Genetic Causes of Brain Abnormalities. Bukti dari dasar genetik untuk autisme
adalah bahwa keluarga yang memilki anak dengan autism miliki kemungkinan
kesempatan yang jauh lebih tinggi dari biasanya untuk memiliki anak dengan
autisme lagi.
Early Screening
Orangtua biasanya yang pertama untuk mengidentifikasi bahwa anak mereka
berperilaku berbeda, dalam cara yang mungkin konsisten dengan mendiagnosis
gangguan autism spectrum. Kadang-kadang perilaku tersebut dapat terlihat sejak
lahir; lain waktu perilaku muncul tiba-tiba pada anak yang telah berkembang
secara normal. Sama seperti gejala pertama. Beberapa gejala pertama yang
terlihat pada bayi dengan karakteristik autisme seperti hiperaktif, kurang inisiatif,
dan tidur dan masalah makan. Orang tua umumnya dapat mengidentifikasi
secara akurat masalah perkembangan pada anak-anak mereka, meskipun
mereka mungkin tidak memahami sifat atau tingkat masalahnya.
Untuk autisme, screening instuments telah dirancang untuk membantu
mengidentifikasi anak-anak sebelum usia 2 yang menjamin perhatian yang lebih
lanjut. Contohnya adalah the Symptoms of Austism Before Age 2 Checklist dan
the Checklist for Autism in Toddlers.
Diagnosis
Diagnosis gangguan autism spectrum harus memenuhi kriteria untuk
gangguan tertentu. Biasanya ditentukan oleh dokter atau psikolog. Adanya
keuntungan diagnosis, yaitu akses langsung ke layanan intervensi. Untuk
autisme, diagnosis tidak dapat dibuat sampai anak berusia 30 bulan. Sampai
saat itu, sulit untuk menilai perilaku yang terkait dengan autisme seperti
hubungan teman sebaya yang miskin dan keterampilan yang kurang atau
terbatas. Bahwa 40% dari semua anak autis menunggu setidaknya tiga tahun
setelah identifikasi awal sampai diagnosis yang jelas.
Diagnosis biasa dibuat berdasarkan informasi dari berbagai sumber. Tahap
pertama dalam diagnosis adalah umumnya pemeriksaan kesehatan yang
menyeluruh. Karena gejala autisme mirip dengan keterbatasan perkembangan,
seperti gangguan komunikasi, gangguan pendengaran atau keterbatasan
intelektual. Sumber informasi lain dapat digunakan untuk membantu membuat
diagnosis, termasuk sejarah perkembanga, laporan orangtua dan guru,
pengamat langsung dari anak, dan pengujian komunikasi formal dan fungsi
intelektual.
Sejarah perkembangan anak harus mencakup dalam bidang faktor fisik,
keluarga, bahsa atau komunikasi, perilaku sosial, dan pendidikan. Tes
kecerdasan seperti Stanford-Binet Intelligence Scale-fifth Edition dapat diberikan
oleh psikolg dan alat komunikasi seperti Preschool Language Scale 4 dapat
diberikan melalui berbicara dan bahasa. Tes yang digunakan sangat tergantung
pada usia individu. Ada juga peringkat skala yang dirancang khusus utuk
membantu mengidentifikasi individu dengan gangguan spektrum autisme
tertentu, seperti autisme dan Gilliam Austism Rating scale 2, meskipun diagnosis
tidak harus menggunakan hasil dari alat tersebut.
The need for early intervention. Penilaian intervensi untuk anak-anak dengan
autisme pertama kalinya ditunjukan melalui hasil UCLA Young Austism Project.
Menurut penelitian Nasional Research Council, fitur yang dianggap penting untuk
program prasekolah anak-anak gangguan austisme spektrum meliputi berikut:
1. Masuk ke dalam program intervensi untuk segera dipertimbangkan.
2. Intensif instruksional pemrograman sepanjang tahun selama 5 hari
sekolah penuh.
3. Diulang, peluang mengajar direncanakan dengan jumlah yang cukup
perhatian orang dewasa di satu sesi kelompok instruksional sangan kecil.
4. Penyertaan komponen keluarga, memasukkan pelatihan orangtua.
5. Rasio guru dan murid rendah (tidak lebih dari dua anak kecil dengan
gangguan austisme spektrum per orang dewasa di dalam ruang kelas)
6. Program evaluasi yang sedang berjalan dan penilaian murid dengan hasil
yang diterjemahkan ke dalam penyesuaian pemrograman.
Laporan tersebut juga menyatakan bahwa fungsional, komunikasi spontan
harus menjadi fokus utama dari pendidikan awal.
Awal pembukaan tahun 1982 sebagai program demonstrasi yang didanai oleh
pemerintah federal, salah satu program program intervensi awal pertama di
negara untuk memaskukan anak-anak austisme dengan yang memiliki ciri khas
anak adalah learning experiences, alternative program for preschoolers and their
parents (LEAP). Kurikulum ilmiah individual berdasarkan LEAP, membahas
sosial, emosional, bahasa, perilaku adaptasi, kognitif, dan bidang parkatek yang
tepat. LEAP mencampurkan pendekatan perilaku dengan praktek sesuai dengan
tahapan perkembangan. Berfokus pada peningkatan keterampilan anak autis
dalam interaksi dan bermain dengan teman sebaya mereka. LEAP termasuk juga
program pelatihan keterampilan perilaku untuk orang tua.
Model program yang lebih baru dan menjanjikan untuk menyediakan layanan
inklusif yang efektif untuk anak-anak dengan autisme adalah project DATA
(Developmentally Appropriate Treatment for Autism) dari University of
Washington. Project DATA menggabungkan praktik terbaik dari analisis perilaku
dan pendidikan khusus anak usia dini. Anak autis diintegrasikan ke uniersitas
program anak usia dini yang komprhensif berdasarkan interaksi mereka dengan
teman sebaya, aktivitas, dan bahan-bahan yang difasilitasi oleh family-centered,
pendekatan perkembangan perilaku untuk intruksi dan kurikulum. Meskipun
program prasekolah merupakan komponen utama dari program secara
keseluruhan, perpanjangan komponen waktu untuk anak-anak autisme. Selama
waktu diperpanjang, instruksi intensif sangat individual berfokus pada
peningkatan kemampuan anak-anak untuk mengakses lingkungan prasekolah
dan memperoleh manfaat dari kurikulum dan strategi pengajaran naturalistik.
Baru-baru ini, proyek tersebut telah diperluas untuk mencakup Baby DATA, yang
memberikan layanan kepada bayi dan balita autisme dan gangguan lain.
Social skills. Bahkan individu yang paling mampu dengan gangguan spektrum
autisme sering mengalami kesulitan dalam situasi sosial. Contoh, anak dengan
sindrom Asperger dapat berfungsi di atas tingkat kelas akademis tetapi mungkin
tidak tahu cara berinteraksi dengan teman sebaya mereka, terus-menerus
melakukan tidak pantas, komentar yang tampaknya tidak sensitif, seperti “baju
yang terlihat seperti menumpahkan coklat”. Atau murid berfungsi tinggi degan
autisme dapat bekerja lebih baik dalam mengatur kelompok yang terstrktur di
kelas tapi duduk sendiri dan terpisah dengan anak-anak lain di kantin.
Tanpa adanya peningkatan pelatihan interaksi sosial, murid dengan
gangguan autisme spektrum rentan untuk menolak dan mengisolasi yang dapat
menyebabkan kegagalan dalam program pendidikan. Peningkatan kterampilan
sosial dapat membuat murid bukan hanya di sekolah tetapi juga sepanjang hidup
mereka. Untuk lebih efektif, instruksi dalam bidang keterampilan sosial harus
disampaikan sepanjang hari di berbagai bidang dan menggunakan aktivitas
khusus untuk memenuhi usia yang tepat, tujuan sosial individual.
Satu keterampilan sosial yang penting dan selalu diabaikan adalah kesadaran
akan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum). Setiap sekolah, ruang kelas dan
masyarakat mengandung hidden curriculum. Hidden curriculum termasuk banyak
peraturan yang tidak tertulis seperti bagaimana bertindak, berbicara, berpakaian,
dan banyak orang yang tau dan menerimanya, tapi yang mungkin menjadi
penyebab utama kesulitan untuk murid dengan gangguan austisme. Hidden
curriculum termasuk menyadari harapan guru, membangun kemampuan guru
yang menyenangkan, mengetahui perhatian.
Family involvement. Salah satu yang paling universal yang menguntungkan dan
mendukung untuk anak-anak dengan gangguan spektrum autisme dan keluarga
mereka adalah komitmen untuk dukungan yang komprehensif dan berpusat pada
keluarga. Sebuah sistem dukungan keluarga yang berpusat membahas
kebutuhan dan keinginan masing-masing keluarga, bukan hanya memberikan
layanan yang telah ditetapkan.
Dalam sistem pendukung yang berpusat pada keluarga, orang tua dilatih
dalam prinsip-prinsip perilaku atau teknik pengajaran khusus yang digunakan di
sekolah dan dapat menjadi sangat efektif, tutor. Mereka juga mungkin menjadi
penilai dalam pendekatan analisis perilaku fungsional untuk menentukan fungsi
dari perilaku dalam pengaturan dari rumah. Keterlibatan orang tua dapat terjadi
di berbagai tingkatan termasuk berkomunikasi melalui catatan rumah sehari-hari,
berpartisipasi dalam kunjuangan orang tua dan pengamatan serta melayani
sebagai volunteer di sekolah. Sebuah program yang komperhensif juag akan
memfasilitasi jaringan dengan orang tua lainnya dan memberikan kelompok
dukungan untuk kedua orang tua dan saudara kandung.
Transition planning. Tingkat harapan untuk kehidupan orang dewasa ketika
mempertimbangkan murid dengan spektrum autisme. Beberapa murid mungkin
berencana untuk melanjutkan pada pendidikan yang lebih tinggi dan akan
membutuhkan rencana transisi yang berisi keterampilan penting untuk
memfasilitasi keberhasilan di perguruan tinggi. Hal ini mencakup pemahaman
mereka untuk mempelajari kebutuhan dan jenis akomodasi yang bermanfaat,
mengembangkan keterampilan diri, dan mengkonfirmasikan hidup dan
kemandirian keterampian sehari-hari yang akan dibutuhkan untuk berfungsi di
asrama, cafetaria dan tempat di universitas.
Instructional Procedures
Tidak ada metode yang efektif secara universal untuk semua murid dengan ASD
(Simpson, 2005). Instruksi yang efektif terkait dengan:
1. Dukungan dan pelayanan untuk anak dan keluarga
2. Instruksi sistematis
3. Lingkungan yang terstruktur
4. Kurikulum spesial
5. Keterlibatan keluarga
Social Stories.
Unsupported Methods.
Instructional Technology
Instructional technology paling sering digunakan oleh murid dengan gangguan
autisme sebagai alat bantu komunikasi. Komputer menawarkan cara lain bagi
murid dengan gangguan autisme yang lebih memilih komunikasi visual untuk
belajar secara visual. Untuk murid dengan gangguan autisme yang memiliki
masalah dengan komunikasi verbal, sejumlah teknologi dapat membantu mereka
untuk berkomunikasi dan untuk menambah atau mengganti cara-cara
konvensional dalam berkomunikasi. Teknologi komunikasi alternatif dan
tambahan sering digunakan oleh murid dengan gangguan autisme.