DISUSUN OLEH :
NAMA : JUNIAR WINARTI
NIM : 821233051
B. Etiologi/Penyebab
Penyebab pasti belum diketahui. Namun papar Hardiono ada bukti bahwa faktor
biologis dan genetis berperan dalam ADHD. Faktor biologis berpengaruh pada dua
neurotransmitter di otak, yaitu dopamine dan norepinefrin. Dopamin merupakan zat
yang bertanggung jawab pada tingkah laku dan hubungan social, serta mengontrol
aktifitas fisik. Norepinefrin berkaitan dengan konsentrasi, memusatkan perhatian,
dan perasaan. Faktor lainnya yang berpengaruh adalah lingkungan. Karakter dalam
keluarga juga dapat berperan menimbulkan gejala ADHD. Bahkan dari penelitian di
beberapa rumah tahanan, sebagian besar penghuninya ternyata pernah ADHD pada
masa kecilnya. Demikian juga terjadi pada pengguna narkoba. Belum diketahui apa
penyebab pasti anak-anak menjadi hiperaktif. Namun menurut dunia kedokteran, itu
terkait dengan faktor biologis dan genetik, serta lingkungan
C. Manifestasi Klinik
Ada beberapa tanda dan gejala yang dapat dapat ditemukan pada anak dengan
ADHD antara lain :
1. Sering kali tangan atau kaki tidak dapat diam atau duduknya mengeliat-geliat.
2. Mengalami kesulitan untuk tetap duduk apabila diperlukan
3. Mudah bingung oleh dorongan-dorongan asing
4. Mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran dalam suatau permainan atau
keadaan di dalam suatu kelompok
5. Seringkali menjawab dengan kata-kata yang tidak dipikirkan terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang belum selesai disampaikan
6. Mengalami kesulitan untuk mengikuti instruksi-instruksi dari orang lain
7. Mengalami kesulitan untuk tetap bertahan memperhatikan tugas-tugas atau
aktivitas-aktivitas bermain
8. Sering berpindah-pindah dari satu kegiatan yang belum selesai ke kegiatan
lainnya
9. Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang
10. Sering berbicara secara berlebihan.
11. Sering menyela atau mengganggu orang lain
12. Sering tampaknya tidak mendengarkan terhadap apa yang sedang dikatakan
kepadanya
13. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas-tugas atau
kegiatan-kegiatan yang berbahaya secara fisik tanpa mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan akibatnya (misalnya berlari-lari di jalan raya tanpa
melihat-lihat).
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada anak dengan ADHD antara lain :
Menurut Videbeck (2008) intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada anak
dengan Attention Deficyt Hyperactivity Disorder (ADHD) antara lain :
2. Berikan petunjuk yang jelas tentang perilaku yang dapat diterima dan yang tidak
dapat diterima
2. Manajemen lingkungan (misalnya tempat yang tenang dan bebas dari distraksi
untuk menyelesaikan tugas)
2. Minimalkan perubahan
Berikan nutrisi yang adekuat pada anak yang mengalami ADHD, pengaturan nutrisi
ini bermanfaat sebagai salah satu cara yang digunakan untuk mengendalikan gejala-
gejala pada anak ADHD. Selain tidak berbahaya, pengaturan nutrisi ini aman
digunakan dalam jangka panjang. Bagaimana nutrisi yang dianggap tepat untuk anak
ADHD :
1. Rendah karbohidrat dan tinggi protein. Untuk makan pagi 60% - 70% protein
dan 30% - 40% karbohidrat, makan siang dan makan malam 50% protein dan
50% karbohidrat. Karbohidrat yang dikonsumsi juga yang merupakan
karbohidrat kompleks sehingga tidak mudah diubah menjadi gula, seperti whole
wheat, kacang-kacangan, dll.
2. Menghindari bahan-bahan yang membuat alergi pada anak ADHD karena anak
ADHD sangat sensitif sehingga mudah terjadi alergi yang bermanifestasi dalam
bentuk batuk, influenza karena alergi, dll. Bahan-bahan yang harus dihindari
seperti MSG, pewarna, pengawet, juga susu, tepung, kedelai, jagung, telur,
kacang, dll.
5. Minum banyak air. 80% otak terdiri dari air sehingga dengan meningkatkan
konsumsi air menjadi 7-8 gelas perhari akan baik untuk otak. Teh, susu, juice
tidak termasuk air, jadi hanya air yang dianggap air.
8. Menghindari paparan logam berat seperti tambalan gigi dari amalgam, kawat
gigi dari nikel, dll.
9. Kafein dapat digunakan sebagai stimulant susunan saraf pusat yang mempunyai
efek vasodilator yang dibutuhkan oleh otak karena pada anak ADHD terjadi
kekurangan aliran darah ke bagian-bagian otak.
Pengobatan
1. Metilfenidat (Ritalin)
Dosis 10-60 dalam 2 – 4 dosis yang terbagi. Intervensi keperawatan pantau supresi
nafsu makan yang turun, atau kelambatan pertumbuhan, berikan setelah makan,
efek obat lengkap dalam 2 hari.
Dosis 3-40 dalam 2 atau 3 dosis yang terbagi. Intervensi keperawatan, pantau
adanya insomnia, berikan setelah makan untuk mengurangi efek supresi nafsu
makan, efek obat lengkap dalam 2 hari
3. Pemolin (Cylert)
1. Stimulan merupakan obat yang paling banyak dipergunakan untuk ADHD. Dalam
kelompok stimulan terdapat AdderallÆ (gabungan garam dari amphtamine),
DextroStatÆ (dextroamphetamine sulfate), dan RitalinÆ (methylphenidate HCL).
Stimulan bereaksi cepat dan efek sampingnya ringan. Disebut stimulan karena bisa
memberikan energi bagi mental untuk memusatkan perhatian pada apa yang sedang
dikerjakan. Pengobatan ada yang diberikan dalam dosis dobel dalam sehari.
2. TCA (Tri-Cyclic Antidepressants) merupakan jenis anti depresi. TCA sangat efektif
untuk mengatasi suasana hati yang berubah-ubah dan diminum hanya satu kali
dalam sehari. Namun TCA bekerja lebih lambat dan lebih berisiko dalam
penggunaannya. Jika pengobatan dengan stimulan tidak menolong TCA boleh
dicoba.
Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa (terjemahan). Cetakan I. Jakarta :
Penerbit Buku kedokteran EGC