Anda di halaman 1dari 31

Retardasi Mental dengan

Psikotik

LAPORAN KASUS
Oleh :
Lili Widianto
(1010015034)

Identitas

Nama

: Tn. J

Jenis Kelamin

Umur

: 30 tahun

Pekerjaan

: Tidak ada

Status Pernikahan: Belum menikah

Agama

: Islam

Suku

: Pasir

Alamat

: Pria

Paser Kaltim 76271

: Desa Suliliran Baru Rt 2 Blok PA Kec.


Pasir Balengkong Kab.

Keluhan Utama

Pasien dibawa oleh keluarga ke RSJD Atma Husada


Mahakam karena gangguan mental kambuh yang sering
kambuh.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dibawa ke RSJD Atma Husada Mahakam karena


gangguan mental yang sering kambuh. Sekitar 1 minggu
yang lalu pasien mengamuk, berkeliaran dalam rumah,
mengoceh sendiri, bicara tidak nyambung, tidak mau
bicara. Saat kambuh, kehidupan sehari-hari pasien harus
benar-benar dibantu. Pasien tidak dapat makan dan mandi
sendiri. Keluarga mengakui meskipun dalam keadaan biasa
jika tidak kambuh pasien pun tidak dapat mandiri
sepenuhnya.

Riwayat Medis dan Psikiatrik yang lain

Riwayat berobat ke Puskesmas setempat pada tahun 2014


menurut keluarga pihak puskesman mengatakan pasien
mengalami cacat mental.

Riwayat MRS dan riwayat penyakit organik seperti


epilepsi, hepatitis, stroke, hipertensi, diabetes mellitus,
gangguan ginjal disangkal.

Riwayat trauma : pasien sering memukul kepalanya


setelah usia 8 tahun saat mengamuk.

Riwayat penggunaan NAPZA, rokok, alkohol, dan ngelem


disangkal.

Riwayat Keluarga
Pasien Umur Kurang dari 10 Tahun

Nama

Riwayat

Peran

Gangguan

Kepribadian

Hubungan

Jiwa
Ny. M

Ibu kandung

Lembut, penyabar

Menyayangi

Tn. T

Ayah kandung

Lembut, penyabar

Menyayangi

Ny. S

Kakak 1

Ceria, sopan

Dekat

Tn. E

Kakak 2

Ceria, sopan

Dekat

Ny. R

Kakak 3

Ceria, sopan

Dekat

Tn. R

Kakak 4

Ceria, sopan

Dekat

Tn. H

Kakak 5

Ceria, sopan

Dekat

Ny. A

Kakak 6

Ceria, sopan

Dekat

Tn. D

Adik

Ceria, sopan

Dekat

Pasien Umur Sekarang


Tn. I

Kakak Ipar

Rajin, sopan

Dekat

Keponakan

Ceria, sopan

Dekat

Tn. T

Ayah kandung

Lembut, penyabar

Menyayangi

Ny. A

Kakak 6

Ceria, sopan

Dekat

Genogram

Riwayat Pribadi

Masa anak-anak awal (0-3 tahun)

Menurut keluarga, tidak ada permasalahan selama riwayat


prenatal, kehamilan hingga kelahiran pasien.
Ibu kandung pasien rutin merokok. Pasien lahir di Pasir
dengan bantuan dokter didaerah tersebut.

Masa

kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)

Menurut keluarga, tidak ada permasalahan dari usia 3 hingga 8 tahun.


Namun terdapat sedikit perbedaan pada diri pasien. Keluarga mengaku
pasien merupakan anak yang pendiam dan tidak bisa di marahi atau
dikagetkan. Apabila pasien dimarahi atau dikagetkan, maka pasien akan
menjadi semakin pendiam.
Setelah umur 8 tahun, pasien dimasukkan ke sekolah dasar di Pasir.
Pasien tidak mau sekolah lagi karena dibentak oleh gurunya.

Masa

dewasa

Hingga saat ini pasien tidak dapat hidup secara mandiri. Kehidupan
sehari-hari pasien harus dibantu dan diarahkan oleh keluarganya.
Pasien tidak dapat membaca, berhitung, dan menulis. Namun pasien
masih dapat diajak berbicara oleh orang lain dan memahami percapakan
dirumah sehari-hari.
Untuk ruang lingkup pertemanan, pasien lebih memilih untuk bermain
dengan orang yang usianya lebih muda (usia anak SD sampai dengan
SMP).

STATUS MENTAL

Penampilan

Pasien datang diantar keluarga ke poli. Pasien tampak rapi, tenang, dan kooperatif.
Perilaku pasien terlihat lebih muda jika dibandingkan dengan usia sebenanryna.

Bicara

Kontak verbal menurun dan kontak visual menurun.

Mood dan Afek

Mood

: Stabil

Afek

: Menyempit

Pikiran dan Perserpsi

Bentuk pikiran

: koheren

Isi pikiran

: Waham disangkal

Gangguan Bahasa : Tidak ditemukan


Gangguan persepsi: Halusinasi (-) Ilusi (-)

Sensori

Kesadaran

: Compos mentis

Orientasi

Waktu

: (+)

Orang

: (+)

Tempat : (+)

Konsentrasi dan berhitung (-)

Ingatan

Masa dahulu : ()
Masa kini

: ()

Masa Segera : ()

Pengetahuan : Kurang (tidak lulus SD)

Kemampuan berpikir abstrak : (-)

Tilikan diri

Penilaian

Psikomotor

: Pasien mengetahui dirinya sakit


: (-)
: dalam batas normal

Pemeriksaan Fisik
Dalam

batas normal

Rangkuman

Roman muka

: Roman retardasi

Kontak

: Verbal (), Visual ()

Orientasi

: (+)

Perhatian

: ()

Persepsi

: Halusinasi (-), ilusi (-)

Ingatan

: ()

Intelegensia

: kurang

Pikiran

: koheren, laju

Penilaian

: sde

Wawasan penyakit

:6

Emosi

Kematangan jiwa :

Tingkah laku

: Stabil
: dalam batas normal

DIAGNOSIS

Aksis I

Aksis II

: Psikotik
: Retardasi Mental
Sedang

Aksis III

: tidak ada diagnosis dalam aksis ini

Aksis IV

: tidak ada diagnosis dalam aksis ini

Aksis V

: GAF Scale 60-51

FORMULASI PSIKODINAMIK

Pasien merupakan anak yang pendiam dan berbeda dengan


saudaranya yang lain. Pasien tidak dapat dimarahi. Pasien mulai
mengalami penurunan fungsi yang terlihat dengan jelas sejak usia 8
tahun. Pada saat itu pasien masuk sekolah dasar. Pasien dibentak oleh
gurunya karena dianggap tidak dapat mengikuti pelajaran seperti
teman-temannya yang lain. Sejak saat itu pasien tidak mau
bersekolah lagi. Pasien mulai sering mengamuk, mengoceh sendiri,
dan berkeliaran. Keluhan tersebut muncul tiba-tiba dan hilang dengan
sendirinya beberapa hari kemudian. Untuk kemampuan kehidupan
sehari-hari, pasien memang tidak dapat hidup mandiri hingga saat ini.
Pasien tidak dapat membaca, menulis, dan berhitung.

RENCANA TERAPI

Risperidon 2 x 2 mg tablet; THD 2 x 2 mg tablet

PEMBAHASAN

DEFINISI
Berdasarkan

DSM IV, retardasi mental didefiniskan


sebagai berikut 5:
Gangguan

fungsi kognitif secara signifikan dengan IQ

70.
Defisit

yang nyata dari fungsi adaptif minimal 2 dari :


komunikasi, kemampuan mengurus diri sendiri, hidup
sehari-hari, akademik, pekerjaan, kesehatan dan
keamanan.

Onset

sebelum 18 tahun.

Epidemiologi

Prevalensi RM pada populasi umum adalah 1% dengan RM


ringan 0,37-0,59% dan RM sedang, berat, sangat berat 0,30,4%.

Prevalensi tertinggi terdapat pada anak sekolah.

RM lebih banyak terdapat pada laki-laki maupun wanita

Etiologi

Berikut ini penyebab retardasi mental dari yang paling


sering terjadi 5:

Masalah selama masa embriologi, seperti : kelainan kromosom,


pajanan terhadapa obat-obatan, pajanan toksin.

Kelainan jiwa lainnya seperti autis.

Masalah selama kehamilan dan masa perinatal, seperti :


malnutrisi, hipoksia, infeksi, trauma, dan lahir premature.

Kelainan herediter, seperti : kelainan kromosom.

Penyakit yang didapat selama bayi dan masa anak, seperti : infeksi
system saraf pusat, trauma, keracunan logam berat.

Klasifikasi

Retardai mental ringan

Pedoman
IQ

diagnostic :

50-69

Penggunaan

dan pemahaman bahasa cenderung terlambat pada


berbagai tingkat dan kemampuan bicara resmi akan mengganggu
perkembangan kemandiriannya yang mungkin menetap sampai usia
dewasa.

Etiologi

organic hanya dapat diidentifikasi pada sebagian kecil pasien.

Keadaan

lain yang menyertai seperti autism, gangguan perkembangna


lain, epilepsy, gangguan tingkah laku atau disabilitas fisik dapat
ditemukan dalam berbagai proporsi. Bila terdapat gangguandemikian
harus diberi kode sendiri.

Retardasi mental sedang

Pedoman diagnostic :

IQ 35-49

Biasanya menunjukkan penampilan kemampuan yang tidak sesuai,


beberapa dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam
keterampilan visuo-spasial daripada tugas-tugas yang tergantung pada
bahasa, sedangkan yang lainnya sangat canggung tetapi dapat
mengadakan interaksi social dan percakapan sederhana. Tingkat
perkembangan bahasa bervariasi. Ada yang tidak pernah belajar
menggunakan bahasa, meskipun mereka mungkin dapat mengerti
instruksi sederhana dan belajar menggunakan isyarat tangan untuk
kompensasi disabilitas berbicara mereka.

Etiologi organic dapat diidentifikasi pada mayoritas penyandang RM


sedang.

Retardasi

mental berat

Pedoman

diagnostik :

IQ

20-34

Pada umumnya mirip dengan retarddasi mental sedang


dalam hal : Gambaran klinis, terdapatnya etiologi
organic, kondisi yang menyertainya, tingkat prestasi
yang rendah.

Kebanyakan

penyandang menderita gangguan motoric


yang mencolok atau deficit lain yang menyertainya,
menunjukkan adanya kerusakan atau penyimpangan
perkembangan yang bermakna secara klinis dari
susunan saraf pusat.

Retardasi
Pedoman

mental sangat berat

diagnostik :

Pemahaman dan penggunaan bahasa terbatas, kemampuan


tertinggi hanyalah mengerti perintah dasar dan mengajukan
permohonan sederhana.

Etiologic organic dapat diidentifikasi pada pada sebagian besar


kasus.

Biasanya ada disabilitas neurologis dan fisik lain yang berat yang
mempengaruhi mobilitas, seperti epilepsy dan hendaya daya lihat
dan daya dengar.

Sering ada gangguan perkembangan pervasive dalam bentuk


sangat berat khususnya autism yang tidak khas terutama pada
penyandang yang tidak dapat bergerak.

Patogenesis

Gambaran yang terlihat pada penderita retardasi mental yaitu selalu


gagal, sering merasa kecewa karena tidak memenuhi harapan orang
tua dan social, dan selalu terbelakang atau perkembangannya paling
lambat diantara sebayanya atau bahkan adiknya.

Maka keadaan inilah yang jika kronis akan mengakibatkan gangguan


psikotik pada retardasi mental. Gejala psikotik yang menonjol pada
pasien dengan RM adalah hiperaktivitas, rentang perhatian pendek,
perilaku melukai diri sendiri

Penatalaksanaan

pendekatan yang berhubungan dengan etiologi

terapi gangguan fisik dan mental yang menyertai,

pendidikan yang sesuai dan rehabilitasi

Kerjasama orangtua dalam menghadapi pasien RM selalu


dibutuhkan.

Pasien RM dapat diberikan latihan secara kronologis


meliputi :

Latihan dirumah mengenai pelajaran makan sendiri, berpakaian


sendiri, kebersihan badan.

Latihan disekolah yang bertujuan lebih pada erkembangan rasa


social.

Latihan teknis sesuai dengan minat, jenis kelamin dan kedudukan


social.

Latihan moral mengenai membedakan baik dan buruk, disiplin,


hukuman, dan hadiah.

DAFTAR PUSTAKA

Elvira, S.D., Hadisukanto, G. (2010). Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan


Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Kaplan, H.I., Sadock B.J. (1997). Retardasi mnetal. Dalam : Wiguna M. Kaplan
dan sadock, Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid
II. Edisi 7. Jakarta : Binarupa Aksara.

Maramis, W. F, Maramis, A. A. (2009). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2.


Surabaya : Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR.

Maslim, R. (2004). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa.

Sebatian, C. S. (2013). Mental Retardation : What it is and What it is Not..


Diunduh 10/1/2015 dari http://emedicine.medscape.com/article/289117overview.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai