Anda di halaman 1dari 70

GANGGUAN

MENTAL
ORGANIK

KULIAH PAKAR BLOK


SARAF & PERILAKU
DELIRIUM
Pengertian:
Delirium adalah sindrom yang ditandai dengan
kesadaran berkabut, hendaya kognitif
menyeluruh (atensi, konsentrasi, orientasi &
memori); gangguan mood, persepsi dan perilaku.
Padanan: Acute brain syndrome, Metabolic
encephalopathy, Toxic psychosis, Acute brain
failure
Onset: akut (beberapa jam atau hari),
perjalanannya singkat, hilang timbul dan cepat
membaik bila penyebabnya ditemukan dan
diatasi.
Kausa : tidak spesifik , baik intra-kranial maupun
ekstra-kranial.
Gangguan kesadaran dan
perhatian
Taraf kesadaran berkabut (berkurangnya
kejernihan kewaspadaan terhadap
lingkungan) hingga koma, yang ditandai
oleh:
Menurunnya 3P: kemampuan
Memusatkan
Mempertahankan, dan
Mengalihkan perhatian
Gangguan kognitif secara
umum
Distorsi persepsi, ilusi, dan halusinasi
seringkali visual
Hendaya daya pikir dan pengertian abstrak
Dengan atau tanpa waham sementara
Inkoherensi - kekacauan arus dan isi pikir
Disorientasi waktu, bisa juga: tempat dan
orang
Hendaya daya ingat segera dan jangka
pendek
Gangguan berbahasa
Gangguan psikomotor
Hipo atau hiperaktivitas
Agitasi
Pengalihan aktivitas yang tak terduga
dari satu ke yang lain
Waktu reaksi yang memanjang
Arus pembicaraan bertambah/berkurang
Reaksi terperanjat meningkat
Gangguan siklus tidur-bangun
Hipersomnia, insomnia, atau berubahnya siklus
tidur
Gejala yang memburuk di malam hari
Mimpi yang mengganggu atau mimpi buruk
Halusinasi hipnogogik, hipnopompik
Gangguan emosi
Bisadidapatkan gangguan emosi: Iritabilitas,
bingung, cemas, apatis, depresi, dst.
Etiologi

Gangguan SSP Kejang, migraine, trauma kepala, tumor otak, perdarahan


subarachnoid, subdural-epidural hematoma, abses,
perdarahan intraserebelar, stroke hemoragik dan TIA
Gangguan metabolik Abnormalitas elektrolit, DM, hipoglikemik, hiperglikemik dan
resistensi insulin
Penyakit sistemik Infeksi, trauma, dehidrasi atau overload, defisiensi nutrisi,
terbakar, luka tidak terkontrol, heat stroke,
ketinggian>5000 m
Medikasi Morfin, antibiotik, antivirus, antifungi, steroid, anastesi,
obat2an jantung, anti hipertensi, antineoplastic,
antikolinergik, SNM, serotonin sindrom
Preparat2 lain Herbal, teh dan suplemen nutrisi
Botanical Oleander, foxglove,amanita phalloides
Cardiac Gagal jantung, aritmia, MCI,bedah jantung
Pulmonary PPOK,hipoksia, gangguan asam-basa
Endokrin Gagal-krisis adrenal, abnormalitas tiroid-paratiroid
Hematologi Anemia, leukimia, transplantasi stem sel
Renal Uremia, gagal ginjal
Hepatic & neoplasm Hepatitis, cirrhosis, neoplasma, metastase
Penyalahgunaan obat2an Intoksikasi dan withdrawal, logam berat dan alumunium
http://www.nature.com/nrneurol/journal/v5/n4/images/nrneurol.2009.24-f1.jpg
DELIRIUM (3)
Diagnosis Banding:
- Demensia
- Skizofrenia atau depresi
Penatalaksanaan:
- Tujuan utama mengobati kausa penyakit
- Farmako terapi:
Dua kondisi pada delirium yang memerlukan
terapi adalah psikotik & insomnia, berupa
Haloperidol 2-10 mg injeksi. CPZ dihindari untuk
pasien delirium karena efek antikolinergik; utk
insomnia dapat digunakan Hydroxyzine atau
Benzodiazepine waktu paruh pendek.
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Walaupun onsetnya mendadak, gejala prodromal (misal
rasa lemah dan ketakutan) dapat mendahului beberapa
hari sebelum onset
Gejala delirium bertahan sepanjang adanya faktor
kausal, walaupun biasanya berakhir < 1 minggu
Setelah identifikasi dan penyingkiran faktor penyebab,
gejala delirium mereda dalam periode 3-7 hari, walaupun
beberapa gejala dapat sampai 2 minggu untuk selesai
secara komplit
Makin tua pasien dan semakin lama pasien dalam
keadaan delirium, makin lama delirium teratasi
Bila pasien disuruh mengingat mimpi buruk yang
tidak jelas
Delirium berhubungan dengan tingkat mortilitas yang
tinggi pada tahun berikutnya, terutama karena
berhubungan dengan kondisi medis yang menyebabkan
delirium
Demensia
Berasal dari kata dementatus keluar dari
pikiran

Definisi ;
Merupakan sindrom dengan gangguan yang
progresif dari beberapa fungsi kognitif dengan
kondisi kesadaran yang jernih / baik ( tanpa
gangguan kesadaran )

Dengan gambaran simptom yang bervariasi


dengan gangguan yang cukup luas dan kronis.
Kerusakan global dari fungsi intelektual merupakan
ciri-ciri penting dari demensia
Terganggunya Fungsi Kognitif..
Meliputi intelegensi umum, belajar dan
memori, bicara, memecahkan masalah,
orientasi, persepsi, atensi, konsentrasi,
daya nilai dan kemampuan sosial.

Gambaran kesulitan dalam daya ingat,


perhatian, pemikiran, pemahaman,
fungsi mental juga dapat dipengaruhi
yaitu ; mood, kepribadian,
pertimbangan, perilaku sosial.
DEMENSIA
Kausa : 75% karena Alzheimer dan vaskular;
sisanya karena penyakit misalnya; Piks,
Creutzfeldt Jakob, Huntington, Parkinson, HIV dan
trauma kepala.
Onset: mulai usia 50-60 th. Usia harapan hidup
untuk pasien demensia Alzheimer 1-20 th (rata2
8 th). 10-15% pasien dengan demensia
mengalami pemulihan (reversibel) bila terapi
dilakukan saat diketahuinya tanda tanda awal
demensia.
Dapat bersifat progresif atau statis,
permanen ataupun reversibel.
Kemungkinaan pemulihan demensia
yang reversibel berhubungan dengan
patologi dasar, ketersediaan dan
penerapan pengobatan yang efektif.
Hampir 15 % orang dengan demensia
memiliki penyakit yang reversibel bila
diobati tepat pada waktunya sebelum
terjadi kerusakan yang ireversibel.
Epidemiologi

5 % pada populasi umum berusia > 65


tahun
20-40 % berusia > 85 tahun
50-60 % tipe Alzheimer
15 -30 % demensia vaskular
10-15 % demensia tipe Alzheimer dan
vaskular bersamaan
DEMENSIA (2)
Klasifikasi:
Demensia Alzheimer; adanya hendaya memori dan
dikaitkan dengan adanya sedikitnya satu dari gejala lain
penurunan fungsi kognitif (afasia, apraksia, agnosia, atau
fungsi eksikutif abnormal). Menurunnya secara bertahap
fungsi sosial & pekerjaan. Onset usia sebelum 65 th (onset
awal), atau sesudah 65 th (onset lambat).

Demensia vaskular; gejala umum sama dengan Alzheimer,


tetapi memerlukan bukti pemeriksaan klinik maupun
laboratorium yang mendukung vaskular sebagai
penyebabnya.

Demensia akibat kondisi medik umum; ada 6 penyakit


kelompok ini yaitu; HIV, trauma kepala, Parkinson,
Huntington, Pick, dan Creutzfeldt Jakob.

Demensia menetap akibat zat, seperti; alkohol, obat obat


sedatif, hipnotik, anxiolitik dan inhalant.
DEMENSIA(3)
Gambaran Klinik:
- Tahap awal pasien menunjukan kelelahan,
kesulitan mempertahankan kinerja mental,
cenderung gagal melaksanakan tugas yang
bersifat pemecahan masalah, ketidakmampuan
ini bertambah parah. Sehingga pasien memerlu
kan pengawasan ketat dan bantuan tugas harian.
- Kemunduran utama termasuk orientasi, memori,
persepsi, fungsi intelektual dan logika.
- Perubahan perilaku dan afektif, seperti;
kehilangan kontrol impuls dan labilitas emosi
DEMENSIA (4)
Memori :
- Hendaya memori adalah gambaran awal dan utama,
khususnya mencakup korteks, seperti Alzheimer, awalnya
ringan dan kejadian yang baru, seperti: pembicaraan,
kejadian hari ini, no.telepon.
- Progresivitas makin buruk, hanya informasi awal yang masih
tersisa seperti tempat lahir.
Orientasi:
- Karena memori penting untuk orientasi (orang, tempat &
waktu) sehingga mengalami hendaya pula, seperti pasien
lupa kembali ke kamarnya dari kamar mandi.
- Walau terganggu orientasi, tingkat kesadaran tak terganggu.
Perubahan bahasa:
- Proses demensia pada korteks memengaruhi kemampuan
bicara seperti afasia. Kesulitan bersifat samar, tidak cermat,
stereotip, sirkumstansial, pasien juga sulit menyebut nama
objek .
DEMENSIA (5)
Perubahan kepribadian:
- Karakter yang sudah ada jadi menguat pada
demensia.
- Pasien demensia bisa juga jadi introvert dan kurang
peduli dengan orang lain.
- Pasien dengan gangguan pada frontal dan temporal
menjadi iritabel dan eksplosif
Halusinasi & delusi:
- Sekitar 20-30% pasien demensia mengalami
halusinasi dan 30-40% mempunyai delusi terutama
paranoid atau tuduhan dan bersifat tidak sistematis
- Agresifitas bersifat fisik dan bentuk kekerasan lain
juga dialami pada pasien demensia.
Beberapa kasus demensia
masih bisa diterapi karena
jaringan otak yang
disfungsi masih memiliki PENATALAKSANAAN
kapasitas untuk pemulihan DEMENSIA
bila diobati dengan tepat,
terutama bila penyebabnya
bisa diobati.
PENATALAKSANAAN DEMENSIA
SECARA UMUM
1. Modifikasi dari faktor resiko sehingga memperlambat penyebab
demensia atau mengkoreksi penyebab demensia yang bersifat
reversibel . Perhatikan faktor risiko cerebrovaskular (hipertensi,
DM, obesitas, hiperlipidemi, penyakit jantung dan ketergantungan
alkohol); pasien yang merokok disarankan berhenti.
2. Terapi terhadap gejala-gejala kognitif.
3. Terapi terhadap gejala-gejala dan perilaku yang terjadi, contoh:
perilaku agitasi )
4. Farmatekorapi untuk gejala spesifik, seperti perilaku agresif.
5. Terapi lain nutrisi yang baik, latihan fisik yang sesuai, rekreasi
dan terapi aktifitas. Perhatian terhadap masalah penglihatan,
pendengaran dan terapi yang terkait kondisi medik seperti infeksi
saluran kencing, infeksi kulit, disfungsi kardiopulmoner.
Terapi farmakologikal pada Demensia
Antipsikotik:
Haloperidol, dg dosis awal 0,5 mg/hari dosis
efektif 1 3 mg/hari dalam dosis terbagi
Risperidone, dg.dosis awal 0,25 mg/hari
dosis efektif 1 2 mg/hari dalam dosis terbagi
Olanzapine, dg.dosis awal 2,5 mg tiap malam
dosis efektif 5 10 mg tiap malam.

Prinsipnya adalah menggunakan dosis kecil yang


efektif mengatasi gejala agitasi
Hati-hati dengan efek idiosinkrasi pada usia
lanjut.
Anti depresan
Antidepresan gol.SSRIs
Antidepresan gol TCA Trazodone
dosis awal 25 50 mg/hari tiap malam,
dosis efektif 50 250 mg/hari dalam
dosis terbagi.
Terapi Demensia
Alzheimer
Perbaikan gejala : obat kolinergik
Gangguan perilaku : Antipsikotik
Anti inflamasi dan hormon estrogen
dapat memperlambat perkembangan
penyakit.
Kolinesterase inhibitor spt Donepezil,
rivastigmin, atau galantamin membantu
perbaikan fungsi kognitif dan perbaikan
perilaku.
Mood stabilizers
Carbamazepine dosis awal 200
mg/hari tiap malam, dosis efektif 300
mg/hari
Valproic acid dosis awal 125 mg/hari
tiap malam, dosis efektif 250 1000
mg/hari dalam dosis terbagi.
Gabapentin dosis awal 100 mg/hari,
dosis efektif 300 2400 mg/ hari dalam
dosis terbagi.
Cholinesterase Inhibitor
Donepezil 5 10 mg/ hari
Rivastigmine 6 12 mg/hari dibagi
dalam 2 dosis.
Galantamine 24 32 mg/ hari dibagi
dalam 2 dosis.
Terapi Non-farmakologis
Terapi perilaku
Edukasi keluarga
Konseling
Aktifitas terencana :
Stimulasi kognitif
Olah raga
Sosialisasi
Rekreasi
Delirium versus Dementia

Gambaran Demensia Delirium


Onset Lambat Cepat

Durasi Bulan sd tahun Jam sd minggu

Atensi Dipertahankan Fluktuatif

Daya ingat Kelemahan daya Kelemahan daya


ingat jangka pjg ingat
segera&menegah
Pembicaraan Sulit menemukan Inkoheren
kata2
Siklus tidur Tidur terputus Sering terjadi
gangguan
Pikiran Miskin Disorganisasi

Kesadaran Tidak berubah Menurun

Kewaspadaan Biasanya normal Hipervigilensi /


GANGGUAN SUASANA PERASAAN
DEPRESI
Keluhan Utama:
- Awalnya satu/lebih dengan gejala fisik (fatigue,nyeri), selanjutnya
muncul depresi atau kehilangan minat.
- Iritabilitas kadang menyertai gejala.
- Beberapa kelompok berada pada risiko tinggi (seperti mereka
yang baru melahirkan, mengalami stroke, penyakit Parkinson, atau
multiple sclerosis).
Kriteria Diagnosis:
- Gejala utama :
+ Suasana perasaan yang murung atau sedih.
+ Hilangnya minat pada hal hal yang menyenangkan.
+ Perasaan cepat lelah atau tidak bertenaga
- Gejala penyerta:
+ gangguan tidur (insomnia) + low self
esteem/confident
+ gangguan makan (anoreksia) + guilty feeling
+ gangguan fungsi seksual + lack of
memory/concentration
+ retardasi/agitasi psikomotor + suicide ideas
DEPRESI (2)
Diagnosis Banding:
- Gangguan Psikosis; bila disertai gejala halusinasi atau
delusi, pertimbangkan manajemen psikosis.
- Gangguan Bipolar; bila ada riwayat episode manik.
- Gangguan penyalahgunaan alkohol.
- Beberapa obat dapat menimbulkan gejala depresi.
Penatalaksanaan:
Informasi penting utk pasien & keluarga:
- Depresi adalah penyakit biasa dan dapat diobati
- Depresi bukanlah kelemahan atau kemalasan,
sebenarnya pasien mencoba untuk mengatasi
problemnya, tapi dia tidak memiliki cara yang efektif.
DEPRESI (3)
Penatalaksanaan:
Konseling untuk pasien & keluarga:
- Tanyakan sekitar risiko bunuh diri (fikiran tentang mati,
rencana suicide, riwayat suicide, upaya preventif,
supervisi ketat, indikasi rawat)
- Rencana jangka pendek seperti kegiatan yang bersifat
menghibur pasien atau menaikan rasa percaya diri.
- Mendorong pasien menahan rasa pesimis dan kritik diri,
mencegah ide ide pesimistik (contoh: bercerai, keluar
dari pekerjaan), mencegah pikiran negatif dan salah.
- Catat problem kehidupan atau stres psikososial yang
sedang dialami. Fokus pada langkah kecil dan khas
dalam upaya pasien mengurangi atau mengatasi
dengan lebih baik problem ini. Hindari keputusan atau
perubahan yang besar dalam kehidupan pasien.
- Bila ada keluhan fisik; jelaskan hubungan keluhan
tersebut dengan suasana perasaan
DEPRESI (4)
Penatalaksanaan:
Medikasi:
- Pemberian anti depresan bila gejala sedih dan hilang minat
sudah lebih 2 pekan; ditambah minimal 4 gejala penyerta.
Untuk kasus berat pengobatan pada kunjungan awal. Pada
kasus sedang pengobatan setelah upaya konseling tidak
menolong.
Pilihan medikasi:
- Bila terapi sebelumnya cukup efektif, obat dapat diulangi
lagi.
- Untuk pasien lansia atau penyakit fisik, hindari obat yang
berefek samping antikolinergik atau cardiovaskular.
- Bila pasien ada gejala cemas atau sulit tidur dapat
digunakan obat dengan efek yang lebih sedatif.
- Ciptakan dosis efektif Amitriptilin dimulai dengan 25-50 mg
tiap malam dan dinaikan sampai 100-150 mg untuk 10 hari,
kecuali pasien lansia.
DEPRESI (5)
Penatalaksanaan:
Medikasi:
- Jelaskan pada pasien bahwa obat harus diminum tiap hari,
bahwa perbaikan baru dirasakan setelah minum obat
selama 2-3 pekan, dan bahwa efek samping ringan dapat
dialami setelah 7-10 hari. Lanjutkan terapi sesudah 3 bulan
respon dirasakan.
Konsultasi ke spesialis:
- Pertimbangkan konsul bila pasien menunjukan :
+ Risiko bunuh diri & membahayakan orang lain cukup
bermakna
+ Gejala gejala psikotik
+ Gejala depresi menetap setelah diberi obat seperti diatas.
- Perlu psikoterapi yang lebih intensif (seperti terapi kognitif,
terapi inter-personal), dalam rangka mencegah
kekambuhan.
GANGGUAN BIPOLAR
Keluhan Utama:
- Pasien mengalami periode depresi dan mania atau
kegelisahan secara terpisah dengan kondisi mood normal
diantara kedua periode tersebut.
Gambaran diagnostik:
- Periode mania terdiri dari: peningkatan energi dan aktifitas;
peningkatan mood dan iritabilitas; bicara cepat; hilang
kendali; menurunnya kebutuhan tidur; mementingkan diri
sendiri.
- Pasien mudah mengalami kebingungan dan kacau.
- Pada kondisi lain pasien mengalami episode depresi
- Pada kasus berat, pasien mengalami halusinasi (dengar
atau visual), atau delusi (keyakinan tidak logis atau aneh)
selama periode manik atau depresi.
Diagnosis Banding:
- Penggunaan alkohol atau obat dapat menimbulkan gejala
yg sama.
GANGGUAN BIPOLAR (2)
PENATALAKSANAAN:
Informasi penting untuk pasien & keluarga:
- Perubahan yang tak jelas dari mood dan perilaku adalah
gejala dari suatu penyakit.
- Terapi efektif mudah didapat. Terapi jangka panjang dapat
mencegah episode mendatang.
- Bila tak diobati episode manik sangat mengganggu dan
berbahaya. Pasien dengan Episode manik sering kehilangan
pekerjaan, terlibat masalah hukum, masalah keuangan dan
perilaku seks berisiko.
Konseling untuk pasien & keluarga:
- Selama depresi tanyakan soal risiko bunuh diri (lihat depresi).
- Selama periode manik:
+ hindari konfrontasi, kecuali untuk mencegah tindakan
yang membahayakan
+ perhatian dipusatkan sekitar perilaku impulsif dan
berbahaya.
GANGGUAN BIPOLAR (3)
Penatalaksanaan:
Konseling untuk pasien & keluarga:
+ observasi ketat oleh anggota keluarga bila
diperlukan
+ bila agitasi atau perilaku mengganggu cukup parah,
sehingga perlu hospitalisasi (perawatan).

Medikasi:
- Bila pasien menunjukan agitasi, gelisah atau perilaku
mengganggu, perlu diberikan anti psikotik dengan
dosis awal: Haloperidol 3 X 2-5 mg atau
Chlorpromazine (CPZ) 3 X 100-200 mg. Bila ditemukan
efek samping seperti distonia (kejang otot) atau gejala
ekstra piramidal (kaku dan tremor); diberikan anti
parkinson seperti Trihexylphenidil (THP) 3 X 2 mg.
- Benzodiazepine dapat digunakan bersama dengan
neuroleptika untuk mengendalikan agitasi akut
(seperti lorazepam 1-2 mg 4 X sehari)
GANGGUAN BIPOLAR (4)
Penatalaksanaan:
Medikasi:
- Lithium dapat membantu mengurangi mania & depresi dan
dapat mencegah berulangnya episode, bila Lithium diresepkan:
+ dosis awal 200 mg 2 X sehari dan dosis rata rata 2 X 400 mg
+ kadar lithium darah diukur tiap 6 bulan pada pasien yang
stabil
(kadar darah yang diinginkan 0,6-1,0 meq/l)
+ intoksikasi awal lithium ditandai dengan tremor, mual, dan
diare.
tindakan; stop lithium sampai gejala hilang.
+ lithium dilanjutkan minimal 6 bulan sampai gejala mania
hilang
Medikasi alternatif seperti Carbamazepine atau Valproat
Konsultasi spesialis:
- Bila risiko bunuh diri atau perilaku mengganggu cukup parah
- Bila depresi atau mania berlanjut secara signifikan
SINDROM PERILAKU YANG
BERHUBUNGAN DENGAN
GANGGUAN FISIOLOGIS
DAN FAKTOR FISIK
TIDUR
Tidur adalah sebuah aktivitas tubuh
mempertahankan fungsinya agar selalu
dalam keadaan baik dan bersifat ritmik,
berulang setiap hari, serta berpusat di otak.
Kebutuhan tidur setiap individu bervariasi,
rata-rata 6 9 jam sehari.
Pada bayi kebutuhan tidur dapat sampai 16
jam sehari, berangsur-angsur berkurang
sesuai dengan bertambahnya usia individu.
Ritmik Sirkadian dan Siklus Tidur Bangun
Regulasi tidur melalui sirkadian dan
homeostasis

Sinyal
sirkadian
keterjagaan
9.00 15.00 21.00 3.00 9.00
Terjaga Tertidur
Klasifikasi gangguan tidur menurut DSM IV)
GANGGUAN TIDUR

A. Gangguan Tidur Primer, terdiri dari :


1. Dissomnia
2. Parasomnia

B. Gangguan tidur yang berhubungan dengan gangguan


mental lainnya.

C. Kelainan tidur yang lain, terdiri dari :


1.Gangguan tidur karena kondisi medis umum dan
gangguan tidur yang berhubungan dengan pengobatan
terhadap kondisi medis yang melatarbelakangi.
2.Gangguan tidur karena kondisi obat/zat.
GANGGUAN TIDUR

A.GANGGUAN TIDUR
PRIMER
- Dissomnia
Insomnia Primer, Hipersomnia Primer,
Narkolepsi, Gangguan tidur berhubungan
dengan pernapasan, Gangguan tidur irama
sirkadian, Dissomnia NOS.
- Parasomnia
Nightmare disorder, Dream anxiety disorder,
Gangguan teror tidur, Gangguan tidur
berjalan dan Parasomnia NOS
INSOMNIA
Keluhan Utama:
- Pasien menderita dan kadang terganggu aktifitas harian karena
kesulitan dan berkurangnya waktu tidur.
Gambaran Diagnostik:
- Kesulitan masuk tidur.
- Gelisah atau tidur yang tidak nyaman.
- Sering dan memanjangnya periode jaga.
Diagnosis Banding:
- Gangguan fisik, seperti: gagal jantung, penyakit paru dan
kondisi nyeri
- Gangguan psikis, seperti: depresi dan cemas.
- Zat/obat obatan, seperti: alkohol, CNS stimulant, antidepresan,
golongan steroid dan efedrin.
INSOMNIA (2)
Penatalaksanaan:
Informasi penting untuk pasien & keluarga:
- Gangguan tidur sifatnya sementara, biasa saat stres atau
sakit fisik.
- Waktu tidur menurun dengan bertambahnya usia
- Memperbaiki kebiasaan tidur adalah obat yang terbaik
- Mencemaskan tentang kesulitan tidur memperberat
insomnia
- Alkohol dapat mempercepat tidur, tapi tidurnya gelisah dan
cepat bangun.
- Kopi dan teh dapat memperburuk insomnia.
Konseling untuk pasien & keluarga:
Mempertahankan tidur teratur dengan cara:
- Rileks saat sore hari
- Sarankan pasien untuk menghindari kopi dan alkohol.
INSOMNIA (3)
Mempertahankan tidur teratur dengan cara:
- Membiasakan masuk kekamar tidur dan bangun pagi
dengan waktu yang tetap.
- Tetap bangun pagi walau semalam sulit tidur
- Hindari tidur siang dan mencoba latihan relaksasi
- Olah raga pagi/siang dapat membantu tidur teratur, tetapi
olah raga sore membuat insomnia.
Medikasi:
- Obati yang melatarbelakangi kondisi fisik dan psikiatrik
- Penggunaan obat secara intermiten. Hindari hipnotik pada
insomnia kronik. Penggunaan lebih dari 14 hari berpotensi
dependen.
Konsultasi spesialis:
- Bila dicurigai gangguan tidur lebih kompleks, seperti:
narkolepsi atau sleep apnoea.
GANGGUAN SEKSUAL
Gangguan seksual pada pria:
Keluhan Utama:
- Pasien enggan membahas soal seks. Mereka lebih suka
mengeluh gejala fisik, rasa sedih atau problem perkawinan.
Gambaran klinik:
Gangguan seksual pada pria terdapat pada:
- Disfungi ereksi /impoten (tak ada ereksi atau hilang
sebelum orgasme)
- Ejakulasi dini (ejakulasi terjadi terlalu cepat untuk capaian
kepuasan seks)
- Disfungsi orgasme atau ejakulasi tertunda.
- Dorongan seksual menurun (beban ingin punya anak atau
kebutuhan seksual pihak perempuan lebih tinggi)
GANGGUAN
Diagnosis Banding:
SEKSUAL PADA PRIA
(2)
- Depresi, perasaan sedih yang menonjol
- Gangguan cemas, dapat menyertai problem ejakulasi
- Faktor fisik seperti pada DM, hipertensi, alkoholik.
Penatalaksanaan:
Disfungsi ereksi:
Informasi penting untuk pasien & partner:
- Disfungsi ereksi mempunyai banyak sebab. Sering sebagai
respon sementara untuk stres atau hilangnya kepercayaan dan
dapat diobati, khususnya bila ereksi pagi masih terjadi.
Konseling untuk pasien & partner:
- Sarankan pasien & partner untuk menahan diri dari hubungan
intim selama 1-2 pekan. Coba hanya kontak fisik yang
menyenangkan selama waktu itu. Secara bertahap mulai
mencoba melakukan coitus.
GANGGUAN SEKSUAL PADA PRIA
(3) Ejakulasi Dini:
Informasi penting untuk pasien & partner:
- Mengendalikan ejakulasi masih mungkin, dan dapat
meningkatkan kenikmatan seksual secara bersama.
Konseling untuk pasien & partner:
- Yakinkan pasien bahwa ejakulasi dapat ditunda dengan
belajar pendekatan baru (tehnik squeeze atau stop-start).
Penundaan juga dapat dicapai dengan Clomipramine atau
fluoxetine.
Disfungsi Orgasme:
Informasi penting untuk pasien & partner:
- Kondisi yang lebih sulit untuk diobati. Tetapi bila ejakulasi
dapat diupayakan dengan beberapa cara (seperti
masturbasi) prognosis lebih baik.
GANGGUAN SEKSUAL PADA PRIA
(4)
Konseling untuk pasien & partner:
- Saran untuk melakukan latihan seperti stimulasi
penis dengan body oil. Untuk fertilitas
pertimbangkan inseminasi buatan oleh suami.
Dorongan seksual rendah
Informasi penting untuk pasien & partner:
- Rendahnya dorongan seks memiliki banyak sebab,
termasuk defisiensi hormonal, penyakit fisik & psikiatrik,
stres dan masalah dengan pasangan.
Konseling untuk pasien & partner:
- Dorong untuk relaks, kurangi stres, buka komunikasi, kerja
sama yang baik dengan partner.
Konsultasi spesialis:
- Pertimbangkan konsul ahli bila lebih dari 3 bulan tak ada
kemajuan.
GANGGUAN SEKSUAL PADA WANITA
Keluhan Utama:
- Pasien enggan/malu membahas soal seks
Gambaran klinik:
- Gangguan seksual pada wanita terdapat pada:
+ dorongan seks yang rendah
+ vaginismus(kontraksi otot vagina waktu penetrasi)
+ dispareuni (nyeri vagina/pelvis saat coitus)
+ anorgasmia (tak pernah mencapai klimaks)
Diagnosis Banding:
- Bila ada rasa sedih menonjol kemungkinan depresi
- Nyeri pinggul ditemukan pada Pelvic Inflammataory
Disease (PID)
GANGGUAN SEKSUAL PADA WANITA (2)
Penatalaksanaan:
Dorongan seksual rendah:
Informasi penting untuk pasien & partner:
- Nafsu yang rendah karena banyak faktor, termasuk
masalah perkawinan,trauma masa lalu, penyakit fisik
& psikiatrik, stres. Problem sering bersifat sementara.
Konseling untuk pasien & partner:
- Bicarakan keyakinan pasien tentang hubungan seks
- Tanyakan tentang pengalaman traumatik seksual dan
sikap negatif terhadap seks. Bersama suami untuk
mengurangi harapan seksualnya. Sarankan untuk
perencanaan aktifitas seksual pada hari hari tertentu.
GANGGUAN SEKSUAL PADA WANIAT (3)
Penatalaksanaan:
Vaginismus:
Informasi penting untuk pasien & partner:
- Gangguan ini adalah bentuk spasme otot yang
biasa dan dapat diatasi melalui latihan relaksasi.
Konseling untuk pasien & partner:
- Pemeriksaan vagina dengan jari dapat
memastikan diagnosis. Sarankan latihan untuk
suami & klien dengan jari atau dilator bertahap,
disertai dengan relaksasi.
Dispareuni:
Informasi penting untuk pasien & partner:
- Biasanya banyak sebab fisik, tetapi beberapa
kasus kurang lubrikasi & ketegangan otot adalah
faktor utama.
GANGGUAN SEKSUAL PADA WANITA (4)
Dispareuni:
Konseling untuk pasien & partner:
- Relaksasi ,foreplay lebih lama dan penetrasi hati hati bisa
mengatasi masalah psikisnya. Rujuk ke ginekolog bila
dengan cara ini gagal.
Anorgasmia:
Informasi penting untuk pasien & partner:
- Banyak wanita tak mampu mencapai orgasme selama
coitus, tapi dapat dicapai dengan stimulasi klitoris.
Konseling untuk pasien & partner:
- Bicarakan sikap dan keyakinan klien. Dorong eksplorasi diri
dengan manual (stimulasi genital). Partner dibantu untuk
komunikasi yang lebih terbuka dan mengurangi harapan
yang tidak realistik.
Konsultasi spesialis:
- Pertimbangan konsultasi ahli bila problem seksual diatas
tidak mengalami perbaikan dalam waktu 3 bulan
GANGGUAN KEPRIBADIAN
Definisi Kepribadian:
Kepribadian adalah keadaan dan pola
perilaku yang cenderung menetap dan
merupakan ekspresi dari gaya hidup yg
khas dari individu serta cara
berhubungan dengan diri sendiri dan
orang lain.
Etiologi: - konstitusional/biologik/nature
- lingkungan/sosial/nurture
GANGGUAN KEPRIBADIAN (2)

Gangguan Kepribadian:
adalah deviasi ekstrem maupun deviasi
bermakna dari cara individu pada
umumnya dalam suatu budaya tertentu
memandang, memikirkan, merasakan,
dan khususnya berhubungan dengan
orang lain.
Perubahan Kepribadian:
adalah suatu proses yang didapat,
biasanya pada usia dewasa, setelah
stres berat atau berkepanjangan,
deprivasi lingkungan yang ekstrem,
gangguan jiwa yang parah atau
penyakit/cedera otak.
GANGGUAN KEPRIBADIAN (3)

Gangguan kepribadian Paranoid.


- Sangat peka terhadap kegagalan dan
penolakan
- Cenderung menyimpan dendam
- Kecurigaan, suka merasa dihina/dimusuhi
- Mempertahankan hak pribadi yang tidak
sesuai.
- Kecemburuan, ragu tentang kesetiaan
pasangan
- Merasa dirinya penting secara berlebihan
- Dirundung rasa persekongkolan dari suatu
peristiwa terhadap diri pasien maupun
dunia pada umumnya tanpa bukti.
GANGGUAN KEPRIBADIAN (4)
Gangguan Kepribadian Skizoid:
- Sedikit aktifitas yang memberikan kebahagiaan
- Emosi dingin, afek tumpul/datar
- Kurang mampu menyatakan kehangatan,
kelembutan atau kemarahan terhadap orang lain.
- Tak peduli terhadap pujian atau kecaman
- Kurang minat menjalin pengalaman seksual
dengan orang lain.
- Cenderung memilih aktifitas sendiri
- Fantasi dan introspeksi berlebihan
- Tak mempunyai keinginan memiliki teman
dekat/akrab
- Sangat tidak sensitif terhadap norma dan
kebiasaan sosial
GANGGUAN KEPRIBADIAN (5)
Gangguan Kepribadian Dissosial:
- Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain
- Sikap amat tak bertanggung jawab, menetap, tak
peduli terhadap norma, aturan dan kewajiban sosial
- Sulit mempertahankan hubungan untuk waktu lama,
meski mampu mengembangkannya
- Mudah frustrasi dan bertindak agresif serta tindak
kekerasan.
- Tak mampu menerima kesalahan dan belajar dari
pengalaman/ hukuman
- Cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan
rasionalisasi yang dapat diterima, untuk perilaku yang
telah membawa pasien dalam konflik sosial.
GANGGUAN KEPRIBADIAN (6)
Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil
- Bertindak impulsif tanpa mempertimbangkan akibat,
bersamaan dengan labilitas afek.
- Ledakan kemarahan diikuti tindak kekerasan
- Ada 2 tipe: + tipe impulsif (eksplosif dan agresif)
+ tipe ambang (agresi terhadap diri sendiri)
Gangguan Kepribadian Histrionik
- Dramatisasi emosi sendiri, teatrikal dan dibesar-
besarkan
- Sugestif, mudah dipengaruhi orang lain atau keadaan
- Afek datar dan labil.
GANGGUAN KEPRIBADIAN (7)
Gangguan Kepribadian Histrionik (samb).
- Selalu mencari kepuasan (excitement), apresiasi
oleh orang lain, dan aktifitas dimana pasien jadi
pusat perhatian.
- Kegairahan yang tak pantas dalam
penampilan/perilaku
- Terlalu mementingkan daya tarik fisik.
Gangguan Kepribadian Anankastik.
- Perasaan ragu dan hati hati yang berlebihan
- Terpaku pada rincian, peraturan, daftar, urutan,
organisasi dan jadual
- Perfeksionime yang menghambat penyelesaian
tugas
- Kaku dan keras kepala.
GANGGUAN KEPRIBADIAN (8)
Gangguan Kepribadian Anankastik (samb)
- Ketelitian yang berlebihan, sangat hati hati.
- Keterpakuan dan keterikatan yang berlebihan pada
kebiasaan sosial
- Menuntut orang lain melakukan sesuatu sesuai dengan
caranya
- Mencampurkan ide atau dorongan yang bersifat memaksa.
- Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

Gangguan Kepribadian Cemas (Menghindar)


- Rasa diri tak mampu, tak menarik, lebih rendah dari orang
lain
- Sangat kawatir terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial.
- Enggan terlibat dengan orang lain, kecuali yakin akan disukai
GANGGUAN KEPRIBADIAN (9)
Gangguan Kepribadian Cemas (samb)
- Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan
fisik
- Menghindari aktifitas sosial/pekerjaan yang
melibatkan kontak interpersonal karena takut
kritik, tak didukung atau ditolak.
Gangguan Kepribadian Dependen
- Mendorong/membiarkan orang lain membuat
keputusan penting bagi dirinya.
- Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah
daripada siapa ia bergantung dan kerelaan
yang tidak semestinya.
- Keengganan untuk mengajukan tuntutan kepada
orang pada siapa ia bergantung
GANGGUAN KEPRIBADIAN (10)

Gangguan Kepribadian Dependen (samb)


- Perasaan tak enak atau tak berdaya bila
sendirian, karena ketakutan yang dibesar-
besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri
sendiri
- Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh
orang yang dekat dengannya dan ditinggalkan
agar mengurus diri sendiri.
- Keterbatasan kemampuan untuk membuat
keputusan sehari- hari tanpa mendapat nasehat
yang berlebihan dan diyakinkan oleh orang lain.
- Termasuk: kepribadian astenik, pasif,
menyalahkan diri.
PERUBAHAN KEPRIBADIAN
Syarat: tidak disebabkan oleh kerusakan atau
penyakit otak.
Ciri: - berkembang mengikuti stres yang lama
atau katastrofik, seperti: kamp konsentrasi,
penyiksaan, bencana, ancaman maut yang
berlangsung lama (penyanderaan, dll).
- mengikuti penyakit jiwa berat pada pasien
yang tanpa gangguan kepribadian sebelumnya.
Harus dibedakan dari
Skizofreni Residual dan keadaan sembuh tak
sempurna
lain karena suatu gangguan jiwa sebelumnya.
GANGGUAN KEBIASAAN & IMPULS
JUDI PATOLOGIS:
- Episode berjudi yang berulang dan sering, yang
mendominasi kehidupan individu yang merusak nilai dan
ikatan sosial, pekerjaan, material dan keluarga.
- Banyak hutang, berbohong dan melakukan pelanggaran
hukum untuk mendapatkan uang.
- Dampak psikososial: kemiskinan, kegagalan rumah tangga,
kekacauan kehidupan pribadi
BAKAR PATOLOGIS (PIROMANI).
- Berulang ulang melakukan pembakaran tanpa motif yang
jelas, seperti balas dendam atau alasan politis.
- Sangat tertarik menonton peristiwa kebakaran.
- Perasaan tegang sebelum kejadian dan sangat puas setelah
berhasil dilaksanakan
GANGGUAN KEBIASAAN & IMPULS (2)
CURI PATOLOGIS (KLEPTOMANI)
- Kegagalan menahan dorongan yang berulang
untuk mencuri sesuatu yang tidak dibutuhkan.
- Ada peningkatan ketegangan sebelum melakukan
aksi dan merasa puas pada saat melakukan aksi
dan segera sesudahnya.
- Merupakan aksi soliter tanpa kaki
tangan/kelompok
TRIKOTILOMANIA.
- Kerontokan rambut kepala akibat berulang kali
gagal menahan diri terhadap impuls untuk
mencabut rambut.
- Pencabutan rambut didahului oleh ketegangan
yang memuncak dan diikuti rasa lega atau puas
GANGGUAN IDENTITAS JENIS
KELAMIN
Transseksualisme
- Hasrat untuk hidup dan diterima sebagai anggota dari
kelompok lawan jenisnya. Perasaan tak enak atau tak
sesuai dengan anatomi seksualnya dan menginginkan
untuk memperoleh terapi hormonal atau pembedahan
guna membuat tubuhnya semirip mungkin dengan
jenis kelamin yang diinginkan.
Transvestisme Peran Ganda

- Mengenakan jenis pakaian dari lawan jenis sebagai


bagian dari eksistensi dirinya untuk menikmati
sejenak pengalaman sebagai anggota lawan jenisnya,
tapi tanpa hasrat untuk mengubah jenis kelamin
secara lebih permanen atau untuk diikuti dengan
tindakan bedah.
GANGGUAN PREFERENSI SEKSUAL
FESTISHISME: benda mati sebagai suatu stimulus yang dapat
membangkitkan gairah seksual dan memberi kepuasan seksual.
TRANSVESTISME FETISHISTIK: mengenakan pakaian dari
lawan jenis untuk tujuan mencapai kepuasan seksual.
EKSHIBISIONISME: kecenderungan berulang dan menetap untuk
memamerkan alat kelamin kepada orang asing (lawan jenis) tanpa
ajakan atau niat untuk berhubungan lebih akrab. Aksi ini diikuti
dengan masturbasi
VOYEURISME: kecenderungan berulang dan menetap untuk
melihat orang yang berhubungan seksual atau berperilaku intim,
biasanya sambil masturbasi
PEDOFILIA: preferensi seksual terhadap anak anak (prapubertas),
baik pada anak laki laki atau perempuan atau keduanya.
SADOMASOKISME: preferensi terhadap aktifitas seksual yang
meliputi pengikatan atau menimbulkan rasa sakit atau penghinaan.
Jika individu lebih suka menjadi resipien dari perangsangan
demikian, disebut masokisme.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai