Anda di halaman 1dari 12

PSIKOLOGI DAN

PENDIDIKAN ANAK
AUTIS DAN ANAK
GANGGUAN ATENSI
DAN HIPERAKTIF
A. Sejarah Anak Autis dan Anak Gangguan
Atensi dan Hipraktif
Autis
Pada tahun Pada tahun 1943, Leo Kanner, seorang ilmuwan asal Vienna melaporkan kasus
sebelas anak yag dioobservasinya di Unit Psikiatri Anak Universitas Johns Hopkins. Ada
delapan karakteristik utama dari anakanak tersebut yang membedakannya dengan anak-
anak lain.
Pada tahun 1944, seorang ilmuwan lain yang juga berasal dari Vienna, Hans Asperger,
melaporkan empat kasus anak hasil observasinya di summer camp yang lebih memilih
bermain sendiri daripada beinteraksi dengan anak-anak lain.
Kedua ilmuwan tersebut sama-sama menggunakan istilah autistic dalam menyebut kondisi
anak anak yang mereka observasi.
Empat puluh tahun setelah Asperger mempublikasikan laporannya, Lorna Wing (1981)
mempublikasikan sebuah paper yang menunjukkan ketertarikannya pada hasil observasi
Asperger, dan mengusulkan istilah “Asperger‟s Syndrome” untuk menyebut kondisi tersebut.
Anak Gangguan Atensi dan Anak
Hiperaktif

ADHD disebabkan oleh epidemi encephalitis (peradangan otak) yang


menyebar keseluruh dunia yang terjadi sejak 1917-1926.
Pada akhir tahun 50-an ADHD disebut dengan hiperkinesis lyang
biasanya ditunjukkan terhadap lemahnya penyaringan stimuli yang
masuk dalam otak. Ini menggambarkan sebagai ciri utama ADHD.
Pada tahun 70-an, terdapat pendapat bahwa selain hiperaktif, rendahnya
perhatian dan kontrol gerak juga merupakan simtom utama ADHD.
Sekarang telah ada dalam DSM IV mengenai gangguan ADHD.
B. Batasan anak autis dan anak gangguan atensi dan
hiperaktif
Autis
Sejak tahun 1990 autisme sudah menjadi katagori terpisah dalam IDEA (Individu With
Disabilities Education Art) dan dikumpulkan dalam sebuah term yang lebih luas yaitu:
Autism Spectrum Discorder (ASD) atau persamaannya adalah Pervasive Developmental
Discorder. Kelainan-kelainan yang termasuk dalam ASD memiliki karakteristik
gangguan dalam tiga area dengan tingkatan yang berbeda-beda. Ketiga area tersebut
adalah kemampuan komunikasi, interaksi sosial, serta pola-pola perilaku yang
repetitive dan stereotip (strock, 2004 dalam Hallahan & Kauffman, 2006). Autisme
muncul sebelum anak mnginjak usia 3 tahun.

Anak Gangguan Atensi dan Hiperaktif


Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau yang dikenal dengan ADHD dapat
diartikan sebagai hambatan dimana seseorang (anak) secara konsisten
menunjukan salah satu atau semua karakteristiknya dalam waktu yang lama,
karakteristik-karakteristik tersebut yaitu Inattention (kurangnya perhatian),
hiperaktif, dan Implusif.
C. Karakteristik Anak Autis dan Anak Gangguan Atensi dan
hiperaktif.
Autis
Terdapat tiga gejala utama individu dengan Autistic Spectrum Disorder (ASD) yaitu
gangguan dalam interaksi, komunikasi, dan perilaku.
Selain itu, individu ASD juga memliki kararkteristik-krakteristik tambahan, yaitu:
gangguan dalam kognisi, persepsi, sensori, motoric, afek, atau mood, tingkah laku
agresif dan berbahaya, serta ganggguan tidur dan makan (Hallahan & Kauffman,
2006).

Anak Gangguan Atensi dan Hiperaktif


Menurut Baihaqi dan Sugiarmin (2006), ciri utama ADHD adalah:
Rentang perhatian yang kurang,
Impulsivitas yang berlebihan dan adanya hiperaktivitas,
D. Penyebab Anak Autis dan Anak Gangguan
Atensi Dan Hiperaktif
Autis
Seiring dengan bertambahnya jumlah individu autis, semakin banyak pula penelitian-
penelitian mengenai penyebab autisme yang mengubah pemahaman awal masyarakat.
Awalnya faktor hereditas dan biologis dipandang sebagai penyebab autisme. Disamping
itu, ibu yang dingin tidak reponsif juga dianggap sebagai penyebab autisme. Penyebab
yang baru diyakini adalah adanya gangguan neurobiologis, bukan interpersonal (National
Reearch Council, 2001: Strock dalam Dinie, 2016:33). Ada bukti yang kuat bahwa hereditas
berperan besar dalam berbagai kasus.

Anak Gangguan Atensi dan Hiperaktif


Tidak ada yang mengetahui penyebab ADHD secara pasti. Teori lama menduga
penyebabnya antara lain adalah keracunan, komplikasi pada saat melahirkan, alergi
terhadap gula dan beberapa jenis makanan, dan kerusakan pada otak. Meskipun teori
ini ada benarnya, banyak kasus ADHD yang tidak cocok dengan penyebab tersebut.
Penelitian membuktikan bahwa ADHD ada hubungannya dengan genetika seorang
anak. Bukan berarti jika salah seorang orang tua menderita ADHD, maka anak juga
akan menderita ADHD. Juga tidak berarti jika anak menderita ADHD karena ada
kerabat dekat yang menderita ADHD.
E. Identifikasi/Asesmen Anak Autis dan Anak
Gangguan Atensi dan Hiperaktif
Anak Autis
Sampai saat ini tidak ada tes diagnosa autisme yang digunakan secara universal,
biasanya, psikiatri menggunakan kriteria APA (American Psychiatric Association) tahun
2000 yang berfokus pada kemampuan komunikasi, interaksi sosial, serta pola-pola tingkah
laku repetitif dan stereotip.
Tiga teori utama untuk identifikasi gangguan AUTISTIK:
Executive Functions (Fungsi Eksekutif)
Central Coherence (Koherensi Sentral)
Theory of Mind (Teori Pikiran)

Anak Gangguan Atensi dan Hiperaktif


Berikut kriteria yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan identifikasi pada anak ADHD:
Durasi: Gejala harus ada setidaknya 6 bulan
Onset Awal: Timbulnya gejala sebelum usia 7 tahun
Tempat: Gejala harus ada dalam setidaknya dua pengaturan yang berbeda (mis. r
sekolah)
Dampak: Harus menyebabkan penurunan fungsional yang jelas dan signifikan
dalam bidang akademik atau kehidupan sosial.
Harus mengecualikan diagnosis lain termasuk keterbelakangan mental, Gangguan
Perkembangan Pervasif, psikosis, gangguan mood.
Terdapat 3 tipe: tipe inatensi, tipe hiperaktif infulsif, dan tipe kombinasi.

F. Dampak Perkembangan Anak Autis Dan Anak


Gangguan Atensi dan Hiperaktif

Anak Autis
a. Gangguan kognisi
b. Gangguan Persepsi Sensori
c. Gangguan perilaku motoric
d. Gangguan tidur dan makan
e. Gangguan Afek dan mood
f. Tingkah laku agresif dan membahayakan
g. Gangguan kejang sedikit
Anak Gangguan Atensi dan Hiperaktif
1. Anak-anak dengan ADHD menghadapi kendala dalam mengerjakan tugas-tugas yang
menuntut konsentrasi. Oleh karena itu, mereka sering mencari-cari alasan untuk tidak
belajar.
2. Anak-anak dengan ADHD sulit berinteraksi dengan orang lain.
3. Anak-anak dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan dalam menulis, membaca,
mengatur harta benda mereka, menjelaskan emosi mereka secara verbal, dan dalam
analisis logis. Karena kurangnya perhatian yang terputus-putus, gangguan kognitif juga
sering terjadi pada anak-anak ini.

G. Intervensi Pendidikan Bagi Individu ASD Dan


Intervensi Pendidikan
Menurut National Research Council of the National Academy on Sciences (dalam
Mangunsong, 2009), terdapat 6 rekomendasi area kemampuan yang sebaiknya dijadikan
prioritas bagi anak-anak ASD:
1. Komunikasi spontan dan fungsional
2. Kemampuan sosial sesuai usia:misal untuk anak kecil diajarkan cara untuk merespon ibu
3. Kemampuan bermain, terutama dengan teman sebaya
4. Kemampuan kognitif yang berguna dan aplikatif
5. Tingkah laku yang sesuai, untuk menggantikan tingkah laku bermasalah
6. Kemampuan akademis fungsional, jika sesuai dengan kebutuhan anak.
Anak Gangguan Atensi dan Hiperaktif
Muhammad (2008) menjelaskan aspek atau area penanganan siswa dengan
ADHD, adalah:
1. Aspek interaksi sosial
2. Kemampuan dalam mengurus diri sendiri
3. Masalah dalam mengerjakan tugas
4. Sikap impulsive
5. Kemampuan akademik
6. Ekspresi emosi
Kesimpulan
Autisme, yaitu penarikan diri yang ekstrem dari lingkungan sosialnya,gangguan dalam
berkomunikasi, serta tingkah laku yang terbatas dan berulang(stereotipik) yang
muncul sebelum usia 3 tahun (Hallahan & Kauffman, 2006; Widyawati, 2002). Gangguan
ini 3-4 kali lebih banyak pada anak lelaki daripada perempuan (Widyawati, 2002).

Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau yang dikenal dengan ADHD dapat diartikan
sebagai hambatan dimana seseorang (anak) secara konsisten menunjukan salah satu
atau semua karakteristiknya dalam waktu yang lama, karakteristik-karakteristik
tersebut yaitu Inattention (kurangnya perhatian), hiperaktif, dan Implusif. Pada anak
yang mengidap ADHD biasanya tiga atau setidaknya satu karakteristik tersebut muncul,
dimana karakteristik tersebut digunakan sebagai suatu pertanda untuk melakukan
diagnosis terhadap anak tersebut.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai