A. Pengertian
Autisme Spectrum Disorder (ASD,Gangguan Spektrum Autisme)adalah gangguan
perkembangan yang secara umum tampak di tiga tahun pertama kehidupan anak.
Autisme diambil dari kata Yunani “Autos”yang berarti diri sendiri dan “Isme” berarti
suatu aliran.Autisme diartikan suatu faham yang tertarik hanya pada dunianya sendiri.
Autisme didefinisikan juga gangguan perkembangan yang komplek yang disebabkan
adanya kerusakan pada otak,sehingga mengakibatkan gangguan pada perkembangan
komunikasi,perilaku,kemampuan sosialisasi,sensoris,serta belajar.
Autisme Infantil adalah Gangguan kualitatif pada komunikasi verbal dan non
verbal,aktifitas imajinatif dan interaksi social timbal balik yang terjadi sebelum usia 30
bulan (Behrman,1999: 120).
B. Epidemologi
Prevalensi biasanya diperkirakan ada 3-4/10.000 anak.Gangguan ini jauh lebih lazim
pada laki laki daripada wanita (3-4 : 1) beberapa penyakit sistemik,infeksi,dan neurologis
menunjukkan gejala seperti austistik juga ditemukan peningkatan yang berhubungan
dengan kejang.
C. Etiologi
1. Genetik(80% untuk kembar monozigot dan 20% untuk kembar dizigot) terutama
pada keluarga anak austik(abnormalitas kognitif dan kemampuan bicara).
2. Kelainan kromosom(sindrom x yang mudah pecah atau fragil).
3. Neurokimia(katekolamin,serotonin,dopamine belum pasti)
4. Cidera otak,kerentanan utama.aphasia,deficit pengaktif reticulum,keadaan tidak
menguntungkan antara factor psikogenik dan perkembangan syaraf,perubahan
struktur serebellum ,leasi hipokompus otak depan.
5. Penyakit otak organic dengan adanya gangguan komunikasi dan gangguan snsori
serta kejang epilepsy.
6. Lingkungan terutama sikap orang tua dan kepribadian anak.Gambaran autism
pada masa perkembangan anak dipengaruhi oleh pada masa bayi terdapat
kegagalan mengemong atau menghibur anak,anak tidak berespon saat diangkat
dan tampak lemah.Tidak adanya kontak mata memberikan kesan jauh atau tidak
mengenal.
D. Patofisiologi
Diperkirakan bahwa factor genetic merupakan penyebab utama autisme. Tetapi selain
itu juga factor lingkungan misal terinfeksi oleh bahan beracun yang akan merusak
struktur tubuh.Selain itu bahan bahan kimia juga dapat menyebabkan autism karena bila
1
masuk dalam tubuh akan merusak pencernaan dan radang dinding usus karena
alergi.Bahan beracun yang masuk melalui pembuluh darah bila tidak segera diatasi bisa
menuju ke otak kemudian bereaksi dengan endhorphin yang akan mengakibatkan
perubahan perilaku.
Anak dengan autism mengalami gangguan pada otaknya yang terjad karena infeksi yang
disebabkan oleh jamur,logam berat,zat aditif,alergi berat,obat2an,kasein dan
gluten.infeksi tersebut terjadi pada saat bayi dalam kandungan maupun setelah
lahir.Kelaianan yang dialami anak autism terjadi pada otak bagian lobus parietalis,otak
kecil (cerebellum) dan pada bagian sistem limbik.Kelaianan ini menyebabkan anak
mengalami gangguan dalam berpikir,mengingat dan belajar berbahasa serta dalam
proses atensi.Sehingga anak dengan autism kurang berespon terhadap berbagai rangsang
sensoris dan terjadilah kesulitan dalam menyimpan informasi baru.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Deteksi Dini sejak dalam Kandungan
Sampai sejauh ini dengan kemajuan tehnoligi kesehatan di dunia masih juga
belum mampu mendeteksi resiko autism dalam kandungan.Terdapat beberapa
pemeriksaan biomolekuler pada janin bayi untuk mendeteksi autism sejak dini
namun pemeriksaan ini masih dalam batas kebutuhan untuk penelitian
2. Deteksi Dini Sejak Lahir hingga usia 5 tahun
Usia 0-6 Bulan
Bayi tampak terlalu tenang (jarang menangis)
Terlalu sensitive,cepat terganggu
Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi
Tidak Babbling
Tidak ditemukan senyum social diatas 10 minggu
Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan
Perkembangan motorik kasar/halus sering tampak normal.
Usia 6-12 Bulan
Bayi tampak terlalu tenang(jarang menangis)
Terlalu sensitive
Gerakan tangan dan kaki berlebihan
Sulit bila digendong
Tidak Babbling
Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan
Tidak ditemukan senyum social
Tidak ada kontak mata
Perkembangan motoric kasar/halus sering tampak normal.
Usia 2-3 Tahun
Tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan anak lain
Melihat orang sebagai benda
2
Kontak mata terbatas
Tertarik pada benda tertentu
Kaku bila digendong
Usia 4- 5 Tahun
Sering didapatkan ekolalia(membeo)
Mengeluarkan suara yang aneh (nada tinggi atau datar)
Marah bila rutinitas yang seharusnya berubah
Menyakiti diri sendiri
Temperamen tantrum atau agresif.
3. Deteksi Dini Dengan Skrening
MSDD (Multisystem Development Disorders)
MSDD adalah diagnosis gangguan perkembangan dalam hal
berhubungan,berkomunikasi,bermain dan belajar.
Pervasive Development Disorder Screning Test PDDST- II
Skrening dilakukan pada usia 12-18 Bulan
Apakah Bayi anda sering terlihat bosan atau tidak berminat
terhadap pembicaraan atau suatu aktivitas disekitarnya?
Apakah anak anda sering mengerjakan suatu pekerjaan atau
bermain dengan suatu benda yang dilakukan berulang ulang dala,
waktu yag lama?
Apakah anak anda memperhatikan bahwa anak anda dapat sangat
awas terhadap suara tertentu misal iklan Tv,tetapi seperti tidak
mendengar suara lain yang sama kerasnya bahkan tidak menoleh
bila dipanggil?
Apakah anda merasa bahwa perkembangan anak agak lambat
misal terlambat berjalan?
Apakah anak anda hanya bermain dengan satu atau dua mainan
yang disukainya?
Apakah anak senang memperhatikan dan bermain dengan jari
jarinya?
3
Apakah ia pernah mengalami saat saatt ia menjadi kurang
berminat terhadap mainan?
Apakah ia menghindari atau tidak meyukai boneka atau
mainan berbulu?
Apakah kadang kadang suasana hatinya berubah tiba-tiba
tanpa alasan yang jelas?
Penafsiran hasil:
Bila ada 3 atau lebih jawaban “YA” untuk nomer ganjil diantara semua pertanyaan
tersebut anak harus diperiksa lebih lanjut untuk menentukan apakah ia mengalami autism
Bla ada 3 atau lebih jawaban “YA” untuk nomer genap diantara semua pertanyaan
tersebut anak harus diperiksa apakah ia mengalami gangguan perkembangan selain
autisne.
F. Penatalaksanaan
Anak Autis memerlukan penanganan multi displin yaitu terapi edukasi,terapi
perilaku,terapi bicara,terapi okupasi,sensori integasi,auditori integration
training(AIT),terapi keluarga dan obat sehingga perlu kerja sama yang baik antara
orangtua,keluarga dan Dokter.
1. Terapi Medis
Neuroleptik dapat digunakan untuk menangani perilaku mencelakakan
diri sendiri yang mengarah pada agresif,streotipik dan menarik diri dari
pergaulan social
Antagonis Opiat dapat mengatasi perilaku,penarikan diri dan stereotipik
selain itu terapi kemampuan bicara dan model penanganan harian dengan
menggunakan permainan latihan antar perorangan terstruktur dapat
digunakan.
Keadaan tidak dapat tidur dapat memberikan responsedatif seperti
kloralhidrat,konvulsi dikendalikan dengan obat anti konvulsan.
Hiperkinesis jika menetap dan berat dapat ditanggulangi dengan diet
bebas aditif atau bahan pengawet.
Diet atau gizi pada anak
Makanan yang perlu dihindari oleh anak autism adalah:
1) Bahan makanan yang mengandung gluten,biasanya terdapat pada
gandum dan terigu,oat.produk olahan yang mengandung gluten
adalah kecap,roti/kue yang terbuat dari terigu,mie,spageti,snack
jajanan(chiki,Taro)
2) Bahan makanan yang mengandung kasein biasanya terdapat pasa
susu kambing/sapi.
4
3) Makanan yang mengandung penyedap rasa/MSG biasanya ditulis
dengan seasoning bumbu lain.
4) Bahan pemanis dan pewarna buatan seperti permen,saos
tomat,serta beberapa makanan kemasan
5) Makanan yang diawetkan seperti makanan
kalengan,sosis,makanan olahan,makanan yang dijual di
supermarket seperti bakso dan pangsit
6) Fast food,soft drink
7) Buah buahan termasuk pisang,apel,anggur,jeruk.
8) Semua makanan laut.
Pada anak dengan autisme tidak boleh mengkonsumsi makanan yang mengandung
gluten(protein pada tepung dan gandum) dan kasein (protein pada susu) .kedua
kandungan tersebut dapat membahayakan jaringan saraf pada tubuh anak dengan
autisme.Gluten dan kasein akan berubah jadi zat morfin pada anak autism.ini
membentuk rantai ribuan morfin yang berubah menjadi rantai asam amino.dari rantai
5
itu muncul beta morfin peptide.beta morfin peptide ini tidak terserap pada anak
dengan autism yang akhirnya akan merusak jaringan tubuh(saraf) karena peptide
masuk ke aliran darah.Kondisi ini menimbulkan gejala seperti morfinis sehingga
kemampuan berinteraksi dan komunikasi anak dengan autism terganggu.
6
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a) Riwayat keluarga yang terkena autisme
b) Riwayat ketika anak didalam kandungan : sering terpapar zat toksik,seperti
timbal,cidera otak.
c) Status perkembangan anak
Anak kurang merespon orang lain
Anak sulit focus pada objek dan sulit mengenali bagian tubuh
Anak mengalami kesulitan dalam belajar
Anak sulit menggunakan ekspresi non verbal
Keterbatasan kognitif
d) Pemeriksaan Fisik
Tidak ada kontak mata pada anak
Anak tertarik pada sentuhan
Terdapat ekolalia
Tidak ada ekspresi verbal non verbal
Sulit focus pada objek semula bila anak berpaling ke objek lain
Anak tertarik pada suara tapi bukan pada makna benda tersebut.
B. Diagnosa keperawatan
1.Gangguan Komunikasi Verbal
2.Gangguan interaksi social
3.Keterlambatan Pertumbuhan dan perkembangan
C. Intervensi
1.Gangguan Komunikasi Verbal
NOC: Komunikasi
Indicator:
-anak mampu berkomunikasi dengan menggunakan foto dan gambar (menunjukkan foto
atau gambar hewan)
7
1.Sediakan metode alternative untuk berkomunikasi dengan berbicara ( menggunakan
kartu)
2.Mendengar anak saat berkomunikasi dengan penuh perhatian dan bicara pelan.
Indicator:
Indikator:
8
3.Dampingi anak untuk menyadari bahwa anak adalah pribadi yang penting
5.Dukung anak untuk berinteraksi dengan teman temannya melalui ketrampilan bermain
peran.
7.Ajarkan anak untuk mencari bantuan dari orang lain saat anak membutuhkan bantuan
Indikator:
NIC:Manajemen Perilaku
9
BAB III
A.Pengkajian
1. Identitas
Nama pasien : An.K
Umur : 4 tahun 7 bulan
Jenis Kelamin : Laki- laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Blitar
2. Keluhan utama
Ibu pasien mengungkapkan anak tidak bisa membentuk satu kalimat
10
4. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu pasien mengungkapkan anak tidak pernah menderita sakit yang berat dan
juga sakit yang mengganggu aktivitas sehari hari
7. Riwayat persalinan
Anak laki laki lahr dari ibu G3P2A1 hamil 36 minggu lahir spontan langsung
menangis,BB saat lahir 3000gram panjang badan 48 cm.
11
Ayah pasien bekerja sebagai karyawan swasta dan menanggung 1 orang istri dan
2 orang anak.Gaji perbulan RP.2.500.000;.biaya pengobatan ditanggung BPJS
kelas 3.
13. Pemeriksaan fisik
Kepala : kesan mesocephal,rambut hitam
Mata : konjungtiva tidak anemis
Telinga : tidak ada serumen
Hidung ; tidak ada secret
Mulut : bibir tidak kering
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus normal
Perkusi : timpani diseluruh kuadran
Palpasi : supel,tidak ada nyeri tekan,lien tidak teraba
12
13
B.ANALISA DATA
DO :
-Anak bicara dengan bahasa
yang tidak dapat dipahami
-anak tidak menunjukkan
usaha untuk berkomunikasi
secara non verbal dengn
bahasa tubuh
-anak suka mengoceh sendiri
DS :-
2 Kelemahan berinteraksi Gangguan interaksi social
DO:
-Anak tidak mau menatap
mata
-sulit diajak berkomunikasi
dengan orang lain
-bermain dengan dirinya
sendiri
14
-Anak tampak tidak bisa
tenang saat diajak
berkomunikasi
-Anak tampak berlari kesana
kemari tanpa tujuan
15
C.INTERVENSI KEPERAWATAN
16
NO DIAGNOSA NOC NIC
17
4 Resiko cidera Pengetahuan: Keamanan Fisik anak Pencegahan Jatuh
Indikator : 1.Identifikasi kekurangan baik kognitif
-Aktivitas yang sesuai untuk tingkat atau fisik dari pasien yang mungkin
perkembangan anak meningkatkan potensi jatuh pada
-Strategi untuk mencegah jatuh lingkungan tertentu
2.Identifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi resiko jatuh
3.Pindahkan barang barang yang
diletakkan rendah yang membahayakan.
4.Monitor gaya berjalan terutama
kecepatan,keseimbangan.
18
Pemakaian antibiotik
Partus Lama Genetik Keracunan Logam
berlebihan
Resti Infeksi
Gangguan
Abnormalitas
keseimbangan Protein terpecah
pertumbuhn sel
serotonin dan sampai polipeptida
syaraf
dopamin
AUTISME
Bicara Mengabaikan
Acuh tak acuh
Keterlambatan monoton dan dan Perilaku yang
thd lingkungan hiperaktif penglihatan pendengaran
dalam bahasa tidak menghindari aneh
dan orang lain
dimengerti orang lain
Menutup
Sangat agresif
Sensitif telinga bila
thd orang lain
terhadap cahaya mendengar
dirinya sendiri
suara
Gangguan
Perubahan
komunikasi Kelemahan
persepsi
verbal dan non interaksi sosial
sensori
verbal
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21