Anda di halaman 1dari 24

ASKEP KEPERAWATAN JIWA

KASUS ANAK (AUTISME)

Nama kelompok :
1. Amalia Ardi Anti (18.1419.S)
2. Aulia Fara Dihila (18.1424.S)
3. Faqih Agustian (18.1438.S)
4. Firda Annisa (18.1441.S)
5. Kamilia Mardiana (18.1461.S)
6. Laelatul Maghfiroh Dia Rustianingsih (18.1467.S)
7. Sarah Nabila (18.1500.S)
Definisi
Beberapa pengartian autis menurut para ahli adalah sebagai berikut:
 Autisme merupakan suatu jenis gangguan perkembangan pada anak,

mengalami kesendirian, kecenderungan menyendiri. (Leo kanker


handojo, 2003)
 Autisme adalah ganguan perkembangan yang terjadi pada anak yang

mengalami kondisi menutup diri. Dimana gangguan ini mengakibatkan


anak mengalami keterbatasan dari segi komunikasi, interaksi sosial, dan
perilaku “Sumber dari Pedoman Pelayanan Pendidikan Bagi Anak
Austistik”. (American Psychiatic Association, 2000)
 Autisme adalah adanya gangguan dalam bidang Interaksi sosial,

komunikasi, perilaku, emosi, dan pola bermain, gangguan sensoris dan


perkembangan terlambat atau tidak normal. Autisme mulai tampak sejak
lahir atau saat masi bayi (biasanya sebelum usia 3 tahun). “Sumber dari
Pedoman Penggolongan Diagnotik Gangguan Jiwa” (PPDGJ III)
Definisi
Anak Autisme merupakan salah satu gangguan
perkembangan fungsi otak yang bersifat pervasive
(inco) yaitu meliputi gangguan kognitif, bahasa,
perilaku, komunikasi, dan gangguan interaksi
sosial, sehingga anak autisme mempunyai dunianya
sendiri.
Faktor Internal
Penyebab
 Faktor Psikologis  Faktor genetik
Orang tua yang emosional, kaku, Adanya kelainan kromosom pada
dan obsesif, yang mengasuh anak anak autisme, tetapi kelainan itu
mereka yang secara emosional tidak berada pada kromosom yang
atau akibat sikap ibu yang dingin selalu sama
(kurang hangat).
Faktor perinatal
 Neurobiologis Adanya komplikasi prenatal,
Kelainan perkembangan sel-sel perinatal, dan neonatal. Komplikasi
yang paling sering adalah
otak selama dalam kandungan atau
perdarahan setelah trimester
sudah anak lahir dan menyebabkan
pertama, fetal distress, dan
berbagai kondisi yang
penggunaan obat tertentu pada ibu
memengaruhi sistem saraf pusat.
yang sedang hamil
Faktor Penyebab
Eksternal

Faktor eksternal berasal dari lingkungan yaitu


kontaminasi bahan kimia beracun dan logam berat
berikut ini
Merkuri Arsenik

Timbal Alumunium

Kadmium
Klasifikasi

Autisme persepsi

Autisme yang
timbul kemudian
Autisme reaktif
Tanda dan Gejala
Gangguan dalam bidang Gangguan dalam bidang
komunikasi verbal dan interaksi sosial
nonverbal :  Menolak atau menghindar
 Terlambat bicara. untuk bertatap mata.
 Meracau dengan bahasa yang  Tak mau menengok bila

tak dapat dimengerti orang lain. dipanggil.


 Bila kata-kata mulai diucapkan,  Sering kali menolak untuk

ia tidak mengerti artinya. dipeluk.


 Bicara tidak dipakai untuk  Tak ada usaha untuk

komunikasi. melakukan interaksi dengan


 la banyak meniru atau membeo orang lain, lebih asyik main
(echolalia). sendiri.
 Bila didekati untuk diajak

main, ia malah menjauh.


Tanda dan Gejala
Gangguan dalam bidang Gangguan dalam bidang
perilaku: perasaan atau emosi:
 Perilaku yang berlebihan  Tidak dapat ikut merasakan

(excess) dan kekurangan apa yang dirasakan orang lain


 Kadang tertawa sendiri,
(deficient), karena adanya
hiperaktivitas motorik. menangis, atau marah tanpa
 Kadang-kadang ada kelekatan sebab yang nyata.
 Sering mengamuk
pada benda tertentu, seperti
kartu, kertas, gambar, gelang takterkendali (bisa menjadi
karet, atau apa saja yang terus agresif dan destruktif).
dipeganganya dan dibawa ke
mana saja.
 Perilaku ritual (ritualistic).
Tanda dan Gejala
Gangguan dalam persepsi sensori:
 Mencium atau menggigit mainan

atau benda apa saja.


 Bila mendengar suara tertentu,

maka ia langsung menutup telinga.


 Tidak menyukai rabaan atau

pelukan.
 Merasa sangat tidak nyaman bila

dipakaikan pakaian dari bahan


yang kasar
penatalaksanaan
Terapi psikofarmaka : Terapi Perilaku :
 Sering disebut sebagai intervensi
a. Haloperidol
perilaku (behavioral intervension)
b. Fenfluramin atau modifikasi (behavioral
c. Naltrexone modification
d. Clompramin  Pemberian penghargaan akan

b. Lithium meningkatkan frekuensi


munculnya perilaku yang
diinginkan, sedangkan hukuman
akan menurunkan frekuensi
munculnya perilaku yang tidak
diinginkan
penatalaksanaan
Terapi bicara : Terapi Okupasional
 Gangguan bicara dan  Melatih anak untuk menghilangkan

berbahasa diderita oleh gangguan perkembangan motorik


hampir semua anak halusnya dengan memperkuat otot-
autisme. Tata laksana otot jari supaya anak dapat menulis
melatih bicara dan atau melakukan keterampilan
berbahasa harus lainnya.
dilakukan karena
merupakan gangguan
yang spesifik pada anak
autisme.
penatalaksanaan
Terapi Fisik : Terapi Social :
 Fisioterapi dan terapi  Banyak anak-anak ini

integrasi sensoris akan membutuhkan pertolongan dalam


sangat banyak menolong keterampilan berkomunikasi dua
untuk menguatkan otot- arah dan main bersama di tempat
ototnya dan memperbaiki bermain
keseimbangan tubuhnya  Seorang terapis sosial membantu

dengan memberikan fasilitas pada


mereka untuk bergaul dengan
temanteman sebaya dan mengajari
cara-caranya
penatalaksanaan
Terapi Bermain : Terapi Perkembangan :
 Bermain dengan teman  Artinya anak dipelajari minatnya,

sebaya berguna untuk kekuatannya, dan tingkat


belajar bicara, perkembangannya, kemudian
komunikasi, dan interaksi ditingkatkan kemampuan sosial,
sosial. emosional, dan intelektualnya.
 Seorang terapis bermain

bisa membantu anak


dalam hal ini dengan
teknik-teknik tertentu
penatalaksanaan
Terapi visual : Pendidikan khusus :
 Hal ini yang kemudian  Anak autisme mudah terganggu

dipakai untuk perhatiannya, sehingga pada


mengembangkan metode pendidikan khusus satu guru
belajar komunikasi menghadapi satu anak dalam
melalui gambar-gambar, ruangan yang tidak luas dan tidak
misalnya dengan metode ada gambargambar di dinding atau
Picture Exchange benda-benda yang tidak perlu,
Communication System yang dapat mengalihkan perhatian
(PECS) anak.
penatalaksanaan
Terapi alternative :
 Salah satunya adalah terapi detoksifikasi

 Terapi ini bertujuan untuk menghilangkan atau menurunkan

kadar bahan-bahan beracun yang lebih tinggi dalam tubuh


anak autisme dibanding dengan anak normal, agar tidak
mengancam perkembangan otak.
 Terapi ini meliputi mandi sauna, pemijatan, dan shower,

yang diikuti olahraga, konsumsi vitamin dosis tinggi, serta


air putih minimal dua liter sehari.
 Tujuannya untuk mengeluarkan racun yang menumpuk

dalam tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA ANAK
DENGAN GANGGUAN AUTISME
PENGKAJIA
N
1. Identitas klien
Meliputi nama anak, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, suku bangsa,
tanggal, jam masuk layanan kesehatan, nomor registrasi, dan diagnosis medis.

2.Riwayat kesehatan
a.Riwayat kesehatan sekarang
Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat
berkomunikasi dalam waktu singkat, tidak senang atau menolak dipeluk.
Anak autis memiliki kebiasaan tersendiri seperti ketika memiliki
permainan yang favorit dia. Kebiasaannya lainnya seperti menggigit,
menjilat atau mencium mainan atau benda apa saja yang cukup menarik
perhatiannya
b. Riwayat kesehatan dahulu (ketika anak dalam kandungan)
• Sering terpapar zat toksik, seperti timbal.
• Cidera otak
c.Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan apakah ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit
serupa dengan klien dan apakah ada riwayat penyakit bawaan atau
keturunan
PENGKAJIA
N

3.Status perkembangan anak.


• Anak kurang merespon orang lain.
• Anak sulit fokus pada objek dan sulit mengenali bagian tubuh.
• Anak mengalami kesulitan dalam belajar.
• Anak sulit menggunakan ekspresi non verbal.
4.Keterbatasan kognitif.
• Pemeriksaan fisik
• Anak tertarik pada sentuhan (menyentuh/sentuhan).
• Terdapat ekolalia.
• Sulit fokus pada objek semula bila anak berpaling ke objek lain.
• Anak tertarik pada suara tapi bukan pada makna benda tersebut.
• Peka terhadap bau.
PENGKAJIA
N
5. Psikososial
• Menarik diri dan tidak responsif terhadap orang tua
• Memiliki sikap menolak perubahan secara ekstrem
• Keterikatan yang tidak pada tempatnya dengan objek
• Perilaku menstimulasi diri
• Pola tidur tidak teratur
• Permainan stereotip
• Perilaku destruktif terhadap diri sendiri dan orang lain
• Tantrum yang sering
• Peka terhadap suara-suara yang lembut bukan pada suatu pembicaraan
• Kemampuan bertutur kata menurun
• Menolak mengkonsumsi makanan yang tidak halus
6.Neurologis
• Respons yang tidak sesuai terhadap stimulus
• Refleks mengisap buruk
• Tidak mampu menangis ketika lapar
PENGKAJIA
N
7. Gastrointestinal
• Penurunan nafsu makan
• Penurunan berat badan
8.Gangguan tingkah laku. Contohnya: bertindak sesukanya,
merusak barang-barang
9.Gangguan komunikasi verbal dan nonverbal. Contoh: sulit
bicara atau bicara berulang-ulang
10.Gangguan pola bermain. Contohnya: tidak suka bermain
dengan teman sebaya
11.Gangguan sensori, seperti tidak sensitive terhadap rasa
sakit/takut
12. Gangguan respon emosi.contoh:sering marah-marah dan
tertawa tanpa alas
13. Gangguan interaksi social. Contohnya: tidak suka bermain di
keramaian
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
Hambatan komunikasi verbal
berhubungan dengan gangguan
neuromuskuler

Tujuan : Anak akan membentuk kepercayaan dengan seorang pemberi perawatan ditandai
dengan sikap responsive dan kontak mata dalam waktu yang telah ditentukan dengan
Kriteria hasil:
• Pasien mampu berkomunikasi dengan cara yang dimengerti oleh orang lain
• Pesan-pesan nonverbal pasien sesuai dengan pengungkapan verbal
• Pasien memulai berinteraksi verbal dan non verbal dengan orang lain
Intervensi
O : monitor kecepatan bicara, tekanan kecepatan, volume dan diksi
R : agar dapat mengetahui perkembangan komunikasi verbal pada klien
N : sering mengajak klien berkomunikasi dengan menyesuaikan gaya komunikasi klien
R : agar klien terbiasa melakukan komunikasi dengan nyaman sesuai gayanya
E : ajarkan klien untuk berkomunikasi dengan baik dan anjurkan keluarga untuk mengajak
klien berkomunikasi
R : agar klien dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi
C : kolaborasi dengan keluarga dan ahli terapis bahasa untuk mengembangkan rencana agar
bias berkomunikasi secara efektif
R : agar dapat membantu klien untuk berkomunikasi secara efektif
Hambatan interaksi sosial
berhubungan dengan hambatan
Tujuan : Anak akan mendemonstrasikan perkembangan
kepercayaan pada seorang pemberi perawatan yang ditandai dengan sikap responsive
pada wajah dan kontak mata dalam waktu yang ditentukan dengan
Kriteria hasil:
• Anak mulai berinteraksi dengan diri dan orang lain
• Pasien menggunakan kontak mata, sifat responsive pada wajah dan perilaku-
perilaku nonverbal lainnya dalam berinteraksi dengan orang lain
• Pasien tidak menarik diri dari kontak fisik dengan orang lain
Intervensi
O : kaji perkembangan klien dan pantau aktivitas klien
R : agar dapat mengetahui bagaimana perkembangan klien dan aktivitas klien
sehingga dapat mengetahui frekuensi klien berinteraksi
N : dengarkan dengan baik mengenai keluhan klien serta lakukan bina hubungan
saling percaya dengan klien
R : agar klien tidak merasa terancam saat melakukan interaksi dengan orang lain
E : edukasi keluarga untuk memberikan dukungan positif bagi klien
R : agar anak merasa lebih baik dengan adanya dukungan dari keluarganya
C : kolaborasi dengan tenaga medis lain untuk pemberian terapi
R : agar dapat membantu mempercepat proses penyembuhan
Risiko mutilasi diri b/d individu
autistik
Tujuan: Pasien akan mendemonstrasikan
perilaku-perilaku alternative (misalnya memulai interaksi antara diri dengan
perawat) sebagai respons terhadap kecemasan dengan
Kriteria hasil:
Rasa gelisah dipertahankan pada tingkat anak merasa tidak memerlukan perilaku-
perilaku mutilatif diri
Pasien memulai interaksi antara diri dan perawat apabila merasa cemas
Intervensi :
O : Kaji dan tentukan penyebab perilaku – perilaku mutilatif sebagai respon
terhadap kecemasan
R : pengkajian kemungkinan penyebab dapat memilih cara /alternative pemecahan
yang tepat.
N : Jamin keselamatan anak dengan memberi rasa aman, lingkungan yang kondusif
untuk mencegah perilaku merusak diri.
R : Perawat bertanggun jawab untuk menjamin keselamatan anak
E : edukasi kepada keluarga klien untuk memberi dukungan dan selalu mengawasi
aktivitas klien
R : agar klien selalu dalam pengawasan sehingga resiko mencederai diri sendiri
berkurang

Anda mungkin juga menyukai