Anda di halaman 1dari 29

Dr.

Malawati, SpKJ
Sindrom karena berbagai sebab yang timbul
pada saat lahir atau berkembang pada masa
kanak awal.
 DSM IV dan ICD X  RM IQ < 70
 Untuk melakukan tes IQ  merupakan suatu

tantangan  melihat situasi & pemilihan tes


IQ yang sesuai.
 Pasien dengan RM  memiliki resiko yang

tinggi untuk komorbid dengan gangguan


psikiatri & gangguan perilaku.
Tes Intelegensi Rentang Usia Tes yang utama
Wechsler 3 th -7 thn 3 Verbal IQ,
bulan Perfomance IQ,
6th -17 thn full scale IQ
16 th -74 th,
Standford-Binet 2 th - dewasa Verbal,
intelligence scale kuantitative ,
abstrak, visual.
Short term
memori
Tes nonverbal 5 thn – 85 th Kemampuan
memberikan
alasan,
persamaan,
perbedaan dan
 Pada pasien RM mengalami  defisit dalam
perilaku adaptif.
 Perilaku adaptif  tampak pada perilaku

untuk memenuhi kebutuhan sosial dan


personal.
 Pada pasien RM ringan  IQ dan fungsi

adaptif nya tidak berhubungan.


Nama Tes Rentang usia Tes utama

Vineland Lahir – 18 thn Komunikasi :


adaptive reseptif,
behavior scales ekspresif,
menulis.
Daily living skills,
motor skills
Scale Of Lahir – 80 thn Motorik halus,
Independent kasar. Interaksi
behavior sosial,
komunikasi.
Personal living
skill, community
 IQ 55 – 70
 85 % dari populasi pasien dengan RM
 Hampir sama dengan individu yang tidak RM
 Baru tampak ketika memasuki sekolah formal
 Bisa mencapai sekolah kelas VI dan beberapa

hingga tamat SMA.


 Dewasa : bekerja, menikah, berkeluarga.
 Tampak lambat dan butuh bantuan dalam

menyelesaikan masalah hidup dan tugas-


tugas.
 IQ 40 – 55
 10 % dari populasi pasien dengan RM
 Sudah dapat didiagnosis  pada usia pra

sekolah
 Memerlukan pelayanan pendidikan yang

khusus.
 Kemampuan akademis nya mencapai kelas II

dan kelas III.


 Memerlukan dukungan pelayanan sepanjang

hidupnya .
 IQ 25 – 40
 3 – 4% dari populasi dengan retardasi mental
 Memiliki lebih dari 1 gangguan organik yang

menyebabkan keterlambatannya.
 Memerlukan supervisi yang ketat & pelayanan

khusus sepanjang hidup.


 Beberapa : belajar tugas yang sederhana

untuk “ self care” ,bekerja di “ sheltered


workshop” atau “ preworkshop type”
 IQ < 25
 1 – 2 % dari populasi dengan RM
 Terdapat  gangguan fungsi kognitif,

motorik dan komunikasi yang pervasif.


 Mengalami gangguan fungsi motorik dan

sensorik sejak awal masa kanak.


 Individu memerlukan latihan yang ekstensif

 untuk melakukan “ self care” yang sangat


mendasar ( makan, BAB dan BAK ).
 Memerlukan supervisi total dan perawatan

sepanjang hidupnya.
 Pravelensi 1 -3 % dari populasi
 ETIOLOGI :
Penyebab Contoh
•Ganguan Genetik : Sindrom down, tuberous
Kelainan Khromosom sclerosis,
Mutasi monogenic fragile x sindrom,
phenilketonuria dan
gangguan metabolik
lainnya
•Malformasi kongenital Neural tube defect,
cornelia de lange’
sindrom
•Terpapar : Congenital rubela, HIV,
Infeksi maternal, fetal alkohol sindrom,
teratogens, toxemia atau radiasi, trauma, prematur
placenta infusiensi
Penyebab Contoh
•Perinatal Meningitis, Asfiksia,
Infekesi, proses hiperbilirubinemia
kelahiran
•Postnatal Ensephalitis,
Infeksi, toxins, keracunan, tumor
masalah psikososial otak, kemiskinan,
penyakit psikotik
•Penyebab tidak
diketahui
 Epilepsi
 ADHD  9 -18 %
 Gangguan pengendalian impuls  self injuri

& Agresi.
self biting : Lesch Nyhan syndrom
finger & nail puliing : Smith Mageins Syndrom
 Oppositional Defiant disorder atau Conduct

disorder
 Gangguan Cemas  cemas perpisahan, OCD,
gangguan panik, GAD
 Gangguan Makan food refusal, self induced

vomiting, pica
 Gangguan Mental organik oleh karena kondisi

medis umum
 Psikotik
 Gangguan mood
 Gangguan mood sering ditemukan pada
pasien RM  karena terdapat gangguan
belajar, social skills deficits dan self esteem
yang rendah.
 Keluhan yang muncul berupa  iritabel,

mudah untuk menangis, sulit tidur, agitasi,


mood yang labil, social withdrawal, dan
isolasi.
 Aberrant Behavior Checlist ( ABC )
 Developmental Behavior Checklist ( DBC)
 Behavior Problem Inventori ( BPI ) 

digunakan untuk menilai melukai diri sendiri,


agresi dan perilaku steriotipi.
 Reiss Scale for children’s dual diagnosis
 Fokus pada pencegahan gangguan intelektual
dan komplikasi yang menyertainya.
 Dengan cara :
 Newborn metabolik screening  berhasil

mengurangi insidensi timbulnya Retardasi


mental.
 Pemberian asam folat  mengurangi defek

pada neural tube


 Pemeriksaan diagnostik prenatal untuk

mengurangi trisomy 21.


I. PSIKOTERAPI
 Pendekatan Psikoanalitik  fokus pada
teori perkembangan, untuk memperbaiki
ekspresi emosi, meningkatkan self esteem,
meningkatkan indepedence, dan interaksi
sosial.
 CBT  untuk pasien depresi
 Brief relaxation therapy : untuk mengurangi
kecemasan.
 Terapi perilaku : untuk mengubah perilaku 
agresi, self injury
 Modifikasi lingkungan, edukasi kepada

caregiver.
 Group therapy  social skill building
 Supportive group  untuk orang tua dan

sibling
 Family therapy
II. Farmakoterapi

 Terapis harus ekstra berhati-hati di dalam


pemberian obat pada pasien dengan RM 
uji coba obat yang melibatkan pasien RM
sangat terbatas.
 Perlu memperhatikan interaksi obat.
 Pemakaian AD Trisiklik  menurunkan
ambang kejang  pada pasien dengan RM
resikonya meningkat 1 : 5
 Pasien RM  pemakaian dosisnya lebih

rendah dibanding dengan orang normal.


 Antikonvulsi  Carbamazepine  paling sering
digunakan.
 Buspirone  di laporkan baik untuk gangguan cemas
dengan manifestasi Self injury behavior dan agresi.
 Dengan dosis sekitar 15 – 45 mg /hari.
 Pasien dengan RM mempunyai resiko yang tinggi
untuk timbul tardive dyskinesia sekitar 18-30 % 
sehingga obat antipsikotik atipikal diharapkan dapat
membantu mengurangi timbulnya tardive diskinesia.
 Pemberian Risperidone dapat membantu untuk
mengatasi agresifitas.
 Dosis 0,02 mg/kg BB hari – 0,06 mg/kg BB hari
 Nootropics Agent  piracetam  efeknya
baik untuk belajar, memori dan perhatian.
 Namun piracetam memiliki efek samping

berupa agresi, agitasi, sexual arousal, sulit


tidur dan nafsu makan yang menurun.

Anda mungkin juga menyukai