Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

AUTISME

2C

KELOMPOK 13

Tri Sarastia Panuwao (751440119094)


Tomi Zakaria (751440119095)
PENGERTIAN
Autisme adalah kelainan neuropsikiatrik yang
menyebabkan kurangnya kemampuan
berinteraksi social dan komunikasi, minat yang
terbatas, perilaku tidak wajar dan adanya
gerakan stereotipik, dimana kelainan ini muncul
sebelum anak berusia 3 tahun (Teramihardja J,
2007).
ETIOLOGI
Penyebab Autisme diantaranya :
1. Genetik (80% untuk kembar monozigot dan 20% untuk kembar
dizigot) terutama pada keluarga anak austik (abnormalitas kognitif
dan kemampuan bicara).
2. Kelainan kromosim (sindrom x yang mudah pecah atau fragil).
3. Neurokimia (katekolamin, serotonin, dopamin belum pasti).
4. Cidera otak, kerentanan utama, aphasia, defisit pengaktif retikulum,
keadaan tidak menguntungkan antara faktor psikogenik dan
perkembangan syaraf, perubahan struktur serebellum, lesi
hipokompus otak depan.
5. Penyakit otak organik dengan adanya gangguan komunikasi dan
gangguan sensori serta kejang epilepsi.
6. Lingkungan terutama sikap orang tua, dan kepribadian anak
PATOFISIOLOGI
Sel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan serabut
untuk mengalirkan impuls listrik (akson) serta serabut untuk
menerima impuls listrik (dendrit). Sel saraf terdapat di
lapisan luar otak yang berwarna kelabu (korteks). Akson
dibungkus selaput bernama mielin, terletak di bagian otak
berwarna putih. Sel saraf berhubungan satu sama lain lewat
sinaps. Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai
tujuh bulan. Pada trimester ketiga, pembentukan sel saraf
berhenti dan dimulai pembentukan akson, dendrit, dan
sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar dua
tahun.
CARA MENGETAHUI AUTISME PADA ANAK
Anak mengalami autisme dapat dilihat dengan:
1. Orang tua harus mengetahui tahap-tahap
perkembangan normal.
2. Orang tua harus mengetahui tanda-tanda autisme pada
anak.
3. Observasi orang tua, pengasuh, guru tentang perilaku
anak dirumah, diteka, saat bermain, pada saat
berinteraksi sosial dalam kondisi normal.
 Tanda autis berbeda pada setiap interval umumnya:
1. Pada usia 6 bulan sampai 2 tahun anak tidak mau
dipeluk atau menjadi tegang bila diangkat ,cuek
menghadapi orangtuanya, tidak bersemangat
dalam permainan sederhana (ciluk baa atau kiss
bye), anak tidak berupaya menggunakan kat-kata.
Orang tua perlu waspada bila anak tidak tertarik
pada boneka atau binatan gmainan untuk bayi,
menolak makanan keras atau tidak mau
mengunyah, apabila anak terlihat tertarik pada
kedua tangannya sendiri.
2. Pada usia 2-3 tahun dengan gejal suka mencium atau menjilati
benda-benda, disertai kontak mata yang terbatas, menganggap
orang lain sebagai benda atau alat, menolak untuk dipeluk,
menjadi tegang atau sebaliknya tubuh menjadi lemas, serta
relatif cuek menghadapi kedua orang tuanya.
3. Pada usia 4-5 tahun ditandai dengan keluhan orang tua bahwa
anak merasa sangat terganggu bila terjadi rutin pada kegiatan
sehari-hari. Bila anak akhirnya mau berbicara, tidak jarang
bersifat ecolalia (mengulang-ulang apa yang diucapkan orang
lain segera atau setelah beberapa lama), dan anak tidak jarang
menunjukkan nada suara yang aneh, (biasanya bernada tinggi
dan monoton), kontak mata terbatas (walaupun dapat
diperbaiki), tantrum dan agresi berkelanjutan tetapi bisa juga
berkurang, melukai dan merangsang diri sendiri.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang ditemuai pada penderita Autisme :
1. Penarikan diri
2. Gerakan tubuh stereotipik, kebutuhan kesamaan yang mencolok,
minat yang sempit, keasyikan dengan bagian-bagian tubuh.
3. Anak biasa duduk pada waktu lama, sibuk pada tangannya,
menatap pada objek.
4. Perilaku ritualistik dan konvulsif
5. Ledakan marah menyertai gangguan secara rutin.
6. Kontak mata minimal atau tidak ada.
7. Pengamatan visual terhadap gerakan jari dan tangan, pengunyahan
benda, dan menggosok permukaan menunjukkan penguatan
kesadaran dan sensitivitas terhadap rangsangan
8. Keterbatasan kognitif, pada tipe defisit pemrosesan
kognitif tampak pada emosional
9. Menunjukan echolalia (mengulangi suatu ungkapan atau
kata secara tepat) saat berbicara, pembalikan kata ganti
pronomial, berpuisi yang tidak berujung pangkal, bentuk
bahasa aneh lainnya berbentuk menonjol.
10. Intelegensi dengan uji psikologi konvensional termasuk
dalam retardasi secara fungsional.
11. Sikap dan gerakan yang tidak biasa seperti mengepakan
tangan dan mengedipkan mata, wajah yang menyeringai,
melompat, berjalan berjalan berjingkat-jingkat.
 Ciri yang khas pada anak yang austik :
1. Defisit keteraturan verbal.
2. Abstraksi, memori rutin dan pertukaran verbal timbal balik.
3. Kekurangan teori berfikir (defisit pemahaman yang
dirasakan atau dipikirkan orang lain).
 Menurut Baron dan kohen 1994 ciri utama anak autisme
adalah:
1. Interaksi sosial dan perkembangan sossial yang abnormal.
2. Tidak terjadi perkembangan komunikasi yang normal.
3. Minat serta perilakunya terbatas, terpaku, diulang-ulang,
tidak fleksibel dan tidak imajinatif.
4. Ketiga-tiganya muncul bersama sebelum usia 3 tahun.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Autisme sebagai spektrum gangguan maka gejala-gejalanya
dapat menjadi bukti dari berbagai kombinasi gangguan
perkembangan. Bila tes-tes secara behavioral maupun
komunikasi tidak dapat mendeteksi adanya autisme, maka
beberapa instrumen screening yang saat ini telah
berkembang dapat digunakan untuk mendiagnosa autisme:
Childhood Autism Rating Scale (CARS)
The Checklis for Autism in Toddlers (CHAT)
The Autism Screening Questionare
The Screening Test for Autism in Two-Years Old
PENATALAKSANAAN
a) Penatalaksanaan medis
Umunya terapi yang diberikan ialah terhadap gejala, edukasi
dan penerangan kepada keluarga, serta penanganan perilaku
dan edukasi bagi anak. Manajemen yang efektif dapat
mempengaruhi outcome. Intervensi farmakologi, yang saat
ini dievaluasi, mencakup obat fenfluramine, lithium,
haloperidol dan naltrexone. Terhadap gejala yang menyertai.
Terapi anak dengan autisme membutuhkan identifikasi diri.
Intervensi edukasi yang intensif, lingkungan yang terstruktur,
atensi individual, staf yang terlatih baik, peran serta orang tua
dapat meningkat prognosis.
b) Penatalaksanaan keperawatan
Penatalaksanaan pada autisme bertujuan untuk:
1. Mengurangi masalah perilaku.
2. Terapi perilaku dengan memanfaatkan keadaan yang terjadi
dapat meningkatkan kemahiran berbicara. menagement perilaku
dapat mengubah perilaku destruktif dan agresif.
3. Meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangan terutama
bahasa.
4. Latihan dan pendidikan dengan menggunakan pendidikan
(operant conditioning yaitu dukungan positif (hadiah) dan
dukungan negatif (hukuman).
5. Anak bisa mandiri dan bersosialisasi.
6. Mengembangkan ketrampilan sosial dan ketrampilan praktis.
ASUHAN KEPERAWATAN AUTISME
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
suku bangsa, tanggal, jam masuk RS, nomor registrasi, dan
diagnosis medis.

B. Anamnesa Riwayat Penyakit


1. Keluhan Utama
Anak belum dapat berbicara dengan jelas pada usia saat ini (3
tahun)
2. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya anak autis dikenal dengan kemampuan berbahasa,
keterlambatan atau sama sekali tidak dapat bicara. Berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi
dalam waktu singkat, tidak senang atau menolak dipeluk. Saat
bermain bila didekati akan menjauh. Ada kedekatan dengan benda
tertentu seperti kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang
dibawa kemana saja dia pergi. Bila senang satu mainan tidak mau
mainan lainnya. sebagai anak yang senang kerapian harus
menempatkan barang tertentu pada tempatnya. Menggigit, menjilat
atau mencium mainan atau bend apa saja. Bila mendengar suara
keras, menutup telinga. Didapatkan IQ dibawah 70 dari 70%
penderita, dan dibawah 50 dari 50%. Namun sekitar 5%
mempunyai IQ diatas 100.
b) Riwayat kesehatan ketika anak dalam kandungan ( riwayat kesehatan
dahulu)
• Sering terpapar zat toksik, seperti timbal.
• Cidera otak
c) Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan apakah ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit
serupa dengan klien dan apakah ada riwayat penyakit bawaan atau
keturunan. Biasanya pada anak autis ada riwayat penyakit keturunan.

3. Pemeriksaan Fisik Pada Anak Dengan Kebutuhan Khusus


a) Screening CHAT
CHAT (Checklist for Autism in Toddler) merupakan instrumen skrining yang
valid dalam mengenali tanda dan gejala autisme pada anak berusia 18-24
bulan.
b) Kuisioner Masalah Mental Emosional (KMME)
Kuisioner Masalah Mental dan Emosional (KMME) adalah 12 pertanyaan untuk deteksi dini
masalah mental dan emosional, tiap 6 bulan. Cara pelaksanaannya adalah menanyakan pada
orangtua / pengasuh, lalu mencatat jawaban “Ya”atau “Tidak”, setelah itu menghitung jumlah
jawaban “Ya” lalu menginterpretasikannya.
c) Persiapan Pasien Untuk Pemeriksaan Penunjang
Autisme sebagai spektrum gangguan maka gejala-gejalanya dapat menjadi bukti dari
berbagai kombinasi gangguan perkembangan. Bila tes-tes secara behavioral maupun
komunikasi tidak dapat mendeteksi adanya autisme, maka beberapa instrumen screening
yang saat ini telah berkembang dapat digunakan untuk mendiagnosa autisme:
 Childhood Autism Rating Scale (CARS)
 The Checklis for Autism in Toddlers (CHAT)
 The Autism Screening Questionare
 The Screening Test for Autism in Two-Years Old

C. Merumuskan Masalah Keperawatan Pada Anak Dengan Kebutuhan Khusus


• Hambatan komunikasi verbal
• Resiko gangguan perkembangan
• Perubahan proses keluarga
Rencana Keperawatan Pada Anak Dengan Kebutuhan Khusus

SDKI SLKI SIKI


Gangguan Setelah dilakukan tindakan Promosi Komunikasi : Defisit Bicara
Observasi :
Komunikasi Verbal keperawatan selama 1x24 jam
- Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume, dan diksi bicara
dengan luaran Komunikasi
- Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan dengan
Verbal dapat mengurangi gejala bicara(mis, memori, pendengaran, dan bahasa)
dan menormalkan indikator - Monitor frustasi, marah, depresi, atau hal lain yang mengganggu bicara
sebagai berikut : - Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi
Terapeutik :
- Kemampuan bicara
- Gunakan metode komunikasi alternatif (mis, menulis, mata berkedip,
meningkat
papan komunikasi dengan gambar dan huruf, isyarat tangan dan computer)
- Kemampuan mendengar - Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan
meningkat - Gunakan juru bicara,jika perlu
- Kesesuaian ekspresi Edukasi :
- Anjurkan bicara perlahan
wajah/tubuh meningkat
- Anjurkan pasien dan keluarga proses kognitif, anatomis, dan fisiologis
yang berhubungan dengan kemampuan bicara
Kolaborasi :
- Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
SDKI SLKI SIKI
Resiko Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Promosi Perkembangan Anak
Observasi :
Perkembangan 1x24 jam dengan luaran Status Perkembangan
- Identifikasi kebutuhan khusus anak dan kemampuan
dapat mengurangi gejala dan menormalkan
adaptasi anak
indikator sebagai berikut :
Terapeutik :
- Keterampilan/perilaku sesuai usia meningkat - Dukung anak berinteraksi dengan anak lain
- Kemampuan melakukan perawatan diri - Dukung anak mengekspresikan perasaannya secara
meningkat positif

- Respon social meningkat - Sediakan kesempatan dan alat-alat untuk


menggambar,melukis,dan mewarnai
- Kontak mata meningkat
- Sediakan mainan berupa puzzle dan maze
Edukasi :
- Jelaskan nama-nama benda obyek yang ada di
lingkungan sekitar
- Ajarkan pengasuh milestones perkembangan dan
perilaku yang dibentuk
- Ajarkan kooperatif, bukan kompetisi diantara anak
Kolaborasi :
- Rujuk untuk konseling,jika perlu
SDKI SLKI SIKI
Kesiapan Peningkatan Setelah dilakukan tindakan Promosi Keutuhan Keluarga
Proses Keluarga keperawatan selama 1x24 jam dengan Observasi :
- Identifikasi pemahaman keluarga terhadap masalah
luaran Proses Keluarga dapat
- Identifikasi adanya konflik prioritas antar anggota keluarga
mengurangi gejala dan menormalkan
- Identifikasi mekanisme koping keluarga
indikator sebagai berikut :
- Monitor hubungan antara anggota keluarga
- Adaptasi keluaga terhadap situasi
Terapeutik :
meningkat - Hargai privasi keluarga
- Kemampuan keluarga - Fasilitasi keluarga melakukan pengambilan keputusan dan
berkomunikasi secara terbuka pemecahan masalah
diantara anggota keluarga - Fasilitasi komunikasi terbuka nalar setiap anggota keluarga
meningkat Edukasi :

- Kemampuan keluarga memenuhi - Informasikan keadaan pasien secara berkala kepada


keluarga
kebutuhan emosional anggota
- Anjurkan anggota keluarga mempertahankan keharmonisan
keluarga meningkat
keluarga
Kolaborasi :
- Rujuk untuk terapi keluarga,jika perlu
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang
spesifik.Tahappelaksanaandimulaidimulaisetelahrencana
tindakandisusun dan ditujukan pada nursing orders
untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang
spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhimasalah kesehatanklien.
EVALUASI KEPERAWATAN
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat
dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan
pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan
dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian
pasien dalam kehidupan sehari- hari dan tingkat kemajuan
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya. Sasaran evaluasi adalah sebagaiberikut:
a) Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana
yang telah disusun.
b) Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan kriteria keberhasilan
yang telah dirumuskan dalam rencanaevaluasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai