1.1
Latar belakang
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dicirikan dengan
Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep dasar gangguan perilaku (ADHD) ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada gangguan perilaku (ADHD) ?
1.3
1.3.1
Tujuan penulisan
Tujuan umum
1
Manfaat penulisan
Mahasiswa mampu menjelaskan definisi gangguan perilaku (ADHD)
Mahasiswa mampu menyebutkan etiologi dan manifestasi klinis gangguan
c.
perilaku (ADHD)
Mahasiswa mampu menjelaskan WOC dan penatalaksanaan gangguan
d.
perilaku (ADHD)
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada gangguan perilaku
e.
(ADHD)
Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada gangguan
f.
perilaku (ADHD)
Mahasiswa mampu merencenakan dan melaksanakan rencana keperawatan
g.
b.
1) Gelisah
2) Sering meninggalkan tempat duduk (mis, selama makan)
3) Berlari atau menaiki sesuatu secata berlebihan
4) Tidak dapat bermain dengan tenang
5) Selalu aktif, bergerak
6) Banyak bicara
7) Menjawab tanpa dipikirkan dulu
8) Sulit mengatur pekerjaannya
9) Tidak dapat menunggu giliran
10) Menganggu saudara kandung atau teman bermain
Ada beberapa tanda dan gejala yang dapat dapat ditemukan pada anak
dengan ADHD antara lain (Townsend,1998) :
a. Sering kali tangan atau kaki tidak dapat diam atau duduknya
mengeliat-geliat.
b. Mengalami kesulitan untuk tetap duduk apabila diperlukan
c. Mudah bingung oleh dorongan-dorongan asing
d. Mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran dalam suatau permainan
atau keadaan di dalam suatu kelompok
e. Seringkali menjawab dengan kata-kata yang tidak dipikirkanterhadap
pertanyaan-pertanyaan yang belum selesai disampaikan
f. Mengalami kesulitan untuk mengikuti instruksi-instruksi dari orang
lain
g. Mengalami kesulitan untuk tetap bertahan memperhatikan tugas-tugas
atau aktivitas-aktivitas bermain
h. Sering berpindah-pindah dari satu kegiatan yang belum selesai ke
kegiatan lainnya
i. Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang
j. Sering berbicara secara berlebihan.
k. Sering menyela atau mengganggu orang lain
l. Sering tampaknya tidak mendengarkan terhadap apa yang sedang
dikatakan kepadanya
m. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas-tugas
atau kegiatan-kegiatan yang berbahaya secara fisik tanpa
4
dengan
e) Minum banyak air. 80% otak terdiri dari air sehingga dengan
meningkatkan konsumsi air menjadi 7-8 gelas perhari akan baik
untuk otak. Teh, susu, juice tidak termasuk air, jadi hanya air yang
dianggap air.
f) Menghindari makanan yang mengandung salisilat seperti: kacang
almond, plum, prune, apel dan cuka apel, raspberrie, apricot,
anggur dan cuka dari anggur, strawberry, blackberry, teh, ceri,
nectarine, tomat, jeruk, timun dan acar, peach, wine dan cuka dari
wine. Salisilat dapat menghambat kerja enzim dalam otak yang
berfungsi untuk mengurangi kesensitifan otak terhadap reaksi
alergi.
g) Mengkonsumsi suplemen seperti vitamin B, zinc, chromium,
tembaga, besi, magnesium, kalsium, amino acid chelates dan
flavenoids. Pada anak ADHD sering terdapat defisiensi zat-zat
tersebut karena pengeluaran zat tersebut dari urine secara
berlebihan.
h) Menghindari paparan logam berat seperti tambalan gigi dari
amalgam, kawat gigi dari nikel, dll.
i) Kafein dapat digunakan sebagai stimulant susunan saraf pusat yang
mempunyai efek vasodilator yang dibutuhkan oleh otak karena
pada anak ADHD terjadi kekurangan aliran darah ke bagian-bagian
otak.
b. Pengobatan
Pengobatan terhadap anak dengan ADHD umumnya dilakukan dengan
berbagai pendekatan termasuk program pendidikan khusus, modifikasi
perilaku, pengobatan melalui obat-obatan dan konseling. Disamping itu,
pendekatan yang controversial antara lain melakukan diet khusus dan
penggunaan obatt-obatan serta vitamin tertentu (Delphie,2006)
Obat stimulant yang sering digunakan untuk mengobati ADHD antara
lain (Videbeck,2008) :
1) Metilfenidant
Dosis 10-60 dalam 2-4 dosis yang terbagi. Intervensi keperawatan
pantau supresi nafsu makan yang turun atau keterlambatan
pertumbuhan, berikan setelah makan, dan efek obat lengkap dalam 2
hari.
7
Diagnosa
Menurut Videbeck (2008), Townsend (1998), dan Doenges et.al
(2007) diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan pada anak yang
mengalami ADHD antara lain :
9
Perencanaan
Menurut Videbeck (2008), Townsend (1998), dan Doenges et.al
(2007) intervensi keperawatan yang dapat dirumuskan untuk mengatasi
diagnosa keperawatan di atas antara lain :
1. Risiko cedera berhubungan dengan hiperaktivitas dan perilaku
impulsive.
Tujuan : anak tidak akan melukai diri sendiri dan orang lain
Kriteria Hasil :
K : anak mengetahui, mengungkapkan dan menerima kemungkinan
konsekuensi dari perilaku maladaptive diri sendiri.
A : anak mau mendiskusikan perasaan-perasaan yang sebenarnya.
A : anak memperlihatkan tingkah laku yang hati-hati.
P : anak mampu duduk dengan tenang bisa untuk menunggu giliran.
Intervensi :
1. Amati perilaku anak sering. lakukan hal ini melalui aktivitas
sehari-hari dan intervensi untuk menghindari timbulnya rasa
waspada dan kecurigaan
R/ anak-anak pada risiko tinggi untuk melakukan pelanggaran
memerlukan pengamatan yang seksama untuk mencegah tindakan
yang membahayakan bagi diri sendiri atau orang lain.
2. Amati terhadap perilaku-perilaku yang mengarah pada tindakan
bunuh diri.
R/ pernyataan-pernyataan verbal seperti saya akan bunuh
diri.atau tak lama ibu saya tidak perlu bagi menyusahkan diri
karena saya atau perilaku-perilaku non verbal seperti membagibagikan barang-barang yang disenangi, alam perasaan berubah.
Kebayakan anak yang mencoba untuk bunuh diri telah
menyampaikan maksudnya, baik secara verbal atau non verbal.
10
11
juga
anak
harus
berhati-hati
anak.
terhadap
penggunaanya.
R/ sebagaimana ansietas dapat membantu mengembangkan
kecurigaan pada beberapa individu yang dapat salah menafsirkan
sentuhan sebagai suatu agresi.
2.2.4
2.2.5
Pelaksanaan
Evaluasi
13
BAB 3 PENUTUP
3.1
3.2
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
14
15