0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
43 tayangan23 halaman
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian, etiologi, patofisiologi, cara mendeteksi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan asuhan keperawatan untuk autisme. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang definisi autisme, penyebabnya, gejala klinis, cara diagnosis, serta penatalaksanaan dan asuhan keperawatan untuk anak dengan autisme.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian, etiologi, patofisiologi, cara mendeteksi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan asuhan keperawatan untuk autisme. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang definisi autisme, penyebabnya, gejala klinis, cara diagnosis, serta penatalaksanaan dan asuhan keperawatan untuk anak dengan autisme.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian, etiologi, patofisiologi, cara mendeteksi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan asuhan keperawatan untuk autisme. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang definisi autisme, penyebabnya, gejala klinis, cara diagnosis, serta penatalaksanaan dan asuhan keperawatan untuk anak dengan autisme.
Tomi Zakaria (751440119095) PENGERTIAN Autisme adalah kelainan neuropsikiatrik yang menyebabkan kurangnya kemampuan berinteraksi social dan komunikasi, minat yang terbatas, perilaku tidak wajar dan adanya gerakan stereotipik, dimana kelainan ini muncul sebelum anak berusia 3 tahun (Teramihardja J, 2007). ETIOLOGI Penyebab Autisme diantaranya : 1. Genetik (80% untuk kembar monozigot dan 20% untuk kembar dizigot) terutama pada keluarga anak austik (abnormalitas kognitif dan kemampuan bicara). 2. Kelainan kromosim (sindrom x yang mudah pecah atau fragil). 3. Neurokimia (katekolamin, serotonin, dopamin belum pasti). 4. Cidera otak, kerentanan utama, aphasia, defisit pengaktif retikulum, keadaan tidak menguntungkan antara faktor psikogenik dan perkembangan syaraf, perubahan struktur serebellum, lesi hipokompus otak depan. 5. Penyakit otak organik dengan adanya gangguan komunikasi dan gangguan sensori serta kejang epilepsi. 6. Lingkungan terutama sikap orang tua, dan kepribadian anak PATOFISIOLOGI Sel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan serabut untuk mengalirkan impuls listrik (akson) serta serabut untuk menerima impuls listrik (dendrit). Sel saraf terdapat di lapisan luar otak yang berwarna kelabu (korteks). Akson dibungkus selaput bernama mielin, terletak di bagian otak berwarna putih. Sel saraf berhubungan satu sama lain lewat sinaps. Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan. Pada trimester ketiga, pembentukan sel saraf berhenti dan dimulai pembentukan akson, dendrit, dan sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar dua tahun. CARA MENGETAHUI AUTISME PADA ANAK Anak mengalami autisme dapat dilihat dengan: 1. Orang tua harus mengetahui tahap-tahap perkembangan normal. 2. Orang tua harus mengetahui tanda-tanda autisme pada anak. 3. Observasi orang tua, pengasuh, guru tentang perilaku anak dirumah, diteka, saat bermain, pada saat berinteraksi sosial dalam kondisi normal. Tanda autis berbeda pada setiap interval umumnya: 1. Pada usia 6 bulan sampai 2 tahun anak tidak mau dipeluk atau menjadi tegang bila diangkat ,cuek menghadapi orangtuanya, tidak bersemangat dalam permainan sederhana (ciluk baa atau kiss bye), anak tidak berupaya menggunakan kat-kata. Orang tua perlu waspada bila anak tidak tertarik pada boneka atau binatan gmainan untuk bayi, menolak makanan keras atau tidak mau mengunyah, apabila anak terlihat tertarik pada kedua tangannya sendiri. 2. Pada usia 2-3 tahun dengan gejal suka mencium atau menjilati benda-benda, disertai kontak mata yang terbatas, menganggap orang lain sebagai benda atau alat, menolak untuk dipeluk, menjadi tegang atau sebaliknya tubuh menjadi lemas, serta relatif cuek menghadapi kedua orang tuanya. 3. Pada usia 4-5 tahun ditandai dengan keluhan orang tua bahwa anak merasa sangat terganggu bila terjadi rutin pada kegiatan sehari-hari. Bila anak akhirnya mau berbicara, tidak jarang bersifat ecolalia (mengulang-ulang apa yang diucapkan orang lain segera atau setelah beberapa lama), dan anak tidak jarang menunjukkan nada suara yang aneh, (biasanya bernada tinggi dan monoton), kontak mata terbatas (walaupun dapat diperbaiki), tantrum dan agresi berkelanjutan tetapi bisa juga berkurang, melukai dan merangsang diri sendiri. MANIFESTASI KLINIS Manifestasi klinis yang ditemuai pada penderita Autisme : 1. Penarikan diri 2. Gerakan tubuh stereotipik, kebutuhan kesamaan yang mencolok, minat yang sempit, keasyikan dengan bagian-bagian tubuh. 3. Anak biasa duduk pada waktu lama, sibuk pada tangannya, menatap pada objek. 4. Perilaku ritualistik dan konvulsif 5. Ledakan marah menyertai gangguan secara rutin. 6. Kontak mata minimal atau tidak ada. 7. Pengamatan visual terhadap gerakan jari dan tangan, pengunyahan benda, dan menggosok permukaan menunjukkan penguatan kesadaran dan sensitivitas terhadap rangsangan 8. Keterbatasan kognitif, pada tipe defisit pemrosesan kognitif tampak pada emosional 9. Menunjukan echolalia (mengulangi suatu ungkapan atau kata secara tepat) saat berbicara, pembalikan kata ganti pronomial, berpuisi yang tidak berujung pangkal, bentuk bahasa aneh lainnya berbentuk menonjol. 10. Intelegensi dengan uji psikologi konvensional termasuk dalam retardasi secara fungsional. 11. Sikap dan gerakan yang tidak biasa seperti mengepakan tangan dan mengedipkan mata, wajah yang menyeringai, melompat, berjalan berjalan berjingkat-jingkat. Ciri yang khas pada anak yang austik : 1. Defisit keteraturan verbal. 2. Abstraksi, memori rutin dan pertukaran verbal timbal balik. 3. Kekurangan teori berfikir (defisit pemahaman yang dirasakan atau dipikirkan orang lain). Menurut Baron dan kohen 1994 ciri utama anak autisme adalah: 1. Interaksi sosial dan perkembangan sossial yang abnormal. 2. Tidak terjadi perkembangan komunikasi yang normal. 3. Minat serta perilakunya terbatas, terpaku, diulang-ulang, tidak fleksibel dan tidak imajinatif. 4. Ketiga-tiganya muncul bersama sebelum usia 3 tahun. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Autisme sebagai spektrum gangguan maka gejala-gejalanya dapat menjadi bukti dari berbagai kombinasi gangguan perkembangan. Bila tes-tes secara behavioral maupun komunikasi tidak dapat mendeteksi adanya autisme, maka beberapa instrumen screening yang saat ini telah berkembang dapat digunakan untuk mendiagnosa autisme: Childhood Autism Rating Scale (CARS) The Checklis for Autism in Toddlers (CHAT) The Autism Screening Questionare The Screening Test for Autism in Two-Years Old PENATALAKSANAAN a) Penatalaksanaan medis Umunya terapi yang diberikan ialah terhadap gejala, edukasi dan penerangan kepada keluarga, serta penanganan perilaku dan edukasi bagi anak. Manajemen yang efektif dapat mempengaruhi outcome. Intervensi farmakologi, yang saat ini dievaluasi, mencakup obat fenfluramine, lithium, haloperidol dan naltrexone. Terhadap gejala yang menyertai. Terapi anak dengan autisme membutuhkan identifikasi diri. Intervensi edukasi yang intensif, lingkungan yang terstruktur, atensi individual, staf yang terlatih baik, peran serta orang tua dapat meningkat prognosis. b) Penatalaksanaan keperawatan Penatalaksanaan pada autisme bertujuan untuk: 1. Mengurangi masalah perilaku. 2. Terapi perilaku dengan memanfaatkan keadaan yang terjadi dapat meningkatkan kemahiran berbicara. menagement perilaku dapat mengubah perilaku destruktif dan agresif. 3. Meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangan terutama bahasa. 4. Latihan dan pendidikan dengan menggunakan pendidikan (operant conditioning yaitu dukungan positif (hadiah) dan dukungan negatif (hukuman). 5. Anak bisa mandiri dan bersosialisasi. 6. Mengembangkan ketrampilan sosial dan ketrampilan praktis. ASUHAN KEPERAWATAN AUTISME A. Pengkajian 1. Identitas klien Meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, suku bangsa, tanggal, jam masuk RS, nomor registrasi, dan diagnosis medis.
B. Anamnesa Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama Anak belum dapat berbicara dengan jelas pada usia saat ini (3 tahun) 2. Riwayat kesehatan a) Riwayat kesehatan sekarang Biasanya anak autis dikenal dengan kemampuan berbahasa, keterlambatan atau sama sekali tidak dapat bicara. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat, tidak senang atau menolak dipeluk. Saat bermain bila didekati akan menjauh. Ada kedekatan dengan benda tertentu seperti kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang dibawa kemana saja dia pergi. Bila senang satu mainan tidak mau mainan lainnya. sebagai anak yang senang kerapian harus menempatkan barang tertentu pada tempatnya. Menggigit, menjilat atau mencium mainan atau bend apa saja. Bila mendengar suara keras, menutup telinga. Didapatkan IQ dibawah 70 dari 70% penderita, dan dibawah 50 dari 50%. Namun sekitar 5% mempunyai IQ diatas 100. b) Riwayat kesehatan ketika anak dalam kandungan ( riwayat kesehatan dahulu) • Sering terpapar zat toksik, seperti timbal. • Cidera otak c) Riwayat kesehatan keluarga Tanyakan apakah ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit serupa dengan klien dan apakah ada riwayat penyakit bawaan atau keturunan. Biasanya pada anak autis ada riwayat penyakit keturunan.
3. Pemeriksaan Fisik Pada Anak Dengan Kebutuhan Khusus
a) Screening CHAT CHAT (Checklist for Autism in Toddler) merupakan instrumen skrining yang valid dalam mengenali tanda dan gejala autisme pada anak berusia 18-24 bulan. b) Kuisioner Masalah Mental Emosional (KMME) Kuisioner Masalah Mental dan Emosional (KMME) adalah 12 pertanyaan untuk deteksi dini masalah mental dan emosional, tiap 6 bulan. Cara pelaksanaannya adalah menanyakan pada orangtua / pengasuh, lalu mencatat jawaban “Ya”atau “Tidak”, setelah itu menghitung jumlah jawaban “Ya” lalu menginterpretasikannya. c) Persiapan Pasien Untuk Pemeriksaan Penunjang Autisme sebagai spektrum gangguan maka gejala-gejalanya dapat menjadi bukti dari berbagai kombinasi gangguan perkembangan. Bila tes-tes secara behavioral maupun komunikasi tidak dapat mendeteksi adanya autisme, maka beberapa instrumen screening yang saat ini telah berkembang dapat digunakan untuk mendiagnosa autisme: Childhood Autism Rating Scale (CARS) The Checklis for Autism in Toddlers (CHAT) The Autism Screening Questionare The Screening Test for Autism in Two-Years Old
C. Merumuskan Masalah Keperawatan Pada Anak Dengan Kebutuhan Khusus
• Hambatan komunikasi verbal • Resiko gangguan perkembangan • Perubahan proses keluarga Rencana Keperawatan Pada Anak Dengan Kebutuhan Khusus
SDKI SLKI SIKI
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Promosi Komunikasi : Defisit Bicara Observasi : Komunikasi Verbal keperawatan selama 1x24 jam - Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume, dan diksi bicara dengan luaran Komunikasi - Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan dengan Verbal dapat mengurangi gejala bicara(mis, memori, pendengaran, dan bahasa) dan menormalkan indikator - Monitor frustasi, marah, depresi, atau hal lain yang mengganggu bicara sebagai berikut : - Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi Terapeutik : - Kemampuan bicara - Gunakan metode komunikasi alternatif (mis, menulis, mata berkedip, meningkat papan komunikasi dengan gambar dan huruf, isyarat tangan dan computer) - Kemampuan mendengar - Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan meningkat - Gunakan juru bicara,jika perlu - Kesesuaian ekspresi Edukasi : - Anjurkan bicara perlahan wajah/tubuh meningkat - Anjurkan pasien dan keluarga proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berhubungan dengan kemampuan bicara Kolaborasi : - Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis SDKI SLKI SIKI Resiko Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Promosi Perkembangan Anak Observasi : Perkembangan 1x24 jam dengan luaran Status Perkembangan - Identifikasi kebutuhan khusus anak dan kemampuan dapat mengurangi gejala dan menormalkan adaptasi anak indikator sebagai berikut : Terapeutik : - Keterampilan/perilaku sesuai usia meningkat - Dukung anak berinteraksi dengan anak lain - Kemampuan melakukan perawatan diri - Dukung anak mengekspresikan perasaannya secara meningkat positif
- Respon social meningkat - Sediakan kesempatan dan alat-alat untuk
menggambar,melukis,dan mewarnai - Kontak mata meningkat - Sediakan mainan berupa puzzle dan maze Edukasi : - Jelaskan nama-nama benda obyek yang ada di lingkungan sekitar - Ajarkan pengasuh milestones perkembangan dan perilaku yang dibentuk - Ajarkan kooperatif, bukan kompetisi diantara anak Kolaborasi : - Rujuk untuk konseling,jika perlu SDKI SLKI SIKI Kesiapan Peningkatan Setelah dilakukan tindakan Promosi Keutuhan Keluarga Proses Keluarga keperawatan selama 1x24 jam dengan Observasi : - Identifikasi pemahaman keluarga terhadap masalah luaran Proses Keluarga dapat - Identifikasi adanya konflik prioritas antar anggota keluarga mengurangi gejala dan menormalkan - Identifikasi mekanisme koping keluarga indikator sebagai berikut : - Monitor hubungan antara anggota keluarga - Adaptasi keluaga terhadap situasi Terapeutik : meningkat - Hargai privasi keluarga - Kemampuan keluarga - Fasilitasi keluarga melakukan pengambilan keputusan dan berkomunikasi secara terbuka pemecahan masalah diantara anggota keluarga - Fasilitasi komunikasi terbuka nalar setiap anggota keluarga meningkat Edukasi :
- Kemampuan keluarga memenuhi - Informasikan keadaan pasien secara berkala kepada
keluarga kebutuhan emosional anggota - Anjurkan anggota keluarga mempertahankan keharmonisan keluarga meningkat keluarga Kolaborasi : - Rujuk untuk terapi keluarga,jika perlu IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.Tahappelaksanaandimulaidimulaisetelahrencana tindakandisusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhimasalah kesehatanklien. EVALUASI KEPERAWATAN Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari- hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya. Sasaran evaluasi adalah sebagaiberikut: a) Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun. b) Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah dirumuskan dalam rencanaevaluasi TERIMA KASIH
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita