Anda di halaman 1dari 13

MODEL SUPERVISI

KONVENSIONAL
Zulfa Ayuningtyas Fatmawati

0402514005

Sri Endhes Isthofiyani

0402514011

Furi Intan Wahyuni

0402514012

Hegin Danantyo

0402514073

Sinta Nurmei Mustika Devi

0402514076

Guru memegang peranan dan tanggung jawab yang


penting dalam pelaksanaan program pembelajaran di
sekolah
Kinerja maksimal butuh supervisi
Supervisi dilakukan secara sistematis, terprogram, dan
berkelanjutan sehingga kesulitan guru teratasi dan tujuan
pembelajaran akan tercapai secara optimal

Menghasilkan para pendidik memiliki kemampuan


mendidik yang kreatif, aktif, efektif dan inovatif

1. Bagaimana pengertian dari supervisi pendidikan?


2. Apa saja tujuan dari supervisi pendidikan?
3. Siapa yang
pendidikan?

menjadi

sasaran

dalam

supervisi

4. Bagaimana ruang lingkup dari supervisi pendidikan?


5. Bagaimanakah Model Supervisi Konvensional?

1. Mengetahui tentang pengertian supervisi pendidikan.


2. Mengetahui tujuan supervisi pendidikan.
3. Mengetahui sasaran dalam supervisi pendidikan.
4. Mengetahui ruang lingkup dari supervisi pendidikan.
5. Mengetahui model supervisi konvensional.

1. Guna menambah wawasan


mengenai supervisi pendidikan.

dan

pengetahuan

2. Dapat bermanfaat dan memberikan informasi tentang


bagaimana proses penanganan dan penyelesaian
masalah mengenai pendidikan sekarang ini.

Supervisi berasalah dari dua kata bahasa Inggris, yaitu


super dan vision.
Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih
serumpun
dengan
inspeksi,
pemeriksaan
dan
pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang
dilakukan oleh atasan orang yang berposisi diatas,
pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya.
Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa
bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi
pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu
mengajar dan belajar pada khususnya

a. Membangkitkan dan merangsang semangat guru serta pegawai


sekolah dalam menjalankan tugas masing-masing dengan baik.
b. Mengembangkan dan mencari metode-metode belajar-mengajar
yang baru dalam proses pembelajaran yang lebih baik serta lebih
relevan.

c. Mengembangkan kerjasama yang baik dan harmonis antara guru


dengan siswa, guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah, dan
seluruh staf sekolah.
d. Berusaha meningkatkan kualitas wawasan dan pengetahuan guru
serta pegawai dengan cara mengadakan pembinaan secara
berkala, baik dalam bentuk workshop, seminar, in service training, up
grading yang kesemuanya dimaksudkan untuk memberikan
pelayanan secara prima kepada personal yang ada di bawah
tanggung jawab dan kewenangan para supervisor yang
bersangkutan.

Supervisi akademik, supervisi ini lebih menitikberatkan


pengamatan pada masalah akademik
Supervisi administrasi, yang lebih menitikberatkan
pengamatan pada aspek-aspek administrasi yang
berfungsi
sebagai
pendukung
terlaksananya
pembelajaran
Supervisi lembaga dilakukan oleh orang yang ada di
dalam lembaga yaitu kepala sekolah dan dari luar
lembaga yaitu pengawas secara terus menerus
Supervisi akreditasi dilakukan oleh tim dari luar hanya
dalam waktu-waktu tertentu

Prinsip ilmiah (scientific)


Prinsip demokratis
Prinsip kerja sama
Prinsip konstruktif dan kreatif

1. Unsur Personal
Lingkup pertama dalam supervisi pendidikan adalah para
personal dalam sekolah yang disupervisi, para personal yang
dimaksud adalah Kepala Sekolah, pegawai tata usaha, guru,
siswa
2. Unsur Material
Hal pokok yang perlu disupervisi adalah material dan sarana
fisik
3. Unsur Operasional
Hal Yang perlu disupervisi dari unsur operasional seperti
masalah yang berkaitan dengan teknik edukatif, teknik
administrasi, koordinasi dan kerjasama

Dalam bahasan supervisi pendidikan lebih diartikan


sebagai acuan yang dipakai dalam melaksanakan
supervisi

Perilaku supervise ialah mengadakan inspeksi untuk


mencari kesalahan dan menemukan kesalahan. Kadangkadang bersifat memata-matai. Perilaku seperti ini disebut
snoopervision (memata-matai)
Pekerjaan seorang supervisor yang bermaksud hanya
untuk mencari kesalahan adalah suatu permulaan yang
tidak
berhasil.
Mencari-cari
kesalahan
dalam
membimbing sangat bertentangan dengan prinsip dan
tujuan supervisi pendidikan

Akibatnya guru-guru merasa tidak puas dan muncul


dua sikap yang tampak dalam kinerja guru: 1. Acuh tak
acuh (masa bodoh), 2. Menantang (agresif).
Untuk mencegah sikap negatif, supervisor baiknya
berkomunikasi secara taktis pedagogis atau dengan
perkataan lain, memakai bahasa penerimaan bukan
bahasa penolakan.

Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
supervisi mengandung arti yang luas dan demokratis,
dengan paradigma baru yang tidak hanya melihat kinerja
kepala sekolah guru dan pegawai sekolah saja akan tetapi
juga mencari jalan keluar apabila terjadi permasalahan.
Para supevisor berkewajiban memberi bimbingan,
pembinaan dan petunjuk-petunjuk yang diperlukan,
hubungan antara pengawas dengan yang diawasi lebih
bersifat kemitraan, hubungan komunikasi pun tidak lagi one
way traffic tetapi menjadi two way traffic

Anda mungkin juga menyukai