Anda di halaman 1dari 21

Case Report

AUTISME
Kelompok 3:

Adinda Melani Putri


Agung Satria
Andika Yudistira
Hidayatul Ulya
Isis Nadia

Dosen Pengampu:
Ns. Dian Sari, M.Kep, Sp.Kep.An
pendahuluan
Autisme merupakan kumpulan kondisi kelainan
perkembangan yang ditandai dengan kesulitan
berinteraksi sosial, masalah komunikasi
verbal dan nonverbal, disertai dengan
pengulangan tingkah laku, ketertarikan yang
dangkal dan obsesif.

Kelainan perkembangan secara pasti dideteksi saat


anak berusia 3 tahun dan pada beberapa kasus pada
usia 18 bulan, tapi tanda-tanda yang mengarah ke
gangguan ini sebenarnya sudah dapat terlihat sejak
umur 1 tahun, bahkan pada bayi usia 8 bulan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian

AUTISME

Autos  Isme 
Diri sendiri Aliran

Suatu faham yg tertarik hanya pada dunianya sendiri.


DEFINISI

Autisme adalah gangguan pekembangan yang luas dan


berat (perpasive) dengan karakteristik gangguan
komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku yang gejalanya
mulai tampak pada anak sebelum usia 3 tahun.
EPIDEMIOLOGI

UNESCO (2011) melaporkan, tercatat 35 juta orang penyandang autisme


diseluruh dunia. Berarti rata-rata 6 dari 1.000 orang di dunia mengidap autis.
Di Indonesia yang berpenduduk 200 juta lebih, diperkirakan jumlah anak
autisme mencapai 150-200 ribu orang

Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 4:1, namun anak


perempuan yang terkena akan menunjukkan gejala yang lebih berat.
Penyebab Autisme
Penyebab utama belum diketahui dgn pasti. Autisme
diduga disebabkan oleh gangguan neurologi pada SSP;

a) Teori Biologis: Faktor genetik; prenatal, natal dan


postnatal; Neuro anatomi; struktur dan biokimia
otak dan darah
b) Teori Psikososial
c) Faktor Keracunan Logam Berat
d) Faktor Gangguan Pencernaan, Pendengaran, dan
Penglihatan.
e) Autoimun Tubuh
Macam-macam gangguan
perkembangan pada anak autis

Gangguan Komunikasi
1) Terlambat berbicara / sama sekali belum
dapat berbicara,
2) Sangat sulit utk memulai atau
mempertahankan percakapan dgn orang lain,
3) Komunikasi dgn gerakan/bahasa tubuh,
4) Mengulang – ulang kata,
5) Meracau dgn bahasanya sendiri,
6) Tidak memahami pembicaraan orang lain.
Gangguan interaksi
1) Kurang responsif terhadap isyarat sosial,
2) Tidak mau menatap mata,
3) Apabila dipanggil tidak menengok,
4) Tidak mau bermain dgn teman sebaya, lebih
senang menyendiri.
5) Tidak mampu mengekspresikan rasa senang/
keinginannya secara spontan,
6) Bila diajak bermain akan menjauh
Gangguan perilaku

Contoh perilaku yang berlabihan:


 Hiperaktivitas motorik seperti tidak bisa diam, lari ke sana ke mari tak
terarah, melompat-lompat berputar-putar, memukul-mukul, mengulang-
ulang gerakan tertentu. Perilaku ini dapat membahayakan diri sendiri dan
dapat berupa agresifitas melawan orang lain.

Contoh perilaku kekurangan :

 Duduk diam terpaku oleh sesuatu hal, misalnya bayangan atau benda yang
berputar. Kadang-kadang ada kelekatan pada benda tertentu seperti
sepotong tali, kartu, kertas, gambar, gelang karet, atau apa saja yang terus
dipegangnya dan dibawa kemana-mana
 Duduk diam bengong dengan tatap mata yang kosong, bermain secara
monoton dan kurang variatif secara berulang-ulang
Gangguan emosi

• Tidak ada atau kurangnya empati, misalnya melihat


anak menangis tidak merasa kasihan melainkan
merasa terganggu sehingga anak yang menangis
tersebut mungkin didatangi dan dipukulnya
• Tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah-marah
tanpa sebab yang nyata
• Sering mengamuk tak terkendali. Terutama bila tidak
mendapat apa yang diingikannya, ia bisa menjadi
agresif dan destruktif
Gangguan persepsi sensoris

1) Menjilat-jilat benda,
2) Mencium-cium benda,
3) Menutup telinga bila mendengar suara keras
dengan nada tertentu,
4) Tidak suka memakai baju dgn bahan kasar,
5) Sangat tahan terhadap sakit.
Penegakan Diagnosis

• Anamnesis
• Menurut ICD 10 dan DSM IV 2004, kriteria
diagnostik autisme adalah sebagai berikut;
• Harus ada setidaknya 6 gejala dari 1,2,
dan 3 dengan minimal 2 gejala dari 1 dan
masing-masing satu gejala dari 2 dan 3.
1. Gangguan kulitatif dalam interaksi sosial yang
timbal balik. Minimal harus ada 2 gejala di bawah
ini:
 Tidak mampu menjalani interaksi sosial yang cukup memadai:
kontak mata sangat kurang, ekpresi muka kurang hidup,
gerak-gerik kurang tertuju.
 Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
 Tidak ada empati (tidak dapat merasakan apa yang dirasakan
orang lain)
 Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional
yang timbal balik
2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi.
Minimal harus ada satu gejala di bawah ini:
 Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tidak
berkembang anak tidak berusaha berkomunikasi secara non
verbal
 Bila anak bisa berbicara, maka bicaranya tidak dapat dipakai
untuk komunikasi
 Sering menggunakan bahasa aneh dan berulang-ulang
 Cara bemain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang
dapat meniru
3. Adanya suatu pola yang mempertahankan,
diulang-ulang dalam perilaku, minat dan kegiatan.
Minimal harus ada satu gejala dibawah ini:
 Mempertahankan suatu minat atau lebih dengan cara yang
sangat khas dan berlebihan
 Terpaku pada satu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tak
ada gunanya
 Adanya gerakan yang khas dan diulang-ulang
 Sering sekali terpaku pada bagian-bagian benda
Pemeriksaan Fisik :

• Berat badan, tingi badan, lingkar kepala dapat normal atau abnormal.
• Anak tidak menjalin interaksi sosial yang memadai seperti kontak mata
kurang atau tidak ada, tidak mau bermain dengan teman.
• Skrining dengan checklist for autism in toddler.
Penatalaksanaan Autisme

Terapi nonmedikamentosa
• Terapi perilaku
• Terapi bicara
• Terapi okupasi
• Sensori integrasi
• Terapi AIT (Auditory Integration Train-
ing)
• Intervensi keluarga
Prognosis
• Intervensi dini yang tepat dan perogram pen-
didikan terspesialisasi serta pelayanan pen-
dukung mempengaruhi hasil pada penderita
autisme.
• Autisme tidak fatal dan tidak mempengaruhi
harapan hidup normal. Penderita autis yang dide-
teksi dini serta langsung mendapat perawatan
dapat hidup mandiri tergantung dari jenis gang-
guan autistik apa yang diderita dan berapa
umurnya saat terdeteksi dan ditangani sebagai
penderita autis.
Terimakasih
Click icon to add picture

Thank You

Anda mungkin juga menyukai