Anda di halaman 1dari 33

KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN


DEMENSIA

Ns. Intan Asri N, M.Kep. Sp.Kep.Kom. PHOTO

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
Tujuan Pembelajaran

 Melakukan pengkajian keperawatan pasien lansia


dengan demensia
 Menetapkan diagnosa keperawatan pasien lansia
dengan demensia
 Melakukan tindakan keperawatan pada pasien
lansia
 Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga
untuk mengatasi masalah demensia pada lansia
 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pasien
lansia dengan demensia,
 Mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien
lansia dengan demensia.
LATAR BELAKANG
 Proses penuaan secara normal membawa perubahan mental
maupun fisik.
 Saat ini penduduk lansia di Indonesia terus meningkat jumlahnya,
tahun 2005-2010 menyamai jumlah balita yaitu sekitar 8,5% dari
jumlah seluruh penduduk atau sekitar 19 juta jiwa.
 Permasalahan lansia seperti masalah medis dan psikis yang sering
dialami misalnya depresi, demensia, penyakit jantung dan
hipertensi (Hendrie, 1995)
 Penderita demensia lansia di dunia sebanyak 5% usia 65-70 tahun,
meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun lebih dari 45% pada usia di
atas 85 tahun.
 Lansia dengan demensia berhak mendapatkan pelayanan
keperawatan yang tepat, penting untuk seorang perawat
memahami apa itu demensia dan bagaimana asuhan keperawatan
yang tepat bagi lansia penderita demensia.
PENGERTIAN DIMENSIA
 Demensia adalah istilah umum untuk menggambarkan kerusakan fungsi
kognitif global yang biasanya bersifat progresif dan mempengaruhi
aktivitas sosial dan okupasi yang normal juga aktivitas kehidupan sehari-
hari (AKS) (Stanley M, Beare PG, 2006)

 Demensia merupakan tahap ireversibel yang dikarakteristikan oleh adanya


penurunan fungsi intelektual, perubahan kepribadian, kerusakan
penilaian, dan seringkali perubahan afek yang diakibatkan perubahan
metabolisme sereberal secara permanen. (Potter and Perry, 2005)

 Demensia yang paling umum dan ditandai dengan penurunan yang cepat
dan menyeluruh adalah Demensia tipe Alzheimer (DTA) merupakan suatu
proses degeneratif khusus yang timbul secara primer dalam sel yang
terletak di dasar otak depan yang mengirim informasi ke korteks serebral
dan hipokampus
DEMENSIA

 Penyakit Alzheimer mengakibatkan sedikitnya dua pertiga kasus demensia

 Demensia multi-infark adalah penyebab demensia kedua yang paling


banyak terjadi.
PATOFISIOLOGI DEMENSIA

Rusaknya Sel
Serabut neuron Kerusakan primer neurotrans
ukuran otak
kusut & neuritis korteks serebri mitter
normal
asetilkolin

Proses
ingatan
menurun
TAHAPAN DEMENSIA
Awal Pertengahan Akhir
• Perubahan alam perasaan atau • Gangguan memori saat ini dan • Gangguan yang parah pada semua
kepribadian masa lalu kemampuan kognitif
• Gangguan penilaian dan • Anomia, agnosia, apraksia, afasia • Ketidakmampuan untuk
penyelesaian masalah • Gangguan penilaian dan mengenali keluarga dan teman-
• Konfusi tentang tempat penyelesaian masalah yang parah teman
(tersesat pada saat akan ke • Konfusi tempat dan waktu • Gangguan komunikasi yang parah
toko) semakin memburuk • Sedikitnya kapasitas perawatan
• Konfusi tentang waktu • Gangguan persepsi diri
• Kesulitan dengan angka, uang • Kehilangan pengendalian impuls • Inkontinensia kandung kemih dan
dan tagihan • Ansietas, gelisah, mengeluyur usus
• Anomia ringan • Hiperoralitas • Kemungkiann menjadi hiperoral
• Menarik diri atau depresi • Kemungkinan kecurigaan, delusi dan memiliki tangan yang aktif
atau halusinasi • Penurunan nafsu makan, disfasia
• Gangguan kemampuan merawat dan resiko aspirasi
diri yang sangat besar • Depresi sistem imun yang
• Mulai terjadi inkontinensia menyebabkan meningkatnya
• Gangguan siklus tidur-bangun resiko infeksi
• Gangguan mobilitas dengan
hilangnya kemampuan untuk
berjalan, kaku otot dan paratoni
• Menarik diri
• Gangguan siklus tidur-bangun
dengan peningkatan waktu tidur
PENCEGAHAN DEMENSIA

1. Pencegahan Primer

Identifikasi karakteristik individu atau faktor risiko


lingkungan untuk penyakit Alzheimer dapat membantu
mengarahkan intervensi preventif untuk penyakit ini.

Pendidikan dan pekerjaan dapat mengimbangi perubahan-


perubahan neuropatologis pada penyakit Alzheimer dan
awitan lambat dari gejala.
2. Pencegahan Sekunder
Diagnosis dan Penapisan Untuk Demensia
 Diagnosis demensia harus dibuat sepanjang waktu. Riwayat lengkap,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, dan tes neurofisiologis
diperlukan untuk menetapkan diagnosis demensia ireversibel.
Kriteria DSM-IV digunakan untuk membentuk diagnosis demensia
klinis yang mungkin terjadi
 CT scan dan MRI terkadang bermanfaat dalam menggambarkan
masalah vaskular sebagai faktor penyebab demensia
 Perawat harus secara teratur melakukan pengkajian kognisi,
perilaku, dan status fungsional pada lansia yang dicurigai atau
dipastikan menderita demensia
 Salah satu kunci perawatan demensia adalah merencanakan dan
mengelola aktivitas yang dapat dilakukan seseorang untuk
menghindari frustasi, penurunan harga diri, dan stress yang
berkaitan dengan respon perilaku
MENURUNKAN TEKANAN LINGKUNGAN
Intervensi-intervensi yang menurunkan tekanan lingkungan dan
menyeimbangkan antara pengalaman yang menyenangkan sensori
dengan pengalaman yang menstimulasi sensori merupakan asuhan
yang efektif untuk individu dengan demensia. Perawat harus melakukan
suatu pengkajian tekanan lingkungan di area hidup individu penderita demensia dan
mewaspadai tekanan lingkungan dari stimulus auditorius, visual, taktil, dan stimulus
kompetisi multipel

INTERVENSI LAIN
Untuk mencegah efek merusak dari penyakit, kebutuhan primer diri harus
dipenuhi seperti kebutuhan fisik dasar manusia, rasa nyaman, dan kebutuhan akan
rasa aman. Misalnya perawat harus membantu orang tersebut menggunakan toilet
secara teratur dan memberikan petunjuk visual tentang lokasi toilet. Penting juga
bagi perawat untuk memeriksa efek samping dari obat karena hal tersebut dapat
menjadi faktor yang berperan terhadap munculnya gejala perilaku atau penurunan
fungsional (Stanley M and Beare PG, 2006)
TERAPI OBAT
 Takrin (cognex) adalah obat pertama yang disetujui oleh
food and drug administration (FDA) untuk mengobati
penyakit Alzheimer.
 Donepezil hidroklorida (Ariept) adalah obat baru yang
disetujui pada tahun 1996 oleh FDA untuk pengobatan
simtomatik penyakit Alzhaimer ringan sampai sedang.
3. Pencegahan Tersier

 Keluarga memegang tanggung jawab yang besar untuk merawat


individu penderita dimensia tahap awal dan pertengahan. Lebih
dari 70% penderita penyakit Alzheimer dirawat di rumah oleh
anggota keluarga.

 Special care unit/SCU atau program untuk penderita dimensia,


bertujuan untuk memberikan stimulus lingkungan yang rendah yang
aman, bebas dari bahaya dan meningkatkan kualitas hidup

 Fokus primer dari pemberian pearawatan individu dengan dimensia


tahap akhir bersifat paliatif: mempertahankan rasa nyaman,
kualitas hidup, martabat manusia, dan kemanusiaan.
G. PERILAKU-PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN
DEMENSIA

 Mengeluyur dan kebutuhan akan gerakan : Banyak orang dengan


demensia yang perlu mengeluyur, bergerak, berayun maju dan
mundur, atau memiliki tangan yang sangat aktif
 Bersikeras adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
gerakan dan verbalisasi berulang
 Menggeledah berbagai barang, laci, dan lemari, dan juga menjaga
agar tangan tetap aktif,

Perilaku harus dianggap masalah hanya jika tindakan tersebut


memengaruhi atau berpotensi memengaruhi kesehatan, hak, atau
keamanan orang yang menunjukkan perilaku tersebut atau orang lain
di lingkungan tersebut .
Pengkajian Pasien Lansia
Dengan Demensia
Demensia adalah suatu
keadaan dimana seseorang
mengalami penurunan
kemampuan daya ingat dan daya
pikir tanpa adanya penurunan
fungsi kesadaran.
Tanda Gejala Demensia
 Sulit melaksanakan ADL
 Pelupa
 Mengulang kata-kata
 Disorientasi waktu, tempat, orang
 Cepat marah
 Sulit diatur
Membina Hubungan
Saling Percaya Dengan Pasien Lansia

Assalamualaikum, • Bersikap empati


Nama saya.... biasa • Tehnik komunikasi
dipanggil.. • Lingkungan terapeutik
Nama ibu/bapak siapa....
biasa dipanggil....
Tujunan.... aktivitas....
Observasi Perilaku Lansia
Dengan Demensia (Data Objektif)
 Sukar melakukan kegiatan sehari-hari
 Pelupa
 Sering mengulang kata-kata.
 Disorientasi waktu, orang, tempat.
 Cepat marah, sulit diatur
 Daya ingat hilang
 Sulit belajar
 Kurang konsentrasi
 Kurang kebersihan diri
 Risiko kecelakaan
 Tremor
 Kurang koordinasi gerakan

Data Subjektif didapatkan melalui wawancara dengan menggunakan


Mini Mental State Examination (MMSE),
Mini Mental State Examination
Nama pasien : .............................. Nama pewawancara :..................................
Usia pasien :.............................. Tanggal wawancara :..................................
Pendidikan :................................. Waktu wawancara :..................................

Skor Skore Pertanyaan Keterangan


Max Pasien
5 Sekarang (hari), (tgl), (bulan), (tahun),berapa dan (musim) apa? Orientasi

5 Sekarang kita berada dimana? (jalan), (no.rumah), (kota), (kabupaten), Orientasi


(propinsi)
3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda; alamari, puskesmas, Registrasi
kendaraan, satu detik untuk setiap benda. Lansia mengulang ke 3 nama
benda tsb. Berikan satu angka untuk setipa jawaban yang benar
5 Hitunglah berturut-turut seling 5 mulai dari 40 ke bawah. 1 angka untuk Atensi dan
jawaban yang benar, berhenti setelah lima hitungan. (35,30,25,20,15) kalkulasi
3 Tanyakan kembali nama 3 benda yang telah disebutkan di atas. Berilah 1 Mengingat
angka untuk setiap jawaban yang benar.
9  Apakah nama benda ini?. Perlihatkan pensil dan jam tangan (2 angka) Bahasa
 Ulangilah kalimat berikut: “jika tidak dan atau, tetapi” (1 angka)
 Laksanakan 3 buah perintah ini: “Peganglah selembar kertas dengan tangan
kanan, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan letakkanlah di lantai!: (3
angka)
 Bacalah dan laksanakan perintah berikut: “pejamkan mata anda!” (1 angka)
 Tulislah sebuah kalimat:” Saya ingin cepat sembuh” (1 angka)
 Tirulah gambar ini: pohon (1 angka)
Hasil : Nilai 21 – 30: Demensia ringan Nilai 11 - 20: Demensia sedang Nilai < 10: Demensia berat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan Proses Pikir:
Pikun/Pelupa
 Risiko Cidera : Jatuh
TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Gangguan proses pikir; pikun/pelupa


a. Pasien
Tujuan agar pasien mampu:
 Mengenal/berorientasi terhadap waktu
orang dan tempat
 Melakukan aktiftas sehari-hari secara
optimal.
TINDAKAN
▪ Beri kesempatan bagi pasien untuk:
✓ mengenal barang milik pribadinya
✓ mengenal waktu
✓ menyebutkan namanya dan anggota keluarga terdekat
✓ mengenal dimana dia berada

▪ Berikan pujian jika pasien dapat menjawab dengan benar.


▪ Observasi kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas
sehari-hari
▪ Beri kesempatan kepada pasien untuk memilih aktifitas yang
dapat dilakukannya.
▪ Bantu pasien untuk melakukan kegiatan yang telah
dipilihnya
▪ Beri pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya.
▪ Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan
kegiatannya.
▪ Bersama pasien membuat jadwal kegiatan sehari-hari.
Keluarga

Tujuan: Keluarga mampu:


▪ Mengorientasikan pasien terhadap waktu, orang
dan tempat
▪ Menyediakan sarana yang dibutuhkan pasien untuk
melakukan orientasi realitas
▪ Membantu pasien dalam melakukan aktifitas
sehari-hari.
TINDAKAN

 Diskusikan dengan keluarga cara-cara


mengorientasikan waktu, orang dan tempat pada
pasien
 Anjurkan keluarga untuk menyediakan jam besar,
kalender dengan tulisan besar
 Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang
pernah dimiliki pasien
 Bantu keluarga memilih kemampuan yang bisa
dilakukan pasien saat ini
 Anjurkan kepada keluarga untuk:
Anjuran Kepada keluarga Untuk (Lanjutan)
 Membantu lansia melakukan kegiatan sehari-hari sesuai
kemampuan yang dimiliki
 Memantau kegiatan sehari-hari pasien sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat.
 Membantu pasien melakukan kegiatan sesuai kemampuan
yang dimiliki
 Memberikan pujian jika pasien melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal kegiatan yang sudah dibuat.
 Jelaskan pada keluarga tentang obat:
 5 benar
 Manfaat
 Akibat jika tdk teratur minum obat
 Efek samping
 Cara mendapat obat
2. Risiko Cedera : jatuh

Pasien
Tujuan
 Pasien terhindar dari cedera
 Pasien mampu mengontrol aktifitas yang dapat
mencegah cedera
TINDAKAN

 Jelaskan faktor-faktor risiko yang dapat


menimbulkan cedera dengan bahasa
yang sederhana
 Ajarkan cara-cara untuk mencegah
cedera, misalnya: bila jatuh jangan
panik tetapi berteriak minta tolong
 Berikan pujian terhadap kemampuan
pasien menyebutkan cara-cara
mencegah cedera.
Keluarga

Tujuan:
Keluarga mampu:
 Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
menyebabkan cedera pada pasien
 Menyediakan lingkungan yang aman untuk
mencegah cedera.
TINDAKAN

 Diskusikan dengan keluarga faktor-faktor


yang dapat menyebabkan cedera pada
pasien
 Anjurkan keluarga untuk menciptakan
lingkungan yang aman
 Anjurkan keluarga agar selalu menemani
pasien di rumah serta memantau aktivitas
harian yang dilakukan.
EVALUASI

1. Gangguan proses pikir: pikun/pelupa


a. Kemampuan pasien:
 Mampu menyebutkan hari, tanggal dan tahun
sekarang dengan benar
 Mampu menyebutkan nama orang yang dikenal
 Mampu menyebutkan tempat dimana pasien
berada
 Mampu melakukan kegiatan harian sesuai
jadual
 Mampu mengungkapkan perasaannya setelah
melakukan kegiatan.
EVALUASI (Lanjutan)

b. Kemampuan keluarga
• Mampu membantu pasien mengenal waktu
tempat dan orang
• Menyediakan kalender yang mempunyai
lembaran perhari dengan tulisan besar dan jam
besar
• Membantu pasien melaksanakan kegiatan harian
sesuai jadual yang telah dibuat
• Memberikan pujian setiap kali pasien mampu
melaksanakan kegiatan harian
2. Risiko Cedera
a. Kemampuan pasien
▪ Menyebutkan dengan bahasa sederhana faktor-
faktor yang menimbulkan cedera
▪ Menggunakan cara yang tepat untuk mencegah
cedera
▪ Mengontrol aktivitas sesuai kemampuan
b. Kemampuan keluarga
❖ Keluarga dapat mengungkapkan faktor-faktor yang
dapat menimbulkan cedera pada pasien
❖ Menyediakan pengaman di dalam rumah
❖ Menjauhkan alat-alat listrik dari jangkauan pasien
❖ Selalu menemani pasien di rumah
❖ Memantau kegiatan harian yang dilakukan pasien.
E. Mendokumentasikan Askep: Pasien Lansia Dengan demensia
“ Coba saudara dokumentasikan asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia mulai
dari pengkajian sampai dengan diagnosa keperawatan, menggunakan format yang telah
disediakan”
Pengkajian:
1. Proses pikir
( ) Sirkumstansia ( ) Tangensial ( ) Kehilangan Asosiasi
( ) Flight of ideas ( ) Blocking ( ) Pengulangan pembicaraan.
Jelaskan : ______________________________________
Masalah keperawatan “___________________________________
2. Tingkat kesadaran
( ) Bingung ( ) Sedasi ( ) Stupor
Disorientasi
( ) Waktu ( ) Tempat ( ) Orang
Jelaskan : ______________________________________
Masalah keperawatan “___________________________________
3. Memori
( ) gangguan daya ingat jangka panjang ( ) gangguan daya ingat jangka pendek
( ) gangguan daya ingat saat ini ( ) konfabulasi
Jelaskan : ______________________________________
Masalah keperawatan “___________________________________
4. Tingkat konsentrasi dan berhitung
( ) mudah beralih ( ) tidak mampu berkonsentrasi ( )Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : ______________________________________
Masalah keperawatan “___________________________________

Anda mungkin juga menyukai