ADOPSI ANAK
Adopsi anak di Indonesia telah berlangsung cukup lama, namun informasi mengenai
tata cara yang benar secara legal belum diketahui secara luas. Di Indonesia, adopsi anak harus
dilakukan secara legal berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak. Undang- undang ini bertujuan
menjamin perlindungan hak – hak anak yang diadopsi. Yayasan resmi yang ditunjuk
pemerintah untuk proses adopsi adalah Yayasan Sayap Ibu (Jakarta) dan Yayasan Matahari
Terbit (Surabaya).
Syarat anak yang akan diadopsi antara lain belum berusia 18 tahun, merupakan anak
terlantar atau ditelantarkan, berada dalam asuhan keluarga atau lembaga pengasuh anak, dan
memerlukan perlindungan khusus. Perlindungan khusus yang dimaksud adalah dalam situasi
darurat, berasal dari kelompok minoritas/terisolasi, tereksploitasi secara ekonomi atau
seksual, diperdagangkan, korban perlakuan salah dan penelantaran. Anak dapat diadopsi dari
panti sosial atau panti asuhan yang telah memiliki izin resmi dari Kementrian Sosial dalam
bidang pengangkatan anak. Seseorang dapat mengangkat anak paling banyak 2 kali dengan
jarak waktu paling singkat 2 tahun. Pengangkatan anak kembar dapat dilakukan sekaligus.
Peraturan Pemerintah di atas tidak menjelaskan keharusan anak atau calon orangtua
untuk melakukan skrining tes kesehatan. Namun, American Academy of Pediatrics
merekomendasikan evaluasi kesehatan untuk anak calon adopsi internasional (berasal dari
negara lain). Evaluasi kesehatan bertujuan mencari kondisi medis yang tidak bermanifestasi
secara klinis serta menyingkirkan adanya kondisi yang sebelumnya pernah dilaporkan. Hal
ini penting untuk diketahui oleh calon orangtua, terkait dengan pemeriksaan dan pengobatan
tata laksana lanjutan setelah adopsi disetujui.
Proses adopsi anak melalui jalur resmi tidak memerlukan biaya. Untuk melengkapi
seluruh proses adopsi memerlukan waktu kurang lebih 2 tahun. Meskipun hal ini memerlukan
waktu cukup panjang, namun proses ini penting karena berkaitan dengan aspek legal dan
masa depan anak dan keluarga yang bersangkutan. Status legal akan memudahkan anak
dalam proses bersekolah, kuliah, bekerja, dan menikah.
Pengasuhan anak adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang,
kelekatan, keselamatan, dan kesejahteraan yang menetap dan berkelanjutan demi kepentingan
terbaik bagi anak.
Banyak anak di Indonesia yang tidak bisa tinggal dan diasuh orang tua kandung
(biologis) atau tidak mendapatkan pengasuhan yang layak. Karena itu kita bersama berupaya
agar anak-anak tersebut dapat kembali diasuh dalam lingkungan keluarga.
Keluarga pengganti, yaitu orang tua asuh, wali dan orang tua angkat menjadi pilihan
pengasuhan anak berbasis keluarga. Keluarga asuh (foster care) menjadi salah satu pilihan
bagi anak untuk tetap mendapatkan kasih sayang, kelekatan, keselamatan, kesejahteraan yang
menetap serta kehangatan keluarga.
Orang tua asuh adalah suami istri atau orang tua tunggal selain keluarga yang
menerima kewenangan untuk melakukan pengasuhan anak yang bersifat sementara. Orang
tua asuh atau dapat dikenal juga dengan foster care menjadi salah satu pilihan pengasuhan
alternatif bagi anak yang berada dalam kondisi tidak memungkinkan diasuh oleh orang tua
maupun keluarga besarnya. sampai anak mendapatkan pengasuhan permanen demi
kepentingan terbaik bagi anak.
Apa Perbedaan Orang Tua Asuh dengan Pengangkatan Anak (Adopsi)
Salah satu pertanyaan yang tidak saja banyak muncul di masyarakat tapi juga dikalangan para
praktisi pengasuhan anak.
Infografis berikut semoga sedikit membantu....
Anak asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga untuk diberikan
bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan. Hal ini dikarenakan orang
tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak secara
wajar.
Kriteria anak asuh meliputi:
a. Anak terlantar
b. Anak dalam asuhan keluarga yang tidak mampu melaksanakan kewajiban dan tanggung
jawabnya sebagai orang tua
c. Anak yang memerlukan perlindungan khusus, dan/atau
d. Anak yang diasuh oleh Lembaga Asuhan Anak
Siapa saja bisa menjadi orang tua asuh (foster parent) dengan kriteria sebagai berikut:
Anda dapat mengasuh anak untuk jangka pendek maupun panjang dengan perpanjangan
setiap satu tahun. Status orang tua asuh dapat dapat berakhir jika:
- Anak berusia 18 tahun
- Anak melakukan reunifikasi/kembali dengan orang tua biologis
- Mengundurkan diri
- Melewati batas umur 55 tahun
- Melakukan tindak pidana
- Melakukan kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah terhadap anak
- Mengalami sakit fisik dan mental serta gangguan ekonomi yang menghilangkan
kemampuan untuk melakukan pengasuhan anak
- Meninggal dunia
Daftar Pustaka