Anda di halaman 1dari 30

GANGGUAN MENTAL ORGANIK

OLEH :

RIKA DWI ANGRANI


PENGERTIAN

 Merupakan Gangguan mental yang berkaitan dengan


penyakit/ gangguan sistemik atau otak yang dapat
didiagnosis tersendiri

 Gambaran utama :
• Gangguan fungsi kognitif (daya ingat, Daya pikir, daya belajar)

• Gangguan sensorium (kesadaran, perhatian)

• Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang


persepsi (halusinasi), isi pikiran (waham), suasana
perasaan dan emosi (depresi, gembira, cemas)
GANGGUAN MENTAL ORGANIK
(TERMASUK GANGGUAN MENTAL SIMTOMATIK)

 Demensia pada penyakit  Delirium bukan akibat alkohol


alzheimer dan zat psikoaktif lainnya

 Demensia vaskular  Gangguan mental lainnya

 Demensia pada penyakit akibat kerusakan dan disfungsi

lain YDK otak dan penyakit fisik

 Demensia YTT  Gangguan kepribadian dan


perilaku akibat penyakit,
 Sindrom amnesik orgaik
kerusakan dan disfungsi otak
bukan akibat alkohol dan
zat psikoaktif lainnya  Gangguan mental organik atau
simptomatik YTT
DEMENSIA

adalah suatu sindroma akibat penyakit/gangguan otak yang


biasanya bersifat kronik progresif
 Gangguan :

 daya ingat, daya pikir, daya tangkap

 orientasi, kemampuan belajar

 berhitung, berbahasa & daya nilai

 Disertai dan diawali dengan kemerosotan dalam emosi, perilaku


sosial/ motivasi hidup
DEMENSIA

 Demensia pada dasarnya adalah penyakit kaum


lansia

 Awitan penyakit ini paling kerap terjadi pada


usia 60-an, 70-an, dan 80-an ke atas, namun
pada kasus yang jarang gangguan ini muncul
pada usia 40-an dan 50-an (disebut sebagai
demensia awitan dini)
PEDOMAN DIAGNOSA

Penurunan
kemampuan
daya ingat dan
daya pikir yang Gejala
Tidak ada
sampai dan disabilitas
gangguan
mengganggu minimal
kesadaran
kegiatan harian 6 bulan
(personality
activities daily
living)
DEMENTIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER

 Satu penyakit degeneratif otak primer yang etiologi nya


tdk diketahui

 D/ pemeriksaan neuropatologis otak, setelah kausa


demensia lain disingkirkan
DEMENTIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER

Pedoman Diagnostik

 terdapat gejala dementia

 onset bertahap dengan deteriorasi lambat

 tidak ada bukti klinis/pemeriksaan khusus bahwa


kondisi ini oleh karena penyakit otak/ sistemik

 tidak ada serangan apoplektik mendadak/ gejala


neurologis kerusakan otak fokal: hemiparese, defek
lapangan pandangan mata dll)
DEMENTIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER

Demensia
pada penyakit • Sebelum usia 65 tahun
Alzheimer • Adanya riwayat keluarga yang
dengan onset berpenyakit Alzheimer
dini

• Terlihat sesudah usia 65 tahun


Demensia dan biasanya pada akhir usia 70-
pada penvakit an
Alzheimer
• Penyakit kemerosotan yang
dengan onset
lamban
lambat
• Gangguan daya ingat
DEMENSIA VASKULAR

 Penyebab demensia ini adalah episode


tromboembolik multiple pada pasien dengan
penyakit aterosklerotik pembuluh darah besar atau
katup jantung
 Biasanya juga ada hipertensi
 Sering dijumpai fenomena pseudobulbar, labilitas
emosi, disartria dan disfagia
 Pengendalin tekanan darah dapat membantu
memperlambat progresivitas penyakit ini
DEMENSIA VASKULAR

• Terjadi secara cepat sesudah serangkaian


Demensia Vaskular
stroke akibat trombosis serebrovaskular,
onset akut
embolisme, atau pendarahan.

• Onsetnya lebih lambat


• Setelah serangkaian episode iskemik minor
Demensia multi-infark
yang menimbulkan akumulasi dari infark
pada parenkim otak

Demensia Vaskular • Kerusakan akibat iskemia pada substasia


subkortikal alba di hemisfer serebral
DEMENTIA PADA PENYAKIT LAIN YDK

Pedoman Diagnostik

 Adanya gejala demensia progresif

 Gambaran neuropatologik berupa atrofi selektif


dari lobus frontalis

 Manifestasi gangguan perilaku mendahului


gangguan daya ingat
KLASIFIKASI DEMENTIA
PADA PENYAKIT LAIN YDK
Demensia pada penyakit
Demensia pada penyakit Pick
Creutzfeldt – Jakob

 Penyakit Pick ditandai atrofi  Trias yang mengarah pada

yang lebih banyak dalam penyakit ini

daerah frontotemporal  demensia yang progresif

 Stadium awal penyakit Pick merusak

lebih sering ditandai dengan  penyakit piramidal dan


perubahan kepribadian dan ekstrapiramidal dengan
perilaku, dengan preservasi mioklonus
relatif fungsi kognitif lain  elektroensefalogram yang
khas (trifasik)
KLASIFIKASI DEMENTIA
PADA PENYAKIT LAIN YDK
Demensia pada penyakit Demensia pada penyakit
huntington Parkinson

 Gerakan koreiform  Penyakit pada ganglia

yang involunter basalis yang umumnya

terutama pada wajah, berkaitan dengan


demensia dan depresi
tangan dan bahu atau
 Lambatnya gerakan
cara berjalan khas
sejajar dengan lambatnya
berpikir  bradifrenia
KLASIFIKASI DEMENTIA
PADA PENYAKIT LAIN YDK

Demensia pada Demensia pada


penyakit human penyakit lain yang
immunodeciency virus ditentukan (YDT) dan
(HIV) YDK

 Infeksi HIV biasanya  Demensia yang terjadi


akan mengarah ke sebagai manifestasi
demensia dan gejala atau konsekuensi
psikiatri lain beberapa macam
kondisi somatik dan
serebral lain
DEMENTIA YTT

Kategori ini digunakan bila kriteria umum untuk


diagnosis demensia terpenuhi, tetapi tidak
mungkin diidentifikasikan pada salah satu tipe
tertentu (F00.0 F02.9)
TERAPI

 Ansietas akut, kegelisahan, agresi, agitasi : haloperidol


0,5mg per oral 3 kali sehari ; Risperidon 1mg peroral
sehari. Hentikan setelah 4-6mgg

 Ansietas non psikotik, agitasi : diazepam 2mg peroral


dua kali sehari, venlafaxin XR. Hentikan setelah 4-
6mgg

 Agitasi kronik : SSRI (Fluoxetine 10-20mg/hari) dan


atau Buspiron (15mg dua kali sehari)

 Depresi : trisiklik mulai perlahan-lahan sampai ada


efek – misal desipramin 75-150mg peroral sehari
TERAPI

 Donepresil, rivastigmin, galantamin dan takrin adalah


penghambat kolinesterase yang digunakan dalam
pengobatan hendaya kognitif ringan sampai sedang
pada penyakit alzheimer

 Obat-obat tersebut berguna untuk penderita yang


mengalami hilang memori ringan sampai sedang yang
masih memiliki cadangan neuron kolinergik di basal
otak depan yang cukup untuk mengambil keuntungan
augmentasi neurotransmisi kolinergik
TERAPI SUPORTIF

 Berikan perawatan fisik yang baik

 Usahakan pasien dikelilingi oleh teman-teman


lamanya dan benda-benda yang biasa ada didekatnya

 Pertahankan keterliatan pasien melalui kontak


persoal dan orietasi yang sering

 Bantulah untuk mempertahankan rasa percaya diri


pasien

 Hindari stimulasi yang berlebihan


DELIRIUM, BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN
ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA

 Delirium adalah sindrom bukan suatu penyakit


dan memiliki banyak kausa, yang semuanya
mengakibatkan pola gejala yang serupa
berkaitan dengan tingkat kesadaran dan
gangguan kognitif pasien

 Delirium ditandai dengan gangguan kesadaran


serta perubahan kognisi yang timbul dalam
waktu singkat
DELIRIUM, BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN
ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA

 Gejala penanda delirium yang utama adalah


hendaya kesadaran, biasanya terjadi pada
hendaya fungsi kognitif secara menyeluruh

 Abnormalitas mood, persepsi dan perilaku


merupakan gejala psikiatri yang lazim dijumpai

 Tremor, asteriksis, nistagmus, inkoordinasi dan


inkontinensia urine adalah gejala neurologis
yang umumnya ditemui
DELIRIUM, BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN
ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA

 Penyebab utama delirium adalah penyakit pada


sistem saraf pusat (misalnya epilepsi), penyakit
sistemik (misalnya gagal jantung) dan
intoksikasi atau withdrawal obat-obatan atau zat
toksik
 Hipotesis neurotrasmitter utama yang terlibat
dalam delirium adalah acetylcholine dan daerah
utama neuroanatomi yang terkena adalah
formatio reticularis
GEJALA

 Gangguan kesadaran dan perhatian

 Dari taraf kesadaran berkabut sampai dengan koma

 Menurunnya kemampuan untuk mengarahkan,

memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan

perhatian
GEJALA

 Gangguan kognitif secara umum

 Distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi (visual)

 Hendaya daya pikir dan pengertian abstrak, dengan

atau tanpa waham yang bersifat sementara, tetapi

sangat khas terdapat inkoherensi yang ringan

 Hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, namun

daya ingat jangka panjang relative masih utuh

 Disorientasi waktu, pada kasus yang berat, terdapat

juga disorientasi tempat dan orang


GEJALA

 Gangguan psikomotor

 Hipo atau hiperaktivitas dan pengalihan aktivitas

yang tidak terduga dari satu ke yang lain

 Waktu bereaksi yang lebih panjang

 Arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang

 Reaksi terperanjat meningkat


GEJALA

 Gangguan siklus tidur

 Insomnia atau pada kasus berat, tidak dapat tidur

sama sekali atau terbaliknya siklus tidur-bangun;

mengantuk pada siang hari

 Gejala yang memburuk pada malam hari

 Mimpi yang mengganggu (mimpi buruk), yang dapat

berlanjut menjadi halusinasi setelah bangun tidur


GEJALA

 Gangguan emosional
• Cth. Depresi, anxietas atau takut, lekas marah,
euphoria, apatis atau kehilangan akal

 Onset biasanya cepat, perjalanan penyakitnya hilang


timbul sepanjang hari dan keadaan itu berlangsung
kurang dari 6 bulan
TERAPI

 Dua gejala utama delirium yang memerlukan terapi


obat yaitu psikosis dan insomnia.

 Obat yang dianggap cocok untuk psikosis adalah


halopuridol. Umumnya pemberian halopuridol
berkisar antara 2-10mg intramuskular dan dapat
diulang satu jam kemudian bila pasien masih
menunjukkan agitasi. Dosis efektif halopuridol pada
kebanyakan penderita delirium berkisar 5-50mg
TERAPI

 Insomnia sebaiknya diatasi dengan golongan


benzodiazepine yang mempunyai waktu paruh
pendek atau menengah seperti lorazepam 1-2mg
sebelum tidur

 Jika delirium ada hubungannya dengan nyeri


yang sangat atau sesak napas berikan opioid
karena opioid dapat mengatasi nyeri dan
membuat tidur

Anda mungkin juga menyukai