Anda di halaman 1dari 72

Titik Akupunktur

Titik akupunktur merupakan titik pada


permukaan tubuh yang dapat digunakan
untuk mempengaruhi homeostasis tubuh
(melalui bioenergi dalam sistim meridian)
Titik akupunktur
titik pada permukaan tubuh yang memiliki
kriteria:

1. Diameter 1 – 2 mm2 ( Tirgoviste )

2. Umumnya terletak diatas/dekat saraf


tertentu; juga mempunyai akhiran
serabut-serabut saraf yang lebih
banyak (Kellner, Mann)

3. Merupakan daerah konsentrasi


serabut saraf vegetatif (Tirgoviste)
4. Umumnya terletak berdekatan dengan
saraf, pembuluh darah, pembuluh limfe
(Peking review 1972)

5. Memiliki sifat listrik yang khusus :


tahanan listrik lebih rendah, potensial
listrik lebih tinggi, daya hantar lebih
baik ( Niboyet, Maresh, Wolfsohn et al/
Matsumoto, Hayes, Bergsmann, Omura
dan lain-lain)

6. Memiliki sifat penghantaran gelombang


suara yang tinggi ( Mann )
7. Memiliki temperatur lebih tinggi
(Bergsmann)

8. Memiliki hubungan erat dengan Head-


Mekenzie’s zone ( Refleks
viscerocutaneal dan cutaneovisceral),
organospesifik ( Toyoma, Matsumoto,
Bergsmann, dan lain-lain)
Apabila sebuah titik akupunktur
dirangsang, akan terjadi :
1. Nyeri tajam ( serabut saraf A-group
delta )

2. Nyeri tumpul ( serabut saraf C )

3. Rasa berat ( serabut korpuskel peka


tekanan )

4. Rasa pembengkakan
( terpengaruhnya mikrosirkulasi dan
peninggian permeabilitas )
5. Korona kemerah-merahan sekitar
jarum masuk ( dilatasi mikrosirkulasi )

6. Rasa hangat sekitar jarum masuk


( Peningkatan mikrosirkulasi )

7. Perangsangan lebih lanjut akan


menimbulkan peninggian ambang
nyeri dan apabila diteruskan akan
timbul efek analgetik di daerah yang
jauh dari titik yang dirangsang.
Disamping efek analgetik, efek yang
bermakna dari rangsang akupunktur adalah:

1. Relaksasi otot yang spastik


2. Peninggian / perbaikan mikrosirkulasi,
baik lokal maupun distal
3. Normalisasi tekanan darah
4. Penurunan kadar lemak yang tinggi
dalam darah

5. Penyembuhan hipersensitivitas kulit


dan selaput lendir terhadap berbagai
faktor

6. Pemulihan dari dipresi mental,


keadaan hiperaktif dan anxiety

7. Perangsangan pelepasan hormon


hipofise ACTH
8. Peninggian reaksi imun dan
resistensi terhadap infeksi bakteri

9. Normalisasi aktivitas organ viscera

10. Normalisasi kadar gula darah

11. Perangsangan regenerasi serabut


saraf
Efek Rangsang pada Titik Akupunktur

1. Efek regional

1.1. Reaksi jaringan


Cedera dinding sel akibat rangsangan
titik akupunktur membebaskan asam
arakidonat yang dikandungnya.
Selanjutnya dihasilkan lekotrin,
prostaglandin E-2, tromboksan dan
prostasiklin. Mediator kimiawi itu
memicu terjadinya inflamasi lokal dan
agregasi trombosit.
Kerusakan endotelium pembuluh darah
halus dan kapiler serta jaringan ikat akan
menghasilkan fragmen kolagen, miofibril
dan membran basal, yang mengakitivasi
sistim pembekuan darah secara
bertingkat.

Reaksi inflamasi buatan akan


dilanjutkan dgn proses lain berupa
reaksi anti-inflamasi.
1.2. Refleks akson

Rangsangan penjaruman pada reseptor


polimodal oleh saraf sensorik diteruskan
selain ke medula spinalis, juga ke akson
kolateral yang mengandung CGRP
(calcitonin gen related peptide) dan
bersinaps akso-aksonik dgn akhiran saraf
simpatis di sekitar pembuluh darah.
Pelepasan asetilkolin oleh akhiran saraf
simpatis yg teraktivasi menyebabkan
vasodilatasi lokal di sekitar lokasi
penjaruman.
Vosodilatasi dan peningkatan
permeabilitas kapiler, selain krn reaksi
inflamasi dan refleks axon, juga karena
terjadinya refleks vasomotor segmental
medula spinalis, serta serabut eferen
kolinergik dari pusat saraf otonom di
hipotalamus anterior.
Terjadinya vasodilatasi dan peningkatan
permeabilitas kapiler menyebabkan
berbagai sisa metabolisme terangkut,
pasokan ATP, nutrisi dan oksigen
menjadi lancar; produk reaksi inflamasi
difagositosis/dilisis, dan mediator yang
teraktivasi diinaktivasi.
1.3. Arus listrik dari pelukaan

Titik akupunktur mempunyai tegangan


listrik lebih tinggi dari kulit sekitarnya.
Tegangan listrik yang melewati lapisan
epidermis adalah 20 - 90 milivolt, dengan
kutub positif di dalam dan kutub negatif
diluar. Pelukaan kulit akan menimbulkan
arus pendek.
Pomeranz :

Penjaruman menurunkan tahanan listrik


berbarengan dengan menghasilkan arus
listrik searah sebesar 10 mikroamper
dimana kutub negatif berada di bekas
lubang tusukan dan kutub positif
terletak di tepi luka.
Fenomena ini berlangsung selama lebih
kurang 48 jam waktu yg dibutuhkan
tubuh menyembuhkan luka tusukan.
Degenerasi aksonal atau demielinisasi
segmental menyebabkan saraf yg rusak
menjadi peka berlebihan terhadap
asetilkolin

Arus listrik searah yg dihasilkan


penjaruman mengurangi kepekaan
tersebut, dan memicu proses regenerasi
saraf.
2. Efek sistemik

2.1. Efek analgetik


Efek analgetik tindakan akupunktur
dimediasi oleh endorfin atau oleh
serotonin.
Penjaruman lokasi bukan titik akupunktur
tidak menimbulkan efek analgesi, karena
rangsang penjaruman itu tidak menuju
substansia grisea periakuaduktus,
sebagaimana rangsang titik akupunktur;
tetapi menuju ke hipotalamus posterior
dan nukleus sentromedian lateralis talami
(bagian dari analgesia inhibitory system)
dgn mediator kolesistokinin, suatu
antagonis opiat endogen yg akan
menduduki reseptor opiat di substansia
grisea periakuaduktus.
Pada rangsangan yang lama dan kuat,
dapat menimbulkan Stress induced
analgesia, yang tidak dapat dihilangkan
oleh nalokson atau sinanserin, tetapi
dapat dihilangkan oleh deksametason.

Perbedaan yang lain adalah peningkatan


bermakna kadar kortisol, norepinefrin
dan siklik adenosin monofosfat pada stres
analgesia.
2.2. Efek regulatorik
Tubuh manusia mempunyai
kecenderungan mempertahankan
homeostasis.
Dari rangkuman hasil berbagai penelitian,
laboratoris dan uji klinis efek akupunktur
terhadap sistim imun, Bossy (1990)
berpendapat penghubungnya adalah
- sistim saraf hubungan langsung
saraf pada organ sistim imun (limpa,
kelenjar limfe, timus, sumsum tulang)
- sistim endokrin
- mediator kimiawi (yang paling
berperan adalah opiat endogen)
Keseimbangan tonus saraf simpatis dan
parasimpatis mutlak dibutuhkan untuk
kenormalan fungsi organ.

Efek regulatorik akupunktur melalui


sistim saraf otonom dimungkinkan
secara intrasegmental, intersegmental
atau melibatkan pusat saraf simpatis
dan/atau parasimpatis.

Impuls rangsangan salah satu sisi dapat


mencapai kolumna dorsalis, lateralis dan
ventralis pada kedua sisi medula spinalis
karena peran serabut interneuron di
komisura.
Efek regulatorik akupunktur terhadap sistim
endokrin terjadi lewat aksis hipotalamus-
hipofisis, dan jalur mediator kimiawi.

Fungsi hipotalamus dipengaruhi berbagai


faktor, antara lain :
- rangsang fisik (akupunktur)
- saraf
- metabolik
- umpan-balik hormonal dari kelenjar target
Interaksi berbagai faktor itu menentukan jenis
hormon yang dilepas atau dihambat.
Mekanisme Kerja

Efek rangsang akupunktur yang


utama adalah :

 Efek analgetik
 Efek regulasi
Serabut saraf tipe diameter kecepatan deqi

1a,1b 15-20

II 20-70

II 15-30 Kesemutan

III 12-30 Nyeri

IV 0,5-2 Distensi
C
Rasa berat

soreness
Mekanisme kerja :

1. Mekanisme spinal segmental,


2. Mekanisme heterosegmental
(Intersegmental), yg melibatkan
- sistim opioidenergik
- sistim serotoninergik
- sistim noradrenergik
- sistim DNIC
(diffuse noxious inhibitory control )
Segmental :

Rangsang akupunktur dihantar oleh Aδ


ke marginal cell dan ke stalked cell
melepas enkefalin yang menghambat
SG
Hetero segmental

Serotoninergik

• Rangsang penjaruman dibawa dari sel marginal


ke ke nukleus ventroposterolateral thalamus
lalu ke korteks cerebri sehingga rangsang
disadari.
• Diotak tengah ada percabangan ke
periaqueductal grey (PAG), dari sini turun ke
nucleus raphe magnus di medula oblongata
yang mengeluarkan serotonin untuk dialirkan
ke stalked cell
• Dari St melalui mekanisme
enkefalinergik akan menghambat SG
untuk menyalurkan hantaran nyeri
dari serabut C untuk sampai di WDR
• PAG juga dipengaruhi oleh opioid
endorphinergic fibres yang berasal
dari nucleus arcuatus di hipotalamus
yang mendapat rangsang dari
korteks prefrontal
Noradrenegic

Dari marginal cell ada proyeksi ke


• Nucleus paragigantocellularis lateralis
(PGC) melalui locus ceruleus (LC) ?
menghambat nyeri di level medula spinalis
(Noradrenergically mediated)
• LC diperbatasan medula oblongata dan
pons melalui akson noradrenergik (NAD)
menghambat neuron spinal
Diffuse Noxious Inhibitory Controls

Dari sel marginal memberi cabang ke


subnucleus reticularis dorsalis (R) di
medula oblongata bagian kaudal dari sini
akan menghambat impuls nyeri di SG
melalui mekanisme DNIC
Mekanisme kerja efek Akupunktur
lainnya

1. Reaksi anti inflamasi


Cedera dinding sel akibat perangsangan
titik akupunktur membebaskan asam
arakidonat (Strux & Pomeranz 1988);
yg dengan bantuan lipoksigenase diubah
menjadi lekotrin; dgn bantuan sikloksi
genase diubah menjadi prostaglandin E-
2, tromboksan dan prostasilin; semua
mediator kimiawi ini memicu terjadinya
reaksi inflamasi lokal dan agregasi
trombosit.
Reaksi inflamasi buatan berikut semua
mediator kimiawi, ditindaklanjuti oleh
tubuh dengan reaksi anti-inflamasi yg
menyeluruh.
2. Imunitas

Kendall (1989) : perangsangan titik


akupunktur merusak endotelium
pembuluh darah halus dan kapiler serta
jaringan ikat, akibatnya dihasilkan
fragmen kolagen, miofibril dan membran
basalis yang akan mengaktivasi sistim
pembekuan darah secara bertingkat,
Yg pertama teraktivasi adalah faktor XII
Hageman dari plasma dan jaringan.

Kinin protease dari sel mast dan basofil


mengubah faktor XII menjadi faktor XIIa,
yg selanjutnya mengkatalis
plasminogen menjadi plasmin
protrombin menjadi trombin

Plasmin masuk dalam sistim koplemen


imun melalui aktivasi C1, C3 dan C5 dari
molekul protein plasma, sedang trombin
mengaktivasi C3.
keikutsertaannya dalam sistim imunitas
secara tidak spesifik, yakni bersama dg
imunoglobulin membungkus benda asing,
sehingga mudah difagositosis atau dilisis;
bersama dgn kalikrein dan bradikinin
menggerakkan reaksi imunitas tidak
spesifik melalui pengaruhnya pada lekosit
(kemotaksis, lekositosis dan fagositosis).
Bossy (1990), Yuan et al (1993)
menunjukkan adanya reseptor opiat di
permukaan dinding sel limfosit T.
Interaksi reseptor opiat dgn endorfin
memicu limfosit T untuk berproliferasi,
sehingga jumlah total limfosit T
meningkat, demikian juga mediator
kimiawi yg dihasilkan limfosit T
(interleukin 1 s/d 6, gama interferon
dan tumor necrosis factor /TNF).
Pengaruh tidak langsung rangsang
akupunktur terhadap produksi limfosit
melalui penyerapan Zn dan Cu

Akupunktur meningkatkan :
- penyerapan Zn (peningkatan kadar Zn
darah)
- enzim superoksida dismutase (untuk
menangkap radikal bebas superoksida)
- jumlah total limfosit
- rasio T-helper : T-suppressor.
Selain memperbaiki imunitas seluler,
akupunktur juga berefek pada imunitas
humoral yaitu dengan meningkatkan
produksi imunoglobulin (Bossy 1990,
Guan & Zhang 1995)
3. Endokrin

Aksis hipotalamus-hipofisis.
Akupunktur manual dan elektro
akupunktur frekuensi rendah mencapai
hipotalamus anterior, merangsang
pelepasan releasing hormon lewat jalur
vena (CRF, GnRH, GHRH, GHRIH, TRH
dan Dopamin) dan menghasilkan AVP.
Dan Oksitosin yg sampai di hipofisis
posterior lewat jalur saraf.
- CRH (corticotrophin releasing hormon)
bersama dgn AVP (arginin vasopressin)
dari hipofisis posterior, merangsang
produksi beta-lipotrofin dan ACTH;
melalui pemecahan enzimatik beta-
lipotrofin beta-endorfin.
- GnRH (gonadotrophin releasing hormon)
merangsang produksi LH (luteinising
hormon) dan FSH (follicle stimulating
hormon)
- GHRH (growth hormon releasing hormon)
merangsang produksi GH (growth
hormon)
- GHRIH (growth hormon releasing
inhibiting hormon) yang menghambat
produksi GH, gastrin, TSH, glukagon,
asam lambung, insulin dan enzim
pankreas.
- TRH (thyrotropin releasing hormon)
merangsang produksi TSH (thyroid
stimulating hormon) dan prolaktin.
Dopamin menghambat produksi
prolaktin.
Dari bahasan di atas, jelas bagi kita tidak
ada efek spesifik titik akupunktur

Perangsangan titik akupunktur bertujuan


memanfaatkan seoptimal mungkin
berbagai mekanisme, yang memang
dimiliki tubuh manusia (mekanisme
hambatan impuls rangsang nosiseptif
oleh rangsang mekanik; mekanisme
homeostatik sistim saraf otonom; reaksi
anti inflamasi; mekanisme sistim imun;
mekanisme sistim hormonal).

Saat rangsangan diberikan, seluruh


mekanisme kerja akupunktur diaktivasi.
Efek terapeutik akupunktur merupakan
efek fisik yang sungguhan
(a real physical effect, Pomeranz - Stux
1989)

Karena tubuh memiliki homeostasis,


kemampuan mempertahankan
keseimbangan fungsinya, maka hanya
organ atau sistim yang terganggu
homeostasisnya yang paling mudah
dipengaruhi oleh akupunktur.
Respon Stres
1936, Hans Selye
memperkenalkan konsep Stress.
Respon stres dimanifestasi dgn
perubahan pada sistem saraf,
endokrin dan imun.
Yang kemudian dikenal dgn
Sistem neuroendokrinimun
(Besedovsky 1977).
Stresor segala rangsangan yg menyerang organisma.
Rangsangan Internal respon stres disebabkan oleh
emosi, pengenalan (recognition) dan rasa
Rangsangan External, diterima oleh reseptor sistem
saraf perifer.
Rangsangan pada reseptor menimbulkan informasi yg
dapat mencapai otak lewat serabut saraf sensorik.
Setelah informasi tiba di struktur retikularis diteruskan
ke sistem limbik, yg akan berpadu dgn kondisi emosi
disana. Sementara itu, informasi mencapai korteks
serebri lewat jalur serabut saraf lain, dianalisis dan
berpadu dengan logika atau sentimen, kemudian
informasi dikirim balik ke sistem limbik.
Etiologi respon stres :
1. Rangsangan fisik, kimiawi atau mekanik
2. Faktor biologik
3. Kelainan homeostasis
imbalance dalam sistem-sistem saraf,
endokrin imun dan cairan tubuh
4. Kelainan psikologik, sosial dan lingkungan
Respon Stres :
- mencakup perubahan-perubahan dari aspek histologi,
fisiologi dan biokimia, yang terjadi di berbagai perioda
dan derajat.
- dimulai oleh sistem saraf, diteruskan sampai akhir oleh
mekanisme nervous-endokrin
- respon stres dapat menimbulkan perubahan pada
setiap sistem tubuh
- derajat adaptasi terhdp stres berperan penting dalam
menimbulkan penyakit.
- 50% – 70% penyakit ditimbulkan oleh respon stres.
Perubahan Fisiologi dan Patologi

1. Perubahan sistem endokrin


a. Locus ceruleus – sympathetic nerve –
adrenal medulla system
Locus Ceruleus terletak di pusat, ke atas serabut sarafnya
berhubungan dgn limbic system (a.l. amygdala nucleus,
hippocampus dan limbic cortex) yg merupakan struktur
dasar untuk emotion, recognation dan behavior; ke bawah
serabutnya mencapai cornu lateral medulla spinalis, lalu
menbentuk sympathetic nerve – adrenal medulla system.
Pada keadaan stres : adrenal medulla melepaskan
adrenalin, sympathetic nerve melepas noradrenalin
b. Hypothalamus – Pituitary – adrenal
cortex system
Hipotalamus terletak di pusat nervous-endocrine
system; ke atas serabutnya berhubungan dgn
paraventricular nucleus, hippocampus dan limbic
cortex; ke bawah serabutnya berhubungan dgn
adrenal cortex melalui CRH dan pituitary.
HPA axis melepas CRH, yg merangsang
pelepasan ACTH melalui pituitary dan menekan
inflamasi dan respon imun, merangsang perubahan
metabolisme :hiperglisemia, hiperlipidemia dan
perubahan berbagai hormon, seperti ADH, GnRH, GH,
LH, FSH.
2. Perubahan dalam sistem saraf
Sistem saraf berperan sentral dlm respon stres.
Maclean membagi otak dlm 3 lapisan struktur :
a. Neocortex
lobus frontalis, merupakan lapis tertinggi, berfungsi translate and
explain sensatory signal dan mengatur pergerakan otot. Serta
berfungsi dlm imaginasi, logika, pemecahan masalah, planning dan
comprehension.
b. Limbic system
Mencakup hipotalamus,hippocampus, cingulated gyrus, pituitary, dll
organ terkait dgn hormon. Berhubungan dgn perubahan emosi.
c. Reticular structure
Di batang otak, merupakan lapisan terbawah, terutama berkaitan dgn
sistem vegetatif.
Ke atas serabutnya berhubungan dgn otak lapisan di atasnya.
Sebagai pusat konduksi, medula spinalis mengatur auto-adjusting
reflex lewat sistem simpatis - parasimpatis dan organ visera terkait
sistem vegetatif.
3. Perubahan dalam sistem imun

- Sistem neuro-endokrin dapat meregulasi dan menerima


feedback dari sistem imun.
- Perubahan hormon akibat stres dapat menekan sistem
imun bahkan menimbulkan disfungsi, misalnya reaksi
autoimun
- Berefek pada pemeliharaan dan pembaharuan struktur
sel.
Manifestasi klinis respon stres (Selye, 1976) :
1. Irritability 17. Hyperactivity
2. Palpitation 18. Over sweating
3. Dryness in mouth & throat 19. Frequent urination
4. Impulsivity, unstable emosion 20. Diarrhea, nausea, vomiting
5. Over reactive crying, hiding ulcer, ulcerative colitis
6. Inability to concentrate, disorientation21. Migraine headache
7. Unrealistic feeling, weakness, dizziness 22. Pre-menstrual syndrome
8. Ease of fatigue, lost interest 23. Neck & lower back pain
9. Unreasonable fear 24. Poor or strong appetite
10. Emotional stress, frightened/excited 25. Increase in smoking
11. Trembling & nervous spasm 26. Increase in intake of medication
12. Law voice & easily startled 27. Alcoholism or drug addiction
13. High pitched nervous laughter 28. Nightmares
14. Stutter & other speech difficulties 29. Nervous behavior
15. Grinding teeth 30. Mental disorders
16. Insomnia 31. Tendency for accidents
Teori Selye dapat diringkas sebagai
berikut :

• Semua organisma memiliki kekuatan bawaan untuk


mempertahankan keseimbangan dalam tubuhnya.
Kondisi seimbang itu dapat terganggu oleh stresor.
Respon itu : reaksi fisiologi non-spesifik,
berupa pertahanan dan perlindungan diri
• Adaptasi terhadap stres timbul sesuai dengan tahapan.
Waktu, durasi dan tingkat adaptasi berhubungan dgn
intensitas dan lama berlangsungnya stresor
• Organisme memilki persediaan energi yg terbatas.
Pada saat kelelahan, organisme akan hilang daya
meneruskan reaksi terhadap stresor
Akupunktur pada
Sistem Neuro-endokrin-
imun
Mekanisme regulasi respon imun dibedakan dlm :
Regulasi internal dan eksternal

Regulasi internal: merupakan hasil interaksi


berbagai faktor internal sistem imun
Regulasi eksternal: mencakup interaksi berbagai
faktor sistem saraf, sistem endokrin dan
sistem imun

Sistem neuro-endokrin-imun Sistem yg pertama


kali dikemukakan oleh Besedovsky, 1977
1. Berdasarkan hasil penelitian laboratoris dan
klinis; rangsang akupunktur dapat
meningkatkan jumlah sel limfosit T, karenanya
dpt meningkatkan daya imun sel tubuh.
Efek dipengaruhi oleh titik akupunktur, teknik
manipulasi dan kondisi tubuh pasien
Hasil penelitian Lizhisiu et al, Hou Shengwei et al,
Wang Danshen et al, Zao Juren et al, dll.
Titik akupunktur : Hegu LI4, Zusanli ST36,
Guanyuan CV4, Baihui GV20, Shenque CV8,
Sanyinjiao SP6
Rangsangan : penjaruman, penghangatan moksa
2. Efek regulasi akupunktur pd daya transformasi
sel limfosit T.
Titik akupunktur : Dazhui GV14, Zusanli ST36, Guanyuan
CV4 ,Feishu BL13, Shenshu BL23, Tianshu ST25,
Zhongwan CV12, Shenque CV8.
Rangsangan : penjaruman, penghangatan moksa

3. Efek regulasi akupunktur pd jumlah dan daya


fagositosis lekosit (neutrofil, eosinofil,
basofil)
Zhao Jinzhang et al, Dacun Feizao et al, Bag. Biomolekuler
Beijing Yike Daxue, International Heping Hospital Jiefang
jun, dll.
Titik akupunktur : Zusanli ST36, Hegu LI4, Neiguan PC6,
Jianshi PC5, Liangmen ST21
4. Efek regulasi akupunktur pd daya fagositosis
MPS (mononucleus phagocyte sistem)
mencakup monosit, makrofag.
Titik akupunktur : Dazhui GV14, Mingmen GV4, Zusanli
ST36, Zhongwan CV12, Liangmen
ST21, Tianshu ST25, Shangjuxu ST37,
Renzhong GV26, Neiguan PC6,
Meichong BL3
5. Efek regulasi akupunktur pd daya pengawasan
sel NK
Titik akupunktur : Shenque CV8 (Zhao Jiren et al)
penghangatan moksa beralas garam
5. Efek regulasi akupunktur pd sistem imun
eritrosit (sistem yg dikemukakan Siegel 1981),
yg berkaitan dgn reseptor komplemen (CR1 &
CR3), enzim SOD
Titik akupunktur : Fuliu KI7, Taixi KI3, Yongquan KI1,
Shenshu BL23, Zusanli ST36, Xiawan
CV10, Guanyuan CV4, Shenque CV8,
Tianshu ST25
6. Efek regulasi akupunktur pd cytokine ( IL-2,
IFN)
Wubin et al, Liu Xinlian et al, Li Shiguang et al,Yang Yongqing
et al, dll
Titik akupunktur : Dazhui GV14, Guanyuan CV4, Suliao
GV25, Zusanli ST36
7. Efek regulasi akupunktur pd imunoglobin
Chao et al, Feng Jianguo et al, Sun Laning et al, Chin et al,
Wang gang et al, Zhang Yuzheng et al, Xu Bingqing et al, dll.
Titik akupunktur : Zusanli ST36, Dazhui GV14, Tianshu
ST25, Quchi LI11; Shanjuxu ST37

8. Efek regulasi akupunktur terhdp aglutinin,


eritrosit aglutinin, hemolisin, bacteriocidin,
precipitin.
Yang Guizhen et al, Wanggang et al, Xu Bingqing et al,
Zhang Daoqing et al, dll
Titik akupunktur : Zusanli ST36, Shang Juxu ST37,
Tianshu ST25, Qihai CV6, DashuBL11,
Dazhui GV14, Quchi LI11
9. Efek regulasi akupunktur pada sistem
komplemen
Wang Xuetai et al, Huang Kunhou et al, Xu Bingqing et al
Titik akupunktur : Zusanli ST36, Tianshu ST25, Dazhui
GV14, Quchi LI11, Hegu LI4,
Yanglingquan GB34, Fenglong ST40

10. Efek regulasi akupunktur terhdp Properdin,


Plasma bacteriocidin
Titik akupunktur : Zusanli ST36, Shangjuxu ST37,
Tianshu ST25
Dalam efek regulasi, Akupunktur memperbaiki
sirkulasi darah, mengatasi radang dan
menghilangkan edema, meningkatkan daya imun
tubuh, menambah imunoglobulin, merangsang
daya fagositosis makrofag dll
Titik akupunktur utama adalah Zusanli ST36

Zusanli ST36
Juga dpt mempengaruhi sistem neuroendokrinimun
menimbulkan efek analgetik dan respon imun.
Penelitian bidang imunologik terhdp
khasiat analgetik dan relaksasi otot,
dan khasiat terapeutik dan preventif
Zusanli ST36, membuktikan
dpt mengaktifkan makrofag, meningkatkan
kecepatan transformasi limfosit,
menambah reseptor komplemen eritrosit C3b,
mengaktifkan sel NK,
menambah IL-2, Interferon, mengaktifkan sel B
sehingga mempertinggi daya imun,
mencapai efek anti-radang.

Anda mungkin juga menyukai