Anda di halaman 1dari 8

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN

KHUSUS ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY


DISORDER (ADHD)

DISUSUN OLEH :
NAMA : JUNIAR WINARTI
NIM : 821233051

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT
ISLAM PONTIANAK
2022/2023
A. Definisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah kelainan hiperaktivitas


kurang perhatian yang sering ditampakan sebelum usia 4 tahun dan
dikarakarakteriskan oleh ketidaktepatan perkembangan tidak perhatian, impulsive
dan hiperaktif. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan
neurobiologis yang ciri-cirinya sudah tampak pada anak sejak kecil. • Anak ADHD
mulai menunjukkan banyak masalah ketika SD karena dituntut untuk
memperhatikan pelajaran dengan tenang, belajar berbagai ketrampilan akademik,
dan bergaul dengan teman sebaya sesuai aturan.

B. Etiologi/Penyebab

Penyebab pasti belum diketahui. Namun papar Hardiono ada bukti bahwa faktor
biologis dan genetis berperan dalam ADHD. Faktor biologis berpengaruh pada dua
neurotransmitter di otak, yaitu dopamine dan norepinefrin. Dopamin merupakan zat
yang bertanggung jawab pada tingkah laku dan hubungan social, serta mengontrol
aktifitas fisik. Norepinefrin berkaitan dengan konsentrasi, memusatkan perhatian,
dan perasaan. Faktor lainnya yang berpengaruh adalah lingkungan. Karakter dalam
keluarga juga dapat berperan menimbulkan gejala ADHD. Bahkan dari penelitian di
beberapa rumah tahanan, sebagian besar penghuninya ternyata pernah ADHD pada
masa kecilnya. Demikian juga terjadi pada pengguna narkoba. Belum diketahui apa
penyebab pasti anak-anak menjadi hiperaktif. Namun menurut dunia kedokteran, itu
terkait dengan faktor biologis dan genetik, serta lingkungan
C. Manifestasi Klinik
Ada beberapa tanda dan gejala yang dapat dapat ditemukan pada anak dengan
ADHD antara lain :

1. Sering kali tangan atau kaki tidak dapat diam atau duduknya mengeliat-geliat.
2. Mengalami kesulitan untuk tetap duduk apabila diperlukan
3. Mudah bingung oleh dorongan-dorongan asing
4. Mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran dalam suatau permainan atau
keadaan di dalam suatu kelompok
5. Seringkali menjawab dengan kata-kata yang tidak dipikirkan terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang belum selesai disampaikan
6. Mengalami kesulitan untuk mengikuti instruksi-instruksi dari orang lain
7. Mengalami kesulitan untuk tetap bertahan memperhatikan tugas-tugas atau
aktivitas-aktivitas bermain
8. Sering berpindah-pindah dari satu kegiatan yang belum selesai ke kegiatan
lainnya
9. Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang
10. Sering berbicara secara berlebihan.
11. Sering menyela atau mengganggu orang lain
12. Sering tampaknya tidak mendengarkan terhadap apa yang sedang dikatakan
kepadanya
13. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas-tugas atau
kegiatan-kegiatan yang berbahaya secara fisik tanpa mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan akibatnya (misalnya berlari-lari di jalan raya tanpa
melihat-lihat).
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada anak dengan ADHD antara lain :

1. Pemeriksaan Tiroid : dapat menunjukkan gangguan hipertiroid atau hipotiroid


yang memperberat masalah
2. Tes neurologist (misalnya EEG, CT scan) menentukan adanya gangguan otak
organik
3. Tes psikologis sesuai indikasi : menyingkirkan adanya gangguan ansietas,
mengidentifikasi bawaan, retardasi borderline atau anak tidak mampu belajar dan
mengkaji responsivitas social dan perkembangan bahasa
4. Pemeriksaan diagnostic individual bergantung pada adanya gejala fisik
(misalnya ruam, penyakit saluran pernapasan atas, atau gejala alergi lain, infeksi
SSP)
E. Penatalaksanaan

1. Terapi medis : Mengendalikan simptom-simptom ADHD di sekolah dan rumah

2. Pelatihan manajemen orang tua : Mengendalikan perilaku anak yang merusak di


rumah, mengurangi konflik antara orangtua dan anak serta meningkatkan pro-
sosial dan perilaku regulasi diri
3. Intervensi pendidikan : Mengendalikan perilaku yang merusak di kelas,
meningkatkan kemampuan akademik serta mengajarkan perilaku pro sosial dan
regulasi diri

4. Merencanakan program-program bulanan : Melakukan penyesuaian di rumah


dan keberhasilan ke depan di sekolah dengan mengombinasikan perlakukan
tambahan dan pokok dalam program terapi

5. Melakukan konseling keluarga : Coping terhadap stres keluarga dan individu


yang berkaitan dengan ADHD, termasuk kekacauan hati dan permasalahan
suami istri

6. Mencari kelompok pendukung : Menghubungkan anak dewasa dengan orang tua


anak ADHD lainnya, berbagi informasi dan pengalaman mengenai permasalahan
umum dan memberi dukungan moral

7. Melakukan konseling individu : Memberi dukungan di mana anak dapat


membahas permasalahan dan curahan hati probadinya

Menurut Videbeck (2008) intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada anak
dengan Attention Deficyt Hyperactivity Disorder (ADHD) antara lain :

Memastikan keamanan anak dan keamanan orang lain dengan :

1. Hentikan perilaku yang tidak aman

2. Berikan petunjuk yang jelas tentang perilaku yang dapat diterima dan yang tidak
dapat diterima

3. Berikan pengawasan yang ketat

Meningkatkan performa peran dengan cara :

1. Berikan umpan balik positif saat memenuhi harapan

2. Manajemen lingkungan (misalnya tempat yang tenang dan bebas dari distraksi
untuk menyelesaikan tugas)

Menyederhanakan instruksi/perintah untuk :

1. Dapatkan perhatian penuh anak

2. Bagi tugas yang kompleks menjadi tugas-tugas kecil


3. Izinkan beristirahat

Mengatur rutinitas sehari-hari

1. Tetapkan jadual sehari-hari

2. Minimalkan perubahan

Penyuluhan dan dukungan kepada klien/keluarga dengan mendengarkan perasaan


dan frustasi orang tua

Berikan nutrisi yang adekuat pada anak yang mengalami ADHD, pengaturan nutrisi
ini bermanfaat sebagai salah satu cara yang digunakan untuk mengendalikan gejala-
gejala pada anak ADHD. Selain tidak berbahaya, pengaturan nutrisi ini aman
digunakan dalam jangka panjang. Bagaimana nutrisi yang dianggap tepat untuk anak
ADHD :

1. Rendah karbohidrat dan tinggi protein. Untuk makan pagi 60% - 70% protein
dan 30% - 40% karbohidrat, makan siang dan makan malam 50% protein dan
50% karbohidrat. Karbohidrat yang dikonsumsi juga yang merupakan
karbohidrat kompleks sehingga tidak mudah diubah menjadi gula, seperti whole
wheat, kacang-kacangan, dll.

2. Menghindari bahan-bahan yang membuat alergi pada anak ADHD karena anak
ADHD sangat sensitif sehingga mudah terjadi alergi yang bermanifestasi dalam
bentuk batuk, influenza karena alergi, dll. Bahan-bahan yang harus dihindari
seperti MSG, pewarna, pengawet, juga susu, tepung, kedelai, jagung, telur,
kacang, dll.

3. Rendah gula. Hindari makanan-makanan yang banyak mengandung gula seperti


donat, permen, soft drinks, es krim, dan cokelat. Setiap sendok gula yang
berkurang sangat berguna. Gula menyebabkan usus halus menjadi permeabel
terhadap alergen. Tingginya kadar gula dalam tubuh juga akan mengakibatkan
kadar insulin tinggi. Kadar insulin yang tinggi akan mengakibatkan emosi yang
labil sehingga dapat memperparah keadaan anak ADHD.

4. Makan banyak sayuran dan buah

5. Minum banyak air. 80% otak terdiri dari air sehingga dengan meningkatkan
konsumsi air menjadi 7-8 gelas perhari akan baik untuk otak. Teh, susu, juice
tidak termasuk air, jadi hanya air yang dianggap air.

6. Menghindari makanan yang mengandung salisilat seperti : kacang almond, plum,


prune, apel dan cuka apel, raspberrie, apricot, anggur dan cuka dari anggur,
strawberry, blackberry, teh, ceri, nectarine, tomat, jeruk, timun dan acar, peach,
wine dan cuka dari wine. Salisilat dapat menghambat kerja enzim dalam otak
yang berfungsi untuk mengurangi kesensitifan otak terhadap reaksi alergi.

7. Mengkonsumsi suplemen seperti vitamin B, zinc, chromium, tembaga, besi,


magnesium, kalsium, amino acid chelates dan flavenoids. Pada anak ADHD
sering terdapat defisiensi zat-zat tersebut karena pengeluaran zat tersebut dari
urine secara berlebihan.

8. Menghindari paparan logam berat seperti tambalan gigi dari amalgam, kawat
gigi dari nikel, dll.

9. Kafein dapat digunakan sebagai stimulant susunan saraf pusat yang mempunyai
efek vasodilator yang dibutuhkan oleh otak karena pada anak ADHD terjadi
kekurangan aliran darah ke bagian-bagian otak.

Pengobatan

Pengobatan terhadap anak dengan ADHD umumnya dilakukan dengan berbagai


pendekatan termasuk program pendidikan khusus, modifikasi perilaku, pengobatan
melalui obat-obatan dan konseling. Disamping pendekatan yang kontroversial antara
lain melakukan diet khusus dan penggunaan obat-obatan serta vitamin-vitamin tertentu.
Obat stimulan yang sering digunakan untuk mengobati ADHD antara lain :

1. Metilfenidat (Ritalin)

Dosis 10-60 dalam 2 – 4 dosis yang terbagi. Intervensi keperawatan pantau supresi
nafsu makan yang turun, atau kelambatan pertumbuhan, berikan setelah makan,
efek obat lengkap dalam 2 hari.

2. Dekstroamfetamin (Dexedrine) amfetamin (Adderall)

Dosis 3-40 dalam 2 atau 3 dosis yang terbagi. Intervensi keperawatan, pantau
adanya insomnia, berikan setelah makan untuk mengurangi efek supresi nafsu
makan, efek obat lengkap dalam 2 hari
3. Pemolin (Cylert)

Dosis 37,5-112,5 dalam satu dosis harian. Intervensi keperawatan pantay


peningkatan tes fungsi hati dan supresi nafsu makan, dapat berlangsung 2 minggu
untuk mencapai efek obat yang lengkap

Jenis Jenis Pengobatan :

1. Stimulan merupakan obat yang paling banyak dipergunakan untuk ADHD. Dalam
kelompok stimulan terdapat AdderallÆ (gabungan garam dari amphtamine),
DextroStatÆ (dextroamphetamine sulfate), dan RitalinÆ (methylphenidate HCL).
Stimulan bereaksi cepat dan efek sampingnya ringan. Disebut stimulan karena bisa
memberikan energi bagi mental untuk memusatkan perhatian pada apa yang sedang
dikerjakan. Pengobatan ada yang diberikan dalam dosis dobel dalam sehari.

2. TCA (Tri-Cyclic Antidepressants) merupakan jenis anti depresi. TCA sangat efektif
untuk mengatasi suasana hati yang berubah-ubah dan diminum hanya satu kali
dalam sehari. Namun TCA bekerja lebih lambat dan lebih berisiko dalam
penggunaannya. Jika pengobatan dengan stimulan tidak menolong TCA boleh
dicoba.

3. Wellbutrin ( buproprion ) merupakan jenis antidepresan yang telah dipergunakan


dalam pengobatan ADHD meskipun belum mendapat persetujuan dari FDA. Obat
ini bukan TCA, tetapi mempunyai kegunaan dan efek samping yang sama.

4. Catapres (clonidine) dulunya dipergunakan untuk pengobatan penyakit darah tinggi.


Obat ini dipergunakan dalam pengobatan ADHD, terutama bagi penderita gejala
hiperaktif dan impulsif, meskipun juga belum mendapat persetujuan FDA. Obat ini
berbentuk kecil atau pil. Anak-anak yang diberi Catapres akan menjadi ngantuk.
DAFTAR PUSTAKA
Baihaqi, MIF, Sugiarmin, M. (2006). Memahami Anak ADHD. Cetakan I. Bandung :
Penerbit PT Refika Aditama

Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Setting


Pendidikan Inklusi. Cetakan I. Bandung : penerbit PT Refika Aditama

Doengoes, M.E. Townsend, M.C. Moorhouse, M.F. (2007). Rencana asuhan


keperawatan Psikiatri (terjemahan). Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Isaac, A. (2005). Panduan Keperawatan Kesehatan Jiwa & Psikiatrik (terjemahan).


Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC

Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa (terjemahan). Cetakan I. Jakarta :
Penerbit Buku kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai