Anda di halaman 1dari 28

Autism

Spectrum
Disorder

By. Agoeng Noegroho


Definition dan Klasifikasi Diagnostik

Terminologi yang digunakan untuk


menggambarkan sebuah kumpulan permasalahan yang
bersifat heterogen, termasuk didalamnya gangguan
autisme dan sindrom asperger.
Autism spectrum disorders
(ASDs)

Adalah gangguan perkembangan yang ditandai


dengan :
1. Kwalitatif impairment dalam berkomunikasi dan
interaksi sosial.
2. Pola perilaku yang menarik diri,repetitif dan
stereotype dan memiliki minat dalam satu hal saja.
3. Tumbuh kembang abnormal yang biasanya nampak
sebelum usia 3 tahun, meskipun keterbatasan
keterbatasan anak nampak lebih nyata di usia
perkembangan berikutnya.
.

Atypical
Autism

PDD- Asperger
NOS/ASD syndrome

Subclasses dari
ASDs menurut
sistem klasifikasi
DSM-IV and
ICD-10

High-
Chillhood
function
Autism
autism
Menurut DSM-5 (APA, 2013)
kriteria diagnostik GSA adalah
sebagai berikut:
A. Kesulitan dalam komunikasi sosial dan interaksi sosial, seperti :
1. Defisit dalam hubungan timbal balik sosial-emosional
2. Defisit dalam perilaku komunikatif nonverbal dalam
berinteraksi sosial, misalnya:
a. Komunikasi verbal dan nonverbal yang kurang
terintegrasi.
b. Kontak mata dan bahasa tubuh atau defisit dalam
memahami dan menggunakan isyarat: tanpa ekspresi
wajah dan komunikasi nonverbal total.
c. Kesulitan dalam berbagai permainan imajinatif.
d. tidak adanya ketertarikan pada teman sebaya.
3. Defisit mengembangkan, memelihara, dan memahami
hubungan, kesulitan menyesuaikan perilaku dengan
berbagai konteks sosial;
Lanjutan....
B. Pola, perilaku, aktifitas-aktifitas yang terbatas,
berulang, yang di tunjukan oleh paling sedikit 2 dari
yang berikut, saat ini atau berdasarkan riwayat:
1. Gerakan motor stereotif atau berulang,
penggunaan benda, atau ucapan
2. Ketegasan pada kesamaan, ketidak patuhan
terhadap rutinitas, atau pola ritual perilaku verbal
atau nonverbal.
3. Keterbatasan minat yang tidak jelas yang tidak
normal dalam intensitas atau fokus (misalnya,
keterikatan atau keasikan yang kuat dengan objek
yang tidak biasa, kepentingan yang terlalu
terbatas atau bersifat perseveratif)
Lanjutan....

4. Hiper atau hipo reaktivitas terhadap INPUT


sensorik atau ketertarikan yang tidak biasa dalam
aspek sensoris lingkungan.

5. Gejala harus ada pada periode perkembangan awal

6. Gejala menyebabkan kerusakan klinis yang signifikan


pada area kerja sosial, perkerjaan, atau area penting
lainnya saat ini

7. Gangguan keterbatasan intelektual atau delay


perkembangan global.
PATOFISIOLOGI

Kelemahan Regulasi tonus otot

Kelemahan kontrol postural

Koordinasi kognitif motorik dan


perilaku menurun

Keterlambatan fisik, intelektual


dan perkembangan emosi
Pemeriksaan dan Pengukuran Fisioterapi

 Pemeriksaan dan pengukuran untuk menentukan tingkat


kondisi autisme bisa menggunakan pemeriksaan Gillian
Autism Rating Scale (GARS).
 Assesment GARS akan menunjukkan permasalahan pada
anak anak autisme sebagai berikut:
A. Stereotype Behaviors
B. Gangguan Komunikasi.
C. Gangguan sosial Interaksi.
D. Gangguan proses tumbuh kembang.
 GARS berguna sekali sebagai alat assesmen dan
evaluasi bagi pasien autisme.
 Pemeriksaan menggunakan GARS dapat untuk
mengetahui derajat autisme dengan memperhatikan
nilai AUTISM QUOTIENT.
Problematika Fisioterapi
1. Disharmoni

2. Melemahnya Regulasi tonus otot

3. Masalah postural kontrol

4. Melemahnya koordinasi motorik

5. Permasalahan dalam sistem visual dan


auditory persepsi

6. Keterlambatan perkembangan reflek


Disharmoni perkembangan
sistem muscular

Dimulai sejak masa pertumbuhan menghasilkan reaksi:


 impulsif yang seringkali akan terus ada dan
akan nampak secara fisik maupun perilaku sampai
dewasa.

Impulsivitas akan menyebabkan kelemahan dalam


membuat atau mengatur tujuan, tidak fokus dan
kesulitan mengikuti perintah, defisiensi “inner
control”,hiperaktifitas, perilaku yang mengganggu,
mudah tersinggung dan tidak sabar.
melemahnya Regulasi tonus otot

 Kesulitan dalam kontrol dan memprogram gerakan

motorik, motor planning.

 Menurunkan koordinasi kognitif motorik dan perilaku.

 Kelemahan ini bisa disebabkan oleh

ketidakseimbangan antara proses eksitasi dan

inhibisi didalam “Reflex Circuit”, termasuk

didalamnya ketidaktepatan konektivitas antara alpha

dan gamma motor neuron.


Masalah postural kontrol

 Merupakan penghambat yang disebabkan oleh


ketidakcukupan pola pengaturan tonus otot yang
mungkin saja disebabkan oleh menurunnya dari
dopamin dan GABA neurotransmiter di basal ganglia
dan interneuron dalam circuit reflek.
 Anak dengan ASD mungkin mengalami
keterlambatan mobilitas dan body structure, yang
dapat menghambat secara menyeluruh dari proses
pertumbuhan (tinggi dan berat badan) sebagai
akibat menurunnya hormon pertumbuhan.
Kelemahan Koordinasi Motorik

 Kelemahan koordinasi secara tidak langsung dapat


menghambat proses informasi di level kognitif, yang
sering nampak pada kecenderungan sikap mengabaikan
stimulus-stimulus penting yang berasal dari luar.

 Kelemahan kontrol tonus otot, keterlambatan


pertumbuhan fisik, hiperventilasi dan nafas dangkal
serta gangguan pola tidur bisa saja merupakan
penyebab permasalahan fisik, intelektual dan
perkembangan emosi
Masalah sistem visual dan
auditory persepsi
Pada anak dengan ASD seringkali
mengalami keterbatasan, lapang pandang
yang sempit, gangguan fokus dan
konsentrasi dan hiperaktif peripheral
vision.

Keterlambatan Perkembangan Reflek

Lebih dari 25 tahun terakhir, data yang


ditemukan dari riset dan observasi pada anak
anak dengan ASD menunjukkan mereka
mengalami reflek yang tidak terintegrasi yang
ditunjukkan dengan adanya disfungsi atau
immaturitas.
Reflek - reflek
yang tidak matang

a. Tonic Labirinthine Reflex: matur 4-5 bulan

Terlambat : menghambat formasi refleks postural


statik dan dinamik.

Seperti STNR, ATNR, dan Head Righting

b. Head Righting Reflex.: matur 1,5-2 bulan

Terlambat : disfungsi trunk extention dan


koordinasi Head-Core-Trunk
Lanjutan....

c. Hands Grap Reflex: matur sampai akhir bulan ke empat


Terlambat:

- Kesulitan dalam menggunakan dua tangan untuk survival dan

proteksi

- Kesulitan kontrol motorik halus (pincer and tripod grips)

- Kesulitan menulis, main piano dll


Lanjutan....

d. Hands Pulling Reflek: Matur normal akhir


bulan ke-2

e. ATNR normal umur antara 6-7 bulan.

 Keterlambatan menimbulkan kesulitan


orientasi dan perkembangan. Keterlambatan
dari perkembangan maunaral dan binaural baik
persepsi maupun processing keterlambatan
bicara.
Lanjutan....
f. Trunk Extension reflek normalnya 7-8 bulan.

 Reflek ini biasanya tidak matang dan hyperactive pada


anak autis dan menyebabkan gangguan tonus otot
(Hipotonia dan hypertonia) Pada otot trunk dan juga
berakibat toe walking.

 Efek negatif pada keterampilan kognitifnya terlalu


detail keterbatasan imajinasi dan kurang kewaspadaan.

 Trunk hyperextension mengakibatkan anak ingin terus


menerus berlari. Gerakan impulsif kepala ke arah depan
maupun kesamping dan melompat.
Lanjutan....

g. Crawling Reflex normalnya pada usia 4 bulan.


 Keterlambatan mengakibatkanmenurunnya
kemampuan intergrasi gerakan cross lateral.
Kemampuan memprogram gerakan,
mengontrol dan merencanakan gerakan dan
kemampuan multi tasking.
h. Automatic Gait Reflex
 Muncul pada awal lahir dan harus matang
pada bulan ke2. Pada anak autism bisa jadi
hyperactive (sebagian besar
hypoactive).Mengakibatkan kesadaran
rendah atau selalu berlari.
Lanjutan....

i. Bonding Respon tampak 3 bulan di awal kelahiran.

 Ketidakmatangan bonding respon mengakibatkan


kurang kasih sayang. Taktil dan interactive defensif.

 Kecenderungan mengisolasi diri kesulitan


mengimitasi dan kesulitan komunikasi verbal.

 Masalah dengan kontak mata fokus pada wajah atau


mata ibunya atau teman sebayanya dan lemah pada
komunikasi emosi, ketidakmampuan tersenyum dan
kesulitan melabel benda di sekitarnya.
Lanjutan....

j. Moro and Fear Paralysis Reflexes

 Bertanggung jawab dalam strategi proteksi pada otak.

 Respon ketakutan saat diberikan stimulasi sensory


yang terus menerus dan flight respon yang di
dasarkan pada stimulasi proprioceptif vestibular
(morro) saat tubuh di goyang.

 Ketidakmatangan reflek ini berpengaruh terhadao


kemampuan menjaga atau memproteksi tubuh mereka.
Lanjutan....

k. Spining and segmental rolling


 Matang pada usia 4 bulan Ketidakmatangan
menyebabkan keterbatasan pada gerakan motorik
kasar yang flexible. Anak akan selalu berlarilari,
jalan jinjit, melompat-lompat.

l.Vestibular – Ocular Reflexes


 Keterlambatan reflek ini mengakibatkan periferal
vision. Lapang pandang dan tracking bermasalah,
menurunnya kontrol volunter mobilitas mata,
melemahnya kemampuan membaca.

m. Swallowing and chewing Reflexes


Prognosis

 ASD adalah sebuah kondisi yang berlangsung


sepanjang hidup. Sangat sedikit studi longitudinal
dari prognosis tentang autis telah dilakukan.

 Longitudinal data dari autism cohorts


menunjukkan bahwa sekitar 15% dari autism
dewasa akan mampu menjalani hidup mandiri.
Sedangkan 15% sampai 20% akan menjalani hidup
dengan dukungan komunitas .
Perencanaan intervensi Ft

• Memperbaiki regulasi kontrol tonus


otot.
• Memperbaiki Postural kontrol.
Jangka • Memperbaiki Koordinasi Gerak.
Pendek • Memperbaiki persepsi visual dan
auditory
• Meningkatkan kematangan Reflek

• Meningkatkan Kemandirian anak.


Jangka • Mengurangi Perilaku Stereotype.
Panjang • Meningkatkan kemampuan sosial interaksi
Neuro
Massage
structure
Postural
kontrol NMT
exercises

Tendon
Guard SI
Release

Myofacial Intervensi Cranio


Release FT Sacral
Evaluasi Ft Re-Assesment
menggunakan
form GARS

Anda mungkin juga menyukai