Anda di halaman 1dari 53

‫بسم هللا الرمحن الرحمي‬

GANGGUAN MENTAL
ORGANIK TERMASUK
GANGGUAN MENTAL
SIMTOMATIK

dr. Erna Herawati, Sp.K.J.


FK UMS 2020
GANGGUAN MENTAL
ORGANIK
Gangguan Mental Organik
meliputi berbagai gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar
penyebab yang sama

Dapat dibuktikan dengan adanya


Penyakit cedera atau ruda paksa otak

Yang berakibat disfungsi otak.


Gambaran utama
Daya ingat

Gangguan fungsi kognitif Daya pikir

Daya belajar
Pertama
Gangguan kesadaran
Gangguan sensorium
Gangguan perhatian

Daya persepsi Halusinasi

Isi pikiran Waham

Kedua Depresi

Suasana perasaan/emosi Cemas

Kepribadian/perilaku Gembira
dapat pada semua
usia (kec kanak)

tetapi cenderung
Onsetnya berawal pada masa
dewasa muda

atau lanjut usia.

reversibel
Gangguan ini dapat
bersifat
irreversibel dan
progresif.
• berkaitan dengan
Istilah gangguan /penyakit
ORGANIK sistemik/ otak yang secara
bebas dapat didiagnosis.

• merupakan akibat
Istilah sekunder dari gangguan
SIMTOMATIK /penyakit ekstraserebral
sistemik.
Penyebab :
Ruda paksa

Infeksi
Langsung
Primer
pada otak
Gangguan vaskular

Tumor

tidak Gangguan metabolit


langsung
Sekunder melalui Gangguan toxin
gangguan
sistemik Gangguan hypoxia
Gangguan Mental Organik Termasuk
Gangguan Mental Simtomatik:
F00 Demensia pada penyakit Alzheimer
F01 Demensia Vaskular
F02 Dementia yang diklasifikasi di tempat lain
F03 Demensia yang tidak tergolongkan
F04 Sindrom amnestik organik, bukan akibat alkohol dan
zat psikoaktif lainnya
F05 Delirium, bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif
lainnya
F06 Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan
disfungsi otak dan penyakit fisik
F07 Gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit,
kerusakan dan disfungsi otak
F09 Gangguam mental organik atau simtomatik yang tidak
tergolongkan
DEMENSIA
Definisi :

• Penurunan yg cukup besar dari fungsi luhur shg menggangu


fungsi aktifitas sehari-hari termasuk fungsi sosial dan fungsi
bekerja yang sampai mengganggu kegiatan harian seseorang
seperti: mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air
besar dan kecil.

Manifestasi :

• Gangguan/penyakit otak
• Bersifat kronik/progresif
• Terdapat gangguan fungsi luhur yang multipel
• Daya ingat
• Daya pikir
• Daya orientasi
• Daya pemahaman
• Kemampuan belajar/menilai/berhitung
• Kemampuan berbahasa
• Kesadaran tidak berkabut
DEMENSIA

PPDGJ III

• F00 DEMENSIA PADA PENYAKIT


ALZHEIMER
• F01 DEMENSIA VASKULAR
• F02 DEMENSIA PADA PENYAKIT
LAIN
• F03 DEMENSIA YANG TIDAK
TERGOLONGKAN
Gambaran Klinis Demensia
Gangguan daya ingat

Ganguan daya pikir

Daya nalar (reasoning)

Alur gagasan berkurang

Gangguan dalam fungsi eksekutif

Perubahan kepribadian
reaksi katastropik
Gangguan lain :
sindroma sundowner
Setidaknya 6 bulan
F00 DEMENSIA pada penyakit
ALZHEIMER
Pedoman Diagnostik

Adanya gangguan ingatan dan disertai terdapatnya


sekurang-kurangnya satu gejala dari defisit kognitif
fungsi eksekutif
fungsi eksekutif
afasia apraksia agnosia
yang abnormal

Defisit kognitif

Menyebabkan gangguan dalam Bukan disebabkan oleh


fungsi sosial atau pekerjaan penyebab demensia lainnya
Demensia tipe Alzheimer

Penyebab :

• degenerasi otak primer yang etiologinya tdk jelas

Perubahan di otak

• jumlah neuron berkurang pada hipokampus, substansia


inominata, lokus seruleus, cortex temporoparietal & frontal
• Kekusutan neurofibrilar
• Bercak neuritik
• Bangunan granulovacuolar

Perubahan Neurokimia:

• penurunan jml enzim kolin asetil transferase dan asetilkolin.


Demensia Tipe Alzheimer

Tipe demensia yang paling sering

Penyakit degeneratif otak yang tidak diketahui etiologinya

Slow progresive

Kurun waktu 2-3 tahun atau lebih

Metabolisme normal, tidak ada tanda fokal

Terutama memberi efek pada sistem kolinergik


Demensia Tipe Alzheimer
Onset usia

Prasenil Senil

pada usia 65 tahun atau kurang setelah usia 70 tahun

Riwayat keluarga yang sama Perjalanan lambat

Gangguan fungsi kortikal yang lebih


Perjalanan penyakit cepat/deteriorasi
tinggi

Gambaran utama: gangguan daya


Gambaran menonjol :
ingat

temporalis parietalis
F01 Demensia Vaskular
F01 Demensia vaskular
F01.0 Demensia vaskular onset akut
F01.1 Demensia multi infark
F01.2 Demensia vaskular subkortikal
F01.3 Demensia vaskular campuran kortikal
dan subkortikal
F01 8 Demensia vaskular lainnya
F01.9 Demensia vaskular yang tak
tergolongkan
Pedoman Diagnostik

F01 DEMENSIA VASKULAR

• Kriteria umum untuk diagnosis demensia


terpenuhi.
• Diagnosis demensia vaskular memerlukan
bukti klinis maupun laboratoris yang
mendukung penyebab vaskular dari
demensia
• Dibedakan dari demensia Alzheimer dari
segi onset, gambaran klinis dan perjalanan
penyakitnya.
DEMENSIA VASKULAR

Gejala klinis :

Hendaya fungsi
kognitif yang Tilikan dan
tidak merata + daya nilai Onset
gejala relatif tetap mendadak
neurologis baik
fokal
F02 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN

Kriteria umum untuk diagnosis demensia


terpenuhi

Terdapat bukti bahwa gangguan merupakan


akibat langsung dari suatu kondisi medis
seperti: penyakit HIV, trauma kepala,
penyakit Parkinson, penyakit Huntington,
penyakit Pick atau penyakit Creutz-feldt-
Jakob.
F03 DEMENSIA YANG TIDAK
TERGOLONGKAN

Bila kriteria umum untuk diagnosis


demensia terpenuhi, tetapi tidak
mungkin di identifikasi pada salah satu
tipe tertentu.
Diagnosis Banding Demensia

Serangan ischemik transient

Delirium

Depresi

Gangguan Buatan (Factitious Disorders)

Skizofrenia
Pemeriksaan Lengkap
1. Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan neurologis
lengkap
2. Tanda vital
3. Pemeriksaan status mental
4. Mini - Mental State Examination (MMSE)
5. Pemeriksaan medikasi dan kadar obat
6. Skrining darah dan urin untuk alkohol, obat-obatan,
dari logam berat.
Pemeriksaan Lengkap
7.Pemeriksaan fisiologis
8.Sinar -X dada
9.Elektrokardiogram (EKG)
10.Pemeriksaan neurologis
a.CT atau MRI kepala
b.SPECT
c.Pungsi lumbal
d.EEG
11.Tes neuropsikologis
Demensia penatalaksanaan

UMUM

1. Modifikasi dari
faktor rIsiko sehingga 3. Terapi terhadap
2. Terapi gejala-gejala dan
memperlambat
terhadap perilaku yang terjadi,
penyebab demensia
gejala- contoh: perilaku
atau mengkoreksi
gejala agitasi
penyebab demensia
kognitif.
yang bersifat
reversibel.
Demensia tatalaksana
FARMAKOTERAPI

Untuk gejala kognitif:


• Antipsikotik: – Cholinesterase
inhibitor:

Haloperidol, dosis awal Risperidone, dosis awal


0,5 mg/harià dosis 0,25 mg/harià dosis Donepezil à 5–10 mg/
efektif 1-3mg/hari efektif 1–2 mg/hari hari
dalam dosis terbagi dalam dosis terbagi

Olanzapine, dosis awal


Rivastigmine à 6–12
2,5 mg tiap malamà
PRINSIP mg/hari dibagi dalam 2
dosis efektif 5–10 mg
dosis.
tiap malam.

dosis kecil yang efektif Hati-hati dengan efek Galantamine à 24–32


mengatasi gejala idiosinkrasi pada usia mg/hari dibagi dalam 2
agitasi. lanjut. dosis.
Tatalaksana Demensia

Non
farmakologis Psikoterapi
• Reedukasi fungsi
kognitif, emosional +
gangguan perilaku
• Terapi keluarga
F04. Sindroma Amnestik
Organik
Tanda :

• Gangguan daya inget


• Gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan

Tidak boleh ada:

• Gangguan kognitif seperti pada demensia


• Gangguan kesadaran dan perhatian seperti
pada delirium
Epidemiologi
 Penelitian tidak adekuat tentang isidensi atau
prevalensi
 Ada penelitian gangguan ingatan pada
ganguaan spesifik seperti multiple sclerosis
 Lebih sering ditemukan pada pengguna
alkohol  (F1) dan cedera kepala
Etiologi

Struktur anatomi

• Struktur diensefalik
• Struktur lobus midtemporalis

Penyebab utama:

• Kondisi medik sistemik


• Kondisi otak primer
• Peyebab yang berhubungan dengan zat
Gambaran Klinis

Hendaya daya ingat

• Jangka pendek (lemahnya belajar materi baru)


• Amnesia anterograd
• Amnesia retrograd

Riwayat atau bukti nyata adanya cidera


atau penyakit otak

Daya ingat segera tidak terganggu

Ada konfabulasi, tilikan berkurang,


Diagnosis
 Perkembangan gangguan daya ingat
 Gangguan daya ingat menyebabkan
gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial
atau pekerjaan
 Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-
mata selama perjalanan suatu delirium atau
demensia
 Terdapat bukti dari riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium
F05 DELIRIUM
BUKAN AKIBAT ALKOHOL & ZAT
PSIKOAKTIF LAINNYA

Sindrom etiologi tak khas ditandai Gangguan


kesadaran, gangguan daya perhatian, persepsi,
proses pikir, daya ingat, perilaku psikomotor emosi,
gangguan siklus tidur.

Dapat terjadi pada semua usia, terutama usia >60


tahun.

Kadang sementara, sembuh dalam 4 minggu/kurang


kadang hilang timbul hingga 6 bulan.
F05 DELIRIUM
BUKAN AKIBAT ALKOHOL & ZAT
PSIKOAKTIF LAINNYA

Yg berisiko tinggi mengalami delirium :


• Anak-anak
• Penyakit hari menahun
• Carsinoma
• Endocarditis
• Lanjut usia
• Gangguan pd SSP spt CVA
• Pasca bedah
• Luka bakar
• Keadaan lepas zat pd px ketergantungan zat psikoaktif 
pada F1
F05 DELIRIUM
BUKAN AKIBAT ALKOHOL & ZAT
PSIKOAKTIF LAINNYA
Pedoman diagnosis

• Hendaya kesadaran dan perhatian


(kesadaran berkabut hingga koma, kesulitan
mengarahkan,memusatkan, mempertahankan
dan mengalihkan perhatian)
• Gangguan umum daya kognitif (distorsi
persepsi, ilusi & halusinasi, daya ingat, &
disorientasi)
• Gangguan psikomotor (hiper/hipoaktivitas)
• Gangguan siklus tidur
• Gangguan emosional
2 hal yg karakteristik pd gejala
delirium :

Fluktuasi
gejala
Onset yg akut
sepanjang
hari
Ingatan tentang apa yang dialami selama
delirium, hilang timbul, sering dianggap
sebagai mimpi buruk, hanya diingat
secara samar

Bila terapi tak adekuat  gejala sisa/


menetap, faktor risiko terhadap:

• Demensia
• Sindrom Amnesik
• Kepribadian Organik
• Bahkan kematian  hati2
DELIRIUM

Terdapat bukti adanya hubungan etiologi dg kondisi


medik umum atau kondisi intoksikasi/ lepas zat  F1.

DIAGNOSIS BANDING
• Demensia
• Skizoprenia akut
• Psikosis akut & sementara
• Gangguan suasana perasaan:episode manik/depresi
DELIRIUM
Penyulit

• Pada umumnya tidak ada


• ttp sering karena gangguan persepsinya
menimbulkan kecelakaan pd diri sndiri/orang lain

Perjalanan penyakit

• Gejala delirium akan bertambah selama faktor


etiologinya belum teratasi.
• Delirium akan hilang dlm 3-7 hari/selambat-
lambatnya 2 mgg setelah faktor penyebab dpt
disingkirkan.
Feature Dementia Delirium
Onset Lambat Cepat
Durasi Bulan - tahun Jam - minggu
Atensi Terjaga Berfluktiasi
Daya ingat Gangguan memori Gangguan memori jarak
baru dan jangka jauh
pendek
Pembicaraan Kesulitan Incoherent (lambat/
menemukan kata cepat)
Siklus tidur Tidur terfragmentasi Pembalikan siang><
malam
Pikiran Impoverished Disorganized
Kesadaran Tidak berubah Berkurang
kewaspadaan biasanya normal Sangat waspada atau
berkurang
TERAPI DELIRIUM
Terapi primer :

• Etiologi multifaktorial  intervensi multipel


• Mengidentifikasi dan mengobati penyebab yang
mendasari delirium
• Terapi obat hanya pada indikasi kuat
• Batasi obat yang memicu delirium atau dampak pada
kognitif

Terapi lingkungan fisik/sosial

Farmakoterapi
DELIRIUM
Penatalaksanaan:

• Perlu kerjasama dg bidang lain yg terkait


sesuai dg etiologinya
• Mengatasi penyakit organik yg mendasari
segera.
• Melakukan pemeriksaan sesuai dugaan
etiologi & segera mengatasi kausanya
sedapat mungkin.
• Monitoring & evaluasi serta terapi utk
mengatasi gejala psikoiatrik dg terapi
medikamentosa & manipulasi lingkungan.
DELIRIUM TATALAKSANA
Terapi simtomatik dg :

• Haloperidol 0,5-1 mg p.o / iv tiap 4 jam prn.


• Risperidone 0,5-1 mg per oral tiap 4 jam prn.
• Lorazepam 0,5-1 mg p.o tiap 4 jam prn,ini
khusus pd delirium o.k. alkohol /
“benzodiazepine withdrawl”.

Lama perberian & dosis

• tergantung pd kemajuan klinis yg didpt


(individual)
DELIRIUM TATALAKSANA

Manipulasi lingkungan :

• Ruang yg tidak berisik,terang &


nyaman.
• Suasana familiar
• Caregiver yg dikenal penderita sgt
membantu
• Penderita perlu dijaga agar tidak
melukai dirinya sendiri
F06 Gangguan mental lainnya akibat
kerusakan & disfungsi otak & penyakit fisik

Untuk penyakit yang penyebabnya organik namun


manifestasi klinik seperti blok selain F2 – F6

Dasar

• Adanya kerusakan atau disfungsi otak/ penyakit sistemik


yang berhubungan dengan salah satu sindrom.
• Adanya hubungan waktu antara perkembangan penyakit
dan munculnya gejala mental
• Kesembuhan dari gangguan jiwa setelah penyakit
dihilangkan
• Tidak ada bukti penyebab alternatif (riwayat
keluarga/stress psikososial)
F06 Gangguan mental lainnya akibat
kerusakan & disfungsi otak & penyakit fisik

Contoh gangguan:

• Epilepsi
• Ensefalitis
• Tumor otak
• Penyakit endokrin
• Gangguan metabolik
• Toksik obat
• Trauma kepala
F06 Gangguan mental lainnya akibat kerusakan
dan disfungsi otak dan penyakit fisik
 F06.0 Halusinosis organik
 F06.1 Gangguan katatonik organik
 F06.2 Gangguan waham organik (lir-skizofrenia)
 F06.3 Gangguan suasana perasaan (mood) organik
 F.06.4 Gangguan ansietas organik
 F06.5 Gangguan disosiatif organik
 F06.6 Gangguan astenik organik
 F06.7 Gangguan kognitif ringan
 F06.8 Gangguan mental akibat kerusakan & disfungsi
otak & penyakit fisik lain YDT
 F06.9 Gangguan mental akibat kerusakan & disfungsi
otak & penyakit fisik lain YTT
Halusinosis organik

• Sering insight utuh


• Halusinasi visual atau auditorik
• Sering disertai waham

Gangguan Katatonik Organik

• Variasi dari stupor  gaduh gelisah


• kadang-kadang berganti tanpa diduga
• Ct : pada ensefalitis
• keracunan karbon monoksida
Gangguan waham organik

• Waham dapat menetap/ berulang


• Gambaran spt skizofrenia
• Kesadaran sering normal
• Ct : psikosis Lir. Skizofrenia pada epilepsi

Gangguan Suasana Perasaan


(Mood / afektif) Organik
• Gangguan afektifnya harus mengikuti faktor
organik yang diduga & bukan respons
emosional Px thd pengetahuannya krn
mempunyai gangguan otak.
• Ct : depresi pasca infeksi
Gangguan Anxietas organik

• Seperti anxietas menyeluruh


• Dapat sampai dgn panik
• Sering setelah serangan epilepsi

Gangguan Astenik Organik

• Gangguan mood  labil/ tidak terkendali


• Merasa sangat lelah
• Sering pd :
• hipertensi
• CVA
7. Gangguan Kognitif Ringan

• Tersering :
• sulit konsentrasi
• gangguan daya ingat
• gangguan daya belajar
• Gangguan ini dpt mendahului,
menyertai atau mengikuti gangguan
infeksi & gangguan fisik, baik serebral
maupun sistemik (Termasuk infeksi HIV)
F07. Gangguan Kepribadian & Perilaku
Akibat Penyakit, Kerusakan &
Disfungsi Otak

Pada umumnya : nyata ada


gangguan yang parah atau lama shg
meninggalkan gejala sisa perubahan
kepribadian dari premorbidnya
Gangguan Kepribadian Organik

Klinis :
• impulsif
• labilitas emosi
• tidak dapat bekerja/ berfikir lama
• paranoid
• gangguan arus pembicaraan
• Contoh
• sindroma lobus frontalis
• sindroma kepribadian epilepsi limbik
Sindroma Lobus Frontalis
 Orang yang tadinya bersemangat & tdk
pernah diam dapat terjadi perubahan ke arah:
- impulsivitas
- suka menyombong
- ledakan kemarahan
- humor yang tdk wajar
- Timbul ambisi yg tak realistis
‫العلمني‬
‫رب العلمني‬
‫امحلد هللهلل رب‬
‫امحلد‬

Anda mungkin juga menyukai