )
TB / U : 84,9 % ( Perawakan pendek)
Tinggi potensial genetik : 155 – 172,5 ( p -3 s/d p 25 )
Skor PSC : 6
• Assesment :
Kesulitan belajar Suspek Retardasi mental ( Tipe SosioBudaya)
Gizi Kurang
Perawakan Pendek
Normocephal
Planning :
Tes IQ
Diet sesuai asuhan nutrisi pediatri
ETIOLOGI
• Disfungsi otak –> dasar dari RM
• Anamnesis, px.fisik, dan laboratorium
• Sangat kompleks dan multifactorial
• Beberapa factor potensial RM, oleh Taft LT (1983) dan
Shonkoff JP (1992):
• Non – organic
• Organik
Shonkoff JP. Mental Retardation. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, penyunting. Nelson Textbook of pediatrics. Edisi ke –
18. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007. h. 125-9.
1. Non-organik
• Kemiskinan dan keluarga yg tdk harmonis
• Fc. Sosiokultural
• Interaksi anak dengan pengasuh yg tdk baik
• Penelantaran anak
2. Organik
Faktor prakonsepsi:
Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolic)
Kelainan kromososm (x-linked, translokasi, fragile X)
Shonkoff JP. Mental Retardation. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, penyunting. Nelson Textbook of pediatrics. Edisi ke –
18. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007. h. 125-9.
Faktor prenatal
Gangguan pertumbuhan otak trisemester 1
• Kelainan kromosom (trisomy 21, 18, 13)
• Infeksi intrauterine, mis: torch
• Kelainan kongenital dari otak (idiopatik)
Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
─ Infeksi intrauterine: torch, HIV
─ Zat-zat teratogen
─ Ibu DM, PKU
─ Toksemia gravidarum
─ Disfungsi plasenta
─ Ibu malnutrisi
Faktor perinatal
─ Sangat premature
─ Asfiksia neonatorum
─ Trauma lahir
─ Meningitis
─ Kelainan metabolic: hipoglikemia, hiperbilirubinemia
Faktor pascanatal
─ Trauma pada susunan saraf pusat
─ Ggn perkembangan otak: hydrochepalus, lissencephaly
─ Neurotoksin: logam berat
─ CVA
─ Anoksia (tenggelam)
─ Metabolik
(Prof. Soetjiningsih & Dr.Sp.A(K), 2014; Prof. Soetjiningsih & Dr.Sp.A(K), 2014)
─ Gizi buruk
─ Kelainan hormonal, misalnya hipotiroiditis
─ Aminoaciduria, misalnya PKU
─ Kelainan metabolism KH, galaktosemia
─ Polisakaridosis, misalnya sindrom hurler
─ Serebral lipodosis
─ Penyakit degenerative
─ Infeksi
─ Meningitis, echepalitis
─ Subakut sklerosing panenchepalitis
(Prof. Soetjiningsih & Dr.Sp.A(K), 2014; Prof. Soetjiningsih & Dr.Sp.A(K), 2014)
GEJALA RETARDASI MENTAL
• Keterlambatan berbahasa
• Gangguan gerakan motoric halus dan gangguan adaptasi
• Gangguan perilaku: agresi, menyakiti diri sendiri, deviasi
perilaku
• Keterlambatan gangguan motoric kasar.
GEJALA KLINIS
Gejala yg menyertai retardasi mental:
Coulter DL. Mental Retardation: Diagnostic evaluations. Dalam: Parker S, Zuckerman B. Developmental and Behavioral Pediatric.
Edisi ke-2. Philadelphia: Lippincott; 2005. h 238 - 41.
Pemeriksaan Lanjutan
• EEG
• CT-SCAN
• MRI
• Titer Virus untuk infeksi kongenital
Coulter DL. Mental Retardation: Diagnostic evaluations. Dalam: Parker S, Zuckerman B. Developmental and Behavioral Pediatric.
Edisi ke-2. Philadelphia: Lippincott; 2005. h 238 - 41.
Penatalaksanaan
Williams J, Venning H. Physical disability. Dalam: Polnay L. Community Paediatrics. Edisi ke -3. Edinburgh: Churcill; 2003. h.
503-6
• Pada pasien retardasi mental borderline, masih dapat bersekolah
di sekolah umum atau sekolah biasa.
• Biasanya yang diajarkan di sekolah luar biasa ini berupa
bagaimana cara mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya baik makhluk hidup maupun benda mati, terkadang
beberapa pelajaran yang seperti membaca, menghitung
(tergantung pada sudah sampai sejauh mana tingkat kemampuan
anak) dan semua cara pengajaran tergantung dari tingkat SLB
tersebut dan disetiap jenis SLB pasti berbeda cara pengajarannya
• SLB A untuk tuna netra kelainan pada penglihatan
• SLB B untuk tuna rungu kelainan pada pendengaran
• SLB C untuk tuna grahita retardasi mental
Williams J, Venning H. Physical disability. Dalam: Polnay L. Community Paediatrics. Edisi ke -3.
Edinburgh: Churcill; 2003. h. 503-6
• SLB D untuk tuna daksa adanya kelainan atau cacat
pada neuro muskulo seperti amputasi, lumpuh
• SLB E untuk tuna laras tidak bisa mengendalikan emosi
• SLB untuk kesulitan belajar berbeda dengan retardasi
mental ringan, di sini pasien biasanya memiliki IQ normal
atau d atas rata-rata, hanya mereka umumnya malas, kurang
berlatih, cenderung memiliki perasaan untuk menghindar
• SLB untuk autis
• SLB untuk indigo
Williams J, Venning H. Physical disability. Dalam: Polnay L. Community Paediatrics. Edisi ke -3. Edinburgh:
Churcill; 2003. h. 503-6
PENCEGAHAN
• Primer (mencegah timbulnya retardasi mental):
• Sebabsebab retardasi mental yang dapat dicegah antara lain infeksi,
trauma, intoksikasi, komplikasi kehamilan, gangguan metabolisme,
kelainan genetik
• Sekunder (mengurangi manifestasi klinis retardasi mental).
Williams J, Venning H. Physical disability. Dalam: Polnay L. Community Paediatrics. Edisi ke -3. Edinburgh:
Churcill; 2003. h. 503-6
Prognosis