Anda di halaman 1dari 15

GANGGUAN

PERKEMBANGAN
PERVASIF (GPP)
HAM F. SUSANTO
PENDAHULUAN

 Gangguan Perkembangan Pervasif (GPP) adalah


istilah yang digunakan secara luas untuk
menggambarkan suatu rangkaian gajala-gejala
yang terjadi secara terus-menerus memberat.
 Rangkaian
ini seringkali merujuk kepada
Gangguan Spektrum Autisme.
 Kelompok gangguan ini ditandai dengan kelainan
kualitatif dalam interaksi sosisal yang timbal-balik dan
dalam pola komunikasi, serta minat dan aktifitas yang
terbatas, stereotipik, berulang.
 Kelainan kualitatif ini menunjukkan gambaran yang
pervasiv dari fungsi-fungsi individu dalam semua
situasi, meskipun dapat berbeda dalam derajat
keparahannya.
Karakteristik yang berhubungan dengan
GPP adalah :
 Perilaku-perilaku menarik diri
 Perilaku-perilaku tidak suka bergaul
 Masalah-masalah dalam penggunaan bahasa untuk
komunikasi
 Pola-pola berilaku berulang-ulang
 Masalah-masalah dengan permainan imajinatif
 Tidak mampu menyimpang dari jadwal
 Perilaku merangsang diri sendiri
GPP terdiri dari :

1. Autisme
2. Sindrom Rett
3. Gangguan disintegratif masa kanak
4. Sindrom Asperger
Autisme
 Kelainan dan atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun,
dengan ciri kelainan fungsi dalam : 1) interaksi sosial, 2) komunikasi dan 3)
perilaku yang terbatas dan berulang.
 Selalu ada hendaya kulalitatif dalam interaksi sosial yang timbal-balik (reciprocal
social interaction), khususnya kurangnya respons balik sosio-emosional.
 Hendaya kualitatif dalam komunikasi : kurangnya penggunaan ketrampilan bahasa
dalam hubungan sosial, hendaya dalam permainan imajinatif, kurangnya respons
emosional terhadap ungkapan verbal dan non-verbal orang lain.
 Pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas,
berulang dan stereotipik : cenderung bersikap kaku dan
rutin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari
(kebiasaan baru, kebiasaan sehari-hari dan pola bermain).
 Semua tingkatan IQ dapat ditemukan, tetapi pada tiga
perempat kasus secara signifikan terdapat retardasi mental.
Sindrom Rett

 Dijumpai hanya pada wanita


 Perkembangan normal sampai usia 6-18 bulan, kemudian kehilangan
kemampuan berbahasa dan motorik
 Terdapat kemuduran / perlambatan pertumbuhan kepala
 Gejala khas yang paling menonjol : hilangnya kemampuan gerakan tangan
yang bertujuan
 Membasahi tangan secara stereotipik dengan ludah, hambatan dalam
mengunyah makanan yang baik, penjuluran lidah dan air liur yang menetes
 Dapat “senyum sosial” (social smile), menatap seseorang dengan “kosong”,
tetapi tidak terjadi interaksi sosial dengan mereka pada masa kanak
(walaupun interaksi sosial dapat berkembang kemudian)
 Cara berdiri dan berjalan cenderung melebar, otot hipotonik, koordinasi
gerak tubuh memburuk
 Spastisitas dan rigiditas yang biasanya lebih banyak terjadi pada ekstremitas
bawah daripada ekstremitas atas.
 Jarang terjadi perilaku mencederai diri dengan sengaja dan preokupasi yang
stereotipik kompleks atau yang rutin.
Gangguan Disintegratif masa kanak

 Perkembangan normal sampai usia 2 tahun, yang diikuti dengan kehilangan yang
nyata keterampilan yang sudah diperoleh, disertai kelainan kualitatif dalam fungsi-
fungsi sosial
 Terjadi regresi yang berat kemampuan berbahasa, bermain, keterampilan sosial, dan
perilaku adaptif
 Hilangnya perhatian / minat terhadap lingkungan, terdapat mannerisme motorik yang
stereotipik dan berulang serta hendaya dalam interaksi sosial dan komunikasi
 Kehilangan keterampilan dapat diikuti dengan beberapa derajat perbaikan, hendaya
dalam fungsi sosial dan komunikasi mempunyai kualitas lebih berciri autistik
daripada kemunduran intelektual
Sindrom Asperger

 Lebih banyak pada laki-laki dengan rasio 8:1


 Tidak ada hambatan / keterlambatan dalam perkembangan
berbahasa atau perkembangan kognitif
 Defisiensi kulaitatif dalam fungsi interaksi sosial yang
timbal balik
 Pola perilaku, perhatian dan aktifitas yang terbatas, berulang
dan stereotipik
 Keterampilan berbahasa baik
Penatalaksanaan

 Terapi perilaku
 Terapi farmakologik
 Kombinasi keduanya
Terapi farmakologik

 Disesuaikan dengan keluhannya


 Biasanya digunakan untuk kejang, perilaku mencederai
diri sendiri, kesulitan makan
Terapi perilaku

 Terapi komunikasi
 Keterampilan menolong diri sendiri
 Secara umum efektif bergantung intensitas terapi dan
beratnya gangguan pada anak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai