KEPERAWATAN
PADA LANSIA:
DEMENSIA
SGD 6 – A1 2016
Nama Anggota SGD 6
02 W O C
03 KASUS
04 ASUHAN KEPERAWATAN
05 DISKUSI
KONSEP TEORI
DEMENSIA ???
• Demensia menurut WHO adalah
sindrom neurodegeneratif yang
timbul karena adanya kelainan yang
bersifat kronis dan progesifitas
disertai dengan gangguan fungsi
DEFINISI luhur multiple seperti kalkulasi,
kapasitas belajar, bahasa dan
DEMENSIA mengambil keputusan
• Kesadaran pada demensia tidak
terganggu
• Gangguan fungsi kognitif biasanya
disertai dengan perburukan kontrol
emosi, perilaku dan motivasi
KLASIFIKASI
1. Demensia pada Alzheimer
• Merupakan penyebab demensia yang paling sering ditemukan pada sekitar
50 % kasus demensia. Penyakit Alzheimer merupakan penyakit degeneratif
primer pada otak tanpa penyebab yang pasti. Gejala yang ditemukan pada
penyakit Alzheimer adalah 4A yaitu:
Sindroma
Sindroma
demensia dengan Sindroma
demensia dengan
etiologi yang demensia dengan
penyakit yang
dikenal tetapi etiologi penyakit
etiologi dasarnya
belum dapat yang dapat diobati
tidak dikenal
diobati
Penyebab demensia Alzheimer masih belum diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa teori menjelaskan kemungkinan adanya
• Faktor genetik
• Radikal bebas
• Toksin amiloid
• Pengaruh logam alumunium
• Akibat infeksi virus
Catatan :
Pasien dengan demensia amat rentan terhadap delirium dan delirium yang
bertumpang tindih dengan demensia adalah umum
PENCEGAHAN
Hal yang dapat dilakukan
untuk menurunkan resiko
terjadinya demensia
Diantaranya
(Stanley, 2007): Mencegah masuknya zat-zat
yang dapat merusak sel-sel otak
Non-
Farmakologi
Farmakologi
1. Farmakologi
Beberapa jenis obat yang dapat memperbaiki fungsi kognitif pada demensia
vaskuler. Ginkgo biloba, pentoksifilin, dan propentofilin berguna untuk
memperbaiki fungsi kognitif pada demensia vaskuler. Moris dan kawan-kawan
mengatakan bahwa penambahan vitamin E dosis kecil secara rutin dapat
memeperlambat penurunan fungsi kognitif.
Untuk memperbaiki memori, ada beberapa obat yang bertujuan memperkuat
fungsi asetilkolin di susunan saraf pusat. Obat-obatan yang termasuk golongan
cholinesterse inhibitors yang telah terbukti bermanfaat secara klinis untuk demensia
antara lain:
• Reversible inhibitor : Donezepil, galantamin
• Pseudoreversible inhibitors : Rivastigmin
• Irreversible inhibitors : Metrifonat
2. Non Farmakologis
Cognitive Rehabilitation Therapy standar yang bisa dilakukan bagi para
penderita demensia mencakup:
A. Terapi Standar (Standart Therapies)
• Terapi Perilaku (Behavioural Therapy)
Dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip penyesuaian dan teori pembelajaran dengan
menggunakan strategi yang ditujukan untuk menekan atau bahkan menghilangkan gangguan
perilaku
• Orientas realitas (Reality Orientation)
Cara ini menggunakan daya ingatan tentang penderita dihUbingkan dengan lingkungannya
• Terapi Validasi (Validation Therapy)
Digunakan jika orientasi realitas kurang atau tidak berhasil dilakukan
• Terapi Ingatan/Kenangan (Reminiscence Therapy)
Bertujuan selain untuk memperbaiki daya ingat, juga untuk menimbulkan rasa senang saat
mereka mengingat berbagai kenangan hidup mereka
B. Terapi Alternatif (Alternative Therapies)
• Terapi Seni (Art Therapy)
• Terapi Musik (Music Therapy)
• Terapi Aktivitas (Activity Therapy)
• Terapi Komplementer (Complementary Therapy)
• Terapi Aroma (Aromatherapy)
• Terapi Cahaya (Bright-Light Therapy)
• Terapi Multisensori (Multisensory Approaches)
AMTS GDS
WOC
(Web Of Caution)
KASUS
Tn. B usia 79 tahun, tinggal di panti werdha budi luhur sejak 2 tahun yang lalu,
keluarga menitipkan Tn.B disebabkan karena keluarga sibuk dengan urusan masing -
masing. Tn. B dulunya bekerja di pabrik alumunium, Saat ini kondisi fisik Tn.B mengalami
gangguan memori dan orientasi. Tn. B sering lupa dengan sesuatu yang telah
dilakukannya seperti lupa arah jalan pulang apabila sedang bepergian, sulit mandi,
berpakaian, dan toileting. Tn.B juga sering tersinggung dan mudah marah. Sebelumnya
klien sudah pernah dibawa berobat ke PKM dan di diagnosa oleh dokter bahwa Tn. D
menderita demensia yang merupakan bagian normal dari proses penuaan.
Saat pengkajian di dapatkan bahwa TD : 140/80 MmHg, S : 37oC, RR : 24 x/menit,
N : 75x/menit. Nafsu makan klien menurun, fungsi mengunyah kurang baik. Jumlah
makanan yang dimakan klien kurang dari satu porsi, klien sering makan makanan yang
banyak mengandung protein, karbohidrat dan kalsium untuk kesehatan klien. Jumlah
minum klien 1000cc/hari dengan air mineral. Perawat mengatakan kekuatan otot klien
menurun sehingga klien berjalan dengan lambat, klien tampak mengalami kaku sendi dan
berjalan menggunakan tongkat, klien tampak berjalan dengan hati- hati dan kekuatan otot
klien 4 (dapat gerak dan dapat melawan hambatan yang ringan). Dari pemeriksaan lab
didapatkan hasil Hb :9 gr/dl, leukosit : 12000mm3, trombosit 340.000/mm3, dan
pemeriksaan MMSE: klien mengalami demensia berat dengan rentang normal 0-15 berat.
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
• Nama : Tn.B
• Jenis Kelamin : Laki - laki
• Umur : 79 Tahun
• Status : Menikah
• Agama : Islam
• Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Jambi
• Tgl Pengkajian : 20 September 2016
2. Riwayat Kesehatan
A. Keluhan Utama
Tn. B sering lupa dengan sesuatu yang telah dilakukannya seperti lupa
arah jalan pulang apabila sedang bepergian, sulit mandi, berpakaian dan
toileting
B. Kesehatan Dahulu
Keluarga klien mengatakan dulunya klien pernah bekerja di pabrik
alumunium. Klien tidak pernah dirawat di RS, tidak pernah dioperasi, tidak
pernah alergi obat dan makanan dan klien juga tidak mempunyai
kebiasaan merokok, minum alkohol dan juga obat-obatan
E. Riwayat Sosial
Hubungan klien dengan keluarga/kerabat kurang baik, hubungan klien dengan
petugas dan penghuni lain kurang baik. Dikarenakan klien mengalami
gangguan memori dan orientasi sehingga klien kurang berinteraksi sosial
dengan baik
F. Riwayat Spiritual
Klien menganut agama islam, klien tampak sering sholat dan sering berdoa
3. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
Sadar, klien mengalami gangguan memori dan orientasi sehingga klien tid
ak mampu melakukan defisit perawatan diri secara mandiri.
C. Sistem Pernafasan
Tidak ada kelainan pada sistem pernafasan
D. Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada kelainan pada sistem kardiovaskuler
E. Sistem Pencernaan
Tidak ada kelainan pada sistem pencernaan
F. Sistem Neurologi
• Sistem penciuman klien terganggu N.I (olfaktorius)
• Penglihatan klien terganggu N.II (optikus)
• Refleks menelan klien terganggu N.V (trigeminus)
• Pendengaran klien masih normal N.VII (koklearis)
• Pengecap klien terganggu N.XII (hipoglosus)
4. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang klien lupa dimana sekarang dia
berada, klien juga lupa siapa yang membawanya ke panti. Gangguan
daya ingat pendek : klien lupa arah jalan pulang saat bepergian
2. DS : Demensia Ketidakseimbangan
• Petugas panti mengatakan nutrisi kurang dari
nafsu makan klien menurun Demensia alzeimer kebutuhan tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
No Data Etiologi MK
Kushariyadi. 2010. Askep pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba medika
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC): Measurement of Health Outcomes. Elsevier Health Sciences
Nasir Abdul, Abdul Muhith. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika