Rumah Sakit TK. IV PMKP/176/X/2014 00 1 dari 6 dr. Bratanata Ditetapkan, KepalaRumahSakit TK. IV dr. Bratanata Jambi PANDUAN Tanggal terbit PRAKTEK KLINIS 20/10/2014 dr. NirwanArief, Sp.M, MARS Mayor CkmNrp 11000010390473 Stroke non hemoragik adalah sindroma klinis yang awalnya timbul mendadak, progresi cepat berupa defisit neurologis fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non straumatik (Arif Mansjoer, 2000) Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama PENGERTIAN beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif Muttaqin, 2008).
Anamnesis penderita stroke harus dilakukan dengan cermat
meliputi : a. Onset / awitan (permulaan serangan) Pada stroke onset / awitan timbulnya mendadak yang artinya sebelumnya penderita merasa sehat-sehat saja masih dapat ANAMNESIS melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik b. Saat onset Sewaktu kelainan timbul penderita sedang melakukan kegiatan atau tidak STROKE NON HEMORAGIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit TK. IV PMKP/176/X/2014 00 2 dari 6 dr. Bratanata Peringatan 1. Seringkali sebelum kelumpuhan anggota badan terjadi, penderita sudah mendapat peringatan terlebih dahulu seperti kesemutan sesisi wajah yang sebenarnya adalah serangan TIA 2. Nyeri kepala, muntah, kejang dan kesadaran menurun Sebenarnya adalah manifestasi klinik dari adanya kenaikan tekanan intracranial Pemeriksaan fisik seputar stroke non haemoragik dapat dilihat dari gejala neurologik yang ditimbulkan, gejala yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokalisasinya. Gejala utama gangguan peredaran darah otak iskemik akibat trombosis serebri ialah timbulnya defisit neurologik secara mendadak/subakut, didahului gejala prodromal, terjadi pada waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tak menurun. Pemeriksaan CT Scan dapat dilihat adanya daerah hipodens yang menunjukkan infark/iskemik dan edema. Pendarahan otak dilayani oleh 2 sistem yaitu sistem karotis dan PEMERIKSAAN sistem vertebrobasilar. Gangguan pada sistem karotis FISIK menyebabkan : 1. Gangguan penglihatan 2. Gangguan bicara, disfasia atau afasia 3. Gangguan motorik, hemiplegi/hemiparese kontralateral 4. Gangguan sensorik Gangguan pada sistem vertebrobasilar menyebabkan : 1. Ganguan penglihatan, pandangan kabur atau buta bila gangguan pada lobus oksipital 2. Gangguan nervi kranialais bila mengenai batang otak 3. Gangguan motorik STROKE NON HEMORAGIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit TK. IV PMKP/176/X/2014 00 3 dari 6 dr. Bratanata 4. Gangguan koordinasi 5. Drop attack 6. Gangguan sensorik 7. Gangguan kesadaran Bila lesi di kortikal, akan terjadi gejala klinik seperti; afasia, gangguan sensorik kortikal, muka dan lengan lebih lumpuh atau tungkai lebih lumpuh, eye deviation, hemipareses yang disertai kejang. Bila lesi di subkortikal, akan timbul tanda seperti; muka, lengan dan tungkai sama berat lumpuhnya, distonic posture, gangguan sensoris nyeri dan raba pada muka lengan dan tungkai (tampak pada lesi di talamus). Bila disertai hemiplegi, lesi pada kapsula interna. 3 Bila lesi di batang otak, gambaran klinis berupa; hemiplegi alternans, tanda-tanda serebelar, nistagmus, gangguan pendengaran, gangguan sensoris, disartri, gangguan menelan, deviasi lidah. Bila topis di medulla spinalis, akan timbul gejala seperti; gangguan sensoris dan keringat sesuai tinggi lesi, gangguan miksi dan defekasi.
Kriteria diagnostik pada stroke dan Perbedaan Stroke non
Hemoragik dan Stroke Hemoragik. Untuk membedakan antara Stroke non Hemoragik dan Stroke Hemoragik sangan mudah jika tersedia alat pemeriksaan pencitraan CT Scan (Compurerized Tomography) yang merupakan pemeriksa KRITERIA baku emas. DIAGNOSTIK Membedakan Stroke non Hemoragik dan Stroke Hemoragik sangat penting karena menyangkut prognosisnya. Stroke Hemoragik angka mortalitasnya sangat tinggi, sedangkan Stroke non Hemoragik/Infark lebih rendah. Karena itu kecepatan dan ketepatan dalam membedakan kedua jenis stroke ini sangat penting. STROKE NON HEMORAGIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit TK. IV PMKP/176/X/2014 00 4 dari 6 dr. Bratanata Tabel perbedaan Stroke Hemoragik dan Stroke non hemoragik/Infark Perdarahan Non Hemoragik Gejala (Hemoragik) (Infark) Onset atau awitan Mendadak Mendadak
Saat onset Sedang aktif Istirahat
Peringatan/warning + Nyeri kepala +++ +/- Kejang + Muntah + Kesadaran menurun +++ +/- Seringkali sebelum kelumpuhan anggota badan sesisi terjadi, pasien sudah mendapat peringatan atau warning terlebih dahulu, misalnya rasa kesemutan pada wajah sesisi yang berlangsung hanya beberapa menit saja. Kesemutan tersebut sebenarnya adalah serangan TIA (Transient Ischemic Attack ) yang merupakan salah satu faktor resiko stroke. Gejala lain seperti nyeri kepala, muntah, kejang, kesadaran menurun merupakan manifestasi adanya tekanan intra cranial meningkat. Pada Stroke hemoragik gejala tersebut baru muncul setelah beberapa hari dan bersifat minimal. Penatalaksanaan fase akut pada pasien Stroke Non Hemoragik: 1) Pertahankan jalan napas dan ventilasi yang adekuat. 2) Baringkan pasien pada posisi lateral atau semi telungkup dengan kepala tempat tidur sedikit ditinggikan. 3) Pantau terhadap komplikasi pulmonal (aspirasi, atelektasis, pemonia). 4) Periksa jantung terhadap abnormalitas ukuran, irama dan tanda- tanda gagal jantung kongestif. STROKE NON HEMORAGIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit TK. IV PMKP/176/X/2014 00 5 dari 6 dr. Bratanata 5) Observasi tanda-tanda vital. 6) Berikan terapi sesuai protap : - Antipiretik & Analgetik (kalau perlu) - Antihipertensi - Vitamin Neurotropik - Anti dislipidemia - Anti trombolitik 7) Observasi tanda-tanda neurologis. 8) Monitor fungsi perkemihan. 9) Evaluasi keseimbangan cairan dan elektrolit. Penatalaksanaan pasca akut pada pasien Stroke Non Hemoragik : Setelah fase akut berlalu, sasaran pengobatan dititik beratkan pada tindakan rehabilitasi dan pencegahan terulangnya stroke.
Terapi preventif Stroke Non Hemoragik :
Tujuan utama mencegah terulangnya atau timbulnya serangan baru TATALAKSANA stroke dengan jalan antara lain : mengobati dan menghindari faktor- faktor resiko stroke: Pengobatan hipertensi Mengobati DM Menghindari rokok, obesitas, dan stress Berolahraga teratur Untuk pengobatan umum dipakai 5 B yaitu: a. Breathing Harus dijaga agar jalan nafas bebas dan bahwa fungsi paru- paru cukup baik. Pengobatan dengan oksigen hanya perlu bila kadar oksigen darah berkurang. b. Brain Oedem otak dan kejang-kejang harus dicegah dan diatasi. Bila terjadi oedem otak, dapat dilihat dari keadaan penderita yang mengantuk, adanya bradikardi atau dapat diberikan manitol. STROKE NON HEMORAGIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit TK. IV PMKP/176/X/2014 00 6 dari 6 dr. Bratanata c. Blood Tekanan Darah dijaga agar tetap agar cukup tinggi untuk mengalirkan darah ke otak. Pengobatan hipertensi pada fase akut dapat mengurangi tekanan perfusi yang justru akan menambah iskemik lagi. Kadar Hb dan glukosa harus dijaga cukup baik untuk metabolisme otak. Pemberian infus gluosa harus dicegah karena akan menambah terjadinya asidosis di daerah infark yang ini akan mempermudah terjadinya oedem. Keseimbangan elektrolit harus dijaga. d. Bowel Defekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Hindari terjadinya obstipasi karena akan membuat pasien gelisah. Nutrisi harus cukup. Bila perlu diberikan nasogastric tube. e. Bladder Miksi dan balance cairan harus diperhatikan . Jangan sampai terjadi retentio urine Pemasangan kateter jika terjadi inkontenensia.
Kriteria pasien pulang pada Stroke Non Hemoragik :
1. TTV stabil KRITERIA PULANG 2. Keseimbangan cairan dan elektrolit baik 3. Kelemahan berkurang (terjadi peningkatan status motorik)