SOSIO-ANTROPOLOGI PENDIDIKAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Sosio-Antropologi Pendidikan
Dosen pembimbing : Agus Sudarsono, M.Pd
Disusun oleh :
1. Lintang Ayu T.W ( 14416241001 )
2. Aditya Rais Muhammad (14416241005 )
3. Ukhti Maghfira (14416241016 )
4. Azola Hawa Mustika (14416241040 )
5. Caecilia Erika Pawestri (14416241047 )
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian kebudayaan ?
2. Apa pengertian budaya belajar ?
3. Apa syarat kebutuhan hidup dalam system pengetahuan belajar dan budaya belajar
dalam proses adaptasi ?
4. Bagaimana kebudayaan dapat diperoleh dari belajar ?
5. Bagaimana sifat budaya belajar ?
6. Bagaimana konsep budaya belajar dalam lingkup sekolah ?
C. Tujuan
1. Untuk menengetahui pengertian dari kebudayaan.
2. Untuk mengetahui pengertian dari budaya belajar.
3. Untuk mengetahui syarat kebutuhan hidup dalam system pengetahuan belajar.
4. Untuk mengetahui kebudayaan dapat diperoleh dari belajar.
5. Untuk mengetahui sifat dan fungsi budaya belajar.
6. Untuk mengetahui konsep budaya belajar dalam lingkup sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan dapat dipandang sebagai cara-cara mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi. Ada masalah yang universal seperti memenuhi kebutuhan biologis. Namus tiap
masyarakat kemilih cara yang dianggap paling sesuai sehingga tidak ada dua masyarakat
yang.
Kebudayaan dipengaruhi oleh lingkungan fisik seperti ilkim, topografi, kekayaan
alam, dan sebagainya. Kebudayaan daerah tropis berbeda dengan kebudayaan di daerah
dingin, kebudayaan daerah gurun berbeda dengan kebudayaan yang berhutan. Namun
manusie tidak semata-mata pasif. Adanya barang tambang tidak dengan sendirinya
menimbulkan industri. Untuk itu diperlukan inisiatif individu.
Kebudayaan juga dipengaruhi oloeh kontak dengan kebudayaan lain yang dipercepat
oleh perkembangan komunikasi dan transportasi. Yang dipinjam biasanya hal-hal yang
berguna untuk memecahkan masallah-masalah atau sebagai alat untuk mencapai tujuan
masyarakat.
Dalam kebudayaan dapat dibedakan kebudayaan eksplisit yang dapat diamati secara
langsung dalam kelakuan verbal pada anggota-anggota masyarakat. Kelakuan eksplisit
misalnya dapt kita lihat pada kelakuan dua orang atau lebih dalam situasi-situasi normal
menurut peranan masing-masing misalnya dalam interaksi suami-isteti, orang tua-anak,
gru-murid, atasan-bawahan, dan sebagainya. Kebudayaan implisit terdiri atas
kepercayaan, nilai-nilai dan norma-norma yang dapat ditafsirkan ahli antropologi untuk
menjelaskan berbagai kelakuan masyarakat.
Dengan nilai-nilai kebudayaan anggota masyarakat mengetahui apakah yang layak,
pantas, baik, dan seharusnya. Nilai-nilai dapat bersifat positif yakni apa yang ingin
diinginkan dan negatif yakni apa yang tidak diinginkan, misalnya soal kebersihan dan
kesopanan, atau soal penipuan dan kekerasan.
Dengan norma-norma dimaksud aturan-aturan kelakuan yang diterima oleh
masyarakat. Di antaranya ada kebiasaan-kebiasaan seperti soal pakaian (menerima tamu
jangan pakai piama, ke pesta hendaknya pakai dasi, waktu kuliah gadis-gadis jangan pakai
celana jeans, dan sebagainya) yang dianggap sopan dan tidak sopan. Melanggar aturan
serupa ini tidak terlalu mendapat hukuman akan tetapi dipandang tidak tahu aturan atau
tak sopan.
Kenaikan Kelas
Para siswa harus menguasai bahan pelajaran yang ditentukan oleh kurikulum yang
sering diolah dalam bentuk buku pelajaran, diktat atau catatan. Dengan ulangan atau tes
guru meniai kemampuan siswa. Angka dari guru sangat penting bagi murid, guru
mempunyai hak memberikan nilai pada murid. Angka rapor menjadi dasar bagi kenaikan
kelas. Mereka yang naik kelas memasuki fase baru dalam kehidupannya dan makin tinggi
tingkat kelas, makin banyak diharapkan daripadanya misalnya kelakuan yang lebih
matang.
Tinggal kelas merupakan masalah yang berat bagi murid, yang berarti ia ditiggalkan
oleh teman-temannya selama setidaknya satu tahun dan ia harus masuk kelompok anak-
anak yang lebih muda daripadanya. Tinggal kelas pasti juga akan meninggalkan bekas
dalam mentalnya karena murid yang tinggal kelas merasa malu begitu juga bagi orang tua
sang murid.
Upacara-upacara
Saat ini mereka melakukan upacara untuk menerima murid atau mahasiswa baru
dengan upacara perploncoan. Upacara juga dilakukan bila seseorang memasuki fase baru
dalam hidupnya. Eksen-eksen yang terjadi dalam masa perkenalan ini dilakukan oleh
unsur-unsur yang tidak bertanggungjawab yang sering melampiaskan rasa frustasi, rasa
inferioritas, agresi, atau sadisme. Oleh karena itu, kegiatan inisiasi ini dilarang oleh yang
berwajib. Masa “perkenalan” ini memang banyak dan sering menyimpang dari tujuannya,
yakni memperkenalkan sekolah sebagai lembaga pendidikan kepada siswa-siswa baru.
Bentuk upacara yang lain ialah upacara wisuda. Upacara itu melambangkan berbagai
hal yaitu: untuk menyatakan besarnya nilai pendidikan bagi pembinaaan generasi muda
dan kepercayaan bahwa pendidikan membawa kemajuan bagi setiap siswa, bagi mereka
yang lulus wisuda merupakan pengakuan atas taraf pendidikan yang telah dicapai. Selain
itu, wisuda merupakan tanda penghargaan atas keberhasilan siswa dalam pelajarannya
yang diperoleh dengan jerih payah.
Upacara Bendera
A. Kesimpulan
Kebudayaan dipengaruhi oleh lingkungan fisik seperti iklim, topografi, kekayaan
alam, dan sebagainya. Kebudayaan daerah tropis berbeda dengan kebudayaan di daerah
dingin, kebudayaan daerah gurun berbeda dengan kebudayaan yang berhutan. Namun
manusie tidak semata-mata pasif. Adanya barang tambang tidak dengan sendirinya
menimbulkan industri. Untuk itu diperlukan inisiatif individu.
Berdasarkan konsep tersebut, maka budaya belajar juga dipandang sebagai model-
model pengetahuan manusia mengenai belajar yang digunakan oleh individu atau
kelompok social untuk menafsirkan benda, tindakan dan emosi dalam lingkungannya.
Sistem pengetahuan belajar digunakan untuk adaptasi kerangka memenuhi tiga syarat
kebutuhan hidup, yakni, Syarat dasar alamiah, Syarat kejiwaan, Syarat dasar sosial.
Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki dengan cara belajar. Dia tidak
diturunkan secara bilogis atau pewarisan melalui unsur genetis.
Sifat-sifat budaya belajar meliputi Budaya belajar dimilki bersama, Budaya belajar
cenderung bertahan dan berubah, Budaya belajar diperoleh melalui proses belajar, Fungsi
budaya belajar untuk pemenuhan kebutuhan manusia.
Konsep budaya belajar disekolah yaitu, Kehidupan di sekolah serta morma-norma
yang berlaku di situ dapat disebut kebudayaan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
https://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/29/konsep-tranmisi-dan-
WIB