Anda di halaman 1dari 43

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS :

Autisme dan Retardasi Mental

Firnaliza Rizona, S.Kep., Ns., M.Kep


Prodi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya
Tujuan :
Memahami Konsep Anak Berkebutuhan Khus
1. Autisme pada anak
2. Retardasi Mental pada anak

Memahami asuhan keperawatan pada ana


dengan autism dan retardasi mental
Anak Berkebutuhan Khusus

 ABK  (exceptional children)


a) berkaitan dengan konsep/istilah “disability” =
keterbatasan
b) bersinggungan dengan tumbuh kembang
normal--abnormal, tumbuh kembang
abnormal : penundaan, tidak muncul/absen,
menyimpang
c) pemahaman tehadap konteks (biologis, psiko,
sosio-kultural)
Beberapa jenis disabilitas/gangguan:

a. fisik (mis. : blind/low vision, deaf/hard of


hearing, atau physical disabilities)
b. Retardasi mental
c. autisme
d. Gangguan belajar
e. Gangguan komunikasi
f. Gangguan pemusatan perhatian
g. Gangguan perilaku & emosi
AUSTISME
 Kata autis berasal dari Bahasa Yunani autos
yang berarti self.
 Berlangsung sepanjang hidup
 Terjadi sebelum usia 3 tahun
 Mengalami abnormalitas paling tidak 1 dari
hal-hal berikut: Perilaku sosial,
komunikasi, bermain imajinatif.
Definisi
gangguan perkembangan yang ditandai
dengan kegagalan/ketidakmampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, terbatasnya
kemampuan bahasa, perilaku motorik yang
terganggu, gangguan intelektual, dan tidak
menyukai perubahan dalam lingkungan
(Nevid dkk., 2005)
Ciri-ciri autisme :

A. Gangguan interaksi sosial :

1. gangguan pada perilaku nonverbal :


ekspresi wajah datar, postur tubuh, gestur,
kontak mata
2. tidak mengembangkan hub. Teman
sebaya yang sesuai usia, lebih suka
menyendiri
3. tidak menunjukkan reaksi sosial &
emosional timbal balik. Kegagalan dalam
berbagi kegembiraan dengan orang lain
B. Gangguan Komunikasi :
1. terlambat dalam perkembangan bahasa verbal (serta
tidak ada usaha untuk mengatasi kekurangannya
dengan menggunakan isyarat)
2. abnormalitas pada bentuk/isi bahasa (kesalahan
dalam penggunaan kata ganti, ex: kamu atau dia yang
artinya “saya”)
3. tidak memperlihatkan kemampuan bermain sosial
spontan atau imajinatif (bermain peran, masak-
masakan, dokter-dokteran,dll)

C. Pola perilaku yang terbatas, repetitif, dan stereotip


1. minat yang terbatas
2. rutinitas
3. gerakan-gerakan stereotip (mis. membentur2kan
kepala, dsb)
4. menunjukkan fokus yang berlebihan pada obyek
Penyebab autisme
 Secara pasti belum diketahui, akan tetapi diduga
karena adanya abnormalitas otak (Hoffman & Parior :
1982)
 Namun, para peneliti belum menentukan kerusakan
otak seperti apa yang dapat menjadi penyebab
autisme. (Rapin, 1997)
 O'Conner dan Stokstad (2001) Menduga bahwa
penyebab yang mendasari autisme dapat berasal
dari kerusakan gen atau pengaruh racun terhadap
bayi dalam kandungan.
 Autisme dapat mengenai siapa saja tidak
tergantung pada etnik, tingkat pendidikan, sosial
dan ekonomi.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan dengan alat khusus yang disebut
Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada otak
ditemukan adanya kerusakan yang khas di dalam
otak pada daerah limbik sistem (pusat emosi)
Penanganan
Tujuan :terutama untuk mengurangi atau
menghilangkan masalah gangguan.
program penanganan menyeluruh dan
terpadu dalam suatu tim yang terdiri dari;
tenaga medis antara lain dokter saraf dan
dokter anak, tenaga pendidik, tenaga
terapis seperti ahli terapi wicara dan ahli
terapi okupasi.  hanya bisa diterapi
Penanganan anak autisme
Terapi Tingkah Laku
Terapi Wicara
Pendidikan kebutuhan khusus
Terapi okupasi
Terapi medikamentosa
Askep Pada anak Autis
1. Pengkajian
a. Riwayat gangguan psikiatri/jiwa pada keluarga.
b. Riwayat keluarga yang terkena autisme.
c. Riwayat kesehatan ketika anak dalam kandungan
- Sering terpapar zat toksik, seperti timbal.
- Cedera otak.
d. Status perkembangan anak.
 Anak kurang merespon orang lain.
 Anak sulit fokus pada objek dan sulit mengenali bagian tubuh.
 Anak mengalami kesulitan dalam belajar.
 Anak sulit menggunakan ekspresi non verbal.
 Keterbatasan Kongnitif.
e. Pemeriksaan fisik
 Tidak ada kontak mata pada anak.
 Anak tertarik pada sentuhan
(menyentuh/disentuh).
 Terdapat Ekolalia.
 Tidak ada ekspresi non verbal.
 Sulit fokus pada objek semula bila anak
berpaling ke objek lain
 Anak tertarik pada suara tapi bukan pada
makna benda tersebut.
 Peka terhadap bau
Masalah Keperawatan
 Hambatan komunikasi
 Gangguan interaksi social
 Resiko cidera
 Resiko perubahan peran orang tua
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

 Hambatan komunikasi berhubungan dengan kebingungan


terhadap stimulus ditandai dengan ketidakmampuan anak
berinteraksi
a. Ketika berkomunikasi dengan anak, bicaralah dengan kalimat
singkat yg terdiri atas 1 hingga 3 kata, dan ulangi perintah sesuai yang
diperlukan. Minta anak untuk melihat kepada anda ketika anda
berbicara dan pantau bahasa tubuhnya dengan cermat.
b. Gunakan irama, musik dan gerakan tubuh untuk membantu
perkembangan komunikasi sampai anak dapat memahami bahasa.
c. Bantu anak mengenali hubungan antara sebab dan akibat dengan
cara menyebutkan perasaannya yang khusus dan mengidentifikasi
penyebab stimulus bagi mereka.
d. Ketika berkomunikasi dengan anak, bedakan kenyataan dengan
fantasi, dalam pernyataan yang singkat dan jelas.
e. Sentuh dan gendong bayi, tetapi semampu yang dapat ditoleransi.
 Risiko Perubahan peran orang tua dengan
faktor resiko adanya gangguan pada anak

Intervensi :
a. Anjurkan orang tua untuk mengekspresikan perasaan
dan kekhawatiran mereka.
b. Rujuk orang tua ke kelompok pendukung autisme
setempat dan ke sekolah khusus jika diperlukan
c. Anjurkan orang tua untuk mengikuti konseling (bila
ada).
Retardasi Mental
Retardasi Mental
Menurut W.F. Maramis (2000: 386)

Retardasi mental ialah keadaan dengan


inteligensi yang kurang (subnormal) sejak
masa perkembangan (sejak lahir atau sejak
masa anak.
Biasanya terdapat perkembangan mental yang
kurang secara keseluruhan, tetapi gejala
utamanya adalah inteligensi yang terbelakang.
Retardasi mental disebut juga oligofrenia
(oligo: kurang , fren: jiwa) atau tuna mental.
Defenisi (cont…)

Suatu keadaan yang ditandai dengan fs. Intelektual


berada dibawah normal, timbul pada masa
perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat
lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial
(D.S.M/Budiman M, 1991)

American Association on Mental


Retardation (AAMR) 1992 :
- Kelemahan/ketidakmampuan kognitif muncul pada masa
kanak-kanak (sbl 18 tahun) ditandai dengan fs.
kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan
disertai keterbatasan lain.
Retardasi Mental /RM
Yaitu keterlambatan yang mencakup rentang yang
luas dalam perkembangan fungsi kognitif dan
sosial (APA, 2000)
Klasifikasi RM berdasarkan derajat keparahan :
RM ringan (mild)  IQ 50 – 70
RM sedang (moderate)  IQ 35 – 50
RM berat (severe)  IQ 20 – 35
RM parah/sangat berat (profound)  IQ di bawah
20/25
Pravelensi

Angka kejadian RM secara umum berkisar 1-3% dengan kriteria :


Perilaku adaptif yang terlihat dari anak
RM usia 6-21 tahun

a. RM ringan  (Mampu didik)


Usia prasekolah tidak tampak sebagai
anak RM, ttp terlambat dalam
kemampuan berjalan, bicara , makan
sendiri, dll
Usia sekolah, dpt melakukan ketrampilan,
membaca dan aritmatik dg pendidikan
khusus, dapat diarahkan pada
kemampuan aktivitas sosial. Biasanya
mampu menamatkan sampai SD
b. RM sedang (Mampu Latih)  Sudah tampak sejak
anak masih kecil dgn adanya keterlambatan dlm
perkembangan, misal perkemb wicara atau
perkemb fisik lainnya. Hanya mampu dilatih untuk
merawat dirinya sendiri
Usia prasekolah, kelambatan terlihat pada
perkembangan motorik, terutama bicara,
respon saat belajar dan perawatan diri.
Usia sekolah, dpt mempelajari komunikasi
sederhana, dasar kesehatan, perilaku aman,
serta ketrampilan mulai sederhana, Tdk ada
kemampuan membaca dan berhitung.
c. RM berat  biasanya mampu berjalan tetapi
memiliki ketidakmampuan yang spesifik, dpt
mengerti pembicaraan & memberikan respon,
tidak memiliki kemajuan dalam membaca &
aritmatika
(Usia prasekolah kelambatan nyata pada
perkembangan motorik, kemampuan
komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa
berespon dalam perawatan diri tingkat dasar
spt makan.)
d. RM parah  keterlambatan yg terlihat jelas dlm
semua area perkembangan, memerlukan
supervisi yang ketat, mungkin berespon terhadap
pelatihan ketrampilan dengan menggunakan kaki,
tangan, & rahang.
( Usia prasekolah retardasi mencolok,
fs. Sensorimotor minimal, butuh
perawatan total )
Penyebab RM :
Dapat disebabkan oleh aspek biologis,
psikososial, atau kombinasi keduanya
(APA, 2000) :
Biologis  gangguan genetis penyakit
infeksi, penggunaan alkohol selama
hamil, gangguan kromosom
Psikososial  budaya&keluarga,
mis.kemiskinan (RM tingkat ringan)
Bio-psikososial
Contoh
 Kondisi RM yang paling UMUM:
a. Down Sindrom : Kelainan kromosom 21,
jumlah menjadi 47 bukan 46. terjadi sekitar
1 dari 800 kelahiran.

 Biasanya terjadi pada pasutri usia tua > 35th.


 Ciri-ciri: Wajah bulat, lebar, hidung datar,
mata sipit,
b. Sindrome Fragile X
→ Merupakan tipe umum RM
yang diwariskan disebabkan oleh
mutasi GEN atau kerusakan pada
kromosom X.
→ Gangguan ini akan berdampak
lebih parah terhadap laki-laki bila
dibandingkan dengan perempuan
→ Karena perempuan memiliki 2
kromosom X sedangkan laki-laki 1
kromosom X.
c. Phenylketonuria (PKU)
→ Merupakan gangguan genetis yang terjadi pada 1
diantara 10.000 kelahiran.
– Disebabkan karena adanya hambatan gen resesif yang
menghambat anak untuk melakukan metabolisme asam
amino phenylpyruvin/fenilalanin.
– Sehingga terjadi penumpukan pada tubuh dan
menyebabkan kerusakan pada sistem syaraf pusat.

31
B. FAKTOR PENYEBAB RETARDASI MENTAL

1. Faktor penyebab RM (Secara umum):


a. Faktor-faktor prenatal
- Terjadi karena infeksi dan penyalahgunaan
obat selama ibu mengandung.
- Komplikasi kelahiran; ex, kekurangan oksigen
atau cedera kepala
- Kelahiran prematur
b. Budaya keluarga
- Lingkungan rumah sosial yang miskin
- Tidak adanya stimulasi intelektual
- Penelantaran,dll
Pemeriksaan Diagnostik

 Uji laboratorium dan Diagnostik :


- Uji inteligensi standar ( Stanford Binet;
Weschler; Bayley Scales of Infant
Development, dll)
- Uji perkembangan seperti Denver II
- Pengukuran Fs. Adaptif (Vineland
Adaptif Behavior Scales; School editin
of the adaptive Behavior Scales, dll)
Pemeriksaan kromosom
Pemeriksaan urin, serum atau titer virus
Test diagnostik spt : EEG, CT Scan untuk identifikasi
abnormalitas perkembangan jaringan otak, injury
jaringan otak atau trauma yang mengakibatkan
perubahan.
PENCEGAHAN RETARDASI MENTAL

1. Pencegahan primer, dapat dilakukan dengan:


a. pendidikan kesehatan pada masyarakat;
b. konseling genetic/perkawinan;
c. pem. Kehamilan rutin dan pertolongan
persalinan yang baik;
d. mencegah kehamilan pada usia terlalu
muda dan terlalu tua.
e. imunisasi pada anak dan ibu sebelum
kehamilan ;
f. perbaikan sanitasi dan gizi keluarga
g. program pengentasan kemiskinan
2. Pencegahan sekunder, berupa: diagnosis dan
pengobatan dini peradangan otak.
PENANGANAN THD PENDERITA
RETARDASI MENTAL
1. Penanganan terhadap penderita retardasi mental
harus melibatkan orang tua.
2. Orang tua penderita retardasi mental hendaknya
mendapatkan layanan konseling, informasi
dan petunjuk yang praktis mengenai cara-
cara menangani anak mereka.
3. Latihan untuk penderita retardasi mental
dilakukan pada SLB. Tujuan diberikannya
latihan agar mereka bisa mengurangi
ketergantungannya pada orang lain
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN :
• Tanda dan gejala :
- Mengenali sindrom seperti adanya mikrosepali
- Adanya kegagalan perkemb yg merup indikator RM
seperti anak
RM berat biasanya mengalami kegagalan perkembangan
pada tahun pertama kehidupannya, t.u psikomotor;
RM sedang memperlihatkan penundaan pada
kemampuan bahasa dan bicara, dgn kemampuan motorik
normal-lambat, biasanya terjadi pada usia 2-3 th;
RM ringan biasanya terjadi pada usia sekolah dgn
memperlihatkan kegagalan anak untuk mencapai kinerja
yg diharapkan.
- Gangguan neurologis yg progresif
KLASIFIKASI MENURUT PAGE :
-Idiot (IQ dibawah 20; umur mental dibawah 3 tahun)
-Imbisil (IQ antara 20-50, umur mental 3-7,5 tahun)
-Moron ( IQ 50-70, umur mental 7,5-10,5 tahun)
DIAGNOSIS KEPERAWATAN :
 Gangguan pertumb dan perkemb b.d kelainan fs.
Kognitif dd tidak optimalnya gerakan motorik
 Gangguan komunikasi verbal b.d kelainan fs, kognitif
dd ketidakmampuan berbicara
 Risiko cedera dengan fc resiko perilaku
agresif/ketidakseimbangan mobilitas fisik
 Gangguan interaksi sosial b.d. kesulitan bicara
/kesulitan adaptasi social dd anak suka bermain sendiri
 Gangguan proses keluarga b.d. memiliki anak RM dd

 Defisit perawatan diri b.d. perub mobilitas
fisik/kurangnya kematangan perkembangan dd ….
INTERVENSI :
1. Kaji faktor penyebab gangguan perkemb anak
2. Identifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk
memfasilitasi perkemb anak yg optimal.
3. Berikan perawatan yang konsisten
4. Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taktil
5. Berikan intruksi berulang dan sederhana
6. Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai
anak
7. Dorong anak melakukan perawatan sendiri
8. Manajemen perilaku anak yang sulit
9. Dorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok
10. Ciptakan lingkungan yang aman
PENDIDIKAN PADA ORANGTUA :
1. Perkembangan anak untuk tiap tahap usia
2. Dukung keterlibatan orangtua dalam perawatan anak
3. Bimbingan antisipasi dan manajemen menghadapi
perilaku anak yang sulit
4. Informasikan sarana pendidikan yang ada dan kelompok,
dll
HASIL YG DIHARAPKAN :
- Anak berfs. Optimal sesuai tingkatannya
- Klg dan anak mampu menggunakan koping thd tantangan
karena adanya ketidakmampuan
- Klg mampu mendapatkan sumber-sumber sarana
komunitas
REFERENSI

 Davison (et al) (2006) Psikologi Abnormal (Alih


bahasa: Noermalasari Fajar) Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
 Maramis, W.F. (2000) Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya:
Airlangga University Press.
 AlHorany, A.K., Hassan, S.A; and Bataineh, M.Z., 2013.
Do Mothers of Autistic Children are at Higher Risk of
Depression? A Systematic Review of Literature. Life
Science Journal.10
 Soetjiningsih., 1995. Retardasi Mental dalam Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai