Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

KELOMPOK 16:
1. SILVI PITRIA
2720200010
2. MUTIARA ARINANDA N 2720200078
3. Hifni Alawiah
2720190114
Definisi ADHD

 Menurut American Academy Pediactrics, Attention Deficit Hyperactivity


Disorder (ADHD) adalah gangguan yang diketahui sebagai gangguan
hiperaktifitas defisit- perhatian adalah suatu kondisi kronologis kronis yang
diakibatkan dari adanya gangguan fungsi pada sistem sistem saraf pusat
dan tidak berkaitan dengan jenis kelamin, tingkat kecerdasan, atau
lingkungan kultural. (Saputo, Dwidjo Dr. 2014).
 ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas
motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak
lazim dan cenderung berlebihan. Ditandai dengan berbagai keluhan
perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan
selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang
berdiri.
ETIOLOGI
Penyebab pasti belum diketahui. Namun ada bukti bahwa faktor biologis dan genetis
berperan dalam ADHD. Faktor biologis berpengaruh pada dua neurotransmitter di
otak, yaitu dopamine dan norepinefrin.
1. Dopamin merupakan zat yang bertanggung jawab pada tingkah laku dan
hubungan social, serta mengontrol aktifitas fisik.
2. Norepinefrin berkaitan dengan konsentrasi, memusatkan perhatian, dan perasaan.
Faktor lainnya yang berpengaruh adalah lingkungan.
Namun menurut dunia kedokteran, itu terkait dengan faktor biologis dan genetik,
serta lingkungan. Gangguan perilaku pada anak adalah akibat dari interaksi antara:
3. Factor alami meliputi faktor genetik, gangguan biologik yang telah diperoleh
sejak saat anak dalam kandungan dan pada waktu lahir.
4. Factor lingkungan adalah pengalaman psikoedukatif dan psikososial yang
diperoleh setalh anak lahir, yang meliputi pola asuh, pendidikan, nutrisi,kondisi
lingkungan, teman sebaya, nilai sosial dan budaya.
Manifestasi Klinik
Menurut Diagnostic and Satatistical Manual of Mental Disorder (DSM), terdapat 3
gejala utama ADHD, yaitu : (Aditama. Taylor, Cynthia. 2015)
1. Inatensi
a) Sering tidak dapat memusatkan perhatian pada suatu hal secara detail/rinci
b) Sering membuat kesalahan karena ceroboh
c) Sulit mempertahankan perhatiannya pada tugas-tugas atau aktivitas bermain
d) Segera tidak mendengar sewaktu diajak bicara
e) Sering tidak mengikuti perintah/cenderung menentang dan tidak memahami perintah
f) Sering tidak dapa mengorganisir / mengatur tugas-tugas / aktivitasnya
g) Sering menolak, tidak menyenangi untuk terikat pada tugas-tugas yang menuntut
ketahanan mental
h) Sering kehilangan barang
i) Perhatiannya mudah beralih
j) Pelupa
2. Hiperaktivitas
a) Kaki dan tangan tidak dapat tenang
b) Berteriak-teriak di tempat duduknya
c) Sering meninggalkan tempat duduknya sewaktu di kelas
d) Berlari kesana kemari
e) Sulit melakukan aktivitas/bermain dengan tenang
f) Ada saja hal yang dilakukan
g) Seringkali berbicara dengan suara yang keras

3. Impulsivitas atau Perilaku Impulsif


a) Menjawab sebelum selesai pertanyaan
b) Sulit menunggu giliran
c) Sering menginterupsi atau mengintrusi orang lain (misal orang lain sedang berbicara
atau bermain
PATOFISIOLOGI

Penelitian pada anak ADHD telah menunjukkan ada penurunan


volume korteks prefrontal sebelah kiri, Penemuan ini menunjukkan
bahwa gejala ADHD inatensi, hiperaktivitas dan impulsivitas
menggambarkan adanya disfungsi lobus frontalis, tetapi arealain di
otak khususnya cerebellum juga terkena. Penelitian “neuroimaging”
pada anak ADHD tak selalu memberikan hasil yang konsisten, pada
tahun 2008 hasilnya neuroimaging hanya digunakan untuk penelitian,
bukan untuk membuat diagnosa. Hasil penelitian “neuroimaging”,
neuropsikologi genetik dan neurokimiawi mendapatkan ada 4 area
frontostriatal yang memainkan peran patofsiologi ADHD yakni :
korteks prefrontal lateral, korteks cingulate dorsoanterior, kaudatus
dan putamen.
KOMPLIKASI

a) Diagnosis sekunder-gangguan konduksi, depresi, dan penyakit


ansietas .

b) Pencapaian akademik kurang, gagal disekolah, sulit membaca dan


mengerjakan aritmatika ( sering kali akibat abnormalitas konsentrasi ).

c) Hubungan dengan teman sebaya buruk ( sering kali perilaku agresif


dan kata- kata yang diungkapkan ).
d) IQ rendah / kesulitan belajar ( anak tidak duduk tenang dan belajar ).
e) Resiko kecelakaan ( karena impulsivitas ).

f) Percaya diri rendah dan penolakan teman-teman sebaya ( perilakunya


membuat anak-anak lainnya marah ). (Wilksinson, Judith. 2014)
PENATALAKSANAAN
A. Perawatan
Perawatan yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak yang menderita ADHD antara lain :
(Wilksinson, Judith. 2014)
1) Terapi medis : Mengendalikan simptom-simptom ADHD di sekolah dan rumah.
2) Pelatihan manajemen orang tua : Mengendalikan perilaku anak yang merusak di rumah,
mengurangi konflik antara orangtua dan anak serta meningkatkan pro-sosial dan perilaku
regulasi diri.
3) Intervensi pendidikan : Mengendalikan perilaku yang merusak di kelas, meningkatkan
kemampuan akademik serta mengajarkan perilaku pro sosial dan regulasi diri.
4) Merencanakan program-program bulanan : Melakukan penyesuaian di rumah dan keberhasilan
ke depan di sekolah dengan mengombinasikan perlakukan tambahan dan pokok dalam program
terapi.
5) Melakukan konseling keluarga : Coping terhadap stres keluarga dan individu yang berkaitan
dengan ADHD, termasuk kekacauan hati dan permasalahan suami istri.
6) Mencari kelompok pendukung : Menghubungkan anak dewasa dengan orang tua anak ADHD
lainnya, berbagi informasi dan pengalaman mengenai permasalahan umum dan memberi
dukungan moral.
Pemeriksaan Penunjang

Menurut Doenges, 2007 pemeriksaan diagnostic yang dilakukan pada anak


dengan ADHD antara lain : (Wilksinson, Judith. 2014)
a) Pemeriksaan Tiroid : dapat menunjukkan gangguan hipertiroid atau hipotiroid
yang memperberat masalah.
b) Tes neurologist (misalnya EEG, CT scan) menentukan adanya gangguan otak
organic.
c) Tes psikologis sesuai indikasi : menyingkirkan adanya gangguan ansietas,
mengidentifikasi bawaan, retardasi borderline atau anak tidak mampu belajar
dan mengkaji responsivitas social dan perkembangan bahasa.
d) Pemeriksaan diagnostic individual bergantung pada adanya gejala fisik
(misalnya ruam, penyakit saluran pernapasan atas, atau gejala alergi lain,
infeksi SSP).
e) Pemeriksaan darah : Ditemukan toksin dalam darah penderita ADHD.
ASKEP
1. Menurut Videbeck (2008) pengkajian anak yang mengalami AttentionDeficytHiperactivityDisorder
(ADHD) antara lain:
A. Pengkajian riwayat penyakit
a) Orang tua mungkin melaporkan bahwa anaknya rewel dan mengalami masalah saat bayi atau perilaku
hiperaktif hilang tanpa disadari sampai anak berusia todler atau masuk sekolah atau daycare.
b) Anak mungkin mengalami kesulitan dalam semua bidang kehidupan yang utama, seperti sekolah atau bermain
dan menunjukkan perilaku overaktif atau bahkan perilaku yang membahayakan di rumah.
c) Berada diluar kendali dan mereka merasa tidak mungkin mampu menghadapi perilaku anak.
d) Orang tua mungkin melaporkan berbagai usaha mereka untuk mendisplinkan anak atau mengubah perilaku
anak dansemua itu sebagian besar tidak berhasil.

B. Penampilan umum dan perilaku motorik


e) Anak tidak dapat duduk tenang di kursi dan mengeliat dan bergoyang-goyang saat mencoba melakukannya.
f) Anak mungkin lari mengelilingi ruang dari satu benda ke benda lain dengan sedikit tujuan atau tanpa tujuan
yang jelas.
g) Kemampuan anak untuk berbicara terganggu, tetapi ia tidak dapat melakukan suatu percakapan, ia menyela,
menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan berakhir dan gagal memberikan perhatian pada apa yang telah
dikatakan.
h) Percakapan anak melompat-lompat secara tiba-tiba dari satu topik ke topik yang lain. Anak dapat tampak
imatur atau terlambat tingkat perkembangannya
C. Mood dan afek
a) Mood anak mungkin labil, bahkan sampai marah-marah atau tempertantrum.
b) Ansietas, frustasi dan agitasi adalah hal biasa.
c) Anak tampak terdorng untuk terus bergerak atau berbicara dan tampak memiliki sedikit kontrol
terhadap perilaku tersebut.
d) Usaha untuk memfokuskan perhatian anak dapat menimbulkan perlawanan dan kemarahan.

D. Proses dan isi pikir


Secara umum tidak ada gangguan pada area ini meskipun sulit untuk mempelajari anak berdasarkan
tingkat aktivitas anak dan usia atau tingkat perkembangan.

E. Sensorium dan proses intelektual


e) Anak waspada dan terorientasi, dan tidak ada perubahan sensori atau persepsi seperti halusinasi.
f) Kemampuan anak untuk memberikan perhatian atau berkonsentrasi tergangguan secara nyata.
g) Rentang perhatian anak adalah 2 atau 3 detik pada ADHD yang berat 2 atau 3 menit pada bentuk
gangguan yang lebih ringan.
F. Penilaian dan daya tilik diri
a) Anak yang mengalami ADHD biasanya menunjukkan penilaian yang buruk dan sering kali tidak berpikir
sebelum bertindak.
b) Mereka mungkin gagal merasakan bahaya dan melakukan tindakan impulsif, seperti berlari ke jalan atau
melompat dari tempat yang tinggi.
c) Meskipun sulit untuk mempelajari penilaian dan daya tilik pada anak kecil.
d) Anak yang mengalami ADHD menunjukkan kurang mampu menilai jika dibandingkan dengan anak seusianya.
e) Sebagian besar anak kecil yang mengalami ADHD tidak menyadari sama sekali bahwa perilaku mereka
berbeda dari perilaku orang lain.
f) Anak yang lebih besar mungkin mengatakan, “tidak ada yang menyukaiku di sekolah”, tetapi mereka tidak
dapat menghubungkan kurang teman dengan perilaku mereka sendiri.

G. Konsep diri
g) Hal ini mungkin sulit dikaji pada anak yang masih kecil, tetapisecara umum harga diri anak yang mengalami
ADHD adalah rendah.
h) Karena mereka tidak berhasil di sekolah, tidak dapat memiliki banyak teman, dan mengalami masalah dalam
mengerjakan tugas di rumah, mereka biasanya merasa terkucil sana merasa diri mereka buruk.
i) Reaksi negatif orang lain yangmuncul karena perilaku mereka sendiri sebagai orang yang buruk dan bodoh
H. Peran dan hubungan

a) Anak biasanya tidak berhasil disekolah, baik secara akademis maupun sosial.
b) Anak sering kali mengganggu dan mengacau di rumah, yang menyebabkan perselisihan
dengan saudara kandung dan orang tua.
c) Orang tua sering meyakini bahwa anaknya sengaja dan keras kepala dan berperilaku
buruk dengan maksud tertentu sampai anak yang didiagnosis dan diterapi.
d) Secara umum tindakan untuk mendisiplinkan anak memiliki keberhasilan yang terbatas
pada beberapa kasus, anak menjadi tidak terkontrol secara fisik, bahkan memukul orang
tua atau merusak barang-barang miliki keluarga.
e) Orang tua merasa letih yang kronis baik secara mental maupun secara fisik.
f) Guru serungkali merasa frustasi yang sama seperti orang tua dan pengasuh atau
babysister mungkin menolak untuk mengasuh anak yang mengalami ADHD yang
meningkatkan penolakan anak.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang biasanya ditemukan pada anak dengan gangguan hiperaktif
mencakup :
1) Rambut yang halus
2) Telinga yang salah bentuk
3) Lipatan-lipatan epikantus
4) Langit-langit yang melengkung tinggi serta
5) Kerutan-kerutan telapak tangan yang hanya tunggal saja
6) Terdapat gangguan keseimbangan, astereognosis, disdiadokhokinesis serta
permasalahan-permasalahan di dalam koordinasi motorik yang halus

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Interaksi Sosial (D.0118)
2. Koping Tidak Efektif (D.0096)
3. Resiko Gangguan Perkembangan (D.0107)
4. Risiko Cedera (D. 0136)
NO SDKI SLKI SIKI RASIONAL
1.
Gangguan InteraksiInteraksi Sosial (L.13115) Promosi Sosialisasi (I.13498) Tindakan :
Sosial (D.0118) Setelah dilakukan tindakan Definisi Observasi :
keperawatan selama 3x24 jam Meningkatkan kemampuan - Untukmengetahui
masalah resiko cedera diharapkan untuk berinteraksi dengan sejauh mana
Definisi
meningkat dengan kriteria hasil : orang lain. kemampuan si
Kuantitas dan/atau kualitas 1. Perasaan nyaman dengan situasi Tindakan klien dalam
hubungan sosial yang kurang sosial meningkat Observasi berkomunikasi
atau berlebih. 2. Perasaan mudah menerima atau - Identifikasi kemampuan denganseseorang.
mengkomunikasikan perasaan melakukan - untuk mengetahui
Dd meningkat interaksi dengan orang masalah atau ada
Tidak kooperatif dalam 3. Responsif pada orang lain lain gangguan apa yang
meningkat - Identifikasi hambatan menghambat klien
bermain dan berteman
4. Minat melakukan kontak emosi melakukan dalam berkomunikasi
dengan sebaya
meningkat interaksi dengan orang Terapeutik :
Merasa sulit menerima atau 5. Minat melakukan kontak fisik lain - agar klien merasa
mengkomunikasikan meningkat Terapeutik percaya diri untuk
perasaan - Motivasi meningkatkan berkomunikasi
keterlibatan dalam suatu - agar klien mampu
hubungan mengendalikan emosi
- Motivasikesabaran dalam dalam berkomunikasi
mengembangkan suatu Edukasi :
hubungan - untuk mengetahui
Edukasi tahapan
- Anjurkan berinteraksi perkembangan klien
dengan orang lain secara dalam berkomunikasi
bertahap
NO SDKI SLKI SIKI RASIONAL
2. Status Koping (L.09086) Promosi Koping (I.09312) Tindakan
Koping Tidak Efektif (D.0096) Setelah dilakukan tindakan Definisi : Observasi :
keperawatan selama 1x24 jam Meningkatkan upaya kognitif - untuk mengetahui
Definisi : masalah resiko cedera diharapkan dan perilaku untuk menilai dan tindakan apa yang harus
Ketidakmampuan menilai dan Membaik dengan kriteria hasil : merspons stressor dan/atau di lakukan serta
merespons stressor dan/atau 1. Kemampuan memenuhi peran kemampuan memanage waktu
ketidakmampuan menggunakan sesuai usiacukup meningkat menggunakan sumber-sumber - agar kedepannya
2. Perilaku koping adaptif cukup yang ada. mampu mengasah
sumber-sumber yang ada untuk
meningkat Observasi kemampuan yang di
mengatasi masalah.
3. Verbalisasi kemampuan - Identifikasi miliki
mengatasi masalah cukup kegiatan jangka pendek - agar kedepannya klien
Dd meningkat mampu mengolah
dan panjang sesuai tujuan
4. Verbalisasi kemampuan masalah - Identiffikasi kemampuan dengan baik sumber
Tidak mampu memenuhi peran cukup meningkat daya yang tersedia
yang diharapkan (sesuai usia) yang dimiliki
5. Verbalisasi kelemahan diri cukup Terapeutik :
Terapeutik
meningkat - untuk mengetahui
- Diskusikan
apakah terdapat
perubahan peran yang gangguan peran yang di
dialami alami klien
- Gunakan pendekatan yang - agar klien merasa
tenang dan meyakinkan nyamandalam
mengklarifikasi mendapatkan informasi
kesalahpahaman Edukasi :
dan mengevaluasi - agar lebih mempermudah
perilaku sendiri klien dalam memecahkan
permasalahan
Edukasi - agar klien tidak lagi
- Anjurkan menjalin bingung dengan apa yang
hubungan yang memiliki seharusnya ingin dia
kepentingan dan tujuan sama capai
NO SDKI SLKI SIKI RASIONAL
3.
Resiko Gangguan Status Perkembangan (L.10101) Promosi Perkembangan Anak Tindakan :
Perkembangan (D.0107) Setelah dilakukan tindakan (I.10340) Observasi :
keperawatan selama 1x24 jam Definisi: Meningkatkan dan - untuk mengetahui
masalah resiko cedera diharapkan memfasilitasi kemampuan tindakan
Membaik dengan kriteria hasil : orang tua/pengasuh untuk perkembangan berupa
Dd 1. Keterapilan/perilaku sesuai usia mengoptimalkan apa selanjutnya yang
Ketidak mampuan dalam cukup meningkat perkembangan motorik harus di Persiapkan
belajar 2. Kemampuan melakukan kasar, motorik halus,bahasa, Terapeutik :
perawatan diri cukup meningkat kognitif, sosial dan - agar anak mampu
emosiaonal pada anak usia beradaptasi
prasekolah dan usia sekolah. - agar anak memiliki
Tindakan motivasi diri
Observasi - agar anak mampu
- Identifikasi kebutuhan mengendalikan
khusus anak dan ekspresi kepada
kemampuan adaptasi anak temanya
Terapeutik Edukasi :
- Fasilitasi hubungan anak - untuk melatih
dengan teman sebaya intelektual si anak
Edukasi - agar anak memiliki
- Jelaksan nama- sikap rasa saling
nama benda objek yang percaya terhadap
ada dilingkungan sekitar orang lain
NO SDKI SLKI SIKI RASIONAL

4 Risiko Cedera (D. 0136) Tingkat Cedera (L.14136) Pencegahan Cedera Tindakan
Setelah dilakukan tindakan (I.14537) Definisi Observasi
Definisi keperawatan selama 1x24 jam Mengidentifikasi dan 1. Untuk mengetahui
Beresiko mengalami masalah resiko cedera menurunkan risiko area lingkungan
bahaya atau diharapkan mengalami bahaya atau sekitar yang bisa
kerusakan fisik yang menurun dengan kriteria hasil : kerusakan fisik. menyebabkan
menyebabkan seseorang 1. Kejadian cedera menurun Tindakan terjadinya cedera
tidak lagi sepenuhnya sehat 2. Tidak terjadi luka/lecet Observasi 2. Untuk mengetahui
atau dalam kondisi baik 3. Ketegangan otot menurun 1. Identifikasi area obat yang bisa
lingkungan yang menyebabkan
Dd berpotensi cedera
Perubahan fungsi menyebabkan cedera Terapeutik
psikomotor 2. Identifikasi obat yang 3. Untuk mencegah
Perubahan fungsi kongnitif berpotensi terjadinya
menyebabkan cedera cedera terutama
pada anak
4. Untuk memantau
adanya perubahan
mengenai kondisi
dari pasien
Terapeutik Edukasi
1. Pertahankan posisi tempat 1. Untuk mencegah
tidur di posisi terendah terjadinya resiko
saat digunakan jatuh
2. Diskusikan bersama
anggota keluarga yang
dapat mendampingi
pasien
3. Tingkatkan
frekuensi observasi dan
pengawasan pasien,
sesuai kebutuhan

Edukasi
1. Jelaskan alasan
intervensi pencegahan
jatuh ke pasien dan
keluarga
“TERIMAKASIH”

Anda mungkin juga menyukai