Anda di halaman 1dari 13

NAMA : MIKDA AZALI

NPM : 210101095P

Kelas : A ( konversi)

JAWABAN SOAL UJIAN BLOK KEPERAWATAN KRITIS


Petunjuk :
a. Sifat ujian open book dan wajib menulis sumber acuan saudara dibawah setiap jawaban
(dari website atau buku)
b. Baca soal dengan seksama dan jawablah pertanyaan dengan tepat
c. Waktu : 90 menit

Soal
1. Kasus DM
Ny. Z berumur 58 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya dengan keluhan diare dan
muntah, nyeri abdomen. Ny. Z terlihat lemas dan lelah serta pucat, mukosa terlihat kering.
Pernafasan terlihat cepat dan dalam (kusmaul). Klien tampak mulai syok. Klien sering
tampak mengatakan haus, hasil anamnesa dan pengukuran BB turun secara tiba.tiba dari
60 Kg menjadi 58 Kg dalam 3 hari. Klien terpasang kateter dan hasil pengukuran urine 10
menit 100 cc. Klien juga menderita diabetes sejak umur 46 tahun. Tekanan darah 150/90
mmHg, RR 32 x/menit, Nadi 110x/menit pulsasi lemah, suhu 37,8oC. Kadar gula darah
800 mg/dl. Hasil pengukuran AGD : PH 7,0, PCO2 : 40 mmHg, P02 100 mmHg, HCO3
16 mEq/L, BE (-13).
a. Tentukan intepretasi pengukuran AGD dan jelaskan !
Perlu diketahui :
- pH normal berkisar antara 7,35-7,45
- PaCO2 normal berkisar antara 35-45
- HCO3 normal berkisar antara 22-26
Nilai normal AGD
- Dibawah 7,35 maka ASIDOSIS
- 7,35-7,45 maka NORMAL
- Lebih dari 7,45 maka ALKALOSIS

Kasus : pH :7.0 | PaCO2 : 40 | HCO3 : 16


ASIDOSIS NORMAL ALKALOSIS
Ph PaCO2
HCO3

Maka Intepretasinya :
1. pH dalam keadaan ASIDOSIS
2. pH terdapat dalam kolom yang sama dengan HCO3, maka METABOLIK
3. pH dan HCO3 ABNORMAL (Karena asidosis), namun PaCO2 NORMAL.
Maka TIDAK TERKOMPENSASI
Sehingga interpretasi hasil AGD diatas adalah: Asidosis Metabolik, Tidak
Terkompensasi
Sumber : https://www.alodokter.com/analisa-gas-darah-dan-hal-hal-penting-yang-
ada-di-dalamnya
b. Sebutkan minimal 2 masalah keperawatan kegawatdaruratan prioritas yang terjadi
pada klien, buat analisa data dan tegakkan diagnosa keperawatan klien!

No Hari/tgl Data Fokus Etiologi Masalah Diagnose kep Ttd


1. DS : Ketidakseimbangan Gangguan Gangguan
1. Pasien mengeluh dirare ventilasi-perfusi pertukaran gas pertukaran gas
dan muntah serta nyeri berhubungan
abdomen dengan
DO : ketidakseimbangan
1. Pasien terlihat lemas dan ventilasi-perfusi
lelah serta pucat
2. Mukosa terlihat kering
3. Pernafasan terlihat cepat
dan dalam
4. Klien tampak mulai
syok
5. TD : 150/90 mmHg
6. RR : 32 x/menit
7. Nadi : 110 x/menit
8. Suhu : 37,0oC
9. Hasil pengukuran AGD :
pH :7.0 | PaCO2 : 40 |
HCO3 : 16
2. DS : Resistensi insulin Ketidakstabilan Ketidakstabilan
1. Pasien mengatakan kadar glukosa kadar glukosa
sering haus darah darah berhubungan
DO : dengan resistensi
1. Pasien terlihat lemas insulin
dan lelah serta pucat
2. Mukosa terlihat kering
3. Klien terpasang kateter
dan hasil pengukuran
urine 10 menit 100cc
4. Kadar gula darah 800
mg/dl

Sumber : SDKI edisi 1


c. Susunlah 1 rencana asuhan keperawatan prioritas klien (NANDA-NIC-NOC)
No DxKeperawatan Tujuan Kode Intervensi Keperawatan TTD
Tujuan Tujuan NIC
Umum Khusus
1. Gangguan Setelah 1. Tingkat Pemantauan respirasi
pertukaran gas dilakukan kesadaran Observasi
berhubungan tindakan meningkat - Monitor frekuensi,
dengan keperawatan 2. Pola napas irama,kedalaman dan upaya
ketidakseimbangan pada Ny Z membaik napas
ventilasi-perfusi diharapkan 3. pH - Monitor pola napas
gangguan membaik - Monitor kemampuan batuk
pertukaran gas 4. pola napas efektif
dapat teratasi membaik - Monitor adanya produksi
sputum
- Monitor adanya sumbatan jalan
napas
- Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
- Auskultasibunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
- Monitor hasil x-ray torax
Terapeutik
- Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan
2. Ketidakstabilan Setelah 1. Kesadaran Manajemen hiperglikemia
kadar glukosa dilakukan meingkat Observasi
darah berhubungan tindakan 2. Lelah atau - Identifikasi kemungkinan
dengan resistensi keperawatan lesu penyebab hiperglikemia
insulin pada Ny Z menurun - Identifikasi situasi yang
diharapkan 3. Rasa haus menyebabkan kebutuhan insulin
ketidakstabila menurun menigkat
n kadar 4. Kadar - Monitor kadar glukosa darah
glukosa dapat glukosa - Monitor tanda dan gejala
teratasi dalam urine hiperglikemia
membaik - Monitor intake dan output
5. Jumlah cairan
urine - Monitor katon urine, kadar
membaik analisa gas darah elektrolit
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
- Konsultasi dengan medis jika
tanda dan gejala hiperglikemia
tetap ada atau memburuk
- Fasilitasi ambulansi jika ada
hipotensi ortostatik
Edukasi
- Anjurkan menghindari olahraga
saat kadar gula darah lebih dari
250mg/dl
- Anjurkan monitor kadar glukosa
darah secara mandiri
- Anjurkan kepatuhan terhadap
diet dan olahraga
- Ajarkan indikasi dan pentingnya
pengujian keton urine
- Ajarkan pengelolaan diabetes
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian insulin,
jika perlu
- Kolaborasi pemberian cairan
IV, jika perlu
- Kolaborasi pemberian kalium,
jika perlu
Sumber : SIKI edisi 1 cetakan II dan SLKI edisi 1 cetakan II

2. Kasus GGK
Pada tanggal 23 juli 2011 Ny. A datang ke RS dengan keluhan lemah,sesak napas pada
malam hari, penambahan berat badan dengan cepat dari 65 kg ke 75 kg, pasien tampak edema,
turunnya rentang gerak. Pasien mengatakan susah buang air kecil, nyeri pada panggul dan kaki.
Pasien tampak gelisah, susah tidur, tidur hanya 4-5 jam/hari. Kulitnya tampak pucat, tidak
selera makan, demam, kulit gatal, mual, sakit kepala, mata tampak sayu. Pasien mengeluh
cemas. Tanda vital: TD: 160/100 mmHg; RR: 30x/menit; Nadi :85x/menit; Temp:
38°C.TB:159 Cm.
a. Sebutkan minimal 2 masalah keperawatan kegawatdaruratan prioritas yang terjadi pada
klien, buat analisa data dan tegakkan diagnosa keperawatan klien !

No Hari/tgl Data Fokus Etiologi Masalah Diagnose kep Ttd


1. DS : Mekanisme Hypervolemia Hypervolemia
1. Pasien mengeluh lemah regulasi berhubungan
2. Pasien mengeluh sesak napas dengan
pada malam har ekanisme
3. Pasien mengatakan berat regulasi
badan bertambah dari 65 kg
menjadi 75 kg
4. Pasien mengatakan mual
5. Pasien mengatakan sakit
kepala
6. Pasien mengeuh cemas
7. Pasien mengatakan susah
buang air kecil
DO :
1. Pasien tampak edema
2. Pasien mengatakan susah
buang air kecil
3. Nyeri pada paggul dan kaki
4. Pasien tampak gelisah
5. TD : 160/100 mmHg
6. Nadi : 85 x/menit
7. RR : 30 x/menit
8. Temp : 38oC
9. TB : 159 cm
DS : Ketidakmampuan Defisit nutrisi Defisit nurisi
1. Pasien mengeluh lemah mengabsorbsi berhubungan
2. Pasien mengatakan berat nutrisi dengan
badan bertambah dari 65 kg ketidakmampuan
menjadi 75 kg mengabsorbsi
nutrisi
DO :
1. Pasien tampak edema
2. Kulit pasien tampak pucat
3. Pasien tampak tidak selera
makan
Sumber :SDKI edisi 1

b. Susunlah 1 rencana asuhan keperawatan prioritas klien (NANDA – NIC NOC)


No DxKeperawatan Tujuan Kode Intervensi Keperawatan TTD
Tujuan Umum Tujuan NIC
Khusus
1. Hypervolemia Setelah dilakukan 1. Asupan Manajemen hiervolemia
berhubungan tindakan makanan Observasi
dengan ekanisme keperawatan pada meningkat - periksa tanda dan gejala
regulasi Ny A diharapkan 2. Asupan hypervolemia
hipervolemiadapa cairan - identifikasi penyebab
t teratasi meningkat hypervolemia
3. Edema - monitor status hemodinamik
menurun - monitor intake dan output
4. asites cairan
menurun - monitor tanda
5. tekanan hemokonsentrasi
darah - Monitor tanda peningkatan
membaik tekanan onkotik plasma
6. turgor kulit - Monitor keceaptan infus
membaik secara ketat
7. berat badan
- Monitor efek sampping
membaik
diuretic
8. membrane
Terapeutik
mukosa
- Timbang berat badan setiap
membaik
hari pada waktu yang sama
- Batasi asupan cairan dan
garam
- Tinggikan kepala tempat
tidur 30 sampai 40 derajat
Edukasi
- Anjurkan melapor jika
haluaran urin <0,5 mL/kg/jam
dalam 6 jam
- Anjurkan melappor jika bb
bertambah
- Ajarkan cara membatasi
cairan
Kolaborasi
- Kolaborsi pemberian
analgetik
- Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
diuretic
2. Defisit nurisi Setelah dilakukan 1. Porsi Manajemen nutrisi
berhubungan tindakan makanan Observasi
dengan keperawatan pada yang - Identifikasi status nutrisi
ketidakmampuan Ny A diharapkan dihabiskan - Identifikasi alergi dan
mengabsorbsi deficit nutrisi meningkat intoteransi makanan
nutrisi dapat teratasi 2. Nyeri pada - Identifikasi makanan disukai
panggul - Identifikasi kebutuhan kalori
dan kaki dan jenis nutrient
menurun - Identifikasi perlunya
3. Berat penggunaan selang
badan nasogastric
membaik - Monitor asuapan makanan
4. Nafsu - Monitor berat badan
makan
- Monitor hasil pemeriksaan
membaik
laboratorium
5. Membrane
Terapeutik
mukosa
- Lakukan oral hygiene
membaik
sebelum makan
- Fasilitasi menentukan
pedoman diet
- Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- Berikan spulemen makanan
jika perlu
- Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogastric
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk
- Ajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasisebelum makan
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan

Sumber :SIKI edisi 1 Cetakan II dan SLKI edisi 1 cetakan II


3. Kasus Gagal Nafas
Seorang klien laki-laki usia 55 tahun dibawa ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas.
Keluarga klien mengatakan klien baru saja pulang dari tempat kerja dan tiba-tiba
mengalami sesak nafas. Klien terlihat sianosis dan sulit bernapas. Hasil inspeksi
didapatkan: pergerakan dinding dada tidak simetris. Frekuensi nafas 27x/menit. Suara
nafas terdengar wheezing. Nadi teraba takikardi, PaO2 40 mmHg, GCS : E2V2M3, Pasien
bernapas dengan menggunakan otot asesoris pernafasan. Klien tampak sulit berbicara.
Klien tampak gelisah.
a. Jelaskan bagaimana penanganan utama pada klien dengan gagal nafas !
Jawaban :
Pengkajian :
- Airway
Pada Tn. Terdapat secret dijalan nafas (sumbatan jalan nafas), sehingga menggangu
dalam pernapasannya. Pasien juga sulit dalam berbicara karena sumbatan tersebut.
- Breathing
 Bunyi nafas : wheezing
 Terjadi peningkatan frekuensi nafas 27x/menit
 Menggunakan otot asesoris pernafasan
 Kesulitan bernafas: sianosis
 PaO2 40 mmHg
- Circulation
 Nadi teraba takikardi
 Tubuh pasien sianosis
- Disability
Pada kasus ini, pasien mengalami penurunan kesadaran
Reflek membuka mata (E) : Membuka dengan rangsangan nyeri (2)
Refleks verbal (V) : Kata-kata tidak dapat dimengerti, hanya mengerang (2)
Refleks Motorik (M) : hanya dapat melakukan fleksi (3)
Nilai GCS klien 7
- Exposure
Tidak ada lebam,dan harus ditangani lebih lanjut

b. Sebutkan minimal 2 masalah keperawatan prioritas yang terjadi pada klien, buat
analisa data dan tegakkan diagnosa keperawatan klien ! (NANDA-NIC-NOC)

Jawaban :
Data Fokus
1. DO:
- Klien terlihat sianosis dan sulit bernafas
- Suara nafas Tn. Wheezing
- Nadi teraba takikardi
- Pasien bernafas dengan menggunakan otot asesoris pernafasan
- Tn. Tampak sulit berbicara
- Pasien gelisah
2. DS
- Keluarga klien mengatakan klien sesak nafas berat
Diagnosa
- Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru
- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi perfusi
sekunder terhadap hipoventilasi
Intervensi
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien dapat mempertahankan
pola pernafasan yang efektif
Kriteria hasil :
- Pasien menunjukkan frekuensi, irama dan kedalaman pernafasan normal
- Adanya penurunan dispneu
- Gas-gas darah dalam batas normal
Intervensi
- Kaji frekuensi, kedalaman dan kualitas pernafasan serta pola pernafasan
- Kaji tanda vital dan tingkat kesadaran setiap jam
- Monitor pemberian trakeostomi bila PaCO2 50 mmHg atau PaCO2 < 60 mmHg
- Berikan oksigen dalam bantuan ventilasi dan himidifient sesuai dengan pesanan
- Pantau dan catat gas-gas darah sesuai indikasi : kaji kecenderungan kenaikan
PaCO2 tau kecenderungan penurunan PaCO2
- Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap 1 jam
- Pertahankan tirah baring dengan kepala tempat tidur ditinggikan 30-45 derajat
untuk mengoptimalkan pernafasan
- Berikan dorongan untuk batuk dan nafas dalam, bantu pasien untuk membebat
dada selama batuk
- Instruksikan pasien untuk melakukan pernafasan diagpragma atau bibir
- Beri bantuan ventilasi mekanik 5 mmHg/jam. PaO2 tidak dapat dipertahankan
pada 60 mmHg atau lebih, atau pasien memperlihatkan keletihan atau depresi
mental atau sekresi menjadi sulit untuk diatasi
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi perfusi
sekunder terhadap hipoventilasi
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan pasien dapat mempertahankan
pertukaran gas yang adekuat
Kriteria hasil :
- Pasien mampu menunjukkan :
- Bunyi paru bersih
- Warna kulit normal
- Gas-gas dalam batas normal untuk usia yang diperkirakan
Intervensi :
- Kaji tehadap tanda dan gejala hipoksia dan hiperkania
- TD, nadi apical dan tingkat kesadaran setiap 1jam dan laporkan perubahan tingkat
kesadaran pada dokter.
- Pantau dan catat pemeriksaan gas darah, kaji adanya kecenderungan kenaikan
dalam PaCO2 atau penurunan dalam PaO2
- Bantu dengan pemberian ventilasi mekanik sesuai indikasi, kaji perlunya CPAP
atau PEEP
- Auskultasi dada untuk mendengar bunyi nafas setiap jam
- Tinjau kembali pemeriksaan sinar X dada harian, perhatikan peningkatan atau
penyinpangan
- Pantau irama jantung
- Berikan cairan parenteral sesuai pesanan
- Berikan obat-obatan sesuai pesanan : bronkodilator, antibiotic, steroid
4. Kasus Head Injury
Seorang klien laki-laki usia 40 tahun mengalami kecelakaan motor, langsung dilarikan ke
IGD. Dalam perjalanan klien muntah, kehilangan kesadaran (amnesia) > 30 menit tapi <
24 jam, mengalami fraktur tengkorak, disorientasi ringan (bingung) dan diikuti penurunan
kesadaran. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan bekas darah di mulut dan hidung klien,
terdengar suara ronchi saat bernafas, terdapat periorbitalechimosis dan battlesign. Tanda
tanda vital: TD 90/60mmHg, Nadi 115 kali permenit (regular dan lemah), RR 32 kali
permenit (irregular), dan untuk kesadaran didapatkan nilai GCS = 8.
a. Bagaimana penanganan awal klien dengan headinjury dan berikan penjelasan
bagaimana aspek kolaborasi antara perawat-tenaga medis !
Jawaban :
Penanganan awal :
- mempelajari tanda-tanda cidera kepala dengan melihat tanda-tanda berikut:
a. penurunan kesadaran
b. tidak bisa menggerakkan salah satu atau kedua lengan dan atau kaki, kesulitan
berbicara atau pandangan kabur
c. muntah > 1 kali
d. hilang ingatan jangka pendek
e. mengeluh nyeri kepala berat atau kaku leher
f. pupil tidak sama ukurannya
Selanjutnya dilakukan pertolongan pertama yaitu dengan tindakan sebagai berikut:
1. pemeriksaan jalan nafas (airway), pernafasan (breathing), dan sirkulasi jantung
(circulation) bila perlu lakukan bantuan nafas dan resusitasi (CPR)
2. pada kasus didapatkan data bahwa pasien masih bernafas dan RR 32 kali per menit
tetapi tidak sadarkan diri. Tindakan yang selanjutnya adalah menstabilkan posisi
kepala dan dengan colar neck.
3. Karena ada perdarahan dimulut dan hidung tenaga perawat melakukan penekanan
pada luka menggunakan kain bersih.
Kolaborasi :
Melakukan kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemeriksaan diagnostik meliputi :
1. pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, urine, kimia darah, analisa gas darah
2. pemeriksaan X-Ray
3. CT-Scan
4. MRI
5. ABGs

b. Sebutkan minimal 2 masalah keperawatan kegawatdaruratan prioritas yang terjadi


pada klien, buat analisa data dan tegakkan diagnosa keperawatan klien !
Analisa Data Keperawatan

No DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : tidak dapat dinilai Ketidakefektifan


Cidera kepala bersihan jalan
DO : nafas

1. Ku: penurunan Cidera otak primer


kesadaran
(Amnesia > 30
Kerusakan Sel otak 
Menit tapi < 24 jam
2. Mengalami Fraktur
Tengkorak
rangsangan simpatis
3. Disorientais ringan
( Bingung)
tahanan
4. Terdapat bekas darah vaskulerSistemik &
di mulut dan hidung
klien
5. Terdengar suara tek.
ronchi saat bernafas Pemb.darahPulmonal
6. Terdapat periorbital
ecimosis dan battle
sign tek. Hidrostatik
7. Tanda – tanda vital : kebocoran cairan kapiler
TD 90/60 mmHg, Nadi oedema paru
115 x per menit
(Regular & lemah) RR Penumpukan cairan/secret
32 kali permenit
(Ilegular) Difusi O2 terhambat
8. GCS = 8
Ketidakefektifa n
be r s i ha n j a l a n
na fas
2 DS : tidak dapat dinilai Cidera kepala Ketidak
efektifan
DO : perfusi
jaringan
Cidera otak primer serebral
1. Ku: penurunan
kesadaran
(Amnesia > 30
Menit tapi < 24 jam
2. Mengalami Fraktur
Tengkorak Kerusakan Sel otak 

3. Disorientais ringan
( Bingung) Gangguanautoregulasi
4. Terdapat bekas darah
di mulut dan hidung
klien Aliran darah keotak 
5. Terdengar suara O2 
ronchi saat bernafas
6. Terdapat periorbital gangguan
ecimosis dan battle metabolisme
sign asam laktat 
7. Tanda – tanda vital :
TD 90/60 mmHg, Nadi
115 x per menit Asam laktat 
(Regular & lemah) RR
32 kali permenit
Ketidakefektifan perfusi
(Ilegular)
jaringan cerebral
8. GCS = 8

1. Masalah keperawatan

a) Ketidakefektifan perfusi jaringan


serebral b) Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas

2. Prioritas masalah

a) Ketidakefektifan bersihan jalan


nafas b) Ketidakefektifan pola nafas

3. Diagnosa Keperawatan

a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d Obtruksi jalan


nafasditandai dengan
DS : tidak dapat dinilai

DO :

1. Ku: penurunan kesadaran (Amnesia > 30 Menit tapi < 24 jam


2. Mengalami Fraktur Tengkorak

3. Disorientais ringan ( Bingung)

4. Terdapat bekas darah di mulut dan hidung klien


5. Terdengar suara ronchi saat bernafas
6. Terdapat periorbital ecimosis dan battle sign
7. Tanda – tanda vital :
TD 90/60 mmHg, Nadi 115 x per menit (Regular & lemah) RR 32 kali permenit
(Ilegular)
8. GCS = 8

b) Ketidakefektifan pola nafas b/d Gangguan neurologis ditandai dengan : DS


: tidak dapat dinilai
DO :

1. Ku: penurunan kesadaran (Amnesia > 30 Menit tapi < 24 jam


2. Mengalami Fraktur Tengkorak

3. Disorientais ringan ( Bingung)

4. Terdapat bekas darah di mulut dan hidung klien


5. Terdengar suara ronchi saat bernafas
6. Terdapat periorbital ecimosis dan battle sign
7. Tanda – tanda vital :
TD 90/60 mmHg, Nadi 115 x per menit (Regular & lemah) RR 32 kali permenit
(Ilegular)
8. GCS = 8
c. Susunlah 1 rencana asuhan keperawatan prioritas klien (NANDA – NIC NOC)
Rencana Tindakan Keperawatan

NO DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWTAN


KEPERAWATAN NOC NIC
1 Ketidakefektifan bersihan jalan NOC: Status Pernapasan: NIC: manajemen jalan
nafas b/d obtruksi jalan nafas Kepatenan jalan nafas napas
ditandai dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor status
DS : tidak dapat dinilai selama 2x12 jam status pernafasan dan
DO : pernafasan klien tidak oksigenisasi
1. Ku: Penurunan kesadaran terganggu dengan kriteria 2. Buka jalan nafas
2. Kesadaran: somnolen hasil: dengan teknik chin lift
3. GCS: E3V2M5 1. Tidak ada suara nafas atau jaw thrust
4. Terpasang Ventilator, tambahan 3. Identifikasi kebutuhan
5. RR: 23x/m, 2. Frekuensi pernafasan aktual/ potensial untuk
normal memasukkan alat
N : 78x/M membuka jalan nafas
T : 36,60C 4. Masukkan alat
nasopharingeal airway
TD: 120/70 mmHg (NPA) atau
6. Terdapat cairan darah di oropharingeal airway
mulut (OPA)
7. Suara nafas stridor 5. Posisikan klien untuk
memaksimalkan
ventilasi
6. Lakukan penyedotan
melalui endotrakea dan
nasotrakea
7. Kelola nebulizer
ultrasonik
8. Posisikan untuk
meringankan sesak
napas
9. Auskultasi suara
nafas, catat area yang
ventilasinya menurun
atau tidak ada dan
adnaya suara
tambahan
10. Edukasi keluarga
klien tentang keadaan
klien.
11. Kolaborasi dengan
timdokter dala
pemberian obat

Anda mungkin juga menyukai