Oleh:
Amalia Zhahrina
Elmasita
Jullyarsen
Siti Ronelda
Pembimbing :
dr. Maisarah, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PEKANBARU
PERIODE 3 SEPTEMBER– 6 OKTOBER 2018
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Epidemiologi
Faktor Prenatal
Faktor Perinatal
Sedang
Retardasi
mental
Berat
Sangat
berat
• IQ 50-69
• Bahasa sedikit terlambat, sebagian besar mampu
• Sebagian besar mampu merawat diri
• Sedikit terlambat dalam keterampilan praktis dan rumah
tangga
• Kesulitan dalam akademis, perlu model pembelajaran yang
sesuai
• Tidak matang secara emosional dan sosial
• Ganggguan penyerta:
– Autisme
– Gangguan perkembangan lain
– Epilepsi
– Gangguan tingkah laku
– Disabilitas fisik
Tes Psikometrik
Temuan Klinis
Neurologis Kelainan
Tonus Otot
Motorik Refleks
Gerakan
Involunter
Pemeriksaan Laboratorium
CVS
Pemeriksaan Psikologis
Kemampuan
Perceptual
Informasi • Emosional
tentang • Motivasional
Faktor • Interpersonal
• Perkembangan
motorik halus
Pada Bayi dan kasar
• Perkembangan
Linguistik bicara dan
bahasa
Pemeriksaan Penunjang Lainnya
USG Kepala
=
CT-Scan
Kalsifikasi atau
perdarahan
MRI
Diagnosis diferensial
Diagnosis diferensial RM
Gangguan
RM perkembangan Demensia
pervasif
Kemampuan belajar Kerusakan kualitatif
dan komunikasi dalam komunikasi
terbatas dan interaksi sosial
Terdapat kerusakan
kognitif yang spesifik,
hendaya daya ingat
progresif
Diagnosis hanya pada Diagnosis pada setiap
anak <18 tahun usia
Terapi
1. Tatalaksana Medis
• Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki
keseimbangan emosi dan fungsi kognitif.
• Imipramin, dekstroamfetamin, klorpromazin,
flufenazin, fluoksetin kadang-kadang dipergunakan
oleh psikiatri anak.
• Untuk menaikkan kemampuan belajar pada umumnya
diberikan tioridazin (melleril), metilfenidat,
amfetamin, asam glutamat, gamma aminobutyric acid
(GABA)
Terapi
2. Rumah Sakit/Panti Khusus : Kerugian penempatan di panti
khusus bagi anak retardasi mental adalah kurangnya
stimulasi mental