Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Isu global merupakan persoalan lintas budaya dan bangsa yang sedang hangat
dibicarakan pada masa sekarang ini oleh masyarakat di dunia. Isu ini tidak hanya dihadapi
oleh satu negara saja, melainkan dihadapi oleh berbagai negara di belahan dunia.
Isu-isu global yang berkembang di dunia saat ini meliputi isu tentang lingkungan
dan isu tentang kemanusiaan. Isu tentang lingkungan mencakup kekurangan pangan,
kekurangan sumber air bersih, polusi, dan perubahan iklim. Sedangkan isu tentang
kemanusiaan mencakup kemiskinan, konflik atau perang, dan wabah penyakit.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa saja isu-isu global yang berkaitan dengan lingkungan?
2. Apa saja isu-isu global yang berkaitan dengan kemanusiaan?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan isu-isu global yang
sedang hangat dibicarakan saat ini meliputi isu tentang lingkungan dan isu tentang
kemanusiaan.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui isu-isu penting persoalan lintas budaya dan bangsa yang sedang
hangat dibicarakan saat ini.
2. Dapat memikirikan solusi penting untuk mengatasi isu-isu global.

BAB II

1
PEMBAHASAN

2.1. Isu Tentang Lingkungan

a. Kekurangan Pangan
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang hakiki.
Kebutuhan pangan di setian daerah harus tersedia dalam jumlah yang cukup, mutu
yang bagus, aman untuk dikonsumsi, serta harga yang terjangkau oleh masyarakat.
Kekurangan pangan masih menjadi masalah besar bagi umat manusia walaupun
pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan
penduduk yang sangat cepat sehingga tidak seimbang dengan produksi pangan. Selain
itu, distribusi sumber pangan yang tidak merata juga menyebabkan terjadinya
kekurangan pangan.
Menurut FAO, saat ini terdapat sekitar 200 juta orang yang kekurangan pangan,
terutama di negara-negara berkembang. Kekurangan pangan menciptakan gejala serius
berupa kelaparan. Kejadian kekurangan pangan tertinggi terdapat di Afrika Sub-
Sahara, dimana satu dari setiap tiga orang mengalami kelaparan kronis. Sedangkan
jumlah terbesar orang yang kekurangan pangan yaitu di Asia Selatan (299 juta) diikuti
oleh Asia Timur (225 juta).

b. Kekurangan Sumber Air Bersih


Sejak dulu air diakui sebagai sumber kehidupan. Air, khususnya air bersih
banyak dimanfaatkan manusia untuk berbagai keperluan, terutama sekali untuk minum.
Dengan demikian, ketersediaan air bersih merupakan keharusan bagi penduduk di suatu
wilayah. Sumber-sumber air bersih bisa didapatkan dari mata air, atau sungai yang telah
dilakukan proses penyulingan.
Dengan demikian bertambahnya jumlah penduduk dunia, kebutuhan air bersih
juga meningkat tajam. Seiring dengan itu, sumber-sumber air bersih menjadi berkurang
atau justru semakin habis. Dewasa ini, penduduk dunia dilanda kekurangan air bersih.
Padahal masalah dan kelangsungan hidup manusia. Berdasarkan laporan resmi WHO,
disebutkan bahwa setiap tahun lebih dari 1,6 juta orang meninggal dunia larena
rendahnya akses terhadap air bersih dan sanitasi.

2
Kurangnya ketersediaan air bersih berarti telah terjadi kelangkaan air sebagai
sumber kehidupan. Kelangkaan air bersih menyebabkan orang terpaksa bergantung
pada sumber air yang mungkin tidak aman. Tidak tersedianya air bersih dapat memicu
timbulnya berbagai macam penyakit, seperti kolera, tifus, malaria, demam berdarah dan
penyakit lain yang menular. Kelangkaan air juga menjadikan orang kehabisan waktu
dan dana untuk mendapatkan air bersih.
Perubahan iklim, kekeringan dan banjir yang sering kali terjadi ditengarai
berpengaruh terhadap ketersediaan air bersih. Contohnya kekeringan pada sebagian
sungai-sungai bersar di dunia. Berdasarkan laporan dari yayasan suaka margawatwa
alam (WWF) yang berkantor pusat di Swiss menyatakan bahwa sebanyak 10 sungai
besar di dunia yang ada di setiap benua mulai mongering dan terancam kekurangan
pasokan air. Di antara sungai besar tersebut adalah Yangtze, Mekong, Salween, Gangga
dan Indus, Danube di Eropa, La Plata dan Rio Grande di Amerika, Nil di Afrika dan
Murray Darling di Autralia.
Indonesia juga dilaporkan mulai terancam kekurangan air bersih. Badan Pusat
Statistik (BPS) memprediksi pada tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia melonjak
menjadi 247,5 juta jiwa. Jumlah tersebut mengakibatkan pemenuhan kebutuhan air
meningkat menjadi 9391 miliar m3 atau naik 47% dari tahun 2000. Padahal ketersediaan
air cenderung menurun setiap tahunnya. Di pulau Jawa misalnya, ketersediaan air hanya
1750 m3 per kapita per tahun, jauh di bawah standar kecukupan yaitu 2000 m3 per kapita
per tahun. Jika hal ini idak ditanggulangi, dipastikan Indonesia akan mengalami
kelangkaan air bersih pada tahun 2020. Diperkirakan, ketersediaan air pada tahun
tersebut hanya 1200 m3 per kapita per tahun. Hal ini sangat ironis, mengingat Indonesia
termasuk dalm 10 negara yang kaya akan air (Tempo, Maret 2007).

c. Polusi atau Pencemaran


Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-
Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Pencemaran
lingkungan dapat berupa pencemaran tanah, air, dan udara.

3
Pencemaran udara yang menjadi masalah adalah tercemarnya udara oleh zat-zat
yang berbahaya yang menimbulkan masalah kesehatan. Dikenali lebih dari 150 jenis
bahan pencemar udara yang merupakan hasil langsung dari proses alami (langsung dari
letusan gunung, pembakaran di kendaraan atau pabrik, pembakaran sampah) maupun
yang terjadi sebagai hasil proses lanjut bahan-bahan kimia di udara dengan ataupun
tanpa dipicu oleh radiasi matahari.
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemar, seperti sampah-
sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintetis, pecahan kaca, kaleng, detergen
yang bersifat nonbiodegradable (secara alami sulit diuraikan) dan zat kimia dari
buangang pertanian, misalnya insektisida. Sedangkan encemaran air disebabkan oleh
sampah masyarakat, limbah industri, limbah pertanian, dan limbah rumah tangga.

d. Perubahan Iklim
Sumber energy fosil (minyak bumi, batu bara dan gas alam) yang dihasilkan
oleh banyak pembangkit energy mengakibatkan terjadinya pencemaran udara. Hal ini
karena pembangkit tersebut mengeluarkan gas dan zat-zat pencemar, seperti gas
sulfurdioksida (SO2) dan gas-gas rumah kaca (GRK), seperti karbondioksida (CO2).
Banyak penelitian menyebutkan bahwa GRK telah memicu terjadinya pemanasan
global akibat adanya efek rumah kaca.
Efek rumah kaca terjadi akibat GRK yang terkumpul di atmosfer membentuk
yang menghalangi radiasi panas matahari yang dipantulkan bumi sehingga tidak dapat
lepas ke atmosfer. Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana,
ozon dan N2O dimenyerap lapisan atmosfer yang menyerap radiasi radiasi panas
matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya, panas terperangkap
dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Lebih lanjut, pemanasan global telah memicu terjadinya perubahan iklim
(climate change). Perubahan iklim mengakibatkan adanya perubahan-perubahan yang
tidak terkirakan sebelumnya, seperti peningkatan suhu, melelhnya gunung es,
permukaan air laut naik, banyaknya banjir dan badai, serta musim panas yang semakin
panjang. Perubahan-perubahan iklim yang ekstrem inidapat mengancam kehidupan
manusia di bumi. Ancaman tersebut antara lain :
1. Panasnya suhu menimbulkan makin banyaknya wabah penyakit endemic seperti
leptospirosis, demam berdarah, diare dan malaria.

4
2. Wilayah-wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terancam tenggelam oleh naiknya
air laut.
3. Maraknya banjir dan badai topan yang sewaktu-waktu melanda pemukiman
manusia.
4. Berkurangnya ketersediaan air bersih karena kekeringan dalam jangka waktu lama.
5. Kegagalan panen karena cuaca yang tidak mendukung.

2.2. Isu-Isu Tentang Kemanusiaan

a. Kemiskinan
Masalah global yang kebanyakan terdapat di negara-negara berkembang adalah
kemiskinan. Istilah negara berkembang biasanya digunakan untuk merujuk kepada
negara-negara yang miskin. Misalnya, negara-negara di kawasan Asia Selatan,
seperti India dan Bangladesh. Kawasan negara miskin lainnya adalah negara negara
di kawasan Afrika seperti Sudan, Rwanda, dan Mali.
Kemisikinan merupakan masalah yang sering dihubungkan dengan kebutuhan,
kesulitan, dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. Kemisikinan tampak menjadi
problema serius yang harus segera ditangani.
Kemisikinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahamannya mencakup :
1. Gambaran akan kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan
sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
2. Gambaran akan kebutuhan social, termasuk keterkucilan social, ketergantungan,
dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.
memadai disini sangat berbeda-beda, melintasi bagian-bagian politik dan
ekonomi di seluruh dunia.

b. Konflik atau Perang


Konflik atau perang telah terjadi dimana-mana di seluruh dunia ini. Bumi yang
terkotak -kotak menjadi ratusan negara ini dan dihuni lebih dari 6 milyar manusia
ternyata penuh dengan konflik. Konflik antar manusia, antar golongan, antar etnis, dan
antar negara. Setiap negara pernah mengalami konflik baik dalam dan luar negri.
Mengapa perang telah dikatakan menjadi bagian dari kehidupan dan sejarah
kehidupan manusia? Karena manusia telah mengenal pertikaian sejak dulu. Sejak

5
zaman purba mausia telah mengenal hidup berkelompok, dan didalam kehidupan
tersebut, selalu ada masalah yang terjadi, ketika apa yang diinginkan dan diharapkan
tidaklah sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Hingga kemudian muncullah perbedaan
pendapat antara pihak-pihak tertentu, lalu muncullah perselisihan, hingga pertikaian,
dan ketika langkah-langkah untuk mencapai perdamaian tidak dapat ditemukan maka
muncullah konflik.
Konflik berasal dari bahasa Latin, yaitu configure yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha meyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dalam derajat tinggi, yaitu perang antarmanusia itulah yang
mengancam sendi-sendi kehidupan manusia. Perang hanya menyisakan beragam
penderitaan, kesengsaraan, kehancuran, dan kehilangan segalanya.
Umat manusia di dunia telah merasakan betapa kejamnya Perang Dunia I
maupun Perang Dunia II. Perang Dunia I telah menyebabkan lebih dari 9 juta jiwa
meninggal di medan perang. Hampir sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang
meninggal akibat kekurangan makanan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat
secara tak sengaja dalam suatu pertempuran.

c. Wabah Penyakit.
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata, melebihi dari keadaan
yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
Sumber penyakit dapat berasal dari manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda yang
mengandung dan/atau tercemar bibit penyakit, serta yang dapat menimbulkan wabah.
Penyakit yang mewabah sekarang ini makin banyak dan beragam dan cepat
sekali menyebar menembus batas-batas wilayah dan negara. Penyakit yang sebelumnya
hanya melanda sebuah negara atau suatu kawasan dengan cepat menyebar ke negara
dan kawasan lain di bumi. Tepat kiranya jika sekarang ini terdapat istilah globalisasi
penyakit.
Wabah penyakit yang menimbulkan malapetaka yang menimpa umat manusia
dari dulu sampai sekarang maupun masa mendatang tetap merupakan ancaman
terhadap kelangsungan hidup dan kehidupan. Selain wabah membahayakan kesehatan
masyarakat karena dapat mengakibatkan sakit, cacat, dan kematian. Wabah juga akan

6
mengakibatkan hambatan dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Penyakit dapat
menurunkan tingkat produktivitas manusia dalam bekerja yang bisa berpengaruh
terhadap pendapatan mereka.
Banyak produk akitivitas yang hilang akibat serangan penyakit. Disisi lain,
pendapatan yang diperoleh banyak dikeluarkan untuk biaya pengobatan. Pada akhirnya,
timbulnya penyakit bisa berpengaruh terhadap tingkat ekonomi masyarakat.
Wabah-wabah penyakit yang membahayakan didunia,antara lain :
1. PES (Black Death)
Penyakit pes yang lebih dikenal dengan "Black Death", merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pesti, paling sering dibawa oleh
hewan pengerat dan kutu.
Wabah penyakit yang pertama kali muncul pada tahun 1347 masehi ini,
daerah Asia Tengah dan India, di dua wilayah ini pes telah memakan korban lebih
dari 75 juta jiwa.
Pada abad pertengahan, jutaan orang di seluruh Eropa meninggal karena
wabah yang diakibatkan oleh kutu tikus yang banyak terdapat di rumah-rumah dan
perkantoran.
Sekarang telah ada antibiotik yang efisien mengobati penyakit ini jika
terdeteksi secara dini. Namun jika seseorang telah terinfeksi dan tidak segera
diobati, cenderung menyebabkan kematian. Wabah pes ini terkadang masih terjadi
pada masyarakat di pedesaan.

2. Demam Kuning
Demam kuning adalah penyakit virus mematikan yang ditularkan oleh
nyamuk. Pemberian nama ini karena pasien yang terinfeksi bisa tampak kuning.
Belum ada obat untuk menyembuhkan demam kuning ini. Pengobatan yang
dilakukan hanya bertujuan mengurangi gejala-gejala pasien, seperti demam, sakit
perut, muntah, serta pendarahan dari mulut, hidung dan mata.
Ada 30.000 kematian akibat demam kuning setiap tahunnya, biasanya paling
banyak di daerah tropis. Saat ini, vaksinasi adalah tindakan pencegahan paling
penting terhadap demam kuning.

3. Tifus

7
Tifus masih lazim di negara-negara berkembang, sehingga para wisatawan
asing harus divaksinasi terhadapnya. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri salmonella typhi yang dibawa ke aliran darah dan saluran pencernaan.
Gejala-gejala tifus seperti demam yang berkelanjutan, lemah, sakit perut,
sakit kepala dan hilangnya nafsu makan. Pada beberapa kasus, terdapat ruam dan
bintik-bintik merah pada pasein. Demam tifus biasanya diobati dengan antibiotik
yang dapat menghilang infeksi selama 2-3 hari.

4. Flu Spanyol
Antara tahun 1918 dan 1919, Flu Spanyol telah membunuh 20 hingga 40
juta orang. Ini benar-benar bencana global. Flu mematikan ini menyerang orang
usia 20 sampai 40 tahun, dan menginfeksi 28 persen penduduk Amerika.
Gejala Flu Spanyol lebih parah daripada flu musiman biasanya. Pasien akan
menggigil dan mengalami kelelahan ekstrim, serta terdapat cairan di paru-parunya.
Wajah pasien terlihat coklat dan ungu, dan kakinya akan menjadi hitam.

5. Cacar
Cacar muncul dari virus variola ribuan tahun yang lalu, dan World Health
Organization (WHO) baru mengeluarkan sertifikat untuk pemberantasan penyakit
ini pada tahun 1979, dan sukses melalui kampanye vaksinasi.
Namun penyakit cacar ini telah membunuh sekitar 60 juta orang di Eropa
pada abad ke-18. Dan diperkirakan 300-500 juta kematian di seluruh dunia pada
abad ke-20 diakibatkan oleh penyakit ini juga.
Efek jangka panjangnya adalah cacat pada kulit, infertilitas, dan kadang-
kadang kebutaan. Gejala lainnya seperti demam, sakit kepala, nyeri tubuh dan ruam.

6. Malaria
Malaria telah membunuh 2 juta orang per tahun dan menyebabkan 400
hingga 900 juta kasus deman setiap tahunnya. Parasit malaria ditularkan oleh
nyamuk, dan mereka berkembang biak di sel darah merah.

8
Gejalanya seperti anemia, demam, mual, dan pada beberapa kasus ekstrim
dapat menyebabkan koma hingga kematian. Malaria merupakan permasalahan
terbesar di daerah tropik dan subtropik di dunia.

7. Kolera
Kolera menyebabkan delapan wabah sepanjang sejarah, dimulai pada tahun
1817. Penyakit ini berasal dari air kotor Sungai Gangga di India dan meledak
selama festival di Calcutta. Penyakit ini berpindah ke bagian India lainnya, dan
akhirnya menyebar ke seluruh dunia melalui air yang terkontaminasi dan juga
melalui kotoran korban. Wabah terbaru pada tahun 1947 menyerang 20.500 orang
di Mesir.

BAB III
PENUTUP

9
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Herimanto dan Winarno. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

10
Gibney, Michael J. dkk. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

11

Anda mungkin juga menyukai