Anda di halaman 1dari 46

Kesehatan Mental Anak dan Remaja B-1

Kelompok 2
Anggota Kelompok
Fandilatul Rahmawati (111811133032)
Trixie Amanda Dascha (112011133091)
Afrina Madani (112011133093)
Lidya Adnin Maufuroh (112011133107)
Jasmine Sharfina N. I (112011133163)
Ayu Nastiti Rizqi Vaniasari (112011133190)
Gambaran Umum Pervasive
Gambaran Umum Autisme
Developmental Disorder
Gangguan yang sangat kontras pada Autisme, pertama kali didefinisikan oleh Leo
beberapa bidang perkembangan, seperti Kanner tahun 1943. Autisme merupakan
gangguan keterampilan dalam interaksi gangguan yang meliputi keterlambatan pada
sosial, keterampilan dalam berkomunikasi, banyak perkembangan keterampilan dasar,
serta adanya pola perilaku dan minat yang terutama kemampuan untuk bersosialisasi dan
terbatas dan berulang sejak bayi. berkomunikasi.

Meliputi: Selain itu, anak dengan autisme juga memiliki


Autistik Disorder ragam minat yang terbatas. Hampir 75% anak
Rett’s Syndrome autisme juga mengalami retardasi mental.
Childhood Disintegrative Disorder
Asperger's Disorder
Pervasive Developmental Disorder Not
Otherwise Specified.
Tanda Peringatan Bahwa Anak Kemungkinan Memiliki Autisme

Bayi terlihat tenang, tidak mengoceh. Tidak tertarik pada permainan


Tidak bisa memberi isyarat. kelompok.
Tidak mengucapkan sepatah katapun Tidak bereaksi ketika mendengar
hingga usia 16 bulan. suara yang keras.
Anak kehilangan keterampilan bahasa atau Perkembangan motorik halus dan
sosial. kasar terlambat.
Terlalu sensitif, mudah terusik. Sulit untuk fokus.
Gerakan tangan dan kaki yang berlebihan, Malas menggerakkan tubuhnya.
terutama ketika mandi. Suka berteriak-teriak.
Tidak pernah terjadi kontak mata Mudah marah apabila
atau senyum secara sosial. rutinitasnya diganggu dan
Jika digendong tangan mengepal kemauannya tidak terpenuhi.
atau menegangkan kaki Agresif dan mudah menyakiti
diri sendiri.
Klasifikasi
Autistic Spectrum Disorder PDD
Menurut Hyman, Levy, & Myers (2020), salah satu jenis dari PDD adalah
Autism Spectrum Disorder (ASD) yang merupakan suatu gangguan pada
perkembangan saraf yang gejalanya ditunjukkan dengan munculnya
gangguan sosial, komunikasi, dan tingkah laku yang terbatas atau terulang.
ASD sendiri, berpengaruh terhadap kemampuan seorang anak
dalam memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya
(Cervera, Romero, Mas, & Delgado, 2011).

Asperger's syndrome
Ditandai dengan adanya kelainan pada interaksi timbal balik dan urutan
aktivitas dan minatnya yang berulang dan terbatas. Akan tetapi, tidak ada
keterlambatan perkembangan bahasa atau intelektual dan justru seringkali
memiliki daya ingat yang bagus dalam hal fakta dan angka.
Klasifikasi
Rett's Syndrome
PDD
Kelainan perkembangan sosial dan bahasa yang diikuti oleh pola tingkah laku
yang berulang. Akan tetapi, hal ini tidak tampak sejak lahir karena gejala
mulai muncul pada usia 5-30 bulan, dengan disertai keterlambatan
pertumbuhan otak. Pada sindrom rett umumnya disertai dengan disabilitas
intelektual berat dan epilepsi yang biasanya terjadi sebelum menginjak usia
remaja. Sindrom rett ini masih ditemukan pada anak perempuan.

Heller's Syndrome
Suatu gangguan disintegratif pada masa kanak-kanak, seperti gangguan
komunikatif, sosial, serta perilaku pada autisme. Akan tetapi, biasanya mulai
muncul setelah anak-anak mengikuti periode perkembangan dengan normal,
paling tidak selama dua tahun.
1. Kesulitan berkomunikasi secara verbal, termasuk
masalah dalam menggunakan dan memahami sebuah

Kriteria bahasa.
2. Kurangnya kemampuan untuk berinteraksi dengan

Umum
orang lain.
3. Sering mengoceh tanpa arti berulang-ulang dengan
bahasa yang tidak dimengerti orang lain.
4. Ketidakmampuan berteman, dan lebih tertarik bermain
sendiri.
5. Sensitif terhadap sentuhan dan tidak peka pada rasa
sakit dan takut.
6. Kurang kreatif dan imajinatif.
7. Gerakan tubuh atau pola perilaku yang berulang,
seperti mengepakkan tangan, berputar, dan
membenturkan kepala.
8. Keasyikan dengan benda atau bagian benda yang
tidak biasa.
9. Sering menangis, tertawa, terdiam tanpa alasan yang
jelas.
10. Dapat berperilaku hiperaktif atau bahkan sebaliknya.
Etiologi

Faktor Biologis
Faktor Genetik
Faktor Prenatal, Natal, dan Postnatal
Faktor Neuroanatomi
Faktor Keracunan Logam Berat
Kriteria
Diagnostik
299.00 Autistic Disorder (American Psychiatric Association, 1994)

Setidaknya tampak enam dari kriteria berikut dimana terdapat setidaknya dua dari grup
pertama dan satu dari grup kedua dan ketiga.
1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang ditunjukkan oleh setidaknya dua
kriteria berikut :
2. Gangguan yang ditandai dengan penggunaan lebih dari satu perilaku non verbal
seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur badan, dan gestur untuk melakukan
interaksi sosial.
3. Kegagalan untuk mengembangkan hubungan sebaya yang layak dalam tingkat
perkembangannya.
4. Kekurangan dorongan spontan untuk mencari dan berbagi kesenangan, minat, atau
pencapaian dengan orang lain.
5. Kurangnya timbal balik secara sosial maupun emosional
Gangguan kualitatif dalam komunikasi yang ditunjukkan oleh setidaknya satu dari
kriteria berikut :
1. Keterlambatan atau, ketidakmampuan total dalam perkembangan bahasa lisan.
2. Dalam individu dengan kemampuan verbal yang cukup, gangguan yang terlihat
adalah ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan dengan
orang lain.
3. Penggunaan bahasa umum atau bahasa yang istimewa secara stereotip dan
berulang-ulang.
4. Kekurangan dorongan khayalan spontan untuk bermain, atau imitasi yang sesuai
dengan tingkat perkembangan.
Pola perilaku, minat, dan kegiatan yang terbatas, berulang, dan stereotip yang
ditunjukkan oleh setidaknya satu dari kriteria berikut :
1. Meliputi keasyikan dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipikal dan terbatas
yang tidak normal, baik dalam intensitas maupun fokusnya.
2. Ketaatan yang kaku kepada rutinitas atau ritual yang spesifik dan tidak fungsional.
Perilaku motor yang repetitif dan stereotip.
3. Keasyikan yang tetap terhadap bagian dari objek.

Fungsi yang tertunda atau abnormal dalam setidaknya satu dari area sebagai berikut,
yang ditunjukkan sebelum usia tiga tahun :
Interaksi sosial
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial
Permainan simbolik atau imajinatif
299.80 Rett's Disorder
Semua berikut ini:
1. Perkembangan prenatal dan perinatal yang tampaknya normal
2. Perkembangan psikomotor yang tampaknya normal melalui yang pertama 5 bulan
setelah lahir
3. Lingkar kepala normal saat lahir
Timbulnya semua hal berikut setelah periode perkembangan normal:
1. Keterlambatan pertumbuhan kepala antara usia 5 dan 48 bulan
2. Hilangnya keterampilan tangan bertujuan yang diperoleh sebelumnya antara usia 5
tahun dan 30 bulan dengan perkembangan stereotip selanjutnya misalnya gerakan
tangan, meremas-remas tangan atau mencuci tangan.
3. Hilangnya keterlibatan sosial di awal (meskipun sering bersifat interaksi sosial
berkembang)
4. Penampilan gaya berjalan atau gerakan tubuh yang tidak terkoordinasi dengan baik
5. Perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif yang sangat terganggu dengan
retardasi psikomotor berat
299.10 Childhood Disintegrative Disorder

A. Perkembangan normal setidaknya selama 2 tahun pertama setelah lahir seperti yang
dimanifestasikan dengan adanya verbal dan nonverbal yang sesuai dengan usianya
komunikasi, hubungan sosial, bermain, dan perilaku adaptif.
B. Kehilangan yang signifikan secara klinis dari keterampilan yang diperoleh sebelumnya
(sebelum usia 10 tahun) setidaknya dalam dua bidang berikut:
1. Bahasa ekspresif atau reseptif
2. Keterampilan sosial atau perilaku adaptif
3. Kontrol usus atau kandung kemih
4. Bermain
5. Keterampilan motorik
Kelainan fungsi di setidaknya dua bidang berikut:
1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial (mis., gangguan dalam perilaku
nonverbal, kegagalan untuk mengembangkan hubungan teman sebaya, kurangnya
timbal balik sosial atau emosional).
2. Gangguan kualitatif dalam komunikasi (misalnya, keterlambatan atau kurangnya
bahasa lisan, ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan,
penggunaan bahasa yang stereotipik dan berulang-ulang, kurang bervariasinya
permainan khayal)
3. Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas, berulang, dan stereotip, termasuk
stereotip dan tingkah laku motorik
Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan perkembangan pervasif spesifik
lainnya atau Skizofrenia.
299.80 Asperger's Disorder

A. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti yang ditunjukkan oleh setidaknya
dua dari berikut ini:
1. Penurunan yang nyata dalam penggunaan beberapa perilaku nonverbal seperti itu
seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak tubuh untuk
mengatur interaksi sosial
2. Kegagalan mengembangkan hubungan teman sebaya yang sesuai dengan
perkembangan tingkat
3. Kurangnya keinginan spontan untuk berbagi kesenangan, minat, atau prestasi
dengan orang lain (misalnya, dengan kurangnya menunjukkan, membawa, atau
menunjukkan objek yang menarik bagi orang lain)
4. Kurangnya timbal balik sosial atau emosional
B. Gangguan kualitas dalam interaksi sosial, seperti yang ditunjukkan oleh setidaknya
doa dari berikut ini:
1. Penurunan yang nyata dalam penggunaan beberapa perilaku nonverbal seperti itu
seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak tubuh untuk
mengatur interaksi sosial
2. Kegagalan mengembangkan hubungan teman sebaya yang sesuai dengan
perkembangan tingkat
3. Kehilangan keinginan spontan untuk berbagi kesenangan, minat, atau prestasi
dengan orang lain (misalnya, dengan kurangnya pertunjukan, membawa, atau
menunjukkan objek yang menarik bagi orang lain)
4. Kekurangan timbal balik sosial atau emosional
C. Gangguan tersebut menyebabkan gangguan yang signifikan secara klinis di bidang
sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
D. Tidak ada keterlambatan umum yang signifikan secara klinis dalam bahasa (misalnya,
lajang kata yang digunakan pada usia 2 tahun, frasa komunikatif digunakan pada usia 3
tahun).
E. Tidak ada keterlambatan yang signifikan secara klinis dalam perkembangan kognitif
atau pengembangan keterampilan swadaya yang sesuai dengan usia, perilaku adaptif
(selain dalam interaksi sosial), dan rasa ingin tahu tentang lingkungan dalam masa kecil.
F. Kriteria tidak terpenuhi untuk Gangguan Perkembangan Pervasif spesifik lainnya atau
Skizofrenia.
Dampak Autism
Spectrum Disorder (ASD)
Sebelum masa sekolah Usia Sekolah Menjelang Dewasa

Tantrum Perilaku menarik diri Gangguan kualitatif dalam


Telat berbicara akan berkurang interaksi sosial timbal balik,
Kurangnya kontak Terjadi hambatan gangguan kualitatif dalam
mata dan senyum perkembangan komunikasi dan bahasa
sosial bahasa verbal maupun non verbal.
Lebih suka Performa yang tidak Terganggunya kognisi
menyendiri seimbang dalam sosial, keterampilan dan
Tidak mampu tugas-tugas kognitif. interaksi sosial
memahami aturan

Anak penyandang autisme memperlihatkan berbagai karakteristik yang khas dan seringkali
tampak aneh, terutama dalam hal interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
Interaksi Sosial
Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai,
tidak bisa bermain dengan teman sebaya, tidak bisa merasakan
apa yang dirasakan orang lain dan kurangnya hubungan sosial
dan emosional timbal balik.

Komunikasi
Terlambat berbicara atau bahkan sama sekali tidak
berkembang, sering menggunakan bahasa yang aneh dan cara
bermain yang kurang variatif.

Perilaku
Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik, ada gerakan aneh
yang khas, dan seringkali sangat terpaku pada bagian-bagian
tertentu benda.
Metode Asesmen
& Intervensi
Metode Asesmen
Wawancara terhadap OrangTua

Beberapa instrumen penilaian perilaku yang dapat digunakan:


1. Autism Behavior Checklist (ABC), terdiri dari 57 item yang mencakup lima dimensi
terkait sensorik, relasi, bahasa, sosial dan self-help, dan penggunaan tubuh serta
objek.
2. The Childhood Autism Rating Scale (CARS), instrumen untuk menilai tingkat
keparahan dan perilaku individu dengan autisme yang terdiri dari 15 item
3. Autism Diagnostic Interview Revised (ADI-R), merupakan instrumen berupa
interview yang dilakukan oleh orang tua atau pengasuh dengan durasi selama 90
menit (Carr, 2005).
Wawancara terhadap Guru

Lambert & Windmiller mengembangkan skala instrumen untuk memperoleh data


anak ketika sedang berada di sekolah, yakni Adaptive Behaviour Scale-school Edition.
Skala instrumen tersebut terdiri dari 100 item dengan durasi selama 30 menit yang
ditujukan untuk guru dengan murid yang berusia antara 3-17 tahun (Carr, 2005).

Penilaian Psikometri Kemampuan dan Bahasa

Bailey’s Scale -> bayi


WPPSI-R -> balita
WISC-3 -> anak diatas 6 tahun dan remaja
WAIS-R -> remaja dan dewasa
Selain itu, untuk individu dengan kecenderungan ASD juga dapat diukur
kemampuan bahasanya melalui skala verbal dan non-verbal seperti WISC dan
WOLD (Carr, 2005).
Asesmen Khusus

Untuk mengetahui gambaran lebih jauh di luar ranah psikolog klinis, maka dapat
diberikan asesmen khusus. Asesmen khusus tersebut dapat berupa evaluasi audiologis
secara menyeluruh apabila individu menunjukkan respon yang sangat minim
terhadap suara (Carr, 2005).
Intervensi
Psikoedukasi

Tujuan dari pemberian psikoedukasi adalah sebagai langkah awal untuk memberikan
penjelasan terkait gambaran diagnosis individu dengan ASD (Carr, 2005).

Family-based Approach to Management

Family-based Approach to Management adalah bentuk intervensi yang ditujukan


untuk orang tua dengan anak yang mengalami ASD. Intervensi ini bertujuan untuk
memberikan orang tua dukungan terkait penyesuaian diri (Carr, 2005).
Structured Learning

Intervensi yang berfokus dengan pembelajaran terstruktur agar individu dapat


memvisualisasikan proses pembelajaran yang ingin dicapai dengan mudah (Carr,
2005). Bertujuan agar potensi yang dimiliki oleh individu dengan ASD dapat lebih
terdorong. Aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran adalah aktivitas-
aktivitas yang sesuai dengan minat yang dimilikinya. Dapat melibatkan orang tua,
psikolog klinis, dan konsultan orang tua.

Behavioural Treatment

Behavioural treatment adalah bentuk intervensi yang bertujuan meningkatkan


keterampilan anak dan mengatasi perilaku mereka yang bersifat defisit melalui
intervensi berdasarkan pada peningkatan skill (skills training), komunikasi
(communication training), dan perilaku yang menantang (challenging behavior) (Carr,
2005).
Pengobatan Farmakologi

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku bermasalah
adalah dengan treatment berupa pengobatan farmakologi. Salah satu contohnya
adalah penggunaan risperidone untuk mengurangi amarah dan perilaku agresi. Akan
tetapi, penggunaan pengobatan farmakologi masih dilematis karena adanya efek
samping yang dapat timbul dari pengobatan yang diberikan maupun dari segi
lemahnya tingkat kemanjuran obat (Wick-Nelson & Israel, 2016).
STUDI KASUS
Gambaran Kasus
Subjek berusia 6 tahun 6 bulan yang bersekolah di SLB khusus autis, dapat memahami
instruksi sederhana meski perlu diulang-ulang, mengingat materi yang diajarkan di
sekolah. Menurut keterangan guru, hambatan yang dialami subjek ialah susah untuk
konsentrasi sehingga kesulitan mempelajari hal baru dan mudah beralih dengan hal
lain.
Subjek mampu menjawab pertanyaan sederhana seperti menceritakan ulang apa
yang diajarkan, tetapi belum dapat memahami secara keseluruhan tentang benda-
benda yang dikenalkan. Subjek belum dapat membaca, menulis, dan memahami
konsep angka, bahkan subjek belum bisa memegang pensil dengan benar. Subjek
juga sering melamun atau berbicara sendiri ketika proses belajar mengajar
berlangsung. Subjek masih perlu bantuan untuk membereskan peralatan belajarnya.
Subjek hanya bersedia mengikuti kegiatan yang dianggapnya menarik, selebihnya
subjek seringkali tidak bersedia untuk bergabung dalam kegiatan bersama dan sulit
untuk dibujuk.
Kondisi & Permasalahan
DOMAIN KOGNITIF
Subjek menghasilkan skor IQ sebesar 57 pada kategori profound, usia mental 3 tahun 11 bulan.
Subjek memiliki kemampuan kognitif di bawah usia kronologis dan kemampuan akademis di
bawah umur anak yang seumuran dengannya.

DOMAIN AFEKTIF
Subjek mampu menunjukkan ekspresi dari perasaannya, akan tetapi berlebihan pada ekspresi
senang, seperti meloncat-loncat. Subjek juga masih kurang dalam mengendalikan emosinya.
Terkadang subjek akan menangis atau marah ketika keinginannya tidak terpenuhi.

DOMAIN SOSIAL
Subjek memiliki kematangan sosial yang setara dengan anak usia 4 tahun 7 bulan, dimana
usia tersebut di bawah usia subjek. Akan tetapi, keseluruhan subjek masih bisa melakukan
interaksi sosial dengan orang lain.
Kondisi & Permasalahan
DOMAIN PERILAKU
TIngkat kefokusan dan konsentrasi subjek saat beranyanyi dan senam yang tinggi dan
mengikuti pelajaran dengan tersenyum. Namun pada pelajaran seperti menggambar,
menempel, mencoret, dan lain-lain, subjek kurang fokus, kurang bersemangat, dan
kepalanya lebih sering menunduk ke bawah.

RIWAYAT KASUS
subjek dulunya terlahir secara prematur dengan usia kehamilan baru 8 bulan. Subjek lebih
banyak diasuh oleh pengasuh, karena kedua orang tuanya bekerja hingga sore hari. Di usia 1
tahun 9 bulan, subjek pernah terjatuh hingga gigi depan rompal, sejak kejadian tersebut
subjek mengalami kemunduran kemampuan berbicara dan menunjukkan gejala gangguan
perkembangan. Beberapa kegiatan bisa diikuti subjek dengan baik seperti senam dan
bernyanyi, selain kegiatan tersebut antusias subjek sangat kurang. Kemampuan motorik
kasar subjek sudah lebih baik dibandingkan dengan kemampuan motorik halus.
Hasil Asesmen
Berdasarkan asesmen yang telah dilaksanakan, diperoleh data yang
menunjukkan bahwa subjek memang mengalami autis. Hal tersebut ditandai
dengan terjadinya kemunduran kemampuan berbahasa yang terlihat ketika
subjek berusia 1 tahun 9 bulan.

Untuk mengetahui tingkat autis yang dialami oleh subjek diperlukan asesmen
lebih lanjut. Asesmen yang digunakan adalah CARS, asesmen tersebut
diperlukan untuk mengetahui tingkat autis pada subjek. Pada saat usia 1
tahun 9 bulan, subjek juga mengalami luka pada mulut dan gusi yang
menyebabkan proses belajar berbahasanya terhambat.
Subjek diberikan metode paper pencil dan duduk di kursi dalam pelajaran
mengenal huruf. Akan tetapi, berdasarkan hasil asesmen terlihat bahwa metode
pelajaran paper pencil dan duduk di kursi tidak disukai oleh subjek. Subjek tidak
dapat mempertahankan perhatiannya selama pembelajaran dan tidak dapat
menerima apa yang disampaikan oleh guru dengan baik. Pada tahap ini anak
mulai belajar dengan benda yang nyata dan berinteraksi secara fisik terhadap
lingkungannya dan mulai belajar simbol. Usia kronologis subjek saat ini yaitu 6
tahun 6 bulan, akan tetapi usia mental pada subjek ialah 3 tahun 11 bulan.

Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif yang dimiliki
oleh subjek masih sebanding dengan anak usia 3 tahun 11 bulan, sehingga
pembelajaran dengan tahap praoperasional, merupakan tahap yang sesuai.
Dimana pada tahap ini pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan menggunakan
alat bantu visual, warna, lagu atau nyanyian, dan permainan yang menarik lainnya
Intervensi
Intervensi yang digunakan

Structure Learning, dengan cara mengubah metode pembelajaran subjek dalam


mengenal huruf.

Tujuan

Untuk membuat pembelajaran dapat dipahami oleh anak autis dengan mengenali
defisit, yaitu melihat ke arah guru dan mengikuti instruksi guru (meningkatkan
rentang konsentrasi) dengan aktivitas yang sesuai dengan minat yang dimilikinya
Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan intervensi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut
1. Menetapkan teknik modifikasi perilaku yang digunakan beserta prosedur
penerapannya, yaitu kontrol stimulus
2. Melibatkan orang tua dan guru dalam merancang intervensi. Pada kasus ini
menentukan stimulus, konsekuensi dan reinforcement yang sesuai untuk subjek.
Pada kasus ini, stimulus yang digunakan adalah metode mengajar dengan
nyanyian, gerakan dan warna. Reinforcement yang akan diberikan adalah buku
mewarnai edisi kendaraan.
3. Menentukan stimulus dari lingkungan natural subjek untuk menggeneralisasikan
dan menjaga perilaku yang ditingkatkan.
4.Membuat kontrak intervensi (tertulis maupun lisan). Kesepakatan yang dilakukan
tidak menggunakan kontrak tertulis, hanya kesepakatan secara lisan.
5.Menerapkan teknik dan prosedur yang telah disusun.
6.Mencatat perkembangan subjek yang dilakukan oleh praktikan, guru, dan orang
tua.
7.Melakukan evaluasi program.
Hari Pertama
Sabtu, 10 Maret 2023

SESI DURASI KEGIATAN TUJUAN ALAT BAHAN

Terapis menjelaskan Meningkatkan level


mengenai penurunan pemahaman orang tua dan
kemampuan belajar anak guru untuk terus menstimulasi
kepada guru dan orang tua anak autis dan bisa dengan
subjek. menerapkan beberapa aktivitas
Terapis memaparkan materi pembelajaran baru yang
1 60' mengenai beberapa alternatif menyenangkan sesuai dengan -
pemilihan program metode kemampuan yang mereka miliki
pembelajaran terbaru untuk
subjek.
Hari Kedua Senin, 13 Maret 2023

SESI DURASI KEGIATAN TUJUAN ALAT BAHAN

Melakukan pendekatan dengan subjek Memberikan ruang kepada anak untuk


yang berupa percakapan santai dengan beradaptasi terlebih dahulu dengan
topik yang disesuaikan dengan kebutuhan suasana belajar, memberikan rasa
1 30' nyaman pada anak dan membangun -
chemistry antara pengajar dan anak.

Pelaksanaan alternatif pembelajaran Mainan berbentuk huruf


terbaru : Mengenal huruf (alat peraga 1) dan lembar huruf untuk
Mengajarkan nama-nama huruf panduan bernyanyi.
dengan nyanyian dan alat peraga.
2 60' Mengevaluasi ketertarikan subjek -
terhadap metode belajar yang
diberikan.

Evaluasi Program (Sesi 1) Mencatat segala perkembangan yang Lembar evaluasi, alat
dialami subjek, mengevaluasi program tulis
yang dilakukan sebelumnya apakah
sudah dilaksanakan dengan baik dan
3 30' benar atau belum.
Hari Ketiga Selasa, 14 Maret 2023

SESI DURASI KEGIATAN TUJUAN ALAT BAHAN

Melakukan pendekatan dengan subjek Memberikan ruang kepada anak untuk


yang berupa percakapan santai dengan beradaptasi terlebih dahulu dengan
1 30' topik yang disesuaikan dengan kebutuhan suasana belajar, memberikan rasa -
nyaman pada anak dan membangun
chemistry antara pengajar dan anak.

Pelaksanaan alternatif pembelajaran Krayon, lembar berisi


terbaru : Mengenal huruf (alat peraga 2) huruf A hingga E, dan
Menyanyikan nama-nama huruf lembar huruf untuk
bersama. panduan bernyanyi.
Subjek diminta mewarnai huruf A
dengan warna merah.
Subjek diminta mewarnai huruf B
2 60' dengan warna biru. -
Subjek diminta mewarnai huruf C
dengan warna kuning.
Subjek diminta mewarnai huruf D
dengan warna hijau.
Subjek diminta mewarnai huruf E
dengan warna abu-abu. Menyanyikan
nama-nama huruf bersama.

Evaluasi Program (Sesi 2) Mencatat segala perkembangan yang Lembar evaluasi, alat
dialami subjek, mengevaluasi program tulis
3 30' yang dilakukan sebelumnya apakah
sudah dilaksanakan dengan baik dan
benar atau belum.
Hari Keempat Rabu, 15 Maret 2023

SESI DURASI KEGIATAN TUJUAN ALAT BAHAN

Melakukan pendekatan dengan subjek Memberikan ruang kepada anak untuk


yang berupa percakapan santai dengan beradaptasi terlebih dahulu dengan
1 30' topik yang disesuaikan dengan kebutuhan suasana belajar, memberikan rasa -
nyaman pada anak dan membangun
chemistry antara pengajar dan anak.

Pelaksanaan alternatif pembelajaran Lembar berisi huruf A


terbaru : Mengenal huruf (alat peraga 3) hingga E dengan garis
Menyanyikan nama-nama huruf putus-putus, lembar
bersama. huruf untuk panduan
Subjek diminta menyambung garis bernyanyi, dan kertas
putus-putus dan menyebutkan nama kecil-kecil berisi huruf A
huruf yang terbentuk. hingga E.
2 60' Subjek diminta mengambil satu lipatan -
kertas dan menyebutkan nama huruf
yang tertulis di dalamnya. Diulang
hingga huruf A, B, C, D, E telah
terambil semua.
Menyanyikan nama-nama huruf
bersama.

Evaluasi Program (Sesi 3) Mencatat segala perkembangan yang Lembar evaluasi, alat
dialami subjek, mengevaluasi program tulis
yang dilakukan sebelumnya apakah
3 30' sudah dilaksanakan dengan baik dan
benar atau belum.
Hari Kelima Kamis, 16 Maret 2023

SESI DURASI KEGIATAN TUJUAN ALAT BAHAN

Melakukan pendekatan dengan subjek Memberikan ruang kepada anak untuk


yang berupa percakapan santai dengan beradaptasi terlebih dahulu dengan
1 30' topik yang disesuaikan dengan kebutuhan suasana belajar, memberikan rasa -
nyaman pada anak dan membangun
chemistry antara pengajar dan anak.

Pelaksanaan alternatif pembelajaran Lembar huruf untuk


terbaru : Mengenal huruf (alat peraga 4) panduan
Menyanyikan nama-nama huruf bernyanyi,krayon, dan
bersama. lembar berisi huruf A
Subjek diminta mewarnai huruf A hingga E.
dengan warna merah.
Subjek diminta mewarnai huruf B
dengan warna biru.
2 60' Subjek diminta mewarnai huruf C -
dengan warna kuning.
Subjek diminta mewarnai huruf D
dengan warna hijau.
Subjek diminta mewarnai huruf E
dengan warna abu-abu.
Menyanyikan nama-nama huruf
bersama.

Evaluasi Program (Sesi 4) Mencatat segala perkembangan yang Lembar evaluasi, alat
dialami subjek, mengevaluasi program tulis
3 30' yang dilakukan sebelumnya apakah
sudah dilaksanakan dengan baik dan
benar atau belum.
Hari Keenam Jum'at, 17 Maret 2023

SESI DURASI KEGIATAN TUJUAN ALAT BAHAN

Melakukan pendekatan dengan subjek Memberikan ruang kepada anak untuk


yang berupa percakapan santai dengan beradaptasi terlebih dahulu dengan
1 30' topik yang disesuaikan dengan kebutuhan suasana belajar, memberikan rasa -
nyaman pada anak dan membangun
chemistry antara pengajar dan anak.

Pelaksanaan alternatif pembelajaran Lembar berisi huruf A


terbaru : Mengenal huruf (alat peraga 5) hingga E dengan garis
Menyanyikan nama-nama huruf putus-putus, lembar
bersama. huruf untuk panduan
Subjek diminta menyambung garis bernyanyi, dan kertas
putus-putus dan menyebutkan nama kecil-kecil berisi huruf A
huruf yang terbentuk. hingga E.
2 60' Subjek diminta mengambil satu lipatan -
kertas dan menyebutkan nama huruf
yang tertulis di dalamnya. Diulang
hingga huruf A, B, C, D, E telah
terambil semua.
Menyanyikan nama-nama huruf
bersama.

Evaluasi Program (Sesi 5) Mencatat segala perkembangan yang Lembar evaluasi, alat
dialami subjek, mengevaluasi program tulis
3 30' yang dilakukan sebelumnya apakah
sudah dilaksanakan dengan baik dan
benar atau belum.
Hari Ketujuh Senin, 20 Maret 2023

SESI DURASI KEGIATAN TUJUAN ALAT BAHAN

Melakukan pendekatan dengan subjek Memberikan ruang kepada anak untuk


yang berupa percakapan santai dengan beradaptasi terlebih dahulu dengan
1 30' topik yang disesuaikan dengan kebutuhan suasana belajar, memberikan rasa -
nyaman pada anak dan membangun
chemistry antara pengajar dan anak.

Pelaksanaan alternatif pembelajaran terbaru : Lembar huruf untuk


Mengenal huruf (alat peraga 6) panduan bernyanyi,
Menyanyikan nama-nama huruf bersama. krayon, lembar berisi
Subjek diminta mewarnai huruf A dengan huruf A hingga E, dan
warna merah. kertas kecil-kecil berisi
Subjek diminta mewarnai huruf B dengan
warna biru. huruf A hingga E.
Subjek diminta mewarnai huruf C dengan
2 60' warna kuning.
Subjek diminta mewarnai huruf D dengan
-
warna hijau.
Subjek diminta mewarnai huruf E dengan
warna abu-abu.
Subjek diminta mengambil satu lipatan
kertas dan menyebutkan nama huruf yang
tertulis di dalamnya. Diulang hingga huruf
A, B, C, D, E telah terambil semua.

Evaluasi Program (Sesi 6) Mencatat segala perkembangan yang Lembar evaluasi, alat
dialami subjek, mengevaluasi program tulis
3 30' yang dilakukan sebelumnya apakah
sudah dilaksanakan dengan baik dan
benar atau belum.
Evaluasi Kirkpatrick Evaluation Model

Level 1, reaction. Mengukur reaksi target terhadap program yang dijalani dengan sesi
evaluasi di akhir pertemuan

Level 2, learning. Pengukuran terhadap perubahan sikap target, peningkatan


pengetahuan, dan atau peningkatan skill yang dibuktikan dari hasil observasi
terhadap subjek pada saat mengikuti pembelajaran.

Level 3, behavior. Tahap ini akan melihat perubahan perilaku yang telah terjadi pada
target akan hasil belajarnya. Evaluasi/follow up dapat dilakukan melalui observasi
maupun wawancara secara langsung serta dari orang terdekat.

Level 4, result. Evaluasi selanjutnya adalah mengenai hasil akhir dari intervensi.
Harapannya, target menyukai metode belajar yang diterapkan dan terjadi peningkatan
rentang perhatian belajar mengenal huruf pada target.
Referensi
American Psychiatric Association. (1994). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-IV) 4th Edition.
Washington, DC: American Psychiatric Association.
Ballerina, T. (2016). Meningkatkan Rentang Perhatian Anak Autis dalam Pembelajaran Pengenalan Huruf. INKLUSI: Journal of
Disability Studies, 3(2), 245-266.
Carr, A. (1999). The Handbook of Child and Adolescent Clinical Psychology. London: Routledge.
Carr, A. (2005). The Handbook of Child and Adolescent Clinical Psychology Contextual Approach. New York: Brunner-
Routledge.
Cervera, G. R., Romero, M. G., Mas, L. A., & Delgado, F. M. (2011). Intervention Models in Children with Autism Spectrum
Disorders . Autism Spectrum Disorders – From Genes to Environment.
Hunt, N. (2005). Exceptional Children & Youth. Boston: Houghton Mifflin Company.
Hyman, S. L., Levy, a. S., & Myers, S. M. (2020). Identification, Evaluation, and Management of Children With Autism Spectrum
Disorder. PEDIATRICS.
Mangunsong. F. (2011). Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus: Jilid 1. Jakarta: Lembaga Pengembangan
Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia.
Muhiddin, S. (2014). Gangguan Perkembangan pada Anak dan Remaja (Tinjauan Psikologi Abnormal). 2.
Rahayu, S. M. (2015). Deteksi dan Intervensi Dini Pada Anak Autis. Jurnal Pendidikan Anak, 3(1).
https://doi.org/10.21831/jpa.v3i1.2900
Wicks-Nelson, R., & Israel, A. C. (2016). Abnormal Child and Adolescent Psychology, DSM-5 Update, 5th edition. London:
Psychology Press-Taylor & Francis Group.
Nurfadhillah, S., Mahromiyati, M., Nurkamilah, S., Anggestin, T., Manjaya, R. A. H., & Nasrullah, N. (2021). Analisis Karakteristik
Anak Berkebutuhan Khusus (Autisme) di Sekolah Inklusi SDN Cipondoh 3 Kota. BINTANG, 3(3), 459-465.
Thank you
so much!
Do you have any questions for us?

Anda mungkin juga menyukai