Anda di halaman 1dari 65

GANGGUAN

MINOR PADA
BALITA DAN
ANAK PRA
SEKOLAH
Intan Noor Khalifah., MPH
PENDAHULUAN

● Setiap orangtua tentu ingin anaknya


tumbuh sehat, baik secara fisik maupun
mental.
● Namun, tidak sedikit orangtua yang harus
berhadapan dengan kenyataan bahwa
buah hatinya mengalami gangguan dalam
tumbuh kembang
01

ADHD
Attention Deficit
Hyperactivity Disorder
DEFINISI
• Gangguan pemusatan perhatian yang disertai
hiperaktif.
• Gangguan yang menyebabkan anak sulit
memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku
impulsif dan hiperaktif, Kondisi ini dapat berdampak
pada prestasi anak di sekolah.
Penyebab Dan Faktor Yang Berpengaruh
Munculnya ADHD
• Faktor penting dalam memunculkan
tingkah laku ADHD
• Jika orang tua mengalami ADHD, maka
Faktor Genetika anak beresika ADHD sebesar 60%.

• Terdapat persamaan antara ciri yang muncul


pada kerusakan fungsi lobus prefrontal.
Faktor • Temuan melalui MRI menunjukan adanya
Neurobiologis ketidaknormalan pada bagian otak depan
• Gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas
Gejala ADHD
Sulit memusatkan perhatian

ADHD umumnya muncul


pada anak usia di bawah 12
Berperilaku impulsif dan hiperaktif. tahun. Namun, pada banyak
kasus, gejala ADHD sudah
dapat terlihat sejak anak
Tidak bisa diam dan selalu ingin berusia 3 tahun. ADHD yang
terjadi pada anak-anak dapat
bergerak terbawa hingga dewasa.

Kesulitan belajar, misalnya susah


membaca atau menulis
Pencegahan ADHD
Kemunculan ADHD pada anak memang tidak dapat dicegah
Ibu hamil dapat mengurangi risiko
terjadinya ADHD pada anak dengan
menjauhi rokok, minuman beralkohol, dan
NAPZA, terutama pada masa kehamilan.
Selain itu, jauhkan anak dari asap rokok
dan paparan zat beracun.
Pengaruh ADHD
• Tidak dapat segera memulai segera kegiatan
Pengaruh ADHD • Prestasi kurang
terhadap • Motivasi yang kurang
Pendidikan • Kesulitan mengerjakan tugas

• Kurang mengendalikan diri


Pengaruh ADHD
• Tidak tenang atau gelisah
terhadap
• Mudah bingung dan frustasi
Perilaku

• Mementingkan diri sendiri


• Cemas, kasar dan tidak peka
Pengaruh ADHD • Tidak dewasa dan tertekan
terhadap aspek • Menarik diri daru kelompok
social • Tidak mau menunggu giliran
ADHD tidak bisa
Penanganan ADHD bisa dengan disembuhkan sepenuhnya
obat-obatan atau psikoterapi. Penanganan
ADHD

Penanganan yang diberikan


Orang tua, keluarga, pengasuh, dapat meredakan gejala dan
dan guru di sekolah juga membantu penderita untuk
membutuhkan bimbingan untuk menjalani hidup dengan
menghadapi anak dengan ADHD. normal.
02
Autisme
DEFINISI
Gangguan pada perkembangan otak dan saraf
yang dimulai sejak awal masa kanak-kanak dan
berlangsung sepanjang hidup seseorang.
Gangguan ini mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam berkomunikasi, bersoliasisasi,
berperilaku, dan belajar
DEFINISI
Gangguan pada perkembangan otak dan saraf
yang dimulai sejak awal masa kanak-kanak dan
berlangsung sepanjang hidup seseorang.
Gangguan ini mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam berkomunikasi, bersoliasisasi,
berperilaku, dan belajar
Umumnya, anak yang autis memiliki
cara berkomunikasi, berinteraksi,
berperilaku, dan belajar yang berbeda
dari kebanyakan orang lain. Mereka
seringkali tampak berada di “dunianya
sendiri”
TANDA DAN GEJALA AUTIS

Gejala Autis • Berkurangnya kontak mata saat diajak bicara


sejak masih • Tidak merespons saat dipanggil
• Tidak peduli pada orang disekitarnya
Bayi
Gejala autis • Menunjukan sifat agresif dan hiperaktif tiba-
saat berusia tiba
• Perkembangan Bahasa anak menurun
2 tahun
TANDA DAN GEJALA AUTIS

Adapun setiap anak dengan autism menunjukkan gejala


yang bervariasi, entah lebih rendah atau tinggi dari anak
seusianya.
Misalnya, autisme bisa menimbulkan gangguan belajar
pada anak dengan tingkat kecerdasan yang lebih rendah
dari teman seusianya.
Namun, ada pula anak autis lainnya yang justru
menunjukkan tingkat kecerdasan di atas normal
Gangguan perilaku dan komunikasi
Hampir semua anak autis mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi dan menyesuaikan diri di lingkungan
sosialnya
ciri-ciri autisme pada anak:
• Sulit berhubungan, bicara, atau bermain dengan orang lain, atau tidak
menunjukkan minat pada orang
• Menghindari kontak mata dengan orang lain atau kecenderungan untuk
menyendiri,
• Sulit memahami perasaan orang lain atau mengutarakan perasaannya
• Seperti tidak menyadari jika ada yang berbicara dengannya dan cenderung
merespons suara lain
• Sering mengulang kata atau frasa saat berbicara, termasuk kata-kata lawan
bicaranya
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab dari
autisme. Namun, para ilmuwan dan pakar kesehatan sepakat
bahwa faktor genetik dan lingkungan berperan dalam
menyebabkan gangguan ini.
Para ilmuwan menemukan sejumlah gen yang kemungkinan
berperan dalam kelainan ini.
Gen-gen ini memengaruhi perkembangan otak atau cara sel-
sel otak berkomunikasi sehingga menimbulkan tanda-tanda
khas pada anak yang mengalami ASD.
Selain itu, faktor lingkungan dianggap berperan dalam
menyebabkan ASD, seperti konsumsi obat-obatan tertentu,
terinfeksi virus, atau komplikasi selama kehamilan
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya autism

• Berjenis kelamin laki-laki.


Penelitian Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat
yang diterbitkan pada 2017 menyebutkan prevalensi anak laki-laki dan
anak perempuan autisi adalah 4,2 berbanding 1

Penyebabnya adalah hormon seks, karena laki-laki lebih banyak


memproduksi testosteron sementara perempuan lebih banyak memproduksi
esterogen

Kedua hormon itu memiliki efek bertolak belakang terhadap suatu gen
pengatur fungsi otak yang disebut retinoic acid-related orphan atau
RORA. Testosteron menghambat kerja RORA, sementara esterogen meningkatkan
kinerjanya.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya autism

• Berjenis kelamin laki-laki.


• Memiliki adik atau kakak dengan
Autis
• Memiliki kelainan genetik
tertentu, seperti
tuberous sclerosis, sindrom
fragile X, down syndrome, atau
sindrom Rett.
Cara mendiagnosis autism
 Tanda-tanda dan gejala dari autisme bisa berbeda sehingga dokter terkadang
sulit untuk mendiagnosis gangguan ini.
 Apalagi, tidak ada tes khusus yang dapat mendiagnosis autism
 Meski demikian, tim dokter dan spesialis kesehatan anak akan melakukan
pendekatan dengan cara berikut:

 Mengamati kebiasaan anak serta caranya berinteraksi dan berkomunikasi.


 Menguji kemampuan anak dalam mendengar, berbicara, dan mendengarkan.
 Melakukan tes genetik untuk mengetahui adanya kelainan genetik yang menjadi
faktor risiko dari autism
Terapi dan pengobatan untuk autisme
• Autism merupakan kondisi seumur hidup.
Artinya, autisme tidak dapat disembuhkan.
• Meski demikian, anak yang autis perlu
menjalani perawatan untuk mengurangi
gejala serta meningkatkan kemampuannya
dalam berkomunikasi, bersosialisasi,
berperilaku, dan belajar.
• Tanpa pengobatan yang tepat, kondisinya
dapat berlanjut semakin parah dan
menghambat kualitas hidup anak sampai ia
dewasa nanti.
• Oleh karena itu, Anda membutuhkan
bantuan dokter, psikiater, dan ahli
neurologi khusus anak untuk
merencanakan pengobatan dan terapi yang
tepat
Jenis pengobatan dan terapi untuk anak autisme yang
umumnya dokter rekomendasikan.
• Jenis terapi ini dapat membantu mengatasi masalah sosialisasi, bahasa, dan
perilaku anak dengan autism
• Pada terapi ini, terapis akan membantu mengurangi perilaku yang bermasalah
serta mengajarkan keterampilan baru
• Terapi analisis perilaku terapan atau applied behavior analysis (ABA) adalah
Terapi perilaku salah satu bentuk terapi perilaku untuk anak autis yang sering digunakan
dan komunikasi • Terapi wicara untuk meningkatkan kemampuan komunikasi atau terapi
okupasi untuk mengajarkan keterampilan sehari-hari, seperti berpakaian,
makan, dan mandi

• Anak autisme yang kesulitan menerima pelajaran di sekolah perlu mengikuti


terapi pendidikan untuk membantu mengatasi permasalahannya
• Pada terapi ini, para pengajar yang terlatih akan memberikan program
Terapi pendidikan pendidikan yang terstruktur sehingga anak akan lebih mudah menerima
pembelajaran
Jenis pengobatan dan terapi untuk anak autisme yang
umumnya dokter rekomendasikan.

• Pada terapi keluarga, orangtua dan anggota keluarga lainnya dapat belajar
bagaimana bermain dan berinteraksi dengan anak mereka yang mengalami
autism
Terapi keluarga • Cara ini dapat mengajarkan anak autis bagaimana berinteraksi, mengelola
perilaku, berkomunikasi, serta menerapkan keterampilan sehari-hari
sebagaimana mestinya.

• Terapi fisik pun terkadang perlu anak autis jalani untuk membangun
keterampilan motorik serta meningkatkan kekuatan, postur, dan
keseimbangan tubuh.
Terapi fisik • Melalui terapi ini, anak bisa memiliki fisik yang lebih kuat serta kontrol tubuh
yang lebih baik sehingga ia bisa lebih mudah bermain dengan teman-
temannya
Jenis pengobatan dan terapi untuk anak autisme yang
umumnya dokter rekomendasikan.

• Selain terapi, pemberian obat-obatan untuk autisme


juga bisa membantu mengendalikan gejala.
• Dokter biasanya memberikan obat-obatan untuk anak
yang sangat hiperaktif dan mengalami cemas
Obat-obatan berlebihan.
• Umumnya, dokter akan meresepkan obat antipsikotik
dan antidepresan untuk anak sesuai dengan
kebutuhan
Tips Merawat anak dengan autisme
Merawat dan mengasuh anak dengan autisme memang perlu perhatian ekstra. Mereka sangat butuh
dukungan dari orang-orang di sekitarnya agar dapat hidup dengan normal

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan dalam merawat
anak dengan Autisme:
• Mencari dokter dan ahli kesehatan tepercaya.
• Meningkatkan pengetahuan diri mengenai autisme agar tidak
termakan mitos mengenai autisme yang beredar.
• Melakukan kunjungan ke dokter dan terapis secara rutin.
• Mengikuti komunitas autis untuk memperbanyak pengetahuan.
• Membuat rutinitas yang teratur di rumah.
• Membuat kegiatan di rumah yang bermanfaat dan menyenangkan
Dengan mengerti kondisi anak autisme
sepenuhnya, orangtua bisa terbantu
untuk memahami apa yang anak rasakan
dan menerapkan perawatan yang tepat
sesuai kondisinya
Perbedaan ADHD dan Autism
ADHD Autism

Autisme dan ADHD merupakan jenis gangguan mental yang dipicu oleh riwayat genetik dalam
keluarga. Perbedaannya terletak pada perhatian, interaksi dan komunikasi serta waktu
munculnya gejala

Segi Prihatian
Anak autisme terlihat berusaha untuk fokus
Anak dengan ADHD, mereka pada kegiatan yang disukai.
terlihat sering menghindari Mereka bisa mempelajari aktivitas yang
kegiatan yang membutuhkan disenangi dan menjadi mahir dalam bidang
fokus dan konsentrasi tinggi. tersebut
Perbedaan ADHD dan Autism
Interaksi dan Komunikasi

Anak dengan ADHD, mereka sangat suka Anak autisme cenderung kesulitan mengungkapkan
berbicara, perhatiannya mudah teralihkan emosi dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.
dan terlihat sering memotong pembicaraan. Mereka juga tidak bisa memulai atau melanjutkan
Mereka juga seperti tidak mendengarkan percakapan dan sering menghindari kontak mata saat
pembicaraan atau arahan yang diberikan berbicara

Rutinitas yang dilakukan

anak dengan ADHD adalah kebalikan dari Anak autisme terlihat menyukai kegiatan atau aktivitas
anak autisme. Sebab, mereka cenderung yang sudah tertata. Mereka suka dengan ketertiban dan
tidak menyukai rutinitas yang sama atau tidak menyukai rutinitas yang berubah secara tiba-tiba
melakukan aktivitas dalam waktu lama
Perbedaan ADHD dan Autism

Waktu Munculnya Gejala

pengidap ADHD, gejalanya baru akan Gejala autisme umumnya muncul saat anak berusia 2
terlihat ketika usianya menginjak 3 tahun tahun. Pada sebagian kasus, gejala bisa saja terlihat saat
dan semakin seiring dengan bertambahnya mereka berusia di bawah 1 tahun atau baru muncul ketika
usia. Gejalanya juga bisa saja muncul beranjak dewasa.
ketika dewasa.
Perbedaan ADHD dan Autism

cara untuk merawat anak dengan ADHD, Cara untuk merawat anak autisme, yaitu:
yaitu
Buat jadwal kegiatan. Rutinitas ini membuat anak
Menerapkan aturan khusus. Misalnya, merasa aman. Sebab, mereka bisa bereaksi negatif
menempelkan jadwal kegiatan dan aturan terhadap sesuatu yang belum pernah dilakukan
yang harus dipatuhi. sebelumnya.
Berikan reward. Mereka cenderung Pertimbangkan homeschooling. Proses belajar di
kesulitan merencanakan masa depannya. rumah sendiri membantu anak merasa lebih nyaman.
Jika mereka berprestasi, mereka layak Cari tahu bakatnya. Tak hanya bisa membantu anak
mendapatkan hadiah. lebih tenang. Langkah ini juga bisa menggali dan
Hindari sikap overprotective. mengembangkan potensi atau bakat terpendamnya.
Overprotektif memicu perilaku tidak mandiri
dan cenderung bergantung pada orang tua
saat menghadapi masalah
03
ASMA
DEFINISI
Asma adalah suatu penyakit saluran napas
yang bisa menyerang siapapun, termasuk
anak-anak. Kondisi ini ditandai oleh tiga hal,
yaitu:
menciutnya saluran napas, pembengkakan
selaput lendir saluran napas, dan pengeluaran
lendir yang berlebihan.
Gejala asma yang muncul pada setiap anak bisa berbeda-beda. Hal tersebut
membuat asma pada anak sulit terdeteksi. Meski demikian, ada beberapa
gejala utama yang umumnya muncul ketika anak mengalami serangan asma,
yaitu napas berbunyi atau mengi, sesak napas, dan batuk.

Selain itu, ada pula gejala lain yang bisa muncul ketika
asma pada anak sedang kambuh, antara lain:
• Sulit bernapas atau napas tampak berat dan cepat
• Anak tidak mau makan atau menyusu
• Kulit pucat disertai kuku dan bibir kebiruan
Tanda dan Gejala Asma pada • Tampak lemas dan kurang aktif
Anak • Terlihat kurang bertenaga, mudah lemas atau capek,
dan sering batuk saat beraktivitas
• Otot dada dan leher tampak tertarik ketika anak
bernapas atau hidung kembang kempis ketika
bernapas
• Anak tampak rewel karena merasa sesak atau tidak
nyaman di dada
Pada beberapa anak, gejala asma ini bisa lebih parah. Pada kasus yang parah, asma pada anak bisa
menimbulkan beberapa tanda dan gejala berikut ini:

• Napas terengah-engah dan cepat, sehingga cara bicaranya gagap


atau bahkan anak tidak bisa berbicara sama sekali
• Kesulitan saat menarik napas
• Perut terlihat mengempis ke bawah tulang rusuk saat anak bernapas
• Anak masih merasa sesak napas meski telah mendapatkan obat asma
• Penurunan kesadaran atau pingsan karena kekurangan oksigen

Jika hal ini terjadi, segera bawa anak ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan penanganan yang tepat
Penyebab dan Faktor Pemicu Asma
Faktor genetik atau bawaan lahir

Paparan polusi udara, misalnya asap rokok atau menjadi


perokok pasif.
Penyebab penyakit asma, baik
pada orang dewasa dan anak-
Paparan pemicu alergi (alergen), misalnya debu, bulu
anak, belum diketahui secara hewan, serbuk sari, dan tungau
pasti. Meski demikian, ada
beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko Cuaca ekstrem, misalnya suhu udara terlalu dingin
seseorang terkena asma, di
antaranya:
Riwayat penyakit alergi, misalnya eksim dan alergi makana

Infeksi saluran pernapasan berulang dan parah, seperti


pneumonia dan bronkitis
Gejala dan tingkat keparahan asma pada anak bisa berbeda
dengan asma pada orang dewasa. Jika tidak ditangani dengan
baik, asma bisa sering kambuh dan semakin sulit diobati.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala dan faktor
pemicu asma pada anak serta langkah penanganannya.
Cara Menangani Asma pada Anak
Penyakit asma tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya bisa dicegah
dan dikendalikan. Untuk menangani asma pada anak dan mencegahnya
kambuh kembali, Anda dapat mengikuti beberapa tips berikut ini

Kenali dan hindari faktor pencetus kambuhnya gejala


asma

Berikan obat-obatan asma

Berikan terapi oksigen


Untuk mencegah kambuhnya gejala asma pada anak, Anda
juga bisa mengikuti beberapa tips berikut ini
• Membersihkan rumah dan kamar anak secara
menyeluruh dari debu dan kotoran hewan
peliharaan.
• Menghindari penggunaan produk pembersih atau
produk keperluan rumah tangga yang mungkin
menimbulkan iritasi pada anak.
Asma pada anak tidak bisa dianggap sepele karena dapat
membahayakan. Jika anak mengalami asma, perlu mengenali apa
saja faktor pemicu gejala asma yang dialaminya dan sebisa
mungkin selalu menghindarinya.
04
Diare
DEFINISI
Diare pada anak adalah kondisi saat si kecil
mengalami gangguan pencernaan yang
mengakibatkan lebih sering buang air besar
ketimbang normal.

Maka dari itu, orangtua perlu lebih sigap karena


anak jadi lebih sering buang air besar dan feses
pun menjadi lebih lunak bahkan encer. Kondisi
ini mungkin berlangsung selama satu hingga
dua hari dan bisa hilang dengan sendirinya
Ada dua jenis diare yang bisa dialami
oleh anak, yaitu berupa:
• Ini merupakan jenis diare yang berlagsung selama satu
hingga dua hari serta bisa berhenti dengan sendirinya.
• Ada kemungkinan kondisi ini terjadi saat makanan atau
minuman yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri.
Diare jangka pendek (akut)

• Jenis diare yang dialami anak satu ini bisa berlangsung


selama beberapa minggu.
• Ada kemungkinan ini bisa disebabkan oleh masalah
Diare jangka panjang kesehatan lainnya seperti sindrom iritasi usus besar
(kronis) (IBS) pada anak atau penyakit usus lainnya
Tanda dan gejala diare pada anak
keluarnya feses yang lebih encer dibanding biasanya.

Sakit perut yang disertai kembung

Tanda atau gejala awal


yang seringkali dialami Nyeri di bagian rektum
oleh anak adalah ketika ia
merasakan sakit perut
bahkan hingga terasa Penurunan berat badan
kram

Kehilangan selera makan

Demam dan Dehidrasi


Saat terjadi diare pada anak, tidak menutup
kemungkinan ia akan mengalami dehidrasi. Kondisi
ini bisa terjadi ketika asupan cairannya kurang saat
diare
Berikut tanda-tanda dehidrasi pada anak yang bisa terjadi ketika diare:
 Anak jadi jarang buang air kecil
 Bibir dan mulut menjadi kering
 Tampak kehausan
 Lemas
 tugor kulit melambat
 Menjadi lebih rewel dari biasanya
 Energi menurun dan lebih mudah mengantuk
Penyebab diare
• Anak dapat mengalami diare karena perubahan pola makan. Sebagai
contoh, ketika pencernaannya tidak menolerir jus, buah, atau bahkan susu
dalam jumlah banyak
Perubahan pola • Apalagi, jus buah kemasan mengandung gula serta karbohidrat yang sulit
makan diserap oleh saluran pencernaan anak.
• Termasuk ketika anak tidak cocok dengan kandungan susu tertentu
sehingga membuat perutnya menjadi kembung dan berujung terjadinya
diare. Tidak ada salahnya untuk menganti susu anak.

• Infeksi virus : Infeksi yang terjadi akibat virus biasanya berasal dari
rotavirus sehingga menyebabkan terjadinya diare cair. Jenis virus ini biasa
terjadi di musim dingin atau musim hujan
• Bakteri: Berbagai jenis bakteri penyebab diare pada anak di antaranya
Infeksi pada adalah E. Coli, Salmonella, Campylobacter, dan Shigella.
pencernaan • Parasit: Infeksi dari parasit yang menjadi penyebab diare biasanya
berasal dari giardiasis dan kriptosporidiosis.
Penyebab diare
• Masalah pada saluran pencernaan, seperti penyakit radang usus atau
intususepsi
• Penyakit yang mengganggu pencernaan (malabsorpsi) seperti
Penyebab lainnya cystic fibrosis atau penyakit celiac
Cara mengatasi dan mengobati diare
• Perawatan yang bisa dilakukan saat anak
mengalami diare sebenarnya bergantung pada
gejala, usia, serta riwayat kesehatannya. Itu juga
bergantung pada seberapa parah kondisi
kesehatan anak
• Perlu diketahui orangtua bahwa apabila
disebabkan oleh virus, diare bisa berhenti dengan
sendirinya.
• Apabila disebabkan oleh bakteri, tidak menutup
kemungkinan Anda membutuhkan obat diare
anak seperti antiobiotik. Jangan memberikan obat
diare seperti dewasa untuk memadatkan feses
beberapa cara mengatasi yang bisa dilakukan untuk meredakan diare
pada anak di rumah:
• Memberikan minum yang banyak
• Selingi air putih dengan pemberian oralit: Selain air putih,
pemberian oralit bisa jadi cara yang cepat untuk
mengatasi diare pada anak di atas usia 6 bulan. Anak di
atas 1 tahun bisa diberikan sebanyak 100-200 mililiter.
Oralit mampu mengembalikan kadar cairan tubuh dalam
8-12 jam setelah dikonsumsi.
• Berikan ia makan dalam porsi kecil
• Pilih makanan yang mudah dicerna
05
TBC
World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa pada pada
tahun 2018, sekitar 10 juta orang di dunia menderita TBC. Sekitar
5,7 juta adalah pria, 3,2 juta wanita, dan 1,1 juta anak-anak.
Indonesia masuk ke dalam salah satu negara yang memiliki risiko
TBC tertinggi.
.
DEFINISI
Tuberkulosis (TBC) adalah infeksi
(kronis) berkelanjutan yang disebabkan
oleh bakteri.
TBC pada anak terjadi karena
menghirup bakteri Mycobacterium
Tuberculosis di udara yang disebarkan
oleh orang dewasa pada saat batuk atau
bersin
Bakteri TBC ini menyebar melalui udara ketika orang yang
terinfeksi batuk, bersin, saat berbicara, bernyanyi, atau tertawa.
Bakteri ini diam dan hidup di paru-paru, bahkan dalam kondisi
kronis bisa menjalar ke bagian yang lain, seperti ginjal, tulang
belakang, hingga ke otak.

.
Gejala TBC pada Anak
Penurunan Berat Badan Secara Drastis.

Demam

Tidak semua batuk adalah


Badan Lemas
tanda TBC pada anak. Ada
beberapa tanda-tanda atau Berkeringat di Malam Hari
gejala TBC pada anak, antara
lain:
Batuk Darah

Kehilangan nafsu makan

Pembengkakan kelenjar getah bening


Tahapan TBC pada Anak
• Biasanya pada beberapa kasus TBC pada anak, terutama pada anak
yang sudah lebih besar, infeksi ini umumnya hanya pada tahap paparan.
• Pada hasil pemeriksaan tuberkulin akan menunjukkan bahwa ia pernah
terpapar, tapi tidak ada keluhan maupun gejala apa pun karena daya
tahan tubuhnya yang kuat.
Tahap Paparan (Infeksi) • Sehingga pertumbuhan bakteri ini bisa dihambat dengan cepat.
• Global Tubercolosis Institute menjelaskan, pada tahap paparan anak
hanya terinfeksi bakteri TBC pasif di tubuh mereka.
• Sehingga, kuman tidak membuat ia sakit atau berlanjut ke tahap yang
serius. Anak pun tidak bisa menularkan bakteri ini ke orang lain.

• Bakteri akan berkembang dan terus menyebar apabila daya tahan tubuh
lemah.
• Ini juga akan berlanjut pada tahap TB aktif yang tentunya akan menular
Tahap Penyakit TB Aktif bahkan jika dibiarkan akan berbahaya dan mengancam jiwa anak.
• Ini dapat terjadi dalam beberapa minggu pertama setelah infeksi bakteri
TB, atau mungkin terjadi beberapa tahun kemudian.
• Tahapan TBC pada anak ini sifatnya dapat menular ke orang lain.
Centers for Disease Control and Prevention mengutarakan,
TBC pada anak agak sulit didiagnosis meskipun dengan tes
laboratorium
Diagnosis TBC pada anak sering dibuat tanpa konfirmasi laboratorium
dan berdasarkan kombinasi faktor-faktor berikut:
 Tanda dan gejala klinis yang biasanya berhubungan dengan penyakit
TBC
 Tes kulit tuberkulin positif (TST) atau tes darah TB positif (IGRA)
 Foto rontgen dada yang memiliki pola yang biasanya dikaitkan
dengan penyakit TBC
 Riwayat kontak dengan orang yang mengidap penyakit TBC menular
Pengobatan TBC pada anak, adalah sebagai
berikut.
Obat TBC

 Biasanya anak yang berada pada tahapan atau baru terinfeksi bakteri TBC ini akan
diberikan obat antituberkulosis (OAT) yaitu isoniazid, pyrazinamid, dan rifampicin
selama sembilan bulan dan harus dikonsumsi setiap hari
 Penting untuk diperhatikan bahwa jika seorang anak berhenti minum obat sebelum
selesai penyakitnya, anak tersebut bisa sakit kembali.
 Jika obat tidak diminum dengan benar, bakteri yang masih hidup bisa menjadi
resisten terhadap obat tersebut.TB yang resisten terhadap obat lebih sulit dan lebih
mahal untuk diobati, dan pengobatan berlangsung lebih lama (18-24 bulan)
Cara Mencegah TBC pada Anak
Vaksinasi BCG

Tetap di Rumah
Dengan menerapkan
pencegahan ini untuk Atur Ventilasi Ruangan
menghindari kasus
TBC pada anak-anak, Gunakan Masker
antara lain
Hindari Kontak Dekat

Tingkatkan Kekebalan Tubuh


06
Gangguan Motorik Halus dan
Motorik Kasar
PENDAHULUAN
● Salah satu tahapan perkembangan milestone yang harus
dicapai anak adalah keterampilan motorik.
● Keterampilan ini terbagi menjadi dua, yaitu motorik halus
dan kasar.
● Kemampuan motorik halus berkaitan dengan keseimbangan
otot-otot kecil dan koordinasi mata dan tangan.
● motorik kasar melibatkan kekuatan otot-otot besar tubuh
(misalnya merangkak, berjalan, duduk, berlari, menendang,
memanjat, dan sebagainya),
Gangguan Motorik Halus Pada Anak
● Posisi kedua tangan mengenggam walaupun sudah diberi rangsangan untuk
membuka (misal dengan mainan) setelah usia 3 bulan
● Gerakan lebih aktif pada salah satu tangan
● Anak kesulitan meraih dan menggenggam benda
● Anak tidak dapat mengarahkan kedua tangannya ke tengah tubuh (misalkan
tepuk tangan) setelah usia 8 bulan
● Anak tidak dapat menggenggam benda dengan kedua tangan
● Anak kesulitan melepaskan benda yang sedang digenggam setelah usai 1,5
tahun
● Anak jarang menatap kearah tangan terutama ketika sedang meraih atau
menggenggam benda
Gangguan Motorik Kasar Pada Anak
• Posisi anak terlihat asimetris kanan dan kiri saat berbaring atau telungkup
• Gerakan lengan dan tungkai terlihat asimetris kanan dan kiri
• Anak terlihat kaku
• Jika diangkat dan diberdirikan, kedua tungkai anak menyilang
• Belum dapat berguling setelah usia 8 bulan
• Belum dapat duduk tanpa topangan setelah usia 8 bulan
• Belum dapat berjalan tanpa topangan setelah usia 1,5 tahun
Amira, L., Huda, A., & Pradipta, R. (2021). The Addictive Game toward
Children with ADHD. Journal of ICSAR, 5(2), pp. 31–8.
Hapsari, I., et al. (2021). Subjective Well Being Children with ADHD.
Jurnal Konseling dan Pendidikan, 9(2), pp. 129–38.
Mayo Clinic (2019). Diseases & Conditions.
Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) in Children.
Angel, T. Healthline (2021). Everything to Know About ADHD

Anda mungkin juga menyukai