Anda di halaman 1dari 23

Selasa, November 03, 2009 Retardasi Mental BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG - Angka pengangguran 50-70% -3 %, kriteria : -90% :7% Retardasi Mental (RM) bukan penyakit.Kita tidak mendapatkan Retardasi Mental dari siapapun.Juga bukan tipe sakit mental seperti depresi.Tidak ada obat untuk Retardasi Mental.Namun, kebanyakan anak dapat belajar untuk melakukan banyak hal. Itu membutuhkan usaha dan waktu lebih dibandingkan yang lain. MACAM-2 TINGKAT RETARDASI MENTAL SESUAI IQ RINGAN 50-70 DEBIL SEDANG 35-49 IMBESIL RINGAN BERAT 20-34 IMBESIL BERAT SANGAT BERAT <>3% 50 70 85 110 130 IQ B. TUJUAN

Untuk mengetahui penyebab terjadinya retardasi mental. Untuk mengetahui gejala-gejala yang timbul pada anak retardasi mental. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan perawatan pada anak retardsi mental. C. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan makalah yang berjudul Retardasi Mental adalah menggunakan metode deduktif dan induktif yaitu beranjak dari pembahasan tentang hal-hal umum (Deduktif) ke hal-hal khusus (Induktif) yang terkait dengan judul dari makalah yang akan dibuat. Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN SISTEMATIKA PENULISAN BAB II TINJAUAN TENTANG RETRDASI MENTAL PENGERTIAN RETRDASI MENTAL KLASIFIKASI BERDASARKAN GEJALA DAN TINGKAT KECERDASANNYA. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA RETARDASI MENTAL BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN SARAN BAB II TINJAUAN TENTANG RETARDASI MENTAL

A. PENGERTIAN RETARDASI MENTAL Definisi : fungsi Intelektual berada dibawah normal, timbul pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991) American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992 :

Kelemahan/ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sbl 18 tahun) ditandai dengan fs.kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai keterbatasan lain pada sedikitnya dua area berikut : berbicara dan berbahasa; ketrampilan merawat diri, ADL; ketrampilan sosial; penggunaan sarana masyarakat; kesehatan dan keamanan; akademik fungsional; bekerja dan rileks, dll. Menurut Carter CH (dikuitip dari Toback C), retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal. Menurut Melly Budhiman, seseorang dikatakan retardasi mental apabila fungsi intelektualnya dibawah normal, terdapat kendala dalam prilaku adaptif social, serta ada gejala timbul pada masa perkembangannya dibawah usia 18 tahun. Retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku dan gejalanya timbul pada masa perkembangan (Crocker AC:1983) Menurut kamus psikologi, retardasi mental adalah perlambatan perkembangan mental seseoramg, serta satu kegagalan untuk maju berkembang secara normal di sekolah. B. KLASIFIKASI RETARDASI MENTAL 1. BERDASARKAN GEJALANYA: Kelainan mental tipe ini merupakan kelainan fisis dari mental yang cukup berat, hal tersebut dikarenakan pleh seringnya terjadi kelainan organic (berupa kelainan kromosom/abnormalitas (penyakit-pemyakit metabolik)).Kebanyakan dari mereka yang mengalami tipe ini perlu perawatan terus menerus dan orang tua dari anak tersebut cepat mencari pertolongan unuk anaknya karena mereka melihat sendiri kelainan yang ada. Retardasi mental tipe ini, pada umumnya mempunyai taraf golongan IQ Boderline dan retardai mental ringan .hal tersebut dikarenakan kurangnya stimulus dari lingkungan sehingga secara bertahap menurunkan IQ yang dengan bersamaan terjadinya maturnasi. Contoh retardasi mental pada tipe ini, dapat dilihat dari beberapa kali gagalnya seseorang anak naik kelas.Dan biasanya hal itu, baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti pelajaran. Retardasi mental tipe ini, pada dasarnya tampak seperti anak yang normal, sehingga dapat disebut Retardasi Enam jam. Karena begitu mereka kelar sekolah mereka dapat bermain seperti anak yang normal lainnya.Tipe ini kebanyakan barasal dari golongan ekonomi rendah sehingga orang tua tidak dapat melihat adanya kelainan pada anaknya, dan mereka baru mengetahui dari guru atau dari psikolog. 2. BERDASARKAN GOLONGAN KECERDASANNYA: RM Berat RM Sangat berat Taraf IQ 20-34 <>21 tahun) Keterampilan sosial dan pekerjaan yang cukup untuk mencari nafkah (tapi perlu bimbingan dan bantuan bila mengalami stres sosial atau ekonomi yang luar biasa Dapat mencari bafkah dengan pekerjaan kasar (unskill) dalam keadaan terlindung Perlu pengawasan, bimbingan, bantuan bila stres sosial dan ekonomi yang ringan RM Ringan RM Sedang Taraf IQ 50-70 35-49 Usia mental yang dapat di capai Maksimal usia 11-12 tahun Maksimal usia 7-8 tahun Etilogi Sering karena deprivasi psikososial Deprivasi psikososial, abnormal biologic Cirri-ciri:pada usia prasekolah (0-5 thn) Sering tidak dapat dibedakan dengan anak normal Dapat bicara /berkomunikasi Kesadaran social kurang Perkembangan motorik cukup RM Ringan RM sedang Patokan pendidikan Dapat dididik & dilatih (di SLB/C) ~ kelas 6 SD Dapat mencari nafkah sederhana dengan baik Dapat dididik (di SLB/C) ~kelas 3 SD Dapat mencari nafkah dengan pekerjaan kasar C. ETIOLOGI

plasenta)

ritas, perdarahan intrakranial, asphyxia neonatorum, dll Non organik

o 25% kasus, faktor penyebabnya adalah factor biologic Tingkatan retardasi mental yang ditimbulkannya adalah: sedang hingga berat IQ < 50 o 75% kasus, penyebabnya tidak ditemukan factor biologic, tapi factor psikososial tingkat retardasi mentalnya: ringan IQ 50-70 Diagnosa ditegakkan setelah masuk sekolah D. PENCEGAHAN Imunisasi bagi anak dan ibu sebelum kehamilan Konseling perkawinan Pemeriksaan kehamilan rutin Nutrisi yang baik Persalinan oleh tenaga kesehatan Memperbaiki sanitasi dan gizi keluarga Pendidikan kesehatan mengenai pola hidup sehat Program mengentaskan kemiskinan, dll BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA RETARDASI MENTAL PROSES KEPERAWATAN PENGKAJIAN : Tanda dan gejala : Mengenali sindrom seperti adanya DW atau mikrosepali - Adanya kegagalan perkembangan yang merupakan indikator RM seperti anak RM berat biasanya mengalami kegagalan perkembangan pada tahun pertama kehidupannya, terutama psikomotor; RM sedang memperlihatkan penundaan pada kemampuan bahasa dan bicara, dengan kemampuan motorik normal-lambat, biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun; RM ringan biasanya terjadi pada usia sekolah dengan memperlihatkan kegagalan anak untuk mencapai kinerja yang diharapkan. -

-langit

lebar, klinodaktil, Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang dan tegap/panjang kecil meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk Tingkatan/klasifikasi RM (APA dan Kaplan; Sadock dan Grebb, 1994) - Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun) Karakteristik : a. Usia presekolah tidak tampak sebagai anak RM, tetapi terlambat dalam kemampuan berjalan, bicara , makan sendiri, dll b. Usia sekolah, dapat melakukan ketrampilan, membaca dan aritmatik dengan pendidikan khusus, diarahkan pada kemampuan aktivitas sosial. c. Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional, diperbolehkan menikah tidak dianjurkan memiliki anak. Ketrampilan psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi. - Sedang ( IQ 35- 40 hingga 50 - 55; umur mental 3 - 7 tahun) Karakteristik : a. Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik, terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri. b. Usia sekolah, dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana, Tidak ada kemampuan membaca dan berhitung. c. Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi dalam rekreasi, dapat melakukan perjalanan sendiri ke tempat yang dikenal, tidak bisa membiayai sendiri. - Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3 tahun) Karakteristik : a. Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik, kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon dalam perawatan diri tingkat dasar seperti makan. b. Usia sekolah, gangguan spesifik dalam kemampuan berjalan, memahami sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila dilatih sistematis. c. Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang, perlu arahan berkelanjutan dan protektif lingkungan, kemampuan bicara minimal, menggunakan gerak tubuh. Sangat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi) Karakteristik : a. Usia prasekolah retardasi mencolok, fs. Sensorimotor minimal, butuh perawatan total.b. Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan, memperlihatkan respon emosional dasar, ketrampilan latihan kaki, tangan dan rahang. Butuh pengawas pribadi.Usia mental bayi muda. c. Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total,

jaringan otak, injury jari Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitf. Sasaran pasien 1.Pasien mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.Intervensi Libatkan anak dan keluarga dalam program stimulasi dini pada bayii untuk membantu memaksimalkan untuk membedakan perubahan fungsi samar sehingga rencana perawatan dapat diperbaiki sesuai kebutuhan. -tugas khusus untuk perilaku anak karena hal ini

ncari tahu program khusus perawatan sehari dan kelas-kelas pendidikan berikan penyuluhan pada anak dan orang tua tentang maturasi fisik, perilaku seksual, perkawinan dan Anak melakukan aktivitas hidup sehari-isu remaja digali dengan tepat.Sasaran pasien 2 Pasien mencapai sosialisasi yang optimal.Intervensi keperawatan / -

remaja informasi praktik sosial dan kode prilaku yang kongkrit dan terdefinisi dengan baik, karena kemudahan persuasi anak dan kurangnya penilaian dapat membuat anak nerada pada resiko berbahaya.Hasil yang

Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita retardasi mental. Sasaran Berikan informasi pada keluarga sesegera mungkin pada saat atau setelah

kesempatan pa Dorong keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yang mempunyai masalah yang sama sehingga mereka entang derajat retardasi anak, penerimaan terhadap anak melalui perilaku sendiri karena orang tua sensitif pada perilaku efektif tik normal anak untuk membantu keluarga melihat anak sebagai individu dengan kekuatan serta kelemahannya masingperasaan dan kekhawatiran karena hal itu merupakan bagian dari proses adaptasi. Hasil yan Keluarga mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran mengenai kelahiran anak dengan retardasi mental dan

Defisit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik/kurangnya kematangan perkembangan INTERVENSI : 1. Kaji faktor penyebab gangguan perkembangan anak 2. Identifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasi perkembangan anak yang optimal. 3. Berikan perawatan yang konsisten 4. Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taktil 5.Berikan intruksi berulang dan sederhana 6.Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai anak 7.Dorong anak melakukan perawatan sendiri 8.Manajemen perilaku anak yang sulit 9.Dorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok 10. Ciptakan lingkungan yang aman PENDIDIKAN PADA ORANGTUA : 1. Perkembangan anak untuk tiap tahap usia 2. Dukung keterlibatan orangtua dalam perawatan anak 3.Bimbingan antisipasi dan manajemen menghadapi perilaku anak yang sulit 4. Informasikan sarana pendidikan yang ada dan kelompok, dll HASIL YANG DIHARAPKAN : - Anak berfungsi Optimal sesuai tingkatannya - Keluarga dan anak mampu menggunakan koping terhadaptantangan karena adanya ketidakmampuan - Keluarga mampu mendapatkan sumber-sumber sarana komunitas BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan: Retardasi mental adalah bentuk gangguan atau kekacauan fungsi mental atau kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimulus eksteren dan ketegangan-ketegangan sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan mental. Retardasi mental bisa saja terjadi pada setiap individu / manusia karena adanya faktor-faktor dari dalam maupun dari luar, gejala yang ditimbulkan pada penderita retardasi mental umumnya rasa cemas, takut, halusinasi serta delusi yang besar. Saran: a) Disarankan kepada para ibu agar memperhatikan kesehatan dirinya seperti memperhatikan gizi, hati-hati mengkonsumsi obat-obatan dan mengurangi kebiasaan buruk seperti: minum-minuman keras dan merokok. b) Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan perlu melakukan langkah prepentif guna menanggulangi gangguan mental yang dapat membahayakan kesehatan anak dan remaja caranya yaitu dengan menggalakkan penyuluhan tentang retardasi mental kepada masyarakat. DAFTAR PUSTAKA www.google.com/asuhan/keperawatan/pada...............................(23desember2008) www.medicalstudent.com/...............(25desember2008) Wong, Donna L.2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC:Jakarta. ://idmg04/retardasi-mental-rm/ http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/04/retardasimental-rm/

You Are Here: Home Psikologi Klinis Retardasi Mental dan Klasifikasinya Retardasi Mental dan Klasifikasinya Posted on M Baitul Alim on July 16, 2010

Retardasi mental adalah suatu gangguan aksis II, didefinisikan dalam DSM IV TR sebagai: (1) Fungsi intelektual yang di bawah rata-rata bersama dengan, (2) Kurangnya perilaku adaptif; dan (3) Terjadi sebelum usia 18 tahun. Kriteria retardasi mental dalam DSM IV TR adalah sebagai berikut: (1) Fungsi intelektual secara signifikan berada di bawah rata-rata, IQ kurang dari 70; (2) Kurangnya fungsi sosial adaptif dalam minimal dua bidang berikut: Komunikasi, mengurus diri sendiri, kehidupan keluarga, keterampilan interpersonal, penggunaan sumber daya komunitas, kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri, keterampilan akademik fungsional, rekreasi, pekerjaan, kesehatan dan keamanan; (3) Terjadi sebelum usia 18 tahun. Komponen pertama dalam definisi DSM memerlukan penilaian intelegensi.Penentuan IQ harus didasarkan pada berbagai tes yang diberikan kepada seseorang oleh seorang profesional yang kompeten dan terlatih dengan baik. Komponen berikutnya adalah fungsi adaptif, yaitu merujuk pada penguasaan keterampilan masa kanak-kanak seperti menggunakan toilet, berpakaian, memahami konsep waktu dan uang, mampu menggunakan peralatan, berbelanja, melakukan perjalanan dengan transportasi umum dan mengembangkan responsivitas sosial.Seorang remaja, contohnya, diharapkan mampu menerapkan keterampilan akademik, penalaran dan penilaian dalam kehidupan sehari-hari dan berpartisipasi dalam berbagai aktifitas kelompok.Seorang dewasa diharapkan dapat menyokong diri sendiri dan memegang tanggung jawab sosial. Komponen terakhir dalam definisi retardasi mental adalah gangguan ini terjadi sebelum usia 18 tahun, untuk mencegah mengklasifikasikan kelemahan intelegensi dan perilaku adaptif yang disebabkan oleh cedera atau sakit yang terjadi di kemudian hari sehingga mengakibatkan retardasi mental. Anak-anak yang mengalami hendaya berat sering kali didiagnosis pada masa bayi.Meskipun begitu, sebagian besar anak yang mengalami retardasi mental tidak diidentifikasikan demikian sampai mereka mulai sekolah. Anak-anak tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda fisiologis, neurologis, atau fisik yang jelas dan masalah tersebut muncul kepermukaan hanya setelah mereka menunjukkan ketidakmampuan untuk mengalami kehidupan yang sama seperti anak-anak seusia mereka di sekolah. Klasifikasi Retardasi Mental Kriteria penggolongan retardasi mental tidak bisa hanya menggunakan patokan intelegensi, karena beberapa orang yang masuk dalam kelompok retardasi mental ringan tidak memiliki gangguan pada fungsi adaptif sehingga tidak bisa digolongkan dalam gangguan retardasi mental.Penggolongan berdasarkan intelegensi dapat digunakan jika penderita mengalami gangguan pada fungsi adaptif.Berikut ini merupakan ringkasan karakteristik orang-orang yang masuk dalam masing-masing level retardasi mental. Retardasi mental ringan Antara IQ 50-55 hingga 70.Mereka tidak selalu dapat dibedakan dengan anak-anak normal sebelum mulai bersekolah. Di usia remaja akhir biasanya mereka dapat mempelajari keterampilan akademik yang kurang lebih sama dengan level 6. Mereka dapat bekerja ketika dewasa, pekerjaan yang tidak memerlukan keterampilan yang rumit dan mereka bisa mempunyai anak. Retardasi mental sedang Antara IQ 35-40 hingga 50-55.Orang yang mengalami retardasi mental sedang dapat memiliki kelemahan fisik dan disfungsi neurologis yang menghambat keterampilan motorik yang normal, seperti memegang dan mewarnai dalam garis, dan keterampilan motorik kasar, seperti berlari dan memanjat.Mereka mampu, dengan banyak bimbingan dan latihan, berpergian sendiri di daerah lokal yang tidak asing bagi mereka.Banyak yang tinggal di institusi penampungan, namun sebagian besar hidup bergantung bersama keluarga atau rumahrumah bersama yang disupervisi.

Retardasi mental berat Antara IQ 20-25 hingga 35-40.Umumnya mereka memiliki abnormalitas fisik sejak lahir dan keterbatasan dalam pengendalian sensori motor.Sebagian besar tinggal di institusi penampungan dan membutuhkan bantuan super visi terus menerus. Orang dewasa yang mengalami retardasi mental berat dapat berperilaku ramah, namun biasanya hanya dapat berkomunikasi secara singkat di level yang sangat konkret. Mereka hanya dapat melakukan sedikit aktifitas secara mandiri dan sering kali terlihat lesu karena kerusakan otak mereka yang parah menjadikan mereka relatif pasif dan kondisi kehidupan mereka hanya memberikan sedikit stimulasi.Mereka mampu melakukan pekerjaan yang sangat sederhana dengan supervisi terus-menerus. Retardasi mental sangat berat IQ di bawah 25. Mereka yang masuk dalam kelompok ini membutuhkan supervisi total dan sering kali harus diasuh sepanjang hidup mereka. Sebagian besar mengalami abnormalitas fisik yang berat serta kerusakan neurologis dan tidak dapat berjalan sendiri kemanapun.Tingkat kematian di masa anak-anak pada orang yang mengalami retardasi mental sangat berat sangat tinggi. Situs referensi lebih lanjut silahkan kunjungi Mental Retardation Syndromes, Service, Treatment Daftar Pustaka Davison, Gerald C, Neale, John M, Kring, Ann M. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Retardasi Mental dan Klasifikasinya Retardasi Mental dan Klasifikasinya Retardasi mental adalah suatu gangguan aksis II, didefinisikan dalam DSM IV TR sebagai: (1) Fungsi intelektual yang di bawah rata-rata bersama dengan, (2) Kurangnya perilaku adaptif; dan (3) Terjadi sebelum usia 18 tahun. Kriteria retardasi mental dalam...

Retardasi Mental dan Klasifikasinya Retardasi Mental dan Klasifikasinya Retardasi mental adalah suatu gangguan aksis II, didefinisikan dalam DSM IV TR sebagai: (1) Fungsi intelektual yang di bawah rata-rata bersama dengan, (2) Kurangnya perilaku adaptif; dan (3) Terjadi sebelum usia 18 tahun. Kriteria retardasi mental dalam...

Afrizan Psikologi Kamis, 22 Juli 2010 MAKALAH RETARDASI MENTAL (RM) BAB I PENDAHULUAN

Latarbelakang Masalah Banyak orangtua yang menganggap bahwa anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus merupakan suatu aib yang sngat besar dan memalukan bagi keluarga.Dan tidak jarang mereka membuang atau menggugurkan janin yang ada di rahim mereka. Salah satu dari anak yang memiliki kebutuhan khusus itu adalah anak yang memiliki IQ di bawah 70, dan pada umumnya orangtua akan menganggap anak meeka bodoh. Anak-anak yang memiliki IQ di bawah 70 ini jarang sekali dapat mengurus dirinya sendiri dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Untuk itu peran orangtua sangat di butuhkan namun jarang sekali orangtua sadar dan mengerti akan kebutuhan anaknya. BAB II PEMBAHASAN

1.1 Definisi Keterbelakangan Mental atau lazim disebut Retardasi Mental (RM) adalah suatu keadaan dimana keadaan dengan Intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anakanak).Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah Intelegensi yang terbelakang. Retardasi Mental disebut juga Oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau Tuna Mental. Keadaan tersebut ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata dan disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri atau berprilaku adaptif. Retardasi Mental sebenarnya bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari proses Patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap Intelektualitas dan fungsi Adaptif. Retardasi Mental ini dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa maupun gangguan fisik lainnya. Pada kenyataannya IQ (Intelligence Quotient) bukanlah merupakan satu-satunya patokan yang dapat dipakai untuk menentukan berat ringannya Retardasi Mental.Melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang berbeda.Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang tersedia, termasuk temuan Klinis, Prilaku Adaptif dan hasil Tes Psikometrik.Untuk diagnosis, yang pasti harus ada penurunan tingkat kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari lingkungan sosial biasa sehari-hari. Pada pemeriksaan fisik pasien dengan Retardasi Mental dapat ditemukan berbagai macam perubahan bentuk fisik, misalnya perubahan bentuk kepala: Mikrosefali, Hidrosefali, dan Sindrom Down. Wajah pasien dengan Retardasi Mental sangat mudah dikenali seperti Hipertelorisme, lidah yang menjulur keluar, gangguan pertumbuhan gigi dan ekspresi wajah tampak tumpul.Sebagai kriteria dan bahan pertimbangan dapat dipakai juga kemampuan untuk dididik atau dilatih dan kemampuan sosial atau kerja.Tingkatannya mulai dari taraf yang Ringan, Taraf Sedang, Taraf Berat, dan Taraf Sangat Berat. . Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan Retardasi Mental Ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70.Sekitar 85 % dari orang yang terkena Retardasi Mental.Pada umumnya anak-anak dengan Retardasi Mental Ringan ini tidak dapat dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah. Retardasi Mental Sedang

IQ sekitar 35-40 sampai 50-55

Retardasi Mental Berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40.

Retardasi Mental Sangat Berat IQ dibawah 20 atau 25. 1.2 Penyebab Beberapa Penyebab Retardasi Mental yaitu

Akibat Infeksi dan/atau Intoksikasi. Dalam Kelompok ini termasuk keadaan Retardasi Mental karena kerusakan jaringan otak akibat infeksi Intrakranial, cedera Hipoksia (kekurangan oksigen), cedera pada bagian kepala yang cukup berat, Infeksi sitomegalovirus bawaan, Ensefalitis, Toksoplasmosis kongenitalis, Listeriosis, Infeksi HIV, karena serum, obat atau zat toksik lainnya.

Akibat Rudapaksa dan atau Sebab Fisik Lain. Rudapaksa sebelum lahir serta juga trauma lain, seperti sinar x, bahan kontrasepsi dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan Retardasi Mental, Pemakaian alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil, Keracunan metilmerkuri, Keracunan timah hitam juga dapat mengakibatkan Retardasi Mental. Akibat Gangguan Metabolisme, Pertumbuhan atau Gizi. Semua Retardasi Mental yang langsung disebabkan oleh gangguan Metabolisme (misalnya gangguan metabolime lemak, karbohidrat dan protein), Sindroma Reye, Dehidrasi hipernatremik, Hipotiroid kongenital, Hipoglikemia (diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik), pertumbuhan atau gizi termasuk dalam kelompok ini hal-hal seperti Kwashiorkor, Marasmus, Malnutrisi dapat mengakibatkan Retardasi Mental.

Akibat Kelainan pada Kromosom Kelainan ini bisa diartikan dengan kesalahan pada jumlah Kromosom (Sindroma Down), defek pada Kromosom (sindroma X yang rapuh, sindroma Angelman, sindroma Prader-Willi), dan Translokasi Kromosom.

Akibat Kelainan Genetik dan Kelainan Metabolik Yang Diturunkan. Seperti Galaktosemia, Penyakit Tay-Sachs, Fenilketonuria, Sindroma Hunter, Sindroma Hurler, Sindroma Sanfilippo, Leukodistrofi metakromatik, Adrenoleukodistrofi, Sindroma Lesch-Nyhan, Sindroma Rett, Sklerosis tuberose Akibat Penyakit Otak Yang Nyata (Postnatal). Dalam kelompok ini termasuk Retardasi Mental akibat Neoplasma (tidak termasuk pertumbuhan sekunder karena rudapaksa atau peradangan) dan beberapa reaksi sel-sel otak yang nyata, tetapi yang belum diketahui betul etiologinya (diduga herediter).Reaksi sel-sel otak ini dapat bersifat degeneratif, infiltratif, radang, proliferatif, sklerotik atau reparatif.

Akibat Penyakit/Pengaruh Pranatal Yang Tidak Jelas. Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak diketahui etiologinya, termasuk Anomali Kranial Primer dan Defek Kogenital yang tidak diketahui sebabnya.

Akibat Prematuritas dan Kehamilan Wanita diatas 40 tahun. Kelompok ini termasuk Retardasi Mental yang berhubungan dengan keadaan bayi pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa hamil kurang dari 38 minggu.Serta behubungan pula dengan kehamilan anak pertama pada wanita Adolesen dan diatas 40 tahun. Akibat Gangguan Jiwa Berat. Untuk membuat diagnosa ini harus jelas telah terjadi gangguan jiwa yang berat itu, dan tidak terdapat tandatanda patologi otak.

Akibat Deprivasi Psikososial dan Lingkungan Retardasi Mental dapat disebabkan oleh fakor-faktor Biomedik maupun Sosiobudaya seperti Kemiskinan, Status ekonomi rendah, Sindroma deprivasi.Contohnya Gangguan gizi yang tergolong berat dan berlangsung lama dibawah dan sebelum umur 4 tahun sangat memepengaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan Retardasi Mental. Namun keadaan gangguan Gizi ini dapat diperbaiki dengan memperbaiki gizi sebelum usia menginjak umur 6 tahun, namun tetap saja intelegensi yang rendah itu sudah sukar ditingkatkan walaupun anak itu dibanjiri dengan makanan bergizi. 1.3 Pencegahan Dan Pengobatan Untuk mendiagnosa Retardasi Mental pada seseorang dengan tepat, perlu diambil Anamnesa dari orang tua dengan sangat teliti mengenai kehamilan, persalinan dan perkembangan anak.Bila mungkin dilakukan juga pemeriksaan Psikologik, bila perlu diperiksa juga di laboratorium, diadakan evaluasi pendengaran dan bicara.Observasi Psikiatrik dikerjakan untuk mengetahui adanya gangguan Psikiatrik disamping Retardasi Mental itu sendiri. Pencegahan Primer pada orang dengan Retardasi Mental dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan keadaan Sosio-Ekonomi, Konseling Genetik dan Tindakan Kedokteran (seperti perawatan Prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita Adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan pencegahan peradangan otak pada anak-anak). Pencegahan Sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, Perdarahan Subdural, Kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan Kraniotomi; pada Mikrosefali yang Kogenital, operasi tidak menolong) Pencegahan Tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya disekolah luar biasa. Dapat diberi Neuroleptika kepada yang gelisah, Hiperaktif atau Dektruktif .Konseling kepada orang tua dilakukan secara Fleksibel dan Pragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi Frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan Retardasi Mental. Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran Zat (Metabolisme) sel-sel otak.

Kasus: Aldi berusia 6 tahun dia mengalami reterdasi mental di karenakan sewaktu ibunya mengandung, ibunya sering mengkonsumsi minuman beralkohol dan merokok, sehingga ketika ia lahir ia cacat. Ia sering sekali tidak bias menangkap pelajaran yang di sampaikan oleh gurunya di sekolah, tidak bisa bersosialisasi dengan temannya di lingkungan maupun di sekolahnya. Dia tidak mampu ntuk melakukan perkerjaan yang berat, segala sesuatunya ia harus di Bantu oleh orang-orang terdekatnya. Baik itu mandi, BAB maupun menggunakan pakaian.

1.4 Diagnosis Untuk mendiagnosa retardasi mental dengan tepat, perlu diambil anamnesa dari orang tua dengan teliti mengenai kehamilan, persalinan dan perkembangan anak.Bila mungkin dilakukan juga pemeriksaan psikologik, bila perlu diperiksa juga di laboratorium, diadakan evaluasi pendengaran dan bicara.Observasi psikiatrik dikerjakan untuk mengetahui adanya gangguan psikiatrik disamping retardasi mental. Tingkat kecerdasan intelegensia bukan satu-satunya karakteristik, melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang berbeda.Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang tersedia, termasuk temuan klinis, prilaku adaptif dan hasil tes psikometrik.Untuk diagnosis yang pasti harus ada penurunan tingkat kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari lingkungan sosial biasa sehari-hari. Pada pemeriksaan fisik pasien dengan retardasi mental dapat ditemukan berbagai macam perubahan bentuk fisik, misalnya perubahan bentuk kepala: mikrosefali, hidrosefali, dan sindrom down. Wajah pasien dengan retardasi mental sangat mudah dikenali seperti hipertelorisme, lidah yang menjulur keluar, gangguan pertumbuhan gigi dan ekspresi wajah tampak tumpul. Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu : 2 1. Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata. IQ kira-kira 70 atau dibawahnya pada individu yang dilakukan test IQ. 2. Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi, kemampuan menolong diri sendiri, berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan dan keamanan. 3. Onsetnya sebelum berusia 18 tahun Diagnosis Banding Anak-anak dari keluarga yang sangat melarat dengan deprivasi rangsangan yang berat (retardasi mental ini reversibel bila diberi rangsangan yang baik secara dini).Kadang-kadang anak dengan gangguan pendengaran atau penglihatan dikira menderita retardasi mental.Mungkin juga gangguan bicara dan cerebral palsy membuat anak kelihatan terbelakang, biarpun intelegensianya normal.Gangguan emosi dapat menghambat kemampuan belajar sehingga dikira anak itu bodoh. early infantile dan skizofrenia anak juga sering menunjukkan gejala yang mirip retardasi mental. BAB III PENUTUP Kesimpulan Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak).Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental. Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya. Retardasi Mental sebenarnya bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari proses Patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap Intelektualitas dan fungsi Adaptif. Retardasi Mental ini dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa maupun gangguan fisik lainnya. Jadi, sebagai orangtua harus menjaga dan mengerti atas kebutuhan anaknya, serta tidak menjatuhkannya namun, membimbing ia agar menjadi anak yang memiliki potensi khusus di balik kekurangannya. DAFTAR PUSTAKA

http://anakbayi.com/tanya-jawab/apakah-retardasi-mental-itu-karena-keturunan http://www.jevuska.com/2007/01/19/retardasi-mental http://unordinary-world.blogspot.com/2009/03/penyebab-keterbelakangan-mental.html

ASKEP RETARDASI MENTAL


19:28 Alamsyah Aris No comments

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang . Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0.3% dari seluruh populasi dan hamper 3% mempunyai IQ dibawah 70.Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak bias dimanfaatkan karena 0.1% dari anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya. Sehingga retardasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan bagi keluarga dan masyarakat.Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan pencegahannya masih merupakan masalah yang tidak kecil.

Hal inilah yang melatar belakangi kami untuk mengangkat masalah Retardasi mental dalam makalah kami. Selain itu, makalah ini juga merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan untuk melengkapi nilai di semester genap ini.

B. TUJUAN Adapun tujuan umum yang hendak dicapai dari penulisan makalah ini antara lain : 1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai retardasi mental. 2. Menjadikan masyarakat lebih mewaspadai dan menanggulangi adanya retardasi mental terhadap anak dan anggota keluarga mereka. 3. Memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai penanggulangan dan pengobatan serta perawatan terhadap para penderita retardasi mental.

BAB II PEMBAHASAN RETARDASI MENTAL A. Definisi Terdapat berbagai macam definisi mengenai retardasi mental,menurut: WHO

Retardasi mental yaitu kemampuan mental yang tidak mencukupi. Carter CH Retardasi mental yaitu suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang di anggap normal. Crocker AC Retardasi mental yaitu apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah,yang di sertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku,dan gejalanya timbul pada masa perkembangan. Melly Budhiman Seseorang di katakan retardasi mental bila memenuhi criteria sebagai berikut: a. Fungsi intelektual umum di bawah normal b. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif social c. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu di bawah usia 18 tahun.

Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan atau IQ (Intelegence Quotient). IQ adalah MA/CA x 100% M.A =Mental Age,umur mental yang di dapat dari hasil tets C.A =Chronological Age,umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir. Yang dimaksud dengan intulektual di bawah normal,yaitu apabila IQ dibawah 70.Anak ini tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena cara berpikirnya yang terlalu sederhana,daya tangkap dan daya ingatnya lemah,demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat lemah. Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku adaptif sosial adalah kemampuan seseorang untuk mandiri,menyesuaikan diri dan mempunyai tanggung jawab sosial yang sesuai dengan kelompok umur dan budayanya.Pada penderita retardasi mental gangguan perilaku adaptif yang paling menonjol adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya. Biasanya tingkah lakunya kekanak-kanakan tidak sesuia denagn umurnya. Gejala harus tersebut harus timbul pada masa perkembangan, yaitu dibawah umur 18 tahun. Karena kalau gejala tersebut timbul setelah umur 18 tahun,bukan lagi disebut retardasi mental tetapi penyakit lain sesuai dengan gejala klinisnya. B. Klasifikasi Menurut nilai IQ-nya,maka intelegensi seseorang dapat digolongkan sebagai berikut:

Nilai IQ Sangat Superior 130 atau lebih

Superior Diatas rata-rata Rata-rata Dibawah rata-rata Retardasi mental borderline Retardasi mental ringan (mampu didik) Retardasi mental sedang (mampu latih) Retardasi mental berat Retardasi mental sangat berat

120 - 129 110 - 119 90 - 110 80 - 89 70 - 79 52 - 69 36 - 51 20 - 35 dibawah 20

Yang sisebut retardasi mental apabila IQ dibawah 70,retardasi mental tipe ringan masih mampu didik, retardasi mental tipe sedang mampuh latih, sedangkan retardasi mental tipe berat dan sangat berat memerlukan pengawasan dan bimbingan seumur hidupnya. Bila ditinjau dari gejalanya,maka Melly Budhiman membagi: 1) Tipe klinik 2) Tipe sosio budaya 1 Tipe klinik Pada retardasi mental tipe klinik ini mudah di deteksi sejak dini, karena kelainan fisis maupun mentalnya cukup berat. Penyebabnya sering kelainan organik. Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus menerus dan kelainan ini dapat terjadi pada kelas sosial tinggi ataupun yang rendah. Orang tua dari anak yang menderita retardasi mental tipe klinik ini cepat mencari pertolongan oleh karena mereka melihat sendiri kelainan pada anaknya. 2 Tipe sosio budaya Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti pelajaran. Penampilannya seperti anak normal, sehingga disebut juga retardasi enam jam. Karena begitu mereka keluar sekolah, mereka dapat bermain seperti anak-anak yang normal lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal dari golongan sosial ekonomi rendah. Para orang tua dari anak tipe ini tidak melihat adanya kelainan pada anaknya,mereka mengetahui kalau anaknya gagal beberapa tidak naik kelas. Pada umumnya anak tipe ini mempunyai taraf IQ golongan borderline dan retardasi mental ringan.

C. Etiologi

Penyebab dari retardasi mental sangat kompleks dan multifaktorial. Walaupun begitu terdapat beberapa faktor yang potensial berperanan dalam terjadinya retardasi mental seperti yang dinyatakan oleh Taft LT dan Shonkoff JP dibawah ini. Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental :

1.

Non-organik

Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis Faktor sosiokultural Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik Penelantaran anak

2.

Organik

Faktor prakonsepsi Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan neurocutaneos, dll.) Kelainan kromosom ( X-linked, translokasi, fragile-X) syndrome polygenic familial.

Faktor prenatal Ganguan pertumbuhan otak trimester I

Kelainan kromosom (trisomi,mosaik,dll) Infeksi intrauterin,misalnya TORCH,HIV (Human immunodeficiency virus) Zat-zat teratogen (alcohol,radiasi dll) Disfungsi plasenta Kelainan congenital dari otak (idiopatik) Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III

Infeksi intrauterin, misalnya TORCH,HIV Zat-zat teratogen (alcohol, kokain, logam berat, dll) Ibu: diabetes militus,PKU (Phenylketonuria) Toksemia gravidarum Disfungsi plasenta Ibu malnutrisi Faktor perinatal Sangat premature Asfiksia neonatorum Trauma lahir: pendarahan intra cranial Meningitis Kelainan metabolik : hipoglikemia, hiperbilirubinemia

Faktor post natal Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat Neuro toksin, misalnya logam berat CVA (Cerebrovascular accident)

Anoksia, misalnya tenggelam Metabolik

Gizi buruk Kelainan hormonal, misalnya hipotiroid, pseudohipoparatiroid Aminoaciduria, misalnya PKU (Phenyl ketonuria) Kelainan metabolisme karbohidrat, galaktosemia, dll Infeksi Kebanyakan anak yang menderita retardasi mental ini berasal dari golongan social ekonomi rendah, akibat kurangnya stimulasi dari lingkungannya sehingga secara bertahap menurunkan IQ yang bersamaan dengan terjadinya mutasi. Demikian pula pada keadaan social ekonomi yang rendah dapat sebagai penyebab organik dari retardasi mental,

D. Diagnosis dan Gejala klinis Dengan melakukan skrining secara rutin misalnya dengan menggunankan DDST (Denver Developmental Screening Test), maka diagnosis dini dapat segera dibuat. Demikian pula anamnesis yang baik dari orang tuanya, pengasuh atau gurunya, sangat membantu dalam diagnosis kelainan ini. Setelah anak berumur 6 tahun dapat dilakukan test IQ. Sering kali hasil evaluasi medis tidak khas dan tidak dapat diambl kesimpulan. Pada kasusu seperti ini, apabila tidak ada kelainan pada system susunan saraf pusat, perlu, anamnesis yang teliti apakah ada keluarga yang cacat, mencari masalah lingkungan/factor nonorganic lainnya dimana diperkirakan mempengaruhi kelainan pada otak anak. Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata kongenita, yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental, yaitu : 1. Kelainan pada mata : Katarak Bintik cherry-merah pada daerah macula Kornea keruh 2. Kejang : Kejang umum tonik klonik Kejang pada masa neonatal 3. Kelainan pada kulit : Bintik-caf-au-lait 4. Kelainan rambut : Rambut rontok Rambut cepat memutih Rambut halus 5. Kepala : Mikrosefali Makrosefali

6. Perawakan pendek : Kretin Sindrom prader-willi 7. Distonia : Sindrom hallervorden Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut : 1. Retardasi mental ringan Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari kelompok ini termasuk dalam tipe social budaya, dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan sampai kelas 4-6 SD, juga bias silatih keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya. 2. Retardasi mental sedang Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas 2 SD saja, tetapai dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu misalnya pertukangan,pertanian dll. Dan apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan.Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri.Kelompok ini juga kurang mampu menghadapi stress dan kurang dapat mandiri,sehingga memerlukan bimbingan dan pengawasan. 3. Retardasi mental berat Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini.Diagnosis mudah ditegakkan secara dini,karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal sudah tedapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa.Kelompok ini termasuk tipe klinik.Mereka dapat dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana,tidak dapat dilatih keterampilan kerja,dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya. 4. Retardasi mental sangat berat Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik.Diagnosa ini mudah dibuat karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas.Kemampuan berbahasanya sangat minimal.Mereka ini seluruh hidupnya tergantung pada orang di sekitarnya

E. Pemeriksaan Penunjang Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retardasi mental,yaitu: 1. Kromosom kariotipe 2. EEG (Elektro Ensefalogram) 3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) 4. Titer virus untuk infeksi congenital 5. Serum asam urat (Uric acid serum) 6. Laktat dan piruvat 7. Plasma asam lemak rantai sangat panjang

8. Serum seng (Zn) 9. Logam berat dalam darah 10. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin 11. Serum asam amino atau asam organik 12. Plasma ammonia 13. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit: 14. Urin mukopolisakarida 15. Urin reducing substance 16. Urin ketoacid 17. Urin asam vanililmandelik

F. Penatalaksanaan Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi dan sangat individual. Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua anak penanganan multidisiplin merupakan jalan yang baik. Sebaiknya dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak secara individual untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal mungkin. Untuk itu perlu melibatakn psikolog untuk menilai perkembangan mental anak terutama kemampuan kognitifnya,dokter anak untuk memeriksa fisik anak,menganalisis penyebab,dan mengobati penyakit atau kelainan yang mungkin ada. Juga kehadiran pekerja social kadang-kadanng diperlukan untuk menilai situasi keluarganya. Atas dasar itu maka buatlah strategi terapi. Seringkali melibatkan lebih banyak ahli lagi,misalnya ahli saraf bila anka juga menderita epilepsi,palsiserebral,dll. Psikiater,bila anaknya menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila orang tuanya membutuhkan dukungan terapi keluarga. Ahli rehabilitasi,bila diperlukan untuk merangsang perkembangan motorik dan sensoriknya. Ahli terapi wicara,untuk memperbaiki gangguan bicaranya atau untuk merangsang perkembangan bicarnya. Serta diperlukan buruh pendidikan luar biasa untuk anak-anak yang retardasi mental ini. Pada orang tuanya perlu diberi penerangan yang jelas mengenai keadaan anaknya, dan apa yang dapat diharapkan dari terapi yang diberikan. kadang-kadang diperlukan waktu yang lama untuk meyakinkan orang tua mengenai keadaan anaknya, maka perlu konsultasi pula dengan psikolog dan psikiater. Disamping itu diperlukan kerja sama yang baik antara guru dengan orang tuanya,agar tidak terjadi kesimpang siurandalam strategi penanganan anak disekolah dan dirumah. Anggota keluarga lainnya juga harus diberi pengertian. Disamping itu masyarakat perlu diberikan penerangan tenteng retardasi mental,agar mereka dapat menerima anak Sekolah khusus untuk anak retardasi mental ini adalah SLB-C.Di sekolah ini diajarkan keterampilanketerampilan dengan harapan mereka dapat mandiri dikemudian hari. Diajarkan pula tentang baik buruknya suatu tindakan tertentu,sehingga mereka diharapkan tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji,seperti mencuri,merampas,kejahatan seksual,dll. Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan seperti pemeriksaan kesehatan yang rutin,imunisasi,dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya. Anak-anak ini sering juga disertai dengan kelainan fisik yang memerlukan penanganan khusus.

G. Pencegahan Dengan memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit yang potensial dapat mengakibatkan retardasi mental, misalnya melalui imunisasi. Konseling perkawinan, pemeriksaan kehamilan yang rutin, nutrisi yang baik selama kehamilan, dan bersaling pada tenaga kesehatan yang berwenang maka dapat membantu menurunkan angka kejadian rfetardasi mental. Demikian pula dengan mengentaskan kemiskinan dengan membuka lapangan kerja, memberikan pendidikan yang baik, memperbaiki senitasi lingkungan, meningkatkan gizi keluarga, akan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Dengan adanya program BKB (Bina Keluarga dan Balita)yang merupakan stimulasi mental dini dan bisa dikembangkan dan juga deteksi dini, maka dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Diagnosis ini sangat penting, dengan melakukan skrining sedini mungkin, terutama pada tahun pertama, maka dapat dilakukan intervensi yang dini pula. Misalnya diagnosis dini dan terapi dini hipotiroid, dapat memperkecil kemungkinan retardasi mnetal. Detaksi dan intervensi dini pada retardasi mental sangat membantu memperkecil retardasi yang terjadi.

BAB III KONSEP ASKEP

A.Pengakajian.

Pengakjian dapat dilakukan melalui: 1. Neuroradiologi dapat menemukan kelainan dalam struktur kranium, misalnya klasifikasi atau peningkatan tekanan intrakranial. 2. Ekoesefalografi dapat memperlihatkan tumor dan hamatoma. 3. Biopsi otak hanya berguna pada sejumlah kecil anak retardasii mental. Juga tidak mudah bagi orang tua untuk menerima pengambilan jaringan otak dalan jumlah kecil sekalipun karena dianggap menambah kerusakan otak yang memang tidak adekuat. 4. Penelitian bio kimia menentukan tingkat dari berbagai bahan metabolik yang diketahui mempengaruhi jaringan otak jika tidak ditemukan dalam jumlah besar atau kecil, misalnya hipeglekimia pada neonatus prematur, penumpukan glikogen pada otot dan neuron, deposit lemak dalam otak dan kadar fenilalanin yang tinggi.

Atau dapat melakukan pengkajian sebagai berikut:

Lakukan pengkajian fisik. Lakukan pengkajian perkembangan. Dapatkan riwayat keluarga, teruma mengenai retardasi mental dan gangguan herediter dimana retardasi mental adalah salah satu jenisnya yang utama.

Dapatkan riwayat kesehatan unutk mendapatkan bukti-bukti adanya trauma prenatal, perinatal, pascanatal, atau cedera fisik.

Infeksi maternal prenatal (misalnya, rubella), alkoholisme, konsumsi obat. Nutrisi tidak adekuat. Penyimpangan lingkungan. Gangguan psikiatrik (misalnya, Autisme). Infeksi, teruma yang melibatkan otak (misalnya, meningitis, ensefalitis, campak) atau suhu tubuh tinggi. Abnormalitas kromosom. Bantu dengan tes diagnostik misalnya: analis kromosom, disfungsimetabolik, radiografi, tomografi, elektro ersafalografi.

Lakukan atau bantu dengan tes intelegensia. Stanford, binet, Wechsler Intellence, Scale, American Assiciation of Mental Retardation Adaptif Behavior Scale.

Observasi adanya manifestasi dini dari retardasi mental: - Tidak responsive terhadap kontak. - Kontak mata buruk selama menyusui. - Penurunan aktivitas spontan. - Penurunan kesadaran terhadap suara getaran. - Peka rangsang. - Menyusui lambat.

B. Diagnosa 1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitf. 2. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita retardasi mental.

C. Intervensi 1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitf. hasil yang ingin dicapai

Anak dan keluarga aktif terlibat dalam program stimulai bayi. Keluarga menerapkan konsep-konsep dan melanjutkan aktivitas perawatan anak di rumah. Anak melakukan aktivitas hidup sehari-hari pada kapasitas optimal. Keluarga mencari tahu tentang program pendidikan.

Intervensi keperawatan. Libatkan anak dan keluarga dalam program stimulasi dini pada bayii Rasional : untuk membantu memaksimalkan perkembangan anak. Kaji kemajuan perkembangan anak dengan interval regular, buat catatan yang terperinci untuk membedakan perubahan fungsi samar Rasional : sehingga rencana perawatan dapat diperbaiki sesuai kebutuhan. Bantu keluarga menyusun tujuan yang realitas untuk anak, Rasional : untuk mendorong keberhasilan pencapaian sasaran dan harga diri. Berikan penguatan positif / tugas-tugas khusus untuk perilaku anak Rasional : karena hal ini dapat memperbaiki motivasi dan pembelajaran. Berikan pada remaja informasi praktik sosial dan kode prilaku yang kongkrit dan terdefinisi dengan baik, Rasional : karena kemudahan persuasi anak dan kurangnya penilaian dapat membuat anak nerada pada resiko berbahaya. 2.. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita retardasi mental. Hasil yang diharapkan Keluarga mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran mengenai kelahiran anak dengan retardasi mental dan impikasinya. Anggota keluarga membuat keputusan yang realistik berdasarkan kebutuhan dan kemampuan mereka. Anggota keluarga menunjukan penerimaan terhadap anak.

Intervensi Keperawatan Berikan informasi pada keluarga sesegera mungkin pada saat atau setelah kelahiran. Rasional ; Agar keluarga mampu menerima keadaan yang sesungguhnya. Ajak kedua orang tua untuk hadir pada konferensi pemberian informasi. Rasional : Agar orang tua mendapatkan banyak informasi tentang retardasi mental.

Diskusikan dengan anggota keluarga tentang manfaat dari perawatan dirumah, beri kesempatan pada mereka untuk menyelidiki semua alternatif residensial sebelum membuat keputusan. Rasional : Agar mereka dapat mengambil keputusan yang terbaik bagi mereka dan anaknya. Dorong keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yang mempunyai masalah yang sama Rasional : sehingga mereka dapat menerima dukungan tambahan..

D. Evaluasi Pasien mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Keluarga mampu menerima keadaan yang anaknya yang retardasi mental. BAB IV PENUTUP

A.

Kesimpulan Retardasi mental adalah bentuk gangguan atau kekacauan fungsi mental atau kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimulus eksteren dan ketegangan-ketegangan sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaanmental. Retardasi mental bisa saja terjadi pada setiap individu / manusia karena adanya faktor-faktor dari dalam maupun dari luar, gejala yang ditimbulkan pada penderita retardasi mental umumnya rasa cemas, takut, halusinasi serta delusi yang besar.

B.

Saran a) Disarankan kepada para ibu agar memperhatikan kesehatan dirinya seperti memperhatikan gizi, hati-hati mengkonsumsi obat-obatan dan mengurangi kebiasaan buruk seperti: minum-minuman keras dan merokok. b) Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan perlu melakukan langkah prepentif guna menanggulangi gangguan mental yang dapat membahayakan kesehatan anak dan remaja caranya yaitu dengan menggalakkan penyuluhan tentang retardasi mental kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai