Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA LANSIA:
DEMENSIA

SGD 6 – A1 2016
Nama Anggota SGD 6

1. Cucu Eka Pertiwi (131611133007)

2. Nafidatun Naafi’ah (131611133015)

3. Ni Putu Neni Indriyani (131611133031)

4. Hanum Amalia Zulfa (131611133040)

5. Gita Shella Madjid (131611133049)


SUB TOPIK
01 KONSEP TEORI

02 W O C

03 KASUS

04 ASUHAN KEPERAWATAN

05 DISKUSI
KONSEP TEORI
DEMENSIA ???
• Demensia menurut WHO adalah
sindrom neurodegeneratif yang
timbul karena adanya kelainan yang
bersifat kronis dan progesifitas
disertai dengan gangguan fungsi
DEFINISI luhur multiple seperti kalkulasi,
kapasitas belajar, bahasa dan
DEMENSIA mengambil keputusan
• Kesadaran pada demensia tidak
terganggu
• Gangguan fungsi kognitif biasanya
disertai dengan perburukan kontrol
emosi, perilaku dan motivasi
KLASIFIKASI
1. Demensia pada Alzheimer
• Merupakan penyebab demensia yang paling sering ditemukan pada sekitar
50 % kasus demensia. Penyakit Alzheimer merupakan penyakit degeneratif
primer pada otak tanpa penyebab yang pasti. Gejala yang ditemukan pada
penyakit Alzheimer adalah 4A yaitu:

Amnesia Agnosia Aphasia Apraxia


2. Demensia Vaskular
• Merupakan penyebab kedua demensia yang terjadi pada hampir 40 %
kasus. Demensia ini berhubungan dengan penyakit serebro dan
kardiovaskuler seperti hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung,
diabetes, dll.

• Gambaran klinis dapat berupa gangguan fungsi kognitif, gangguan daya


ingat, defisit intelektual, adanya tanda gangguan neurologis fokal,
aphasia, disarthria, disphagia, sakit kepala, pusing, kelemahan, perubah
an kepribadian tetapi daya tilik diri dan daya nilai masih baik.

3. Demensia pada Penyakit Lain


• Demensia pada penyakit Pick • Demensia pada penyakit
• Demensia pada penyakit Parkinson
Huntington • Demensia pada penyakit HIV-
• Demensia pada penyakit AIDS
Creutzfelt-Jakob • Demensia pada alkoholisme
ETIOLOGI
• Sebagian besar peneliti dalam risetnya sepakat bahwa penyebab utama dari gejala
demensia adalah penyakit Alzheimer, penyakit vaskular (pembuluh darah), demensia
Lewy body, demensia frontotemporal dan sepuluh persen diantaranya disebabkan oleh
penyakit lain
• Sebesar 50% - 60% penyebab demensia adalah penyakit Alzheimer. Penyebab
demensia menurut Nugraha (2008) dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar:

Sindroma
Sindroma
demensia dengan Sindroma
demensia dengan
etiologi yang demensia dengan
penyakit yang
dikenal tetapi etiologi penyakit
etiologi dasarnya
belum dapat yang dapat diobati
tidak dikenal
diobati
Penyebab demensia Alzheimer masih belum diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa teori menjelaskan kemungkinan adanya
• Faktor genetik
• Radikal bebas
• Toksin amiloid
• Pengaruh logam alumunium
• Akibat infeksi virus

Faktor predisposisi dan resiko dari penyakit ini adalah


• Usia
• Riwayat penyakit alzheimer (keturunan)
• Kelamin
• Pendidikan
PATOFISIOLOGI
Perjalanan penyakit yang paling umum diawali dengan beberapa tanda yang samar
yang mungkin diabaikan baik oleh pasien sendiri maupun oleh orang-orang yang paling
dekat dengan pasien. Awitan yang bertahap biasanya merupakan gejala-gejala yang
paling sering dikaitkan dengan demensia tipe Alzheimer, demensia vaskuler,
endokrinopati, tumor otak dan gangguan metabolisme. Sebaliknya, awitan pada
demensia akibat trauma, serangan jantung dengan hipoksia serebri atau ensefalitis dapat
terjadi secara mendadak. Meskipun gejala-gejala pada fase awal tidak jelas, akan tetapi
dalam perkembangannya dapat menjadi nyata dan keluarga pasien biasanya akan
membawa pasien untuk pergi berobat.
Individu dengan demensia dapat menjadi sensitif terhadap penggunaan
benzodiazepin atau alkohol, dimana penggunaan zat-zat tersebut dapat memicu agitasi,
sifat agresif, atau perilaku psikotik.
Pada stadium terminal dari demensia pasien dapat menjadi ibarat “cangkang
kosong” dalam diri mereka sendiri, pasien mengalamim disorientasi, inkoheren, amnestik,
dan inkontinensia urin dan inkontinensia alvi.
Dengan terapi psikososial dan farmakologis dan mungkin juga
oleh karena perbaikan bagian-bagian otak (self-healing), gejala -
gejala pada demensia dapat berlangsung lambat untuk beberapa
waktu atau dapat juga berkurang sedikit. Regresi gejala dapat terjadi
pada demensia yang reversibel (misalnya demensia akibat
hipotiroidisme, hidrosefalus tekanan normal, dan tumor otak) setelah
dilakukan terapi.
Perjalanan penyakit pada demensia bervariasi dari progresi
yang stabil (biasanya terlihat pada demensia tipe Alzheimer) hingga
demensia dengan perburukan (biasanya terlihat pada demensia
vaskuler) menjadi demensia yang stabil (seperti terlihat pada
demensia yang terkait dengan trauma kepala).
MANIFESTASI KLINIS
Penyakit demensia Alzheimer menurut Nugroho (2008) dapat berlangsung
dalam tiga stadium yaitu stadium awal, stadium menengah dan stadium lanjut

Stadium Stadium Stadium


Awal 1 Menengah 2 Lanjut 3
Klien menunjukkan Klien mengalami kesulitan Ditandai dengan
gejala : melakukan aktivitas sehari- hari • Ketidakmandirian dan
• Kesulitan dalam dan menunjukkan gejala inaktif total
berbahasa • Sangat bergantung pada • Tidak mengenali lagi
• Kemunduran daya orang lain, semakin sulit anggota keluarga
ingat yang bermakna berbicara • Kesulitan berjalan
• Disorientasi waktu • Membutuhkan bantuan untuk • Mengalami
dan tempat kebersihan diri inkontinensia
• Kesulitan membuat • Adanya gangguan (berkemih atau
keputusan kepribadian defekasi)
SKALA DEMENSIA
A. Clinical Dementia Rating Scale
Pada skala ini orang dengan demensia dievaluasi di enam bidang: memori,
orientasi, penilaian dan pemecahan masalah, urusan masyarakat, rumah
dan hobi, serta perawatan diri. Tahapan demensia berdasarkan skala CDR:
• CDR-0 (Tidak ada demensia)
• CDR-0.5 (Ringan)
• CDR-1 (Ringan)
Kehilangan memori moderat, terutama untuk kejadian terkini dan mengganggu
aktivitas sehari-hari
• CDR-2 (Moderat)
Kehilangan ingatan lebih dalam, hanya mempertahankan yang sangat dikenal
• CDR-3 (Parah)
Kehilangan memori yang parah
B. Global Deterioration Scale
Global Deterioration Scale (GDS) atau biasa disebut skala Reisberg. Pada
GDS terdapat 7 tahap pada demensia. Tahap 1-3 adalah tahap pra-
demensia dan tahap 4-7 adalah tahap demensia.
• Tahap 1. Tidak ada penurunan kognitif
• Tahap 2. Penurunan Kognitif Sangat Ringan (age associated memory
impairment)
• Tahap 3. Penurunan kognitif singan (mild cognitive impairment)
• Tahap 4. Penurunan kognitif sedang (mild dementia)
• Tahap 5. Penurunan kognitif yang cukup parah (moderate dementia)
• Tahap 6. Penurunan kognitif yang parah (moderately severe dementia)
• Tahap 7. Penurunan kognitif sangat parah (severe dementia)
Demensia vs Delirium
Delirium adalah suatu penyakit yang memiliki banyak kausa/predisposisi, yang
sebenarnya semuanya mengakibatkan pola gejala yang serupa berkaitan
dengan tingkat kesadaran dan gangguan kognitif pasien. Sebagian besar kausa
delirium muncul dari luar sistem saraf pusat, contohnya pada gagal ginjal atau
hati

Gambaran Delirium Demensia


Riwayat Penyakit akut Penyakit kronik

Awal cepat Lambat laun

Sebab Terdapat penyakit lain (infeksi, Biasanya penyakit otak kronik


dehidrasi, guna atau putus obat (Alzheimer, demensia vaskular)
Lamanya Berhari-hari atau berminggu- Berbulan-bulan atau bertahun-
minggu tahun
Gambaran Delirium Demensia
Perjalanan penyakit Naik turun Kronik progresif

Taraf kesadaran Naik turun Normal

Orientasi Terganggu, periodik Intak pada awalnya

Afek Cemas dan iritabel Labil tapi tak cemas

Alam pikiran Sering terganggu Turun jumlahnya

Bahasa Lamban, inkoheren, inadekuat Sulit menemukan istilah tepat

Daya ingat Jangka pendek terganggu Jangka pendek dan jangka


nyata panjang terganggu
Persepsi Halusinasi (visual) Halusinasi jarang kecuali
sundowning
Psikomotor Retardasi, agitasi, campuran Normal

Tidur Terganggu siklusnya Sedikit terganggu siklus


tidurnya
Gambaran Delirium Demensia
Atensi dan kesadaran Amat terganggu Sedikit terganggu

Reversibilitas Sering reversibel Umumnya tak reversibel

Penanganan Segera Perlu tapi tak segera

Catatan :
Pasien dengan demensia amat rentan terhadap delirium dan delirium yang
bertumpang tindih dengan demensia adalah umum
PENCEGAHAN
Hal yang dapat dilakukan
untuk menurunkan resiko
terjadinya demensia
Diantaranya
(Stanley, 2007): Mencegah masuknya zat-zat
yang dapat merusak sel-sel otak

Membaca buku yang merangsang otak untuk


berpikir hendaknyadilakukan setiap hari

Melakukan kegiatan yang dapat membuat


mental kita sehat danaktif
Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks
dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat
PENATALAKSANAAN

Non-
Farmakologi
Farmakologi
1. Farmakologi
Beberapa jenis obat yang dapat memperbaiki fungsi kognitif pada demensia
vaskuler. Ginkgo biloba, pentoksifilin, dan propentofilin berguna untuk
memperbaiki fungsi kognitif pada demensia vaskuler. Moris dan kawan-kawan
mengatakan bahwa penambahan vitamin E dosis kecil secara rutin dapat
memeperlambat penurunan fungsi kognitif.
Untuk memperbaiki memori, ada beberapa obat yang bertujuan memperkuat
fungsi asetilkolin di susunan saraf pusat. Obat-obatan yang termasuk golongan
cholinesterse inhibitors yang telah terbukti bermanfaat secara klinis untuk demensia
antara lain:
• Reversible inhibitor : Donezepil, galantamin
• Pseudoreversible inhibitors : Rivastigmin
• Irreversible inhibitors : Metrifonat
2. Non Farmakologis
Cognitive Rehabilitation Therapy standar yang bisa dilakukan bagi para
penderita demensia mencakup:
A. Terapi Standar (Standart Therapies)
• Terapi Perilaku (Behavioural Therapy)
Dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip penyesuaian dan teori pembelajaran dengan
menggunakan strategi yang ditujukan untuk menekan atau bahkan menghilangkan gangguan
perilaku
• Orientas realitas (Reality Orientation)
Cara ini menggunakan daya ingatan tentang penderita dihUbingkan dengan lingkungannya
• Terapi Validasi (Validation Therapy)
Digunakan jika orientasi realitas kurang atau tidak berhasil dilakukan
• Terapi Ingatan/Kenangan (Reminiscence Therapy)
Bertujuan selain untuk memperbaiki daya ingat, juga untuk menimbulkan rasa senang saat
mereka mengingat berbagai kenangan hidup mereka
B. Terapi Alternatif (Alternative Therapies)
• Terapi Seni (Art Therapy)
• Terapi Musik (Music Therapy)
• Terapi Aktivitas (Activity Therapy)
• Terapi Komplementer (Complementary Therapy)
• Terapi Aroma (Aromatherapy)
• Terapi Cahaya (Bright-Light Therapy)
• Terapi Multisensori (Multisensory Approaches)

C. Psikoterapi Ringkas (Brief Psychotherapies)


• Terapi Kognitif Perilaku (Cognitive Behavioural Therapy)
• Terapi Interpersonal (Interpersonal Therapy)
D. Stimulasi E. Training

Ada begitu banyak stimulasi Dengan Memory Training Apps


kreatif, seperti : yang merupakan aplikasi untuk
• Mempelajari ketrampilan membantu dalam mengolah otak
baru agar selalu aktif dan
• Melakukan hobi atau hal-hal menyegarkan gejala demensia
yang baru dini. Beberapa hal yang
• Eksplorasi intelektual dilakukan dalam pelatihan otak :
lainnya
• Tinggikan latihan otak
Hal ini akan membuat jalur • Aplikasi yang cerdas
saraf baru dan akan ikut • Fit brains trainer
menunjang jaringan kognitif • Lumosity brain training
orang-orang yang mengidap • Permanan yang menggunakan
demensia memori sebagai latihan otak
F. Rehabilitasi G. Lingkungan

Konsep penanganan non- Modifikasi lingkungan, seperti :


• Modifikasi jalan keluar sebagai pe
farmakologis bisa mbatas subjektif telah digunakan u
menggunakan rekreasi ntuk mengurangi masalah perilaku
terapeutik. ODD
Konsep ini bermanfaat untuk • Penggunaan cermin, penanda/
meningkatkan dan garis-garis di lantai dan kamuflase
mempertahankan kebutuhan pintu
psikososial lansia serta
bertujuan meningkatkan dan 7 The SIGN guidelines melakukan
analisis pada beberapa tulisan dan
mempertahankan menyimpulkan perubahan pada
kepercayaan diri, motivasi, lingkungan dapat memberikan 80
mobilitas tantangan, interaksi dampak posistif pada masalah
sosial dan kebugaran mental perilaku ODD
H. Perawatan di Rumah

Perawatan di rumah umumnya dilakukan oleh keluarga maka


intervensi dan edukasi untuk keluarga atau pengasuh sangatlah
penting bagi penderita demensia. Pendamping pada umumnya
menghadapi berbagai konsekuensi akibat perawatan jangka
panjang. Intervensi pengasuh dapat meliputi berbagai bentuk dan
umumnya meliputi :
• Konseling individu dan keluarga
• Intervensi yang bisa dilakukan di rumah
• Caregiver support group
• Intervensi berbasis teknologi
• Respite care
• Pelatihan ketrampilan dan psikoedukasi untuk pendamping.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

GPCOG MMSE MOCA

AMTS GDS
WOC
(Web Of Caution)
KASUS
Tn. B usia 79 tahun, tinggal di panti werdha budi luhur sejak 2 tahun yang lalu,
keluarga menitipkan Tn.B disebabkan karena keluarga sibuk dengan urusan masing -
masing. Tn. B dulunya bekerja di pabrik alumunium, Saat ini kondisi fisik Tn.B mengalami
gangguan memori dan orientasi. Tn. B sering lupa dengan sesuatu yang telah
dilakukannya seperti lupa arah jalan pulang apabila sedang bepergian, sulit mandi,
berpakaian, dan toileting. Tn.B juga sering tersinggung dan mudah marah. Sebelumnya
klien sudah pernah dibawa berobat ke PKM dan di diagnosa oleh dokter bahwa Tn. D
menderita demensia yang merupakan bagian normal dari proses penuaan.
Saat pengkajian di dapatkan bahwa TD : 140/80 MmHg, S : 37oC, RR : 24 x/menit,
N : 75x/menit. Nafsu makan klien menurun, fungsi mengunyah kurang baik. Jumlah
makanan yang dimakan klien kurang dari satu porsi, klien sering makan makanan yang
banyak mengandung protein, karbohidrat dan kalsium untuk kesehatan klien. Jumlah
minum klien 1000cc/hari dengan air mineral. Perawat mengatakan kekuatan otot klien
menurun sehingga klien berjalan dengan lambat, klien tampak mengalami kaku sendi dan
berjalan menggunakan tongkat, klien tampak berjalan dengan hati- hati dan kekuatan otot
klien 4 (dapat gerak dan dapat melawan hambatan yang ringan). Dari pemeriksaan lab
didapatkan hasil Hb :9 gr/dl, leukosit : 12000mm3, trombosit 340.000/mm3, dan
pemeriksaan MMSE: klien mengalami demensia berat dengan rentang normal 0-15 berat.
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
• Nama : Tn.B
• Jenis Kelamin : Laki - laki
• Umur : 79 Tahun
• Status : Menikah
• Agama : Islam
• Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Jambi
• Tgl Pengkajian : 20 September 2016
2. Riwayat Kesehatan
A. Keluhan Utama
Tn. B sering lupa dengan sesuatu yang telah dilakukannya seperti lupa
arah jalan pulang apabila sedang bepergian, sulit mandi, berpakaian dan
toileting

B. Kesehatan Dahulu
Keluarga klien mengatakan dulunya klien pernah bekerja di pabrik
alumunium. Klien tidak pernah dirawat di RS, tidak pernah dioperasi, tidak
pernah alergi obat dan makanan dan klien juga tidak mempunyai
kebiasaan merokok, minum alkohol dan juga obat-obatan

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak ada
D. Riwayat Psikologi
Klien menerima keadaannya walaupun suasana hati klien merasa sedih, klien
tampak sering tersinggung dan mudah marah. Konsep diri klien menurun
karena faktor usia dan proses penuaan. Orientasi klien kurang baik karena
kosentrasi yang menurun sehingga klien mengalami penurunan daya ingat
dengan nilai 11 yang menyebabkan klien sulit aktivitas dan defisit perawatan
diri. Memori klien pendek karena sering kali lupa jalan pulang bila sedang
bepergian, sulit untuk mandi, berpakaian dan toileting

E. Riwayat Sosial
Hubungan klien dengan keluarga/kerabat kurang baik, hubungan klien dengan
petugas dan penghuni lain kurang baik. Dikarenakan klien mengalami
gangguan memori dan orientasi sehingga klien kurang berinteraksi sosial
dengan baik

F. Riwayat Spiritual
Klien menganut agama islam, klien tampak sering sholat dan sering berdoa
3. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
Sadar, klien mengalami gangguan memori dan orientasi sehingga klien tid
ak mampu melakukan defisit perawatan diri secara mandiri.

B. Tanda - Tanda Vital


• TD : 140/80 mmHg
• Suhu : 37 oC
• Nadi : 75 x/menit
• RR : 24 x/menit

C. Sistem Pernafasan
Tidak ada kelainan pada sistem pernafasan
D. Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada kelainan pada sistem kardiovaskuler

E. Sistem Pencernaan
Tidak ada kelainan pada sistem pencernaan

F. Sistem Neurologi
• Sistem penciuman klien terganggu N.I (olfaktorius)
• Penglihatan klien terganggu N.II (optikus)
• Refleks menelan klien terganggu N.V (trigeminus)
• Pendengaran klien masih normal N.VII (koklearis)
• Pengecap klien terganggu N.XII (hipoglosus)
4. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang klien lupa dimana sekarang dia
berada, klien juga lupa siapa yang membawanya ke panti. Gangguan
daya ingat pendek : klien lupa arah jalan pulang saat bepergian

5. Kebutuhan klien sehari-hari


Klien hanya makan kurang dari satu porsi dan nafsu makan menurun
karena fungsi mengunyah yang kurang baik sehingga menyebabkan
penurunan berat badan. Aktivitas klien juga terganggu karena mengalami
kaku sendi, klien pun berjalan menggunakan alat bantu tongkat
ANALISA DATA
No Data Etiologi MK

1. DS : Demensia Kerusakan memori


• Petugas panti mengatakan Tn.
B sering tersinggung dan
mudah marah Demensia alzeimer
• Klien sering lupa arah jalan
pulang saat bepergian
Kematian sel otak
DO :
• Klien tampak mengalami
gangguan memori dan orientasi Gangguan kognitif
• Klien tampak bingung
• Pemeriksaan MMSE : nilai 11
(berat) Kerusakan memori
No Data Etiologi MK

2. DS : Demensia Ketidakseimbangan
• Petugas panti mengatakan nutrisi kurang dari
nafsu makan klien menurun Demensia alzeimer kebutuhan tubuh

DO : Kematian sel otak


• Gigi klien tidak lengkap
• Klien mempunyai gangguan Gangguan kognitif
fungsi mengunyah
• Hb : 9 gr/dl Muncul gejala neuropsikiatrik

Perubahan nafsu makan dan


fungsi mengunyah

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
No Data Etiologi MK

3. DS : Demensia Risiko cedera


• Petugas panti mengatakan
klien mengalami kelemahan
otot dan sering mengalami Demensia vaskular
kaku sendi

DO : Kelemahan anggota gerak


• Klien terlihat berjalan berhati-
hati dan menggunakan bantuan
alat yaitu tongkat Resiko cedera
• Klien tampak sering mengalami
kaku sendi
DIAGNOSIS
(NANDA, 2015)
1. Kerusakan memori berhubungan dengan gangguan kognitif
Domain 5. Persepsi/Kognisi
Kelas 4. Kognisi
Kode 00131

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan perubahan persepsi
Domain 2. Nutrisi
Kelas 1. Makan
Kode 00002

3. Risiko cedera berhubungan dengan gangguan kognitif dan psikomotor


Domain 11. Keamanan/Perlindungan
Kelas 2. Cedera Fisik
Kode 00035
INTERVENSI
DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
Kerusakan memori b.d [0908] Memori [4720] Stimulasi
gangguan kognitif • Mengingat memori Kognisi
yang baru saja terjadi • Rangsang memori • Membantu untuk
Domain 5. Persepsi/ secara akurat dengan mengulang mengingat pemikiran
Kognisi • Mengingat informasi pemikiran terakhir klien
Kelas 4. Kognisi yang sudah lama klien
Kode 00131 secara akurat • Orientasikan klien • Membantu klien
terhadap waktu, beradaptasi dengan
[0901] Orientasi tempat dan orang keadaan sehari-hari
Kognitif • Stimulasi • Membantu
• Mengidentifikasi diri perkembangan klien meningkatkan
sendiri dengan melibatkan pemenuhan
• Mengidentifikasikan aktivitas untuk kebutuhan klien
orang dan peristiwa meningkatkan
yang signifikan pencapaian dan
• Mengidentifikasi pembelajaran dengan
tempat saat ini memenuhi kebutuhan
• Mengidentifikasikan klien
hari dengan benar
DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
• Gunakan alat bantu • Membantu klien dalam
memori: ceklis, jadwal menjalani aktivitas
dan catatan sehari-hari dan
peringatan menghindari kelupaan
• Berikan informasi • Membantu klien
perbagian bagian secara perlahan untuk
kecil yang konkrit melatih pikirannya
untuk mengingat
• Minta klien untuk • Membantu
mengulang informasi memastikan bahwa
klien sudah
memahami informasi
[6460] Manajemen
Demensia
• Sertakan keluarga • Membantu
dalam perencanaan, memberi pengetahuan
pemberian dan dan dukungan kepada
evaluasi perawatan klien
yang diinginkan
DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
• Siapkan untuk • Membantu membian
berinteraksi dengan hubungan saling
menggunakan kontak percaya antar perawat
mata dan sentuhan dan klien
yang sesuai
• Berikan petunjuk • Membantu klien untuk
peristiwa saat ini, mengenalkan kejadian
musim, lokasi dan - kejadian secara
nama-nama untuk mendasar
membantu orientasi
• Pilih aktivitas televisi • Membantu klien dalam
atau radio sesuai mengolah
kemampuan kemampuan berpikir
pengolahan kognitif
dan minat klien
DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
Ketidakseimbangan [1004] Status Nutrisi [1120] Terapi Nutrisi
nutrisi kurang dari • Asupan gizi normal • Monitor intake • Membantu memantau
kebutuhan tubuh b.d • Asupan makanan makanan/ cairan dan pemenuhan
perubahan persepsi normal hitung masukan kalori kebutuhan nutrisi klien
• Asupan cairan normal perhari sesuai
Domain 2. Nutrisi kebutuhan
Kelas 1. Makan • Tentukan jumlah kalori • Membantu
Kode 00002 dan tipe nutrisi yang merencanakan
diperlukan untuk asupan nutrisi dengan
memenuhi kebutuhan tepat
nutrisi dengan
berkolaborasi besama
ahli gizi sesuai
kebutuhan
DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
• Sediakan klien • Makanan tinggi
makanan dan protein dan kalori
minuman bernutrisi membantu
yang tinggi protein, mengembalikan fungsi
tinggi kalori dan otak
mudah dikonsumsi
sesuai kebutuhan
• Berikan nutrisi yang • Membantu mencapai
dibutuhkan sesuai status nutrisi yang
batas diet yang ideal
dianjurkan
DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
Risiko cedera b.d [0920] Tingkat [6460] Manajemen
gangguan kognitif dan Demensia Demensia
psikomotor • Tidak ada kesulitan • Sertakan keluarga • Membantu
memproses informasi dalam perencanaan, meningkatkan
Domain 11. Keamanan/ • Tidak ada kesulitan pemberian & evaluasi dukungan kepada
Perlindungan melakukan kegiatan perawatan yang klien
Kelas 2. Cedera Fisik dasar hidup sehari- diinginkan
Kode 00035 hari • Tentukan jenis dan • Membantu
• Tidak ada imobilitas tingkat defisit kognitif mengetahui defisit
• Tidak ada agitasi dengan menggunakan kognitif yang dialami
alat pengkajian oleh klien
standart
• Sediakan lingkungan • Membantu klien
fisik dan rutinitas melatih kemampuan
sehari-hari yang kognitif secara
konsisten konsisten
DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
[0212] Koordinasi [0221] Terapi Latihan :
Pergerakan Ambulasi
• Kekuatan dari • Berikan pasien • Membantu
kontraksi otot tidak pakaian yang tidak memberikan rasa
terganggu mengekang nyaman pada klien
• Kestabilan pergerakan • Bantu pasien untuk • Untuk menghindari
tidak terganggu menggunakan alas risiko cedera
• Keseimbangan kaki pasien untuk
pergerakan tidak berjalan dan
terganggu mencegah cedera
• Sediakan tempat tidur • Guna menghindari
yang rendah risiko jatuh
• Tempatkan saklar • Agar memudahkan
posisi tempat tidur klien untuk
ditempat yang mudah menjangkau saklar
dijangkau tempat tidur
REFERENSI
Dochteran, J. M., & Bulechek, G. M. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC).
6th ed. America: Mosby Elseiver.

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2015). NANDA International Nursing Diagnoses:


Definitions & Classification, 2015–2017. 10nd ed. Oxford: Wiley Blackwell.

Kushariyadi. 2010. Askep pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba medika

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC): Measurement of Health Outcomes. Elsevier Health Sciences

Nasir Abdul, Abdul Muhith. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika

Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geratrik. Jakarta: EGC


Thank You

Anda mungkin juga menyukai