Anda di halaman 1dari 50

AUTISM SPECTRUM DISORDER &

CHILDHOOD ONSET
SCHIZHOPHRENIA

Abnormal Child Psychology

Eric J. Mash
David A. Wolfe
Autisme

 Yaitu gangguan perkembangan yang parah dengan ciri-ciri


gangguan di fungsi sosial, bahasa, komunikasi, perilaku
menyimpang dan minat yang terbatas
ilustrasi

 Tidak mampu membuat suatu ikatan cinta dan kasih


sayang dengan suatu interaksi yang kuat.
 Tidak mampu membentuk hubungan normal atau
komunikasi
• Seperti meniru apa yang kita bicarakan, berkata-kata tanpa makna,
sebagian berbicara dengan bahasa planet.

• Tidak menggunakan ekspresi wajah atau bahasa tubuhnya, untuk


menyampaikan keinginannya atau memberitahu apa yang ia rasakan :
tidak ada senyuman, anggukan, gelengan kepala, memegang mainan untuk
orang lain lihat.

• Seperti tidak mengerti senyuman orang lain sebagai ikatan sosial


kepadanya.
Sejarah
 Kanner (1943) menyebutkan term “early infantile autism” untuk
memberikan gambaran pada anak dengan sindrom autistic.
 Leo Kanner menggambarkan 11 anak yang tahun pertama kehidupannya,
lebih memperhatikan objek daripada orang, menghindari kontak mata,
tidak memiliki kesadaran sosial, hanya memiliki sedikit atau tanpa
bahasa, dan menampilkan kegiatan stereotip. Mereka juga melakukan
hal sama yang berulang dan menimbulkan kecemasan bila ritualnya
terganggu.
 Asperger (1944) mendefinisikan gangguan yang lebih
ringan dari autistic ► Asperger’s disorder

 Autism is a biologically-based lifelong


neurodevelopmental disability present in the first few
years of life
DSM 4 vs DSM 5
DSM 4 DSM 5
DSM-5

 Gangguan dalam komunikasi sosial dan interaksi sosial

 Pola perilaku repetitif (berulang), keminatan, dan


kegiatan yang terbatas.
DSM-5 Diagnostic Criteria for ASD
DSM-5 Diagnostic Criteria for ASD
 Bila gangguan hanya ditemui di area komunikasi
sosial dan interaksi sosial tetapi tidak diiringi pola
perilaku repetitif dan keminatan serta kegiatan
terbatas maka dapat di diagnosa sebagai

“SOCIAL (PRAGMATIC) COMMUNICATION


DISORDER”
Core Deficits of ASD
I. Social Interaction and Communication Deficits

a. Social Interaction deficits


Individu ASD mengalami kesulitan dalam
berhubungan dengan orang lain, walaupun mereka
memiliki tingkat kecerdasan rata-rata atau diatas rata-
rata.
Lanjutan...
Sejak kecil kurang memiliki keterampilan dan hal ini menghambat perkembangan sosialnya
yaitu:
-kurang memperhatikan aktivitas sosial orang lain;
-kurangnya timbal balik sosial dan emosional
-perilaku nonverbal yang tidak biasa seperti menggunakan ekspresi wajah yang atypical,
pandangan mata yang khas/melirik ke ujung mata atas
-postur tubuh dan gesture dalam mengatur interaksi sosial;
-kurangnya minat dan / atau kesulitan berhubungan dengan orang lain, terutama anak lain
-suatu kegagalan untuk berbagi kesenangan dan minat dengan orang lain
Lanjutan......

b. Social Communication deficits

 Hampir semua anak sudah berbahasa dengan baik pada usia 3 tahun, namun autism tidak.

 Di ulang tahun pertama anak sudah mampu mengucapkan kata-kata, menoleh ketika
namanya dipanggil, menunjuk ketika menginginkan sesuatu , dan mengatakan “tidak”
jika diberi sesuatu yang tidak ia sukai. Sebaliknya, anak autis tidak memperlihatkan hal
ini
Lanjutan...
 Anak pada umumnya sebelum belajar berbicara,
mereka memiliki serangkaian ekspresi wajah,
vokalisasi, dan gerak tubuh yang banyak/kaya untuk
mengkomunikasikan kebutuhan, minat, dan perasaan
mereka, namun ASD sebaliknya atau mengalami defisit
Core Deficits of ASD

2. Restricted and Repetitive Behaviors and interests

 Anak-anak dengan Asd menampilkan berbagai perilaku terbatas dan berulang-ulang dan pola
minat dan kegiatan yang sempit, seperti ketertarikan dengan aritmatika, menyusun mainan, atau
keinginan yang kuat untuk melalui rute jalan yang sama untuk pergi ke suatu tempat contohnya
ke sekolah (leekam, sebelumnya, & Uljarevic, 2011).
 Perilaku yang terbatas dan berulang ditandai dengan frekuensi yang tinggi dan menetap.
Beberapa anak dapat melakukan gerakan tubuh stereotip, seperti mengayun atau mengepak-
ngepak tangan dan lengan, yang lain mungkin bereaksi secara eksplosif “heboh” terhadap
perubahan kecil dalam rutinitas mereka; menunjukkan keasyikan dengan benda-benda yang tidak
biasa, seperti kabel listrik.
Karakteristik terkait ASD

Anak-anak dengan ASD menampilkan sejumlah karakteristik :


 Intellectual defisit and strength
 Cognitive and motivational deficits
 Medical Conditions and Physical characteriistics
Intellectual Deficits

 70 % menderita Intellectual disability/keterbelakangan mental


 Sekitar 25% memiliki keterampilan yang tinggi diantara kemampuan lain
(pulau kemampuan)
 Bedanya autism dengan anak ID, jika ID menunjukkan hambatan di semua
bidang fungsi intelektual. Jika autism subtes verbal rendah seperti pemahaman
rendah tetapi pada subtes yang melibatkan bukan pemahaman, seperti digid
span bisa lebih tinggi .
 IQ merupakan prediktor yang baik untuk pendidikan anak-anak tsb kelak
Cognitive and Motivational Deficits

Defisit dalam pengolahan informasi sosial-emosional


 Kesulitan dalam situasi yang membutuhkan pemahaman sosial
 Tidak mengerti kepura-puraan atau terlibat dalam bermain berpura-pura
 ToM - kesulitan memahami orang lain dan mental mereka sendiri
General Deficits
 Executive functions
Perencanaan dan regulasi perilaku
Medical Conditions and Physical Characteristics

 Sekitar 10% dari anak ASD memiliki permasalahan medis


Gerakan motorik yang kaku dan permasalahan sensory, kejang,
kelainan imunologi and metabolik
 Gangguan tidur terjadi pada 65%
 Gejala gastrointestinal (pencernaan) terjadi pada 50%
Ganggguan dan gejala yang mendampingi

Dua gangguan paling banyak


 Intellectual disability
 Epilepsy

Terkadang memiliki perilaku ekstrim yang merugikan diri sendiri dan


kadang-kadang mengancam jiwa (SIB)
Penyebab ASD
Gangguan perkembangan saraf berdasarkan biologis dengan beberapa
penyebab
 Permasalahan pada masa perkembangan awal
terjadi masalah saat prenatal & neonatal (adanya komplikasi)
 Pengaruh genetik
 Kelainan otak
abnormalitas di struktur otak dan fungsinya
 Gangguan adaptasi
Faktor genetik dan lingkungan menyebabkan abnormalitas pada perkembangan otak ,
yang menyebabkan gangguan umum seperti gangguan dalam memproses informasi dan
keminatan pada lingkungan.
Tingkat keparahan ASD
Treatment dan Hasil
 Anak-anak dengan ASD dapat berkembang dengan cara yang
berbeda dari anak normal
 Seiring usia dan diberikan treatment yang tepat, ASD mengalami
perkembangan. Sebaliknya jika tidak di treatment akan lebih
buruk
 Akan menemui kesulitan karena tuntutan sosial yang meningkat
 Perilaku ritual obsesif-kompulsif dapat berkembang pada akhir
masa remaja dan dewasa
Tujuan Treatment

 Meminimalkan masalah inti  Meningkatkan komunikasi


 Memaksimalkan kemandirian dan fungsional dan spontan
kualitas hidup  Meningkatkan keterampilan
 Membantu anak dan keluarga untuk kognitif
dapat mengatasi masalah tersebut  Mengajarkan keterampilan
dengan lebih efektif
 Menurunkan perilaku mengganggu adaptif untuk meningkatkan
tanggung jawab dan
 Mengajarkan perilaku sosial yang kemandirian
tepat
Treatment : Initial Stages
 Terapi utama adalah Behavior therapy sedangkan terapi lain merupakan
terapi pendukung
 Tahap awal fokus pada membangun hubungan, membangun kesiapan
belajar dan mengajarkan keterampilan .
-Prosedurnya membuat anak merasa nyaman secara fisik bersama terapis dan
mengidentifikasikan hadiah yang dapat menguatkan perilaku sosial anak, afeksi dan
bermain.
- Discrete trial training : meliputi pendekatan langkah demi-langkah untuk
menyajikan stimulus dan meminta respon tertentu.
- Pelatihan insidental memperkuat perilaku dengan memanfaatkan peluang
yang terjadi secara alami
Treatment : Reducing Disruptive Behavior
 Banyak anak ASD memiliki perilaku yang mengganngu
seperti tantrums, melempar objek benda, self stimulation,
agresi dan self injuries.

Perilaku harus berkurang bila anak ingin


meningkatkan kemampuan adaptive
Treatment : Teaching Appropriate social behavior

 Mengajarkan perilaku sosial yang tepat merupakan prioritas tertinggi dari treatment
yang diberikan.
 Untuk meningkatkan keterampilan interaksi sosial diajarkan cara untuk
mengungkapkan kasih sayang melalui senyuman, pelukan, atau ciuman, mengajarkan
permainan sosial, pretend play, mengajarkan memulai dan mempertahankan interaksi,
bermain bergantian dan berbagi.
Treatment: Teaching appropriate Communication skills

 beberapa strategi digunakan untuk membantu ASD berkomunikasi dengan


lebih tepat.
 Operant Speech Training
Pendekatan yang disusun berdasarkan tahapan langkah, yang pertama meningkatkan anak
vokalisasi dan kemudian mengajarkan tiruan bunyi dan kata-kata, arti kata-kata, melabeli
objek, membuat permintaan verbal, dan mengekspresikan keinginan.
Penekanannya adalah pengajaran pada anak untuk menggunakan bahasa lebih banyak secara
spontan dan lebih fungsional dalam situasi kehidupan sehari-hari, untuk mempengaruhi orang
lain dan untuk berkomunikasi lebih baik (newsom & hovanitz, 2006).
Treatment : Executive Function Intervention

 ASD memiliki defisit pada fungsi eksekutif. Salah satu program


berbasis sekolah Unstuck and On target [Uot], menggunakan
strategi kognitif-perilaku untuk mengurangi keinginan untuk
melakukan hal yang sama, untuk mengajarkan fleksibilitas,
penetapan tujuan, dan perencanaan/planning (Kenworthy et al.,
2013).
Treatment yang efektif untuk anak ASD meliputi :

 Dilakukan sejak dini ( langsung setelah penegakan diagnosa)


 Intensive 25 jam per minggu dan 12 bulan dalam setahun
 Ratio guru dan murid sedikit
 Terstruktur ( membuat jadwal rutin, membuat jadwal kegiatan visual)
 Family inclusion (peran serta keluarga dan pemberian training pada keluarga tersebut)
 Peer interactions
 Generalization (mengajarkan suatu keterampilan yang telah dikuasai anak di setting
dan situasi baru )
 Ongoing Assessment : Memonitor kemajuan anak dan membuat penyesuaian pada
program sesuai dengan kebutuhannya)
Treatment : Medications

 Beberapa anak ASD mendapatkan psychotropic medications


 Bergantung kebutuhan dari tiap anak
 Perlu evaluasi yang cermat untuk melihat keuntungan dari
penggunaan obat
Childhood-Onset Schizophrenia (COS)
 Skizofrenia adalah gangguan perkembangan saraf otak yang diekspresikan
dalam fungsi mental yang abnormal dan perilaku terganggu (White & hilgetag,
2011).
 Ditandai dengan gejala psikotik parah meliputi delusi aneh (keyakinan salah),
halusinasi (persepsi salah), gangguan pikiran, perilaku tidak terorganisir atau
perilaku katatonik , pengaruh yang sangat tidak pantas atau flat dan penurunan
fungsi yang signifikan
Lanjutan...
 Early onset atau skizofrenia onset masa kanak-kanak (COS) adalah gangguan
perkembangan saraf progresif yang menyebabkan distres dan disabilitas yang signifikan
(rapoport & gogtay, 2011).
 Cos adalah bentuk skizofrenia yang langka dan mungkin lebih parah dan memiliki onset
sebelum usia 18 serta prognosa yang lebih buruk (Kyriakopoulos & Frangou, 2007;
remschmidt et al., 2007).
 Walaupun antara COS dan ASD ada beberapa hal yang tumpang tindih dalam gejala :
gen, hubungan social & pola cognitive namun mereka adalah gangguan yang berbeda.
 Secara klinis, Cos muncul di kemudian hari (tidak ketika awal kehidupan, atau baru
muncul ketika masalah muncul), lebih sedikit terjadi gangguan intelektual, kurang
bermasalah di sosial dan bahasa yang parah, kurangnya perilaku ritualistik dan perilaku
pengulangan, halusinasi dan delusi muncul ketika anak bertambah usia, dan adanya
periode remisi dan kambuh (J. r. asarnow & asarnow, 2003).
Lanjutan........

 Fitur utama
- Terjadi selama masa kanak-kanak
- Terjadi bertahap dan bukan tiba-tiba
- Cenderung bertahan pada remaja dan dewasa
- Memiliki dampak negatif yang besar pada
bidang kompetensi sosial dan akademis
Lanjutan....
 awalnya, kategori untuk mendiagnosis gangguan untuk skizofrenia di masa
kanak-kanak berbeda dari kategori skizofrenia, namun pemikiran saat ini,
kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis skizofrenia pada orang dewasa
dapat digunakan untuk mendiagnosis gangguan pada masa remaja.
 Ada beberapa perbedaan yang terlihat yaitu contohnya Cos paling sering
hadir dengan halusinasi, gangguan pikiran, dan afek yang datar sedangkan
delusi sistematis lebih jarang (AACAP, 2013)
 Pada tahap awal dari Cos (initial stages):
 Mengalami kesulitan konsentrasi, tidur, melakukan tugas sekolah, dan
mungkin mulai menghindari teman. Saat gangguan berkembang, mulai
berbicara dengan tidak jelas dan melihat atau mendengar hal-hal yang tidak
orang lain dengar.
 Periode perbaikan dapat diikuti oleh kekambuhan(relaps) yang menakutkan
yang dicirikan oleh pemikiran yang tidak teratur, melompat tidak logis dari
satu ide ke gagasan lainnya. Anak tsb mungkin mengalami halusinasi,
paranoia, dan delusi. Selama fase psikotik mereka yakin memiliki kekuatan
seperti dewa atau mencurigai bahwa sedang di mata-matai orang. Ketika
berada dalam kondisi psikosis, mereka dapat berperilaku tidak terduga,
menjadi kasar dan ada kemungkinan untuk bunuh diri
DSM-5 Positive and Negative Symptoms

 Positive symptoms
 Delusions
 Hallucinations auditory yang paling sering muncul
pada anak-anak terjadi hampir 80% dari kasus dengan
onset usia 11
 40 - 60% Halusinasi visual, delusi, dan gangguan
berfikir
DSM-5 Positive and Negative Symptoms

 Negative symptoms
 Berfikir, berbicara dan gerakan yang melambat; emotional
apathy; kurangnya dorongan, ketidakpedulian pada kontak
sosial, pengabaian diri
 Simtom tersebut bergerak dari ringan hingga berat
DSM-5 Diagnostic Criteria for Schizophrenia
DSM-5 Diagnostic Criteria for Schizophrenia
Comorbidities
 Onset bertahap
 Hampir 95% memiliki sejarah gangguan perilaku, sosial, dan
kejiwaan sebelum onset psikosis
 Gejala / gangguan lain
- memenuhi kriteria 70% untuk diagnosis lain - yang paling
umum gangguan mood atau ODD / CD
- COS dan ASD tidak dapat dihubungkan
Prevalence
 Sangat jarang pada anak di bawah usia 12
 Peningkatan dramatis pada masa remaja, dengan onset
sekitar 22 tahun
 Perkiraan prevalensi kurang dari 1 per 10.000 anak
 COS pada laki-laki memiliki usia lebih dini onset nya
dibanding wanita sekitar 2-4 tahun
 Perbedaan gender menghilang pada masa remaja
Penyebab

The neurodevelopmental model membantu untuk memahami kondisi skizofrenia pada


anak (COS), yang pertama kali muncul sebagai kelainan pada masa remaja atau awal
masa dewasa, hal ini dipahami sebagai fungsi dari peristiwa yang terjadi jauh lebih
awal dalam fase perkembangannya (owen et al., 2011).

Penelitian menunjukkan bahwa sering terdapat gangguan di awal kehidupannya


sebelum timbulnya gejala psikotik mereka, termasuk defisit dalam fungsi motorik,
bahasa, fungsi kognitif dan sosial (marenco & Weinberger, 2000).
Penyebab
 Neurodevelopmental model
 Ada gangguan di syaraf yang menyebabkan anak
rentan terhadap stress
 Biological factors
 Strong genetic contribution
 Disfungsi SSP
Penyebab
Faktor Lingkungan
 Familial disorder dan faktor nongenetik memainkan
peran diiringi dengan kerentanan genetik
 Stres, tertekan, dan pengalaman buruk yang dialami oleh
keluarga dari anak-anak dengan skizofrenia
Treatment of COS

 COS adalah gangguan kronis dengan prognosis jangka panjang


yang buruk
 Perawatan saat ini menekankan penggunaan obat antipsikotik
yang dikombinasikan dengan psikoterapi dan program dukungan
sosial dan pendidikan
 Obat membantu mengontrol gejala psikotik
namun perlu juga di evaluasi dampaknya

Anda mungkin juga menyukai