Anda di halaman 1dari 19

ASSALAMUALAIKUM. WR .

WB
PENATALAKSANAAN ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS (ABK)
Anak berkebutuhan khusus
 Anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu
menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi
atau fisik. Seperti : retardasi mental, autis,
gangguan hiperaktivitas, down syndrom, tuna netra,
tuna rungu dan tuna daksa.
Retardasi mental
 Suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang
rendah yang menyebabkan ketidakmampuan
individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap
tuntuan masyarakat atas kemampuan yang
dianggap normal.
Etiologi RM
 Faktor genetik
Akibat kelainan kromosom yaitu jumlah kromosom, misalnya trisomy 21
atau dikenal dengan mongolia atau down syndrome dan kelainan
bentuk kromosom
Faktor prenatal
keadaan tertentu yang telah diketahui ada sebelumnya atau pada
saat kelahiran, tetapi tidak dapat dipastikan sebabnya
Faktor perinatal
Proses kelahiran yang lama misalnya plasenta previa, rupture tali
umbilicus, posisi janin yang abnormal
Faktor pascanatal
Akibat infeksi
Klasifikasi
Klasifikasi IQ klinis

Retardasi ringan 50-55 s.d 68- Merupakan levell yang umum, anak dapat
70 belajar ketrampilan teoritis dapat hidup mandiri
dengan latihan khusus . Usia mental 8-12 tahun
(usia sekolah)
Retardasi sedang 35-40 s.d 50- Dapat belajar ketrampilan merawat diri,
55 trainable, latihan sosisal, dan kejuruan dasar
lingkungan kerja yang terlindungi. Usia mental
3-77 tahun (usia prasekolah)
Retardasi berat 20-25 s.d 35- Perlu pengawasan sepanjang sisa waktu lahir,
40 dapat melakukan latihan khusus untuk
mempelajari beberapa ketrampilan diri. Usia
mental kurang 3 tahun (toddler)
Profound < 20 Tidak mampu belajar ketrampilan merawat diri.
retardation/retardas Usia mental bayi
i berat
Gejala klinik RM
 Penampilan fisik tidak seimbang misalnya kepala terlalu
kecil/besar, mulut melongo, mata sipit/mongoloid, badan
bungkuk
 Kecerdasan terbatas
 Tidak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang lain
sesuai usia
 Arah minat sangat terbatas kepada hal-hal yang terbatas
dan sederhana saja
 Perkembangan bahasa /bicara lambat
 Sering ngiler/keluar cairan dari mulut
 Daya ingat lemah, emosi sangat miskin dan terbatas, apatis,
dan acuh tak acuh terhadap sekitarnya
Pemeriksaan penunjang Komplikasi

 Radiologi  Kelainan pada mata


 Pemeriksaan EEG  Kejang
 Pemeriksaan CT SCAn  Kelainan kulit
 Laboratorium  Kelainan rambut
 Konsultasi : bagian THt, (rambut rontok, cepat
jantung, paru, mata dan memutih, rambut halus)
rehabilitasi medis
 Program terapi: gizi  Kepala (mikrosefali,
seimbang, multivitamin makrosefali)
Penatalaksanaan

Farmakologi Non farmakologi

 Amphetamin 0,2-0,4  Psikoterapi individial,


mg/kg/hari kelompok, dan
 Imipramin 1,5 manipulasi lingkungan
mg/kg/hari  Social worker
 Valium,  Family terapi
nobrium,haloperidol
dsb
Autisme/autis
 Gangguan perkembangan pervasif atau kualitatif
pada komunikasi verbal dan non verbal, aktivitas
imajinatif dan interaksi sosial timbal balik berupa
kegagalan mengembangkan hubungan antar
pribadi, hambatan dalam pembicaraan,
perkembangan bahasa, fenomena ritualistik dan
konvulsif serta penarikan diri dan kehilangan
kontak dengan realitas.
Etiologi Klasifikasi

 Gangguan saraf pusaf  Autisme presepsi


 Gangguan sistem  Autisme reaktif
pencernaan  Autisme yang timbul
 Faktor genetika kemudian
 Keracunan logam
berat
Manifestasi klinis Pemeriksaan penunjang
Penarikan diri, kemampuan

komunikasi verbal dan non  CARS
verbal yang tidak atau kurang
berkembang, gerakan tubuh  CHAT
stereotipik, keasyikan dengan
bagian tubuh  Autism screning
 Menyenangi dan terpaku pada questionnaire
salah satu jenis barang tertentu
 Kontak mata minimal
 Menghabiskan harinya berjam-
jam sendiri dan kalau berbuat
sesuatu melakukannya berulang-
ulang
Penatalaksanaan medis

Non medikamentosa medikamentosa

 Terapi edukasi  Neuroleptik tipikal potensi


rendah thioridazin
 Terapi perilaku  Neuroleptik tipikal potensi
 Terapi wicara tinggi haloperidol
 Terapi okupasi/fisik  Neuroleptik atipikal
risperidon
 Sensori integrasi  Agonis reseptor alfa
 AIT (auditory integration adrenergic
training)  Klonidin
 Intervensi keluarga  Beta adrenergik blocker
 propanolol
Gangguan pemusatan perhatian
hiperaktifitas/ GPPH
gangguan neurologis yang menyebabkan masalah
pemusatan perhatian, kontrol diri dan hiperaktifitas
pada anak sehingga anak sulit untuk menghambat
mengawali atau mempertahankan respon pada satu
situasi
Etiologi Manifestasi klinis

 Disregulasi  Tangan atau kaki tidak dapat diam


atau duduknya mengeliat geliat
neurotrasmiter  Mengalami kesulitan untuk tetap
 Gangguan dan duduk apabila diperlukan
ketiadaan perhstian  Mudah bingung oleh dorongan-
dorongan asing
dari sudut pandang  Sering berbicara secara berlebihan
fungsi otak  Sering menyela atau mengganggu
orang lain
 Perubahan suasana hati
Mengalami kesulitan untuk bermain
yang cepat dan 
dengan tenang
kepekaan berlebihan
Pemeriksaan penunjang komplikasi

 Pemeriksaan tiroid  Depresi dan penyakit


ansietas
 Test neurologis  Pencapaian akademik
 Test psikologis sesuai kurang, gagal di
sekolah, sulit membaca
indikasi dan mengerjakan
aritmatika
 Hubungan dengan
teman sebaya buruk
Penatalaksanaan
 Pelatihan manajemen orang tua
 Intervensi pendidikan
 Merencanakan program-program bulanan
 Melakukan konseling keluarga
 Mencari kelompok pendukung
 Melakukan konseling individu
Diagnosa pada ABK
 Gangguan tingkat perkembangan yang berhubungan
dengan atrofi hemisfer kiri
 Gangguan aktivitas fisik dan ketergantungan sekunder
yang berhubungan dengan disfungsi otak
 Keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan sosial, bahasa,
bermain dan pendidikan sekunder yang berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak
 Kecemasan orang tua berhubungan dengan keadaan
pertumbuhan dan perkembangan anak yang
terlambatkurang pengetahuan keluarga dan pasien
berhubungan dengan penyakitnya
Discharge planning ABK
 Didik dan bantu orang tua dan anggota keluarganya
 Berkolaborasi dengan guru dan libatkan orang tua
 Dorong orang tua untuk emnjamin bahwa guru dan
perawat sekolah mengetahui tentang nama, dosis dan
waktu minum obat
 Masukkan anak dalam kelas pendidikan khusus atau
inklusi
 Pastikan anak mendapatkan evaluasi dan bimbingan
akademik yang diperlukan
 Rujuk ke psikolog dan psikiater dan usahakan agar
orang tua dapat mengembangkan dan
mengimplementasikan rencana perilaku
WASSALAMUALAIKUM. WR
. WB

Anda mungkin juga menyukai