Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK RETARDASI MENTAL


Dosen Pengampu: Sutarmi, MN

Disusun Oleh : Kelompok 9


1. Sholikhatun Nur Rahmawati (P1337420422030)
2. Novia Windi Dilla Puspita (P1337420422081)
3. Putri Adelia Mayasari (P1337420422086)
4. Helenia Septiana Veriyanti (P1337420422089)
5. Nur Khofiffatus Sukriyyah (P1337420422120)
6. Dewi Putri Astuti (P1337420422140)
7. Dewi Puji Kusumawati (P1337420422144)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BLORA JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2023/2024

1
A. Definisi
Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi (menurut WHO).
Retradasi mental adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi intelektual berada dibawah
normal, timbul pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses
belajar dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991).
Retardasi mental yaitu suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang
menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan
masyarakat atas kemampuan yang di anggap normal.(Carter CH).
Retardasi mental yaitu apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah,yang di sertai
adanya kendala dalam penyesuaian perilaku,dan gejalanya timbul pada masa
perkembangan.(Crocker AC).

B. Etiologi
Penyebab dari retardasi mental sangat kompleks dan multifaktorial. Walaupun begitu
terdapat beberapa faktor yang potensial berperanan dalam terjadinya retardasi mental seperti
yang dinyatakan oleh Taft LT dan Shonkoff JP dibawah ini :
Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental :
a. Non-organik
a. Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmoni
b. Faktor sosiokultural
c. Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik
d. Penelantaran anak
b. Organik
a. Faktor prakonsepsi
Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan neurocutaneos,
dll.) Kelainan kromosom ( X-linked, translokasi, fragile-X) – syndromepolygenic
familial.
b. Faktor prenatal
Ganguan pertumbuhan otak trimester I
 Kelainan kromosom (trisomi,mosaik,dll)
 Infeksi intrauterin,misalnya TORCH,HIV (Human immunodeficiency virus)

2
 Zat-zat teratogen (alcohol,radiasi dll)
 Disfungsi plasenta
 Kelainan congenital dari otak (idiopatik).

Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III


 Infeksi intrauterin, misalnya torch,hiv
 Zat-zat teratogen (alcohol, kokain, logam berat, dll)
 Ibu: diabetes militus,pku (phenylketonuria)
 Toksemia gravidarum
 Disfungsi plasenta
 Ibu malnutrisi
c. Faktor perinatal
 Sangat premature
 Asfiksia neonatorum
 Trauma lahir: pendarahan intra cranial
 Meningitis
 Kelainan metabolik : hipoglikemia, hiperbilirubinemia
d. Faktor post natal
 Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
 Neuro toksin, misalnya logam berat
 CVA (Cerebrovascular accident)
 Anoksia, misalnya tenggelam
 Metabolik
 Gizi buruk
 Kelainan hormonal, misalnya hipotiroid, pseudohipoparatiroid
 Aminoaciduria, misalnya PKU (Phenyl ketonuria)
 Kelainan metabolisme karbohidrat, galaktosemia, dll
 Infeksi
Kebanyakan anak yang menderita retardasi mental ini berasal dari golongan social
ekonomi rendah, akibat kurangnya stimulasi dari lingkungannya sehingga secara bertahap

3
menurunkan IQ yang bersamaan dengan terjadinya mutasi. Demikian pula pada keadaan social
ekonomi yang rendah dapat sebagai penyebab organik dari retardasi mental.

C. Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari- hari. Retardasi
mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-
kanak ( sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal ( IQ 70
sampai 75 atau kurang ) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area
fungsi adaftif: berbicara dan berbahasa kemampuan/ketrampilan merawat diri, kerumah
tanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan diri, kesehatan
dan keamanan, akademik fungsional, bersantai dan bekerja. Penyebab retardasi mental bisa
digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pasca natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan
secara dini pada masa kanak-kanak.

D. Diagnosis dan Gejala klinis


Dengan melakukan skrining secara rutin misalnya dengan menggunankan DDST (Denver
Developmental Screening Test), maka diagnosis dini dapat segera dibuat. Demikian pula
anamnesis yang baik dari orang tuanya, pengasuh atau gurunya, sangat membantu dalam
diagnosis kelainan ini. Setelah anak berumur 6 tahun dapat dilakukan test IQ. Sering kali hasil
evaluasi medis tidak khas dan tidak dapat diambl kesimpulan. Pada kasusu seperti ini, apabila
tidak ada kelainan pada system susunan saraf pusat, perlu, anamnesis yang teliti apakah ada
keluarga yang cacat, mencari masalah lingkungan/factor nonorganic lainnya dimana diperkirakan
mempengaruhi kelainan pada otak anak.
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik
yang merupakan stigmata kongenita, yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu
sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan gejala yang sering disertai
retardasi mental, yaitu :
1. Kelainan pada mata :
a) Katarak
b) Bintik cherry-merah pada daerah macula
c) Kornea keruh

4
2. Kejang :
a) Kejang umum tonik klonik
b) Kejang pada masa neonatal
3. Kelainan pada kulit :
a) Bintik-café-au-lait
4. Kelainan rambut :
b) Rambut rontok
c) Rambut cepat memutih
d) Rambut halus
5. Kepala :
a) Mikrosefali
b) Makrosefali
6. Perawakan pendek :
a) Kretin
b) Sindrom prader-willi
7. Distonia :
a) Sindrom hallervorden

E. Klasifikasi
Klasifikasi gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, ada 4 tipe golongan
sebagai berikut:
1. Retardasi mental ringan
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari
kelompok ini termasuk dalam tipe social budaya, dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali
tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis
bahkan sampai kelas 4-6 SD, juga bias silatih keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak
dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka ini kurang
mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.
2. Retardasi mental sedang
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu
latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas 2 SD

5
saja, tetapai dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu misalnya pertukangan,pertanian
dll. Dan apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan.Mereka juga perlu dilatih bagaimana
mengurus diri sendiri. Kelompok ini juga kurang mampu menghadapi stress dan kurang dapat
mandiri, sehingga memerlukan bimbingan dan pengawasan.
3. Retardasi mental berat
Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah
ditegakkan secara dini, karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan
keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal sudah tedapat keterlambatan perkembangan
motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka dapat dilatih hygiene dasar saja
dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja, dan
memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.
4. Retardasi mental sangat berat
Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosa ini mudah dibuat
karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal.
Mereka ini seluruh hidupnya tergantung pada orang di sekitarnya

F. Komplikasi
 Serebral palcy
 Gangguan kejang
 Gangguan kejiwaa
 Gangguan konsentrasi /hiperaktif
 Defisit komunikasi
 Konstipasi

G. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retardasi
mental, yaitu:
a. Kromosom kariotipe
b. EEG (Elektro Ensefalogram)
c. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging)
d. Titer virus untuk infeksi congenital

6
e. Serum asam urat (Uric acid serum)
f. Laktat dan piruvat
g. Plasma asam lemak rantai sangat panjang
h. Serum seng (Zn)
i. Logam berat dalam darah
j. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
k. Serum asam amino atau asam organik
l. Plasma ammonia
m. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit:
n. Urin mukopolisakarida
o. Urin reducing substance’
p. Urin ketoacid
q. Urin asam vanililmandelik

H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi dan sangat individual.
Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua anak penanganan multidisiplin merupakan jalan yang
baik. Sebaiknya dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak secara individual
untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal mungkin. Untuk itu perlu melibatakn
psikolog untuk menilai perkembangan mental anak terutama kemampuan kognitifnya,dokter
anak untuk memeriksa fisik anak,menganalisis penyebab,dan mengobati penyakit atau kelainan
yang mungkin ada. Juga kehadiran pekerja social kadang-kadanng diperlukan untuk menilai
situasi keluarganya. Atas dasar itu maka buatlah strategi terapi. Seringkali melibatkan lebih
banyak ahli lagi,misalnya ahli saraf bila anka juga menderita epilepsi,palsiserebral,dll.
Psikiater,bila anaknya menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila orang tuanya membutuhkan
dukungan terapi keluarga. Ahli rehabilitasi,bila diperlukan untuk merangsang perkembangan
motorik dan sensoriknya. Ahli terapi wicara,untuk memperbaiki gangguan bicaranya atau untuk
merangsang perkembangan bicarnya. Serta diperlukan buruh pendidikan luar biasa untuk anak-
anak yang retardasi mental ini.

7
Pada orang tuanya perlu diberi penerangan yang jelas mengenai keadaan anaknya, dan
apa yang dapat diharapkan dari terapi yang diberikan. kadang-kadang diperlukan waktu yang
lama untuk meyakinkan orang tua mengenai keadaan anaknya, maka perlu konsultasi pula
dengan psikolog dan psikiater. Disamping itu diperlukan kerja sama yang baik antara guru
dengan orang tuanya,agar tidak terjadi kesimpang siurandalam strategi penanganan anak
disekolah dan dirumah. Anggota keluarga lainnya juga harus diberi pengertian. Disamping itu
masyarakat perlu diberikan penerangan tenteng retardasi mental,agar mereka dapat menerima
anak
Sekolah khusus untuk anak retardasi mental ini adalah SLB-C.Di sekolah ini diajarkan
keterampilan-keterampilan dengan harapan mereka dapat mandiri dikemudian hari. Diajarkan
pula tentang baik buruknya suatu tindakan tertentu,sehingga mereka diharapkan tidak melakukan
tindakan yang tidak terpuji,seperti mencuri,merampas,kejahatan seksual,dll.
Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan seperti pemeriksaan
kesehatan yang rutin,imunisasi,dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya. Anak-anak ini
sering juga disertai dengan kelainan fisik yang memerlukan penanganan khusus.

I. Pencegahan
Dengan memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit yang potensial dapat
mengakibatkan retardasi mental, misalnya melalui imunisasi. Konseling perkawinan,
pemeriksaan kehamilan yang rutin, nutrisi yang baik selama kehamilan, dan bersaling pada
tenaga kesehatan yang berwenang maka dapat membantu menurunkan angka kejadian rfetardasi
mental. Demikian pula dengan mengentaskan kemiskinan dengan membuka lapangan kerja,
memberikan pendidikan yang baik, memperbaiki senitasi lingkungan, meningkatkan gizi
keluarga, akan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Dengan adanya program BKB (Bina
Keluarga dan Balita)yang merupakan stimulasi mental dini dan bisa dikembangkan dan juga
deteksi dini, maka dapat mengoptimalkan perkembangan anak.
Diagnosis ini sangat penting, dengan melakukan skrining sedini mungkin, terutama pada
tahun pertama, maka dapat dilakukan intervensi yang dini pula. Misalnya diagnosis dini dan
terapi dini hipotiroid, dapat memperkecil kemungkinan retardasi mnetal. Detaksi dan intervensi
dini pada retardasi mental sangat membantu memperkecil retardasi yang terjadi.

8
ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS
An. A umur 6 tahun dibawa ibunya ke rumah sakit karena terdapat banyak luka sayatan di
tangannya. Ibu B mengatakan anaknya sering bersikap aneh misalnya sering melukai diri sendiri
dan sering mengancam jiwa orang lain. Ibu B mengatakan anaknya sering menolak ketika diajak
bermain oleh teman – temannya. Ibu B mengatakan An. A belum bisa menulis, membaca dan
melakukan aktivitasnya sendiri.
Saat dilakukan pengkajian terdapat banyak luka sayatan di tangan An. A. saat diajak
berinteraksi, respon An. A sangat lambat dan jawaban An. A juga menyimpang dari pertanyaan
yang diberikan oleh perawat. Ketika diamati tubuh An. A terlihat kurus, kecil, tidak seperti anak
umur 6 tahun pada umumnya. Saat diberikan mainan oleh perawat An. A terlihat kurang
berminat.
Saat dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan hasil :
TD : 110/80 mmHg
RR : 32 x / menit
S : 36,5 o C
N : 110x/menit

A. PENGKAJIAN
Nama perawat : Ns Donny
Tanggal pengkajian : 20 November 2012
Jam pengkajian : 10.30

1. Biodata Pasien
Nama klien : An.A
Umur : 6 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar

9
Status pernikahan : Belum menikah
Alamat : Jl. Raya Tejem 60
Diagnosa Medis : Retardasi Mental
Tanggal masuk RS : 20 April 2015
2. Penanggung jawab
Nama : Ibu B
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Raya Tejem 60
Hub. dengan klien : Ibu Klien
3. Keluhan Utama:
An.A Mengalami banyak perdarahan di tangannya
4. Riwayat Kesehatan:
a. Riwayat penyakit sekarang :
klien mengatakan anaknya mengalami perdarahan karna sayatan di tangannnya
b. Riwayat penyakit dahulu :
Penyakit yang Pernah dialami : klien pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian
antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari
saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.klien juga
mengatakan tidak ada alergi makanan atau obat dan baru melakukan imunisasi pada
umur 5 tahun
c. Riwayat Penyakit keluarga
Bapak E mengatakan kalau neneknya pernah mengalami penyakit Diabetes Millitus
5. Pengkajian Kebutuhan Dasar Manusia
a) Aktivitas Latihan
An.A sebelum di bawa ke rumah sakit sering menolak ketika di ajak bermain oleh
teman-temannya dan tidak nyambung ketika diajak bicara Setelah dibawa ke
rumah sakit An.A sering bersikap aneh dan sering melukai dirinya sendiri.

10
b) Tidur dan istirahat
Sebelum di bawa ke rumah sakit klien mengatakan tidak ada masalah saat
istirahat selama 6 jam untuk tidur malam dan 2 jam untuk tidur siang
Setelah di bawa ke rumah sakit klien mengatakan sulit tidur dan terbangun serta
sering rewel dikarenakan 4 jam dan tidak bisa tidur siang
c) Kenyamanan dan nyeri
P : dari reaksi non verbalnya klien terlihat menahan sakit dan meringis
Q : dari reaksi non verbalnya klien sering menangis dan rewel
R : Nyeri klien berada di telapak tangan
S : Skala nyeri antara 1-10 klien menunjukkan skala nyerinya di angka 7
T : dari reaksi non verbalnya klien merasakan nyeri saat beraktivitas
d) Nutrisi
Sebelum sakit klien makan 2x sehari dengan nutrisi yang cukup dan porsi yang di
berikan selalu di habiskan klien. Selama sakit klien tidak mau makan karena
sering rewel menahan sakit.
e) Cairan dan elektrolit dan asam basa
Pada saat klien mengalami perdarahan klien hanya minum 3 gelas standar 250 cc
dan dibantu dengan Suport IV Line cairan RL 20tts/mnt, sebelum dibawa ke
rumah sakit klien hanya minum 5 gelas standar 250cc perhari.
f) Oksigenasi
Klien tidak mengalami gangguan pada pernafasan dan klien tidak terpasang alat
bantu pernafasan.
g) Eliminasi bowel
Sebelum dan setelah di bawa ke rumah sakit BAB klien Normal.

h) Eliminasi urin
Sebelum dibawa ke rumah sakit anak N bisa BAK 5x sehari dengan konsistensi
warna urin kuning bening. Setelah dibawa ke rumah sakit anak N bisa BAK 3x
sehari dengan konsistensi warna urin kuning pekat.klien juga tidak terpasang
kateter.

11
i) Sensori persepsi dan kognitif
Setelah dilakukan pengkajian ternyata klien mengalami gangguan retardasi mental
yang di tandai dengan sulitnya di ajak berinteraksi dengan orang lain dan menolak
jika di ajak bermain.
6. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum
Keadaan pasien saat ini adalah lemas,gelisah dan rewel dengan tanda-tanda vital :
S :36,5 C
N :110/80 mmHg
RR :32x/menit
1) Kepala
Kulit kepala klien normal,bersih, tidak ada lesi dan benjolan. Rambut hitam dan
kering. Wajah klien tampak pucat dan meringis. Mata bengkak dan merah. Bibir
klien kering.
2) Leher
Leher An.A tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran tonsil
dan tidak ada masalah pada tenggorokan.
3) Dada
Tidak terkaji
4) Abdomen
Peristaltik usus normal 5-35x/menit
5) Genetalia
Genetalia klien normal tidak ada lesi tidak ada cairan yang keluar dari vagina
6) Rectum
Rektum klien normal,tidak ada luka
7) Ekstermitas
Kekuatan tangan klien lemah dan sangat sakit ketika di gerakkan

12
7. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retardasi
mental, yaitu (Shonkoff JP, 1992):
1. Kromosomal kariotipe
2. EEG (Elektro Ensefalogram)
3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging)
4. Titer virus untuk infeksi congenital
5. Serum asam urat (Uric acid serum)).
6. Pemeriksaan kromosom
7. Pemeriksaan urin, serum atau titer virus.

13
B. ANALISA DATA

Tanggal/Jam Data Fokus Etiologi Problem


20-04-2015 Ds : Ibu B mengatakan anaknnya malu Gangguan proses Hambatan interaksi
untuk bertemu teman-teman sebayanya. pikir sosial
Do: Saat diajak berinteraksi, respon An
A sangat lambat dan jawaban An A juga
menyimpang.
Do : An A terlihat kurang berminat untuk
diajak bicara.
20-04-2015 Ds : Ibu B mengatakan An. A belum bisa Keterlambatan Isolasi sosial
menulis, membaca dan melakukan dalam
aktivitasnya sendiri. menyelesaikan
Ds : Ibu B mengatakan anaknnya malu tugas
untuk bertemu teman-teman sebayanya. perkembangan
Ds : Ibu B mengatakan anaknya menolak
jika diajak bermain oleh teman-teman
sebayanya.
Do : An A terlihat kurang berminat untuk
diajak bicara.

20-04-2015 Ds : Saat diajak berinteraksi, respon An Inteligensia yang Gangguan


A sangat lambat dan jawaban An A juga rendah penyesuaian
menyimpang. individu
Do : Ketika perawat menyuruh An A
berhitung, An A tidak bisa.
20-04-2015 Ds : Ibu B mengatakan anaknya sering Agen cedera fisik Nyeri akut
mengeluh kesakitan pada daerah luka
sayatan.
Do : Ketika diinspeksi terlihat banyak
luka sayatan ditangan An A.

14
20-04-2015 Ds : Ibu B mengatakan anaknya susah Faktor psikologis Ketidakseimbangan
untuk makan. nutrisi kurang dari
Do : Ketika diamati tubuh An A terlihat kebutuhan tubuh
kurus, kecil, tidak seperti anak umur 6
tahun pada umumnya.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan penyesuaian individu b.d Intelegensi yang rendah.
2. Hambatan interaksi social b.d Gangguan proses pikir.
3. Isolasi social b.d Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangan

15
D. INTERVENSI

Nama Klien : An. A No. RM : 11130032


Umur : 6 Tahun Alamat : Jl. Raya Tejem 60
Bangsal : Melati Dx. Medis :

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL

1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Bantu pasienuntuk


penyesuaian tindakan keperawatan mengidentifikasiberbagai
individu b.d selama 3 x 24 jam maka perandalam kehidupan.
Intelegensi yang Gangguan
rendah. penyesuaian belum 2. Bantu pasienuntuk
teratasi dengan criteria mengidentifikasiperan yang
hasil : biasadalam keluarga.
1. Belum bisa
menggunakan strategi 3. Bantu pasienuntuk
koping yang baik. mengidentifikasistrategi
2. Belum bisa positifuntuk perubahanperan.
mempertahankan
produktivitas.
2. Hambatan interaksi Setelah dilakukan 1. Dorong pasien
social b.d tindakan keperawatan untukmengungkapkan
Gangguan proses selama 3 x 24 jam maka perasaan yang berhubungan
pikir. Hambatan interaksi dengan masalah pribadinya.
sosial belum teratasi
dengan riteria hasil : 2. Identifity suatuketeramp
1. Belum bisa ilan sosial tertentu
mempertahankan fungsi yang akanmenjadi
kognitif. fokusdari pelatihan.
2. Belum bisa

16
mempertahankan 3. Berikan penkes kepada
keterampilan bahasanya. keluarga untuk melatih klien
3. Belum bisa supaya keterampilan
mempertahankan sosialnya semakin
keterampilan dalam berkembang.
pemecahan masalah.
3. Isolasi social b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi
Keterlambatan tindakan keperawatan kebutuhankeamananpasien,be
dalam selama 3 x 24 jam maka rdasarkantingkat
menyelesaikan isolasi sosial belum fungsifisik,kognitif
tugas teratasi dengan kriteria danperilaku.
perkembangan. hasil:
1. Belum bisa 2. Ciptakan lingkungan
berkomunikasi dengan yang aman bagi pasien.
orang lain.
2. Belum bisa 3. Batasi pengunjung yang
beradaptasi dengan ingin bertemu dengan pasien.
lingkungan

17
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Klien : An. A No. RM : 11130032


Umur : 6 Tahun Alamat : Jl. Raya Tejem 60
Bangsal : Melati Dx. Medis : Retardasi Mental

Hari ke 1
NO TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
1. 20-04-2015 08.00 1. Membantu pasienuntuk S : Keluarga
mengidentifikasiberbagai peran dalam mengatakan
kehidupan. belum ada
S: perubahan
O : Klien terlihat mulai menyesuaikan diri yang signifikan
dengan lingkungan. pada anaknya.
2. Membantu pasienuntuk O : Klien
mengidentifikasiperan yang biasa dalam terlihat lambat
keluarga. untuk
S: menyesuaikan
O : Klien terlihat dekat dengan keluarganya. diri.
3. Membantu pasienuntuk A : tujuan
mengidentifikasistrategi positif untuk belum tercapai.
perubahan peran. P : Intervensi
S: dilanjutkan.
O : Klien terlihat sedikit ada perubahan.
2. 20-04-2015 08.00 1. Mendorong pasien untukmengungkapkan S : Keluarga
perasaan yang berhubungan denganmasalah mengatakan
pribadinya. anaknya belum
S: bisa
O : Klien terlihat belum bisa mengungkapkan berinteraksi
masalah pribadinya. dengan
2. Mengidentifikasi suatu keterampilan lingkungannya.

18
sosial tertentu yangakan menjadi O : Klien
fokusdari pelatihan. terlihat belum
S: bisa
O : Klien terlihat tidak memiliki keterampilan berinteraksi
yang banyak. dengan
3. Memberikan penkes kepada keluarga lingkungan.
untuk melatih klien supaya keterampilan A : Tujuan
sosialnya semakin berkembang. belum tercapai.
S : Keluarga mengatakan keterampilan anak Intervensi
belum berkembang. dilanjutkan.
O : Keluarga terlihat mengerti dengan penkes
yang diberikan oleh perawat.
3. 20-04-2015 08.00 1. Mengidentifikasi S : Keluarga
kebutuhan keamananpasien, berdasarkantingkat mengatakan
fungsifisik,kognitif danperilaku. klien belum
S: ada perubahan.
O : Klien terlihat belum bisa berinteraksi O : Klien
dengan lingkungan. terlihat belum
2. Menciptakan lingkungan yang aman bagi berubah.
pasien. A : Tujuan
S: belum tercapai.
O : Klien terlihat tidak memiliki pengaruh P : Intervensi
terhadap lingkungan rumah sakit. dihentikan.
3. Membatasi pengunjung yang ingin
bertemu dengan pasien.
S:
O : Klien terlihat nyaman.

19
Hari ke 2
NO TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
1. 21-04-2015 08.00 1. Membantu pasienuntuk S : Keluarga
mengidentifikasiberbagai peran dalam mengatakan
kehidupan. belum ada
S: perubahan
O : Klien terlihat mulai menyesuaikan diri yang signifikan
dengan lingkungan. pada anaknya.
2. Membantu pasienuntuk O : Klien
mengidentifikasiperan yang biasa dalam terlihat lambat
keluarga. untuk
S: menyesuaikan
O : Klien terlihat dekat dengan keluarganya. diri.
3. Membantu pasienuntuk A : tujuan
mengidentifikasistrategi positif untuk belum tercapai.
perubahan peran. P : Intervensi
S: dilanjutkan.
O : Klien terlihat sedikit ada perubahan.

2. 21-04-2015 08.00 1. Mendorong pasien untukmengungkapkan S : Keluarga


perasaan yang berhubungan denganmasalah mengatakan
pribadinya. anaknya belum
S: bisa
O : Klien terlihat belum bisa mengungkapkan berinteraksi
masalah pribadinya. dengan
lingkungannya.
2. Mengidentifikasi suatu keterampilan O : Klien
sosial tertentu yangakan menjadi terlihat belum
fokusdari pelatihan. bisa
S: berinteraksi
O : Klien terlihat tidak memiliki keterampilan dengan

20
yang banyak. lingkungan.
3. Memberikan penkes kepada keluarga A : Tujuan
untuk melatih klien supaya keterampilan belum tercapai.
sosialnya semakin berkembang. Intervensi
S : Keluarga mengatakan keterampilan anak dilanjutkan.
belum berkembang.
O : Keluarga terlihat mengerti dengan penkes
yang diberikan oleh perawat.

3. 20-04-2015 08.00 1. Mengidentifikasi S : Keluarga


kebutuhan keamananpasien, berdasarkantingkat mengatakan
fungsifisik,kognitif danperilaku. klien belum
S: ada perubahan.
O : Klien terlihat belum bisa berinteraksi O : Klien
dengan lingkungan. terlihat belum
2. Menciptakan lingkungan yang aman bagi berubah.
pasien. A : Tujuan
S: belum tercapai.
O : Klien terlihat tidak memiliki pengaruh P : Intervensi
terhadap lingkungan rumah sakit. dihentikan.
3. Membatasi pengunjung yang ingin
bertemu dengan pasien.
S:
O : Klien terlihat nyaman.

21
Hari ke 3
NO TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
1. 22-04-2015 08.00 1. Membantu pasien untuk S : Keluarga
mengidentifikasi berbagai peran dalam mengatakan
kehidupan. belum ada
S: perubahan
O : Klien terlihat mulai menyesuaikan diri yang signifikan
dengan lingkungan. pada anaknya.
2. Membantu pasien untuk O : Klien
mengidentifikasi peran yang biasa dalam terlihat lambat
keluarga. untuk
S: menyesuaikan
O : Klien terlihat dekat dengan keluarganya. diri.
3. Membantu pasien untuk A : tujuan
mengidentifikasi strategi positif untuk belum tercapai.
perubahanperan. P : Intervensi
S: dilanjutkan.
O : Klien terlihat sedikit ada perubahan.

2. 22-04-2015 08.00 1. Mendorong pasien S : Keluarga


untukmengungkapkan perasaanyang mengatakan
berhubungan denganmasalah pribadinya. anaknya belum
S: bisa
O : Klien terlihat belum bisa mengungkapkan berinteraksi
masalah pribadinya. dengan
2. Mengidentifikasi suatuketerampilan lingkungannya.
sosial tertentu yang akan menjadi O : Klien
fokusdari pelatihan. terlihat belum
S: bisa
O : Klien terlihat tidak memiliki keterampilan berinteraksi
yang banyak. dengan

22
3. Memberikan penkes kepada keluarga lingkungan.
untuk melatih klien supaya keterampilan A : Tujuan
sosialnya semakin berkembang. belum tercapai.
S : Keluarga mengatakan keterampilan anak Intervensi
belum berkembang. dilanjutkan.
O : Keluarga terlihat mengerti dengan penkes
yang diberikan oleh perawat.
3. 20-04-2015 08.00 1. Mengidentifikasi S : Keluarga
kebutuhankeamananpasien,berdasarkantingkat mengatakan
fungsifisik,kognitif dan perilaku. klien belum
S: ada perubahan.
O : Klien terlihat belum bisa berinteraksi O : Klien
dengan lingkungan. terlihat belum
2. Menciptakan lingkungan yang aman berubah.
bagi pasien. A : Tujuan
S: belum tercapai.
O : Klien terlihat tidak memiliki pengaruh P : Intervensi
terhadap lingkungan rumah sakit. dihentikan.
3. Membatasi pengunjung yang ingin
bertemu dengan pasien.
S:
O : Klien terlihat nyaman.

23

Anda mungkin juga menyukai