Anda di halaman 1dari 88

Dr. dr.

Amel Yanis, SpKJ (K)


2019
Retardasi Mental
• Definisi;
• Retardasi mental adalah penurunan fungsi
intelektual yang menyeluruh, secara
langsung dan bermakna menyebabkan
gangguan adaptasi sosial, dan
bermanifestasi selama masa
perkembangan.
Retardasi Mental

• Definisi;
• Suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau
tidak lengkap atau tidak sesuai dengan tingkat
perkembangan anak seusianya.
• Ditandai oleh adanya hendaya keterampilan selama
masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada
tingkat intelegensia anak yaitu pada kemampuan
kognitif, bahasa, motorik dan sosial anak
• Bukan suatu penyakit melainkan suatu kondisi yang
timbul pada usia yang dini (biasanya sejak lahir) dan
menetap sepanjang hidup individu tersebut.
Retardasi Mental
• SKDI 3A, mampu D/, memberikan th/
pendahuluan, menentukan rujukan yg
paling tepat, mampu menindaklanjuti
sesudah kembali dari rujukan.
KLASIFIKASI
• Klasifikasi retardasi mental adalah:
• mild retardation,
• moderate retardation,
• severe retardation
• profound retardation.
ETIOLOGI
• Etiologi retardasi mental:
• pranatal,
• perinatal
• postnatal.
• Ditinjau dari penyebab:
• biologis
• psikososial.
• Diagnosis retardasi mental:
• uji intelegensia
• riwayat penyakit,
• laporan dari orangtua,
• laporan dari sekolah,
• pemeriksaan fisis,
• laboratorium, pemeriksaan penunjang.
• Tata laksana retardasi mental mencakup :
• tatalaksana medis,
• penempatan di panti khusus,
• psikoterapi,
• konseling,
• pendidikan khusus.
• Pencegahan retardasi mental :
• primer --> mencegah timbulnya retardasi
mental).
• sekunder --> mengurangi manifestasi
klinis retardasi mental.
Kriteria diagnosis

A. Gambaran utama
a) Fungsi intelektual umum di bawah rata-rata, secara klinis
dikenal;
i. RM ringan jika IQ antara 50-70
ii. RM sedang jika IQ antara 35-49
iii. RM berat jika IQ antara 20-34
iv. RM sangat berat jika IQ <20
b) Terdapat kekurangan atau hendaya dalam perilaku adaptif
(dalam proses belajar atau adaptasi sosial) yang
dipertimbangkan berdasarkan budaya umum dan budaya
setempat
c) Timbul sebelum usia 18 tahun
B. Gambaran penyerta
a) Penyandang RM sering disertai dengan adanya psikopatologi
yang lain, misalnya agresif, iritabel, gerakan stereotipik, dll.
b) Penyandang RM mempunyai risiko lebih besar untuk di
eksploitasi, dan diperlakukan salah secara
fisik/emosional/seksual
PENILAIAN

Fungsi kognitif

• DSM IV & ICD X  RM IQ < 70


• Melakukan tes IQ  lihat situasi
& pemilihan tes IQ yang sesuai.
• Pasien dengan RM  punya
risiko tinggi  komorbiditas
dengan gangguan psikiatri.
Fungsi adaptif
• Pada pasien RM mengalami  defisit
dalam perilaku adaptif.
• Perilaku adaptif  tampak pada perilaku
untuk memenuhi kebutuhan sosial dan
personal.
• Pada pasien RM ringan  IQ dan fungsi
adaptif nya tidak berhubungan.
Tes IQ
Tes Intelegensi Hasil Tes yang utama

Wechsler Verbal IQ, Perfomance


IQ, full scale IQ

Standford-Binet Verbal, kuantitatif,


intelligence abstrak/ visual. Short
scale term memori
Klasifikasi

3-4%
1-2%

10%

85%
RM Ringan
 IQ 55 – 70
 Mampu didik
 85 % dari populasi pasien dengan RM
 Hampir sama dengan individu yang tidak RM
 Baru tampak ketika memasuki sekolah formal
 Bisa mencapai sekolah kelas VI dan beberapa
hingga tamat SMA.
 Dewasa : bekerja, menikah, berkeluarga.
 Tampak lamban dan butuh bantuan dalam
menyelesaikan problema hidup & tugas.
RM Sedang
• IQ 40 – 55
• Mampu latih
• 10 % dari populasi pasien dengan RM
• Sudah dapat didiagnosis pada usia pra
sekolah
• Memerlukan pelayanan pendidikan yang
khusus.
• Memerlukan dukungan pelayanan
sepanjang hidupnya .
RM Berat
IQ 25 – 40  3 – 4% dari populasi RM

Memiliki > 1 gangguan organik yang


menyebabkan keterlambatannya.

Memerlukan supervisi yang ketat &


pelayanan khusus sepanjang hidup.

Beberapa : belajar tugas yang sederhana untuk


“ self care””
RM Sangat Berat
IQ < 25  1 – 2 % dari populasi dengan RM

Terdapat  Ggn. fungsi kognitif, motorik & komunikasi yang


pervasif.

Mengalami gangguan fungsi motorik & sensorik sejak awal masa


kanak.

Individu memerlukan latihan yang ekstensif  untuk melakukan “


self care” yang sangat mendasar ( makan, BAB dan BAK ).

Memerlukan supervisi total dan perawatan sepanjang hidupnya.


ETIOLOGI
Prenatal
Penyebab Contoh
•Kelainan Genetik : Sindroms down, tuberous
Kelainan Khromosom sclerosis, fragile x syndrome,
Mutasi monogenik phenilketonuria dan gangguan
metabolik lainnya

•Malformasi kongenital Neural tube defect, cornelia de


lange’ syndrome

• Exposure : Congenital rubela, HIV, fetal


Infeksi maternal, teratogens, alcohol syndrome, radiasi,
toxemia atau placenta trauma, prematur
infusiensi
Perinatal & Postnatal
Penyebab Contoh
•Perinatal Meningitis, Asfiksia,
Infeksi, proses kelahiran hiperbilirubinemia

•Postnatal Ensefalitis, keracunan,


Infeksi, toxin, masalah tumor otak, kemiskinan,
psikososial psikotik

•Penyebab tidak
diketahui
Pemeriksaan Klinis pasien RM
Riwayat klinis Riwayat perinatal dan kelahiran
Garis keturunan keluarga Apakah ada gangguan belajar,
ggn psikiatri, RM, ggn neurologik
atau degeneratif

Pemeriksaan fisik Mencari apakah ada anomali,


tumbuh kembang, lingkar kepala,
diskripsi dari gambaran wajah,
pemeriksaan neurologi.

Diagnostik tambahan Audilogical, optalmalogik,


pemeriksaan psikometrik
Pemeriksaan selektif Skletal radiograpy, analisis
khoromosom.
Komorbiditas
 Epilepsi
 ADHD  9 -18 %
 Gangguan pengendalian impuls  self -
injury & Agresi.
- self-biting : Lesch Nyhan syndrome
- finger & nail pulling : Smith Magenis
Syndrome
 Oppositional Defiant disorder atau Conduct
disorder
Komorbiditas (cont’)
• Gangguan Cemas  cemas perpisahan,
OCD, gangguan panik, GAD
• Gangguan Makan food refusal, self -
induced vomiting, pica
• Gangguan Mental organik oleh karena
kondisi medis umum
• Psikotik
• Gangguan mood
Komorbiditas (cont’)
Gangguan mood sering ditemukan pada
pasien RM  karena terdapat gangguan
belajar, social skills deficits dan self esteem
yang rendah.

Keluhan yang muncul berupa  iritabel,


mudah untuk menangis, sulit tidur, agitasi,
mood yang labil, social withdrawal, dan
isolasi diri.
Penatalaksanaan
Penatalaksanan

Penatalaksanaan
Pencegahan
Psikiatri

Psikoterapi Psikofarmaka
Tatalaksana

• Berikan informasi mengenai RM dan dampaknya kepada


orang tua atau pengasuhnya
• Tidak ada pengobatan khusus. Obat-obatan hanya
diberikan jika RM disertai dengan gangguan fisik atau
mental lainnya
• Program pelatihan khusus yang intensif berupa pelatihan
keterampilan hidup yang mendasar
• Program pendidikan luar biasa
• Konsultasi dengan profesional di bidang kesehatan jiwa
lainnya bila diperlukan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
kasus RM
• Keterlambatan perkembangan seringkali mempunyai
latar belakang RM
• Sebagian besar anak dengan RM tidak berbeda dengan
anak-anak lain pada umumnya
• RM tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dicegah
dengan adanya antenatal care yang baik, persalinan
yang aman dan stimulasi anak yang adekuat
• Deteksi dini sangat penting, karena dengan adanya
pelatihan orang tua maka outcome dari perkembangan
anak selanjutnya akan lebih baik
• Orang tua sebaiknya bersifat fleksibel dalam
menentukan target bagi anak dengan RM
• Dengan memperhatikan derajat RM maka orang tua
dapat menentukan aktivitas apa yang sesuai bagi anak
• Aktivitas yang diberikan kepada anak sebaiknya dipecah
dalam berbagai tahapan
• Stimulasi merupakan hal yang paling penting dilakukan
• Harus ada pujian dan hadiah jika anak berhasil
melakukan hal yang di minta
• Latihan keterampilan sosial
• Orang tua tidak boleh melakukan proteksi berlebihan
pada anak
Pencegahan
 Fokus pada pencegahan gangguan
intelektual dan komplikasi yang
menyertainya.
 Cara :
 Newborn metabolic screening  berhasil
mengurangi insidensi timbulnya Retardasi
mental.
 Pemberian asam folat  mengurangi defek pada
neural tube
 Pemeriksaan diagnostik prenatal untuk
skrining trisomy 21.
Penatalaksanaan Psikiatri
Psikoterapi
• memperbaiki ekspresi - emosi,
meningkatkan self -esteem,
meningkatkan kemandirian & interaksi
sosial.
• Brief relaxation therapy : untuk
mengurangi kecemasan.
Psikoterapi (cont’)
• Terapi perilaku : untuk mengubah perilaku
 agresi, self-injury
• Modifikasi lingkungan, edukasi kepada
caregiver.
• Group therapy  social skill building
• Supportive group  untuk orang tua dan
sibling
• Family therapy edukasi, support, &
konsolidasi terapi perilaku & terapi lain.
Farmakoterapi
Terapis harus ekstra hati-hati dalam pemberian
obat pada pasien dengan RM  uji coba obat
yang melibatkan pasien RM sangat terbatas.

Perlu memperhatikan interaksi obat.


Farmakoterapi (cont’)
Pemakaian TCA

• menurunkan ambang kejang  pada pasien


dengan RM risikonya meningkat 1 : 5

Pasien RM 

• pemakaian dosisnya lebih rendah dibanding


dengan orang normal.

Antikonvulsi

• Carbamazepine  paling sering digunakan.


Farmakoterapi (cont’)
Buspirone
• baik untuk gangguan cemas dengan manifestasi self injury
behavior dan agresi.
• Dosis 15 – 45 mg /hari.

Antipsikotik
• Pasien dgn RM mempunyai risiko yang tinggi untuk timbul
tardive dyskinesia sekitar 18-30 %
• Gunakan obat antipsikotik atipikal  mengurangi timbulnya
tardive diskinesia.
• Risperidone untuk mengatasi agresivitas  Dosis 0,02 mg/kg
BB hari – 0,06 mg/kg BB hari.

Nootropics Agent
• piracetam  baik untuk belajar, memori dan perhatian.
• Efek samping berupa agresi, agitasi, sexual arousal, sulit
tidur dan nafsu makan yang menurun
Disorders of Psychological
Development (F80-F89)
F80 Specific developmental disorders of speech and
language
F81 Specific developmental disorders of scholastic
skills
F82 Specific developmental disorder of motor
function
F83 Mixed specific developmental disorders
F84 Pervasive developmental disorders
F88 Other disorders of psychological development
F89 Unspecified disorder of psychological
development
Gangguan perkembangan
pervasive
• SKDI kompetensi 2, men D/ klinik dan menentukan
rujukan yg paling tepat dan menindaklanjuti setelah
kembali dari rujukan.
Gangguan Perkembangan
Pervasive
• Kelompok gangguan ini ditandai oleh abnormalitas
kualitatif dalam interaksi sosial dan pola komunikasi,
kecendrungan minat dan gerakan yang terbatas,
stereotipik, berulang.
• Abnormalitas kualitatif berupa gambaran yang meluas
(pervasive) dari fungsi individu dalam segala situasi.
• Diagnosis dtegakkan berdasarkan gambaran perilaku.
Beberapa Gangguan yang
digolongkan pd PDD
• Gangguan autistik
• Autisme tak khas
• Sindrom Rett
• Gangguan disintegratif masa kanak
lainnya
• Sindrom Asperger
• Gangguan perkembangan pervasive
lainnya
Autisme Masa Kanak
• Ciri khas
• -. terdapat gangguan yang menetap pada
interaksi sosial, komunikasi yang
menyimpang, pola tingkah laku yang
terbatas dan stereotipik.
• -. telah muncul sebelum usia 3 thun.
• > 2/3 mempunyai fungsi dibawah rata-
rata.
autisme masa kanak
• Epidemiologi;
• 4-5 per 10.000 anak ( Inggris 1966)
• 13 per 10.000 anak (Jepang 1988)
• 1 per 1000 anak (2000).
• Laki-laki : perempuan 2.6-4 : 1
• Berbagai tingkat sosio ekonomi

autisme masa kanak
• Penyebab autisme;
• -.Teori psikososial
• -.Teori biologis
• -. faktor genetik--> kembar, saudara
kandung.
• -. faktor perinatal--> perdarahan trimester
pertama, feses janin pada amnion,
penggunaan obat-obat tertentu selama
kehamilan, komplikasi persalinan.
autisme masa kanak
• Penyebab autisme;
• -. Teori psikososial
• -. Teori biologis
• -. model neuroanatomi--> disfungsi
beberpa regio di otak; korteks prefrontal,
amygdala.
• -. neurokimiawi--> serotonin, dopamin,
opioid endogen.
autisme masa kanak
• Penyebab autisme;
• -. Teori psikososial
• -. Teori biologis
• teori imunologi
• -. penurunan respons imun pada anak
autistik.
• infeksi virus
Gg Autistik & Kondisi Medis Lain; Teori Biologi;
Fragile X Syndrome, Tuber Sclerosis RM, Kejang Sind.SSP

Lain; Fenilketonuria,
Genetik
Neurofibromatosis,
>> Kembar Monozigot
Etiologi Rubella Kongenital
G. Autistik
Faktor Perinatal;
Teori Psikososial;
Komplikasi Pre, Peri,
Ibu Dingin
Neonatal

Neurokimia ; Teori Imun;


Neuroanatomi
•Cortex &Subcortex  Serotonin↑, Antibodi Maternal,
Dopamin↑, Infeksi Virus
Bahasa & Kognitif;
•Frontal Temporal, Neostriatum Opioid Endogen
Cerebelum  Sensorik,
Autisme Masa Kanak
• Gambaran klinis dan cara mendiagnosis;
• -. gangguan kualitatif dalam interaksi
sosial.
• -. hambatan kulaitatif dalam komunikasi
verbal atau nonverbal dan dalam bermain.
• -. aktivitas dan minat yang terbatas
• -. gangguan kognitif
• -. gangguan perilaku motorik
autisme masa kanak
• Gambaran klinis dan cara mendiagnosis;
• -. reaksi abnormal terhadap perangsangan
indra.
• -. gangguan tidur dan makan.
• -. gangguan perasaan atau emosi
• -. perilaku yang membahyakan diri sendiri
dan agresif
• -. gangguan kejang
autisme masa kanak
• Penatalaksanaan
• -. tujuan --> mengurangi masalah perilaku,
meningkatkan kemampuan belajar dan
perkembangan terutama bahasa, mampu
bersosialisasi dan beradaptasi pada
lingkungan baru.
• -. program terapi menyeluruh dan
individual
autisme masa kanak
• Penatalaksanaan
• -. tujuan
• -. program terapi menyeluruh dan
individual
• -. tim kerja terpadu; medis
(psikiater/psikiater anak, dokter anak),
psikolog, tenaga pendidik
(orthopaedagog), terapist wicara, terapist
okupasi, pekerja sosial, perawat.
autisme masa kanak
• Penatalaksanaan
• -. terapi khusus --> wicara, okupasi,
sensori integrasi dan fisioterapi.
• -. terapi obat--> antipsikotik, SSRI,
mehtylphenidate.
PENGOBATAN
EDUKASI  Prioritas Hirarki Khusus:
 Menerima Petunjuk
 Kegiatan Rutin Harian
 Cara Komunikasi
 Belajar Asosiatif  Konseptual
 Fokus Terapi: Kata2 Komunikasi Penuh Arti

TERAPI  Berdasarkan Prinsip Teori Belajar


PERILAKU Tehnik Manajemen Perilaku
PSIKOTERAPI Psikoterapi Individu  U/ Yang Berfungsi Lebih Tinggi

FARMAKOLOGI  Kuratif : Bukti (-)


OAP : Antagonis Serotonin-Dopamin  Stereotipik & Agitasi
SSRIs: Penyerangan impulsif, perilaku berulang
Clonidin: Aurosal, ES: Sedasi, Hipotensi
Naltrexone: U/ Opioid Endogen
Obat Lain: Lithium, Beta-blocker
Autisme Masa Kanak
• Panduan untuk orangtua dan keluarga
• -. memahami dan menerima kondisi anak.
• -. penanganan anak sesuai kondisinya.
• -. evaluasi setiap program dengan cermat,
ortu benar-benar terlibat.
• -. bina kelekatan (attachment) dengan
anak.
Autisme Masa Kanak
• Panduan untuk orangtua dan keluarga
• -. parents support group.
• -. sekolah yang dapat menerima anak.
• -. klinik terapi dengan terapist berkualitas
sesuai latar belakang pendidkan.
Evoked Potential Oculomotor&
EEG; Recording Postural
Kelainan Bervariasi, Auditory P300 Physiology
>> Autistik + RM Brain’s Processing Kelainan Bilateral
Of Sensory Stimuli Simetris Fungsi
tergantung Neokortikal

PATOLOGI &
PX/ LABORATORIUM

Neuropatologi
Uk Neuronal↓, ↑Cell Packing Density
Neuroimaging Studies  Hipokampus, Amigdala, M Body,
CT: > Ventrikel III & Lateral Anterior Cingulat Cortex, Septum 
MRI: ↑ Volume Parietal, Penyusun Sistem Limbik
Temporal, Occipital. ↓ Sel Purkinje & Sel Granule
Di Cortex Neocelebeler
Bhs Ekspresif / Reseptif Terganggu

Retardasi Psikomotor Berat

GerakanTangan Bertujuan Hilang

Stereotipik
Hand-wringing Prevalensi: 1/15-20 Ribu Wanita
Hand- Washing E/ : ↑ Amonia ?,Genetik ?
Patologi : ↑ Copper, Amonia
Truncal Ataxia
Atropi Kortikal CT, EEG abnormal
Truncal Apraxia
DD: - Ggn.Disintegrasi  Laki, Awitan >
Gait-apraxia - Asperger Kognitif & Bahasa
Terpelihara
Perjalanan &Prognosis:
Kondisi Progresif, Perk. Awal Normal  Nonambulatory, sudden death
Perempuan
Sindrom Rett
• Sebagian besar kasus onset gangguan
terjadi pada usia 7-24 bulan
• Hilangnya kemampuan gerakan tangan
yang bertujuan dan keterampilan
manipulatif dari motorik halus yang
terlatih.
Sindrom Rett (cont’)
• Disertai kehilangan /hambatan seluruh
/sebagian perkembangan berbahasa,
gerakan seperti mencuci tangan yang
streotipik dengan fleksi lengan di depan
dada/dagu, membasahi tangan secara
stereotipik dengan ludah, hambatan dalam
mengunyah makanan yang baik, hampir
selalu gagal dalam pengaturan buang air
besar/kecil, terdapat penjuluran lidah & air
liur yg menetes dan kehilangan dalam
ikatan sosial.
Definisi: regresi multipel, setelah perkembangan normal
(2-10 th)
Overactivity
Loss in Stereotipy
GAMBARAN
Self-help KLINIS

Affective Social loss


Problems

Speech loss
Kriteria Diagnostik DSM-IV untuk Gangguan Disintegratif Masa
Kanak (DSM-IV)
A. Pertumbuhan yang tampaknya normal selama sekurangnya
dua tahun pertama setelah lahir seperti yang ditunjukkan oleh
adanya komunikasi verbal dan nonverbal yang sesuai dengan
usia, hubungan sosial, permainan, dan perilaku adaptif.
B. Kehilangan yang bermakna secara klinis ketrampilan yang
telah dicapai sebelumnya (sebelum usia 10 tahun) dalam
setidaknya dua bidang berikut:
1. Bahasa ekspresif atau reseptif
2. Keterampilan sosial atau perilaku adaptif
3. Pengontrolan terhadap usus atau kandung kemih
4. Bermain
5. Keterampilan motorik
Gg Disintegrasi ………….
C Kelainan fungsi dalam sekurangnya dua bidang sbb:
1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial (misal,
gangguan perilaku nonverbal, gagal mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya, tidak ada timbal balik
sosial/ emosi
2. Ggn kualitatif dalam komunikasi (misalnya,
keterlambatan atau tidak adanya bahasa ucapan, tidak
mampu untuk memulai atau mempertahankan sebuah
percakapan, pemakaian bahasa yang stereotipik &
berulang, tidak ada permainan khayalan)
3. Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas,
berulang, dan stereotipik, termasuk stereotipik dan
manerisme motorik
4. Gangguan tidak diterangkan lebih baik oleh Ggn
perkembangan pervasif spesifik lain atau skizofrenia
GANGGUAN DISINTEGRASI MASA KANAK…............

Etiologi  Faktor Neurobiologi


 EEG Abnormal & Kejang  Kondisi Medis Umum
Neurolipidosis,
Metachromatic Leukodystrophy, Dll
Epidemiologi Jarang, I: 100000 , Laki-laki
DD/ Gg Autistik: Sebelum 2 Th, Perkembangan Awal Tidak
Normal
Rett :Perlambatan Pertumbuhan Kepala, Gerak Tangan
Aneh
Landau-kleffner Sindrom  Afasia + Epilepsi : Minat
Sosial& Komunikasi Nonverbal Baik
Menurun, Menetap, Bbrp Membaik, Progresif. Harapan
Perjalanan
Hidup: N, Outcome > Buruk daripada Ggn Autistik
Epidemiologi: Etiologi: - Perjalanan & Prognosis:
Prev : ? , 1/10000  Genetik? >Baik Dr Gg Autistik,
♂ : ♀ = 9:1 - Hendaya Sosial : Menetap

Minat & Interaksi


Sosial Terbatas

Gangguan Bahasa &


Komunikasi  Tidak
Pengobatan: Bermakna
Suportif & Simtomatis

Stereotipik dan Berulang,


Manerisme Motorik & Preokupasi Kurang
Biasa
F90 Hyperkinetic Disorders

F90 Hyperkinetic disorders


F90.0 Disturbance of activity and attention
F90.1 Hyperkinetic conduct disorder
F90.8 Other hyperkinetic disorders
F90.9 Hyperkinetic disorder, unspecified
ADHD
• SKDI kompetensi 2, men D/ klinik dan menentukan
rujukan yang paling tepat dan menindaklanjuti setelah
kembali dari rujukan.
ADHD
• Banyak ditemui
• Belum banyak dipahami
• Banyak menimbulkan masalah:
–Keluarga
–Masyarakat, sekolah
–Proses belajar
ADHD
• Ketidakmampuan yang menetap
dalam memusatkan perhatian
dan/atau disertai adanya
hiperaktivitas.
• Timbul sebelum usia 7 tahun (bisa
mulai usia 7 tahun).
• Diagnosa sesudah gejalanya sangat
nyata beberapa tahun.
ADHD
• Angka kejadiannya:
– USA: 2 – 20% anak sekolah
3 – 5% anak SD
– Inggris: lebih jarang; < 1 %
– Anak laki-laki > anak perempuan
antara 3:1 – 5:1 s/d 9:1.
– 1 – 6% dewasa AS.
• Saudara kandung anak ADHD mempunyai risiko tinggi untuk
menderita:
– ADHD
– Gangguan tingkah laku
– Kecemasan
– Depresi
– Prestasi belajar menurun
– Gagal di sekolah (Kesulitan bersosialisasi)
• Orang tua anak ADHD; Insiden tinggi
– Hiperkinetik
– Sosiopatik
– Peminum alkohol
– Gangguan konversi
Penyebab ADHD: ? ! ?
- Kebanyakan anak ADHD  Kerusakan
nyata CNS Ө.
Anak dgn gangguan neurologis akibat
trauma otak  ADHD Ө.

- Penyebab ADHD  Heterogen:


♦ faktor biologik.
♦ faktor psikologik.
♦ faktor kondisi sosial.
• Diperkirakan:
– Keracunan sewaktu dalam kandungan
– Prematuritas
– Proses kelahiran yang mempengaruhi SSP
– Faktor genetik
– Faktor perkembangan
– Faktor kerusakan otak
– Faktor zat-zat kimia di otak
– Faktor fisiologi persyarafan
– Faktor psikososial
– Bumbu masak.
– Pewarna.
– Pengawet
– Gula. Bukti ilmiah ( - )
F Genetik:
- Saudara kandung ADHD  cenderung 2-3X kemungkinan
ADHD dari pada anak N.
- Kembar monozigotik  79%.
- Kembar dizigotik  32 %.

F Kerusakan Otak:
Anak ADHD menunjukkan gangguan neurologis ringan >> populasi
umum.
Hipotesis  berhubungan dg: - Sirkulasi
- Toksik
- Metabolik Infeksi
- Mekanik/Fisik Inflamasi
Trauma Kelahiran
F Neurokimiawi:
Gangguan metabolisme zat-zat
neurokimiawi pada korteks prefrontal dan
berhubungan dengan struktur sub cortical

- Berfungsi mengontrol fungsi eksekutif.


- Kaya dengan kathekolamin (dopamin,
adrenalin, noradrenalin)

Motivasi, tindakan, pemusatan perhatian


F Neurobiologis:
- Perkembangan otak meningkat pada usia 3-10 th, 2-4 th,
10-12 th, 14-16 th.
Beberapa anak mengalami keterlambatan maturasi pada
perkembangannya.
- EEG anak ADHD dgn masalah pemusatan perhatian 
terdapat kelainan .
- PET  Kelainan +
(Aliran darah cerebral & metabolisme yg rendah pd
lobus frontalis: kontrol).
- MRI  Didapati sebagian lobus frontalis dan basal ganglia
lebih kecil dp anak N.
F Psikososial:
- Stres maternal selama kehamilan.
- Kurangnya sentuhan/perawatan (dipenitipan,
perceraian).
- ADHD sering didapati pada anak:
▪ Dengan ibu mempunyai riwayat psikiatri.
▪ Ayah dengan penyalahgunaan alkohol.
▪ Sosioekonomi rendah.
▪ Kekacauan dalam keluarga.
▪ Komunikasi yang buruk dalam keluarga.
Gejala pokok / inti:
1. Kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian
2. Hiperaktivitas + Impulsivitas.

Kriteria Diagnosa (DSM-IV):


A. Terdapat enam atau lebih dari gejala gangguan
pemusatan perhatian (1)
dan juga enam atau lebih gejala hiperaktivitas +
impulsivitas (2)
dalam derajat yang tidak sesuai dengan usianya
(tingkat perkembangannya) dan berlangsung
minimal enam bulan lamanya.
Ad. 1. Kurangnya kemampuan untuk memusatkan
perhatian
a. Sering tidak dapat memusatkan perhatian
pada suatu hal secara detail/rinci, sering
membuat kesalahan karena ceroboh.
b. Sulit mempertahankan perhatiannya pada
tugas-tugas atau aktivitas bermain.
c. Seperti tidak mendengarkan sewaktu diajak
berbicara.
d. Sering tidak mengikuti perintah (cenderung
menentang dan tidak memahami perintah).
e. Sering tidak dapat mengorganisir
tugas-tugasnya / aktivitasnya.
f. Sering menolak, tidak menyenangi
untuk terikat pada tugas-tugas yang

menuntut ketahanan mental.


g. Sering kehilangan barang.
h. Perhatiannya mudah beralih.
i. Pelupa.
Ad. 2. Hiperaktivitas.
a. Kaki dan tangannya tak dapat tenang.
Berteriak-teriak di tempat duduknya.
b. Sering meninggalkan tempat duduknya sewaktu

di kelas.
c. Berlari kesana kemari, memanjat-manjat.
d. Sulit melakukan aktivitas/bermain dgn tenang.
e. Ada saja yang dilakukan (~mesin).
f. Seringkali bicara keras-keras.

Impulsivitas.
g. Sering menjawab sebelum pertanyaan selesai
diutarakan.
h. Sulit untuk dapat menunggu giliran.
i. Sering menginterupsi/menyela orang lain
Kriteria Diagnosis (DSM-IV):……..
B. Gejala GPP atau H-I tersebut timbul sejak usia
di bawah tujuh tahun.
C. Gejala tersebut ditemui pada dua tempat atau
lebih misalnya di sekolah, di rumah, dan di
tempat kerja.
D. Harus ada bukti yang jelas adanya dampak di
bidang sosial, akademik, atau pekerjaan.
E. Bukan sebagai bagian dari gejala gangguan jiwa
yang lainnya (mis. gangguan perkembangan
pervasif, skizofrenia, dan psikotik lainnya)
ADHD dibagi 3 tipe:
1. Tipe Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP)
jika kriteria A1 dipenuhi tetapi kriteria A2
tidak dipenuhi selama 6 bulan terakhir
2. Tipe Hiperaktivitas & Impulsivitas ( H-I )  jika
kriteria A2 dipenuhi tetapi kriteria A1 tidak
dipenuhi selama 6 bulan terakhir
3. Tipe campuran ( GPP & H-I ) kriteria A1 dan
A2 dipenuhi selama 6 bulan terakhir
Perjalanan penyakit & Prognosa.
• Bervariasi.
a. Menetap sampai dewasa/remaja (15-20%).
b. Membaik pada waktu pubertas.
c. Hiperaktivitas menghilang tetapi GPP dan
impulsivitas tetap ada.
• Tipe H-I  selanjutnya banyak menjadi type
campuran.
Bila disertai agresivitas  sering  +
Gangguan tingkah laku agresif.
• Tipe GPP sering mempunyai IQ lebih rendah
dan keterlambatan perkembangan berbahasa.
• Perbaikan jarang terjadi sebelum usia 12 th.
Biasanya terjadi pada usia 12 -20 th.
• Sebagian besar mengalami perbaikan
partial, dan risiko untuk terjadinya G T L
antisosial, penggunaan zat, G. emosi.
Diramalkan ADHD akan menetap, bila:
• Ada riwayat dalam keluarga yang menderita
ADHD
• Adanya kejadian-kejadian negatif dalam
kehidupan
• Disertai gangguan tingkah laku, depresi,
kecemasan
Terapinya dilakukan secara terpadu, antara lain:

▪ Penatalaksanaan psikososial (terapi perilaku /


modifikasi perilaku)
 Pada umumnya dengan memperbaiki fungsi
keluarga, fungsi sosial penderita, mengurangi
agresivitasnya sedini mungkin diharapkan dapat
menyembuhkan ADHD dengan optimal.
• Obat-obatan stimulansia methylphenidate : 2X5-
10 mg
• Bila tak berhasil  Antidepresan trisiklik &
Terapi Perilaku:
♥ Pelatihan Ortu.
- Mengurangi konflik anak – orang tua.
- Diajarkan pola asuh yang sesuai (reward &
punishment).
♥ Intervensi di sekolah.
-Edukasi guru & petugas sekolah (agar
dapat membimbing bidang akademik,
mengatasi masalah sosial, meningkatkan
harga diri anak.
♥ Intervensi pada anak.
Kerjasama antara konselor dan anak (membantu
menurunkan perilaku agresif, menigkatkan
kemampuan bersosialisasi dan harga diri anak).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai