PENDAHULUAN
Confuse adalah ketidakmampuan mempertahankan pikiran koheren dan perbuatan. Hal penting dari confuse adalah penurunan sensorik dan kurang perhatian (Inattention). Pasien confuse tidak dapat berpikir normal, Jelas atau koheren.
Delirium adalah keadaan confuse akut disertai aktifitas sympatis. Delirium terjadi pada pasien confuse disertai takhikardia,tremor,midriasis dan hypertensi. Secara umum confuse terlihat pada metabolik ensephalopati,intoksikasi obat sedative,demam tinggi,withdrawl alkohol/obat sedative.
Hipocratess Delirium adalah suatu akut confuse yang ditandai dengan gangguan global dalam perhatian dan kognitif. Terjadi 1-2% pada populasi umum . Prevalensi meningkat 14% pada usia 85 thn. Delirium meningakatkan resiko komplikasi medis,perawatan ,penurunan fungsional dan demensia.
Istilah Delirium - Acute Confusional State - Acute Brain Syndrome - Acute Cerebral Insuffisiency - Toxic Metabolic Encheplalopathy - Transient Reversible Syndrome
FAKTOR RESIKO
Potensial Modifiable - Gangguan sensorik - Imobilisasi - Obat obatan - Penyakit neurologi akut - Penyakit penyerta - Gangguan metabolik - Pembedahan - Nyeri - Emosi
FAKTOR RESIKO
FAKTOR PENYEBAB
Patofisiologi
Sulit di pahami Secara umum : - Neurobiologi perhatian - Mekanisme kortikal dan subkortikal - Mekanisme neurotransmiter dan humoral
Neurobiologi perhatian
Arousal dan attensi lesi di otak meliputi aktivasi sistim asending retikularis (ARAS). Dari mid pontin tegmentum ke regio singulatus anterior. Atensi terletak di lobus parietal non dominan dan frontal. Wawasan dan keputusan luhur terintegrasi dengan fungsi kortikal
EEG :penurunan gelombang alpha dan aktifitas gelombang abnormal di daerah dominan posterior. Berhubungan dengan tingkat kesadaran dan pengamatan tingkah laku dengan berbagai etiologi,diduga suatu final common neural pathway Withdrawl alkohol dan obat sedatif : aktifitas low voltage,fast wave predominan.
Auditori brainstem,somatosensorik dan neuroimaging merupakan peran penting dari subkortikal seperti halnya struktur kortikal sebagai patogenesis delirium. Gangguan subkortikal : stroke dan parkinson
Asethylkholin Kondisi medis - hipoksia - hipoglikemi - defiseinsi thiamin Menurunkan sintesa asethylkolin Akifitas serum antikholinergik
Penyakit alzheimer ; kehilangan neuron kholinergik Neurotransmiter lain Cytokin,-ILs, IFNs : sepsis
Mekanisme delirium - Defisiensi cholinergik * Gangguan sintesa asethylkholin * Mekanisme sinaptik kholinergik * Iskemik dan stess global * Ketidakseimbangan neurotransmiter.
Gambar figure 3
KETIDAKSEIMBANGAN NEUROTRANSMITER
GEJALA KLINIK
Gangguan kesadaran Perubahan kognitf Perkembangan tipikal ,periode waktu yang singkat dan cenderung fluktuasi dalam sehari. Agitasi psykomotor,gangguan tidurbangun, iritabilitas,cemas,emosi labil, hipersensitif terhadap cahaya dan suara.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Fungsi hati Gula darah Lumbal fungsi Kultur Toksikologi dan kadar obat EEG CT,MRI
DIAGNOSA BANDING
PENATALAKSANAAN
ABCDE Evaluasi penyebab yang paling mungkin Suportive - Koreksi kelainan - Hydrasi dan nutrisi - Tingkatkan mobilitas - Nyeri - Kulit - Inkontinensia - Manipulasi kepribadian dan interpersonal.
Penanganan spesifik - Thiamin,glukosa - Naloxon - Flumazenil - Antibiotik, antiviral - Haloperidol - Cholinesterase inhibitor - Antipsikotik atypikal Preventif Outcome : bervariasi, mortalitas tinggi
OUTCOME DELIRIUM
KESIMPULAN
Delirium merupakan kasus yang serius dan komplikasi pada orang lanjut usia. Perlu perhatian mengenai etiologi spesifik. Outcome dan prognosisnya buruk. Penting dalam upaya pencegahan, pengenalan awal dan pengobatan yang efektif .