BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Asperger syndrome merupakan kekacauan perkembangan yang
mempengaruhi kemampuan seorang anak untuk bersosialisasi dan berkomunikasi
secara efektif dengan orang lain. Kondisi ini dtndai dengan ketidakmampuan
berfungsi normal dalam interaksi sosial dgn orang lain.
2.2 ETIOLOGI
Penyebab Asperger Syndrome belum diketahui, tetapi studi keluarga
menunjukan hubungan yang mungkin dengan autistic disorder. Kesamaan ini
memungkinkan adanya hubungan asperger sindrom dengan faktor genetic, metabolik,
infeksi dan keadaan perinatal. Gangguan ini juga tampaknya dapat dihubungkan
dengan kelainan structural pada beberapa bagian di otak.3,4
2.3 EPIDEMIOLOGI
Insiden Sindrom Asperger tidak menetap, namun para ahli dalam studi
populasi konservatif memperkirakan bahwa dua dari setiap 10.000 anak mengalami
gangguan ini. Sindrom asperger lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada
perempuan dengan perbandingan 3:1.1,5,6
2.4 GAMBARAN KLINIS
Tanda dan gejala dari sindrom asperger dapat berkisar ringan sampai
berat. Seseorang mungkin memiliki semua atau hanya beberapa karakteristik yang
diuraikan,1
Tanda dan Gejala Asperger sindrom meliputi:1,4,6,7
1. Masalah Sosial
terbatas dan ekspresi wajah yang tidak ada atau tidak pantas
Susah memahami komunikasi nonliteral dan tersirat
Gangguan dalam modulasi volume, intonasi, infleksi, dan irama bicara
Berbicara yang tidak jelas (terdiri dari topik tidak berhubungan) dan tidak
langsung (memberikan detail signifikan yang berlebihan tentang topik), sering
2.5 DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis sindrom Asperger menurut diagnostic and statistical manual of
mental disorder (DSM) IV:
A. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti yang ditunjukkan oleh
sekurangnya dua dari berikut:
intelligence yang
normal
sedangkan
autisme
infantil
3. Skizofrenia
Gangguan Asperger didiagnosis banding dengan skizofrenia onsetmasa kanakkanak. Kombinasi dari bicara bertele-tele, bicara sendiri, pola pembicaraan
inkoheren, gagal mengganti topik pembicaraan dan gagal memberi latar belakang
suatu cerita, menyebabkan kekeliruan mendiagnosis Skizofrenia. Gangguan Asperger
lebih menunjukkan disfungsi komunikasi daripada gangguan proses pikir. Ekspresi
wajah yang abnormal terdapat pada kedua gangguan ini.
5) Latihlah anak untuk belajar memilih dari beberapa alternatif yang diajukan.
Farmakoterapi
Perlu diingat bahwa tidak ada obat-obatan medis yang dapat menyembuh
gangguan Asperger Sindrom ini, dokter akan memberikan obat bila disertai dengan
beberapa gejala lain berupa gangguan kecemasan, atau depresi misalnya.
Pemberian obat-obatan seperti jenis serotonin; risperidone, olanzapine,
quetiapine diperuntukkan untuk meredam perilaku agresivitas atau self injuries.
Jenis SSRI lainnya seperti fluoxetin diberikan bila disertai dengan gangguan
kecemasan dan clomipramine diberikan untuk meredamkan perilaku obsesif.
2.8 PROGNOSIS
Perbedaan klinik antara gangguan autisme dan gangguan Asperger
mempunyai nilai prognosis. Gangguan Asperger mempunyai prognosis yang lebih
baik. Terdapat perbedaan rentang keparahan dari gangguan Asperger, sehingga
beberapa kasus tidak terdiagnosis karena penderitanya hanya tampak aneh dan
eksentrik. Perempuan mempunyai prognosis yang lebih baik. Perjalanan penyakit dan
akibatnya sangat bervariasi karena IQ dan ketrampilan berbahasanya relatif baik.
Beberapa anak dapat mengikuti pendidikan secara teratur dengan mendapat dukungan
sedangkan yang lain membutuhkan pendidikan khusus. Keadaan ini disebabkan
karena gangguan dalam perilaku dan interaksi sosial, bukan karena defisit akademik.
Prediksi masa depan anak Asperger positif. Beberapa pasien menggunakan talenta
khususnya untuk memperoleh pekerjaan yang dapat menunjang kehidupannya
sendiri. Perilaku buruk seringkali didasari ketidakmampuan mengkomunikasikan
frustrasi dan kecemasan. Pada saat remaja, mereka tidak menyadari kalau berbeda
dengan yang lain dan sering disingkirkan dalam hubungan interpersonal. Pada saat
dewasa mereka beradaptasi sangat superfisial, egosentris dan terisolasi.1,3.6.7
Gangguan bipolar dan gangguan cemas dapat menjadi komorbiditas untuk
gangguan Asperger. Frustrasi kronis akibat kegagalan berulang apabila berbicara
10
dengan orang lain dan saat menjalin persahabatan menyebabkan penderita dengan
gangguan Asperger dapat menderita juga gangguan mood. Beberapa penderita dapat
mempunyai gambaran katatonik gangguan obsesi kompulsi ide bunuh
diri, temper dan gangguan menentang. Penderita gangguan Asperger mengalami
penurunan berat badan dan gangguan makan. Pada beberapa populasi penelitian
ditemukan adanya komorbiditas gangguan ini dengan gangguan tik dan sindrom1,3,5,6
BAB III
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Stppler M, Asperger Syndrome [internet]. 2005 april. [cited july 2010];
available from: http://www.emedicinehealth.com/asperger_syndrome_em.htm
2. Rosen BS. Aspergers syndrome, high functioning autism, and disorder of
autistic continuum [internet]. 2001 desember. [cited july 2010]; available from:
http://www.asperggersyndrome.com
3. Volkmar FR, Klin A. Pervasive developmental disorder. Dalam: Kaplan HI,
Sadock BJ. Comprehensive Textbook of Psychiatry, 7th ed, Baltimore; hal 121821.
4. Asperger Sydrome [ internet]. 2007 june. [cited july 2010]; Available from:
http://www.mayoclinic.com/health/asperger-syndrome/DS00551
5. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorder IV, 4th ed. Washington; p: 75-77.
6. National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Asperger syndrome
fact sheet [internet]. 2008 april. [cited july 2010]; available from:
http://www.ninds.nih.gov/disorders/asperger/asperger.htm
7. Brasic JR. John Hopkins University School of Medicine. Asperger Syndrome
[internet]. 2009 september. [cited july 2010]; available from:
http://www.emedicine.medscape.com/article/912269-overview