Anda di halaman 1dari 5

Gangguan Mental Organik – Jenis – Penyebab

dosenpsikologi.com/gangguan-mental-organik

By Ina 5 September 2017

Psikosa merupakan gangguan mental yang disebabkan adanya disorganisasi kognitif,


diorientasi waktu, ruang, orang, serta adanya gangguan emosional. Kondisi tersebut
menyebabkan adanya gangguan kepribadian dan perilaku yang menyimpang
dikarenakan terputusnya hubungan dirinya dengan kenyataan. Kondisi ini juga
mempengaruhi hubungan sosialnya. Pada beberapa kasus gangguan psikosa juga
disertai adanya halusinasi atau delusi dimana penderita menyatakan sesuatu yang tidak
ada seperti ada.

Menurut kartini kartono, 1989 bahwa psikosa dibagi menjadi dua golongan yaitu
psikosa organik dan psikosa fungsional. Psikosa organik disebabkan adanya kerusakan
ataugangguan pada faktor fisik, seperti kerusakan pada sel saraf pada otak, sehingga
menyebabkan gangguan pada ingatan, fungsi pengenalan, perasaan, dan disorientasi
kemauan diri. Berikut ini merupakan penjelasan lebih detail tentang gangguan mental
organik.

Pengertian

Gangguan mental organik merupakan gangguan akibat disfungsi bagian otak yang bisa
bersifat temporer atau permanen. Kerusakan fungsi sel otak ini bisa diakibatkan oleh
banyak faktor seperti penuaan atau penyakit kelebihan produksi zat zat tertentu di
dalam otak.

Choca, 1980 mengelompokkan gangguan mental organik menjadi 8 berdasarkan


karakteristiknya yaitu: (1) Demensia: gangguan fungsi intelektual. (2) Delirium:
gangguan konsentrasi dan kesadaran. (3) Sindrom amnestic: gangguan memori. (4)
Sindrom delusi organik :munculnya imajinasi atau khalayan. (5) Halusinasi
organik: munculya halusinasi. (6) Sindrom mental organik: gangguan fungsi
emosi. (7) Intoksikasi: gangguan intelektual dan fungsi motorik. (8) Withdrawals:
gangguan intelektual dan fungsi motorik.

Kerusakan pada struktur atau bagian tertentu pada otak akan menyebabkan gangguan
yang berbeda beda tergantung fungsi apa yang terganggu. Kerusakan pada area yang
sama juga tidak selalu menunjukkan gejala yang sama dipicu seberapa besar kerusakan
yang terjadi. Semakin luas kerusakannya maka akan semakin berat gejala yang muncul.
Begitu juga apabila apabila kerusakan terjadi pada area motorik, maka gangguan yang
muncul adalah seperti gangguan berbicara, dan lainnya. Kemungkinan penyembuhan
gangguan mental organik akan lebih maksimal apabila diobati sejak dini, ketika awal
gejala ditemukan.

baca juga:

1/5
Penyebab

Penyebab umum munculnya gangguan mental organik yaitu oleh kerusakan sel atau
trauma pada otak, bisa juga disebabkan oleh penyakit atau ketidakseimbangan nutrisi.
Gambaran utama dari penyebab gangguan mental organik, antara lain:

1. Gangguan fungsi kognitif: Meliputi gangguan daya ingat, atau memori, daya
pikir, konsentrasi, daya belajar.
2. Gangguan sensorium: Gangguan kesadaran, perhatian atau kesulitan
memfokuskan pikiran.
3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol: Adanya halusinasi, delusi,
waham, perubahan emosi yang tidak stabil, depresi.

Ciri-Ciri

Berikut ini adalah ciri ciri umum gangguan mental organik menurut Rathus & Nevid,
1991:

1. Penurunan fungsi intelektual dan ingatan.


2. Gangguan dalam berbicara dan berbahasa.
3. Disorientasi ruang, waktu, dan orang.
4. Adanya gangguan motorik.
5. Mengalami gangguuan dalam membuat keputusan.
6. Emosi dan perasaan menjadi tidak stabil.
7. Kepribadian yang berubah dan menyimpang.

baca juga:

Macam Macam Skizofrenia


Gejala Penyakit Alzheimer
Fobia Sosial
Cara Mengatasi Anxiety Disorder
Ciri Ciri Depresi Berat

Jenis Gangguan Mental Organik

Berikut ini adalah beberapa jenis dari gangguan mental organik yang umum terjadi,
antara lain:

A. Delirium
Delirium merupakan kondisi mental yang kacau dan kesulitan untuk berkonsentrasi
atau memusatkan perhatian akibat adanya kerusakan fisik di otak atau pasca
penggunaan zat zat psikoaktif.

Adapun tanda dan gejala dari delirium, yaitu:

2/5
Gangguan kesadaran: orang dengan delirium mengalami gangguan kesadaran,
bisa tiba tiba pingsan, kesadaran berkabut bahkan sampai koma.
Gangguan perhatian: Penderita memiliki penurunan kemammpuan dalam
memusatkan, perhatian, sehingga memiliki kesulitan dalam mengikuti
pembicaraan orang lain yang berganti ganti topik pada waktu yang bersamaan.
Penderita juga menurun sensitifitas perhatiannya terhadap lingkungan.
Gangguan kognitif umum: Penderita mengalami halusinasi, ilusi, atau
kesalahan dalam interpretasi stimulasi sensori. Penderita tidak dapat
mengorganisasikan pikirannya, berbicara melantur, dan bisa dengan atau tanpa
adanya waham yang bersifat sementara.
Gangguan psikomotor: Penderita mengalami hipoaktivitas atau hiperaktivitas
yang tidak terduga. Penderita memiliki waktu untuk bereaksi atau memberikan
respon lebih panjang, arus pembicaraan bertambah atau berkurang, reaksi
terperanjat meningkat, melakukan gerakan gerakan tidak bermakna, tanpa tujuan
dan tidak tenang misalnya seperti memukul mukul objek tertentu.
Gangguan siklus tidur –bangun: Penderita seringkali mengalami kesulitan
tidur atau insomnia. Pada kasus berat, penderita sama sekali tidak tidur. Siklus
tidur juga bisa terbalik dimana pada malam hari tidakmengantuk dan mengantuk
pada siang hari. Gejala gejala lainnya akan semakin memburuk ketika tidak bisa
tidur. Sering mimpi buruk dan bangun di malam hari. Mimpi buruk bisa berlanjut
pada halusinasi setelah terbangun dari tidur.
Gangguan emosional: Penderita mengalami kecemasan berlebih, mudah
marah, emosi tidak stabil dan berubah ubah, apatis terhadap lingkungan, dan
kehilangan akal.

Penyebab Delirium

Delirium disebabkan gangguan menyeluruh oleh proses metabolisme otak dan


gangguan neurotransmitter pada otak. Delirium terjadi secara tiba tiba akibat trauma
otak atau adanya luka di kepala. Delirium bisa berkembang secara cepat ataupun
bertahap akibat suatu penyakit. Secara umum delirium disebabkan oleh: (1) Infeksi
yang ditandai adanya demam tinggi yang tidak turun turun, (2) trauma pada kepala:
luka atau trauma menyebabkan kerusakan pada sel atau bagian otak, (3) Gangguan
metabolisme akibat organ lain seperti liver, ginjal, efek pembedahan, intoksikasi, zat
psikoaktif, dan lainnya (Rathus dan Nevid, 1991).

Pengobatan Delirium

Delirium bisa diobati dengan maksimal pada awal tahap munculnya gejala, semakin
awal pengobatan dimulai maka akan semakin efektif terhadap tingkat penyembuhan.
Delirium bisa diatasi dengan tepat berdasarkan pada kondisi organiknya. Penanganan
delirium ini bisa sangat singkat berkisar satu minggu, atau sebulan. Namun apabila
terlambat, kondisi fisik bisa memburuk dan terjadi koma atau kematian. Pengobatan

3/5
delirium biasa dilakukan di Rumah Sakit sehingga dapat dipantau perkembangannya
dan diberikan terapi obat (tranquilizers) untuk mengurangi gejala gejala yang muncul
dan mendapatkan dukungan emosional dan sosial dari lingkungannya.

baca juga:

Psikologi Lansia
Tips Menahan Emosi
Teori Kepercayaan Diri
Cara Menghilangkan Beban Pikiran
Cara Menghilangkan Rasa Bosan

B. Demensia
Demensia berarti gangguan mental atau gangguan kognitif dengan ciri yang menonjol
yaitu adanya kemunduran ingatan yang progresif dan terganggunya kemampuan
berbahasa dan motorik. Menurut PPDGJ-III, demensia merupakan sindrom akibat
gangguan fungsi luhur kortikal yang multiple yaitu daya ingat, daya pikir, orientasi,
berhitung, belajar, berbahasa, dan daya nilai. Pada awalnya gejala muncul diawali
dengan adanya gangguan pada emosi, perilaku dan juga motivasi hidup.

Gangguan fungsi intelektual atau kemunduran mental pada demensia lebih mengacu
pada gangguan degeneratif otak. Demensia seringkai muncul pada usia lansia yaitu
pada usia 65 tahun dan disebut presenile demensia. Gejala gejala mulai muncul dan
berkembang pada usia 40 – 50 tahun. Sedangkan demensia yang muncul di atas usia 65
tahun disebut senile demensia yang ditandai dengan kemunduran fisik dan mental
secara lamban dan progresif disertai gangguan daya ingat. Namun demensia tidak
hanya terjadi pada usia lansia saja, namun bisa juga mengenai semua kalangan umur.
Berikut ini gejala umum yang timbul akibat demensia:

1. Adanya kemunduran mental seperti daya pikir, berfikir akbstrak, gangguan


kemampuan pemecahan masalah, daya ingat, gangguan fungsi sosial dan aktivitas
harian.
2. Kehilangan ingatan, pada awalnya hanya ringan meliputi kejadian yang singkat,
namun semakin lama semakin parah sehingga tidak mampu mengingat hal hal
yang baru. Semakin lama, kondisi akan terus memperburuk, bahkan penderita
tidak dapat mengenali dirinya, orang orang disekitarnya, bahkan kehidupannya.
3. Afasia, merupaka hilangnya kemampuan menggunakan bahasa karena kerusakan
pada bagian otak.
4. Apraxia, merupakan ketidakmampuan melakukan gerakan badan yang
terkoordinasi akibat kerusakan pada otak.
5. Agnoria merupakan ketidakmampuan mengenal objek meskipun penderita
mampu mengamatinya.
6. Tidak ada gangguan kesadaran

Penyebab Demensia
4/5
Faktor penyebab demensia meliputi kerusakan otak yang progresif. Penyakit fisik yang
bisa menjadi penyebab demensia antara lain: penyakit otak seperti Alzheimer dan Pick,
multi- infark demensia (multiple stroke yang terjadi berulang- ulang), infeksi pada otak,
intoksikasi, tumor di kepala, dan lainnya.

75% kasus demensia disebabkan oleh Alzheimer dan mengenai lebih banyak pada
perempuan. Alzheimer bisa teradi pada usia 40 tahun dan secara progresif berkembang
seiring bertambahnya usia. Semakin tinggi usia maka semakin besar pula kemungkinan
menderita Alzheimer. Di Amerika, Alzheimer menjasi salah satu penyebab kematian
tertinggi.

Multi infark dementia diakibatkan oleh stroke yang terjadi berulang ulang. stroke
sendiri terjadi akibat penebalan dinding pembuluh darah pada otak atau adanya
sumbatan. Multi infark dementia memiliki gejala yang hampir sama dengan penyakit
Alzheimer yaitu adanya gangguan daya ingat dan gangguan berbicara, perubahan
emosi yang tidak stabil, ketidakmampuan menjalankan fungsi atau aktivitas harian.
Kembali lagi pada konsep sembelumnya, bahka gejala yang muncul tergantung pada
area kerusakan yang terjadi dan seberapa luar kerusakannya. Kerusakan pada area
tertentu, mengakibatkan gangguan fungsi tertentu.

Gangguan kognitif biasanya tidak merata, mungkin adanya gangguan daya ingat saja,
atau dengan daya pikir juga, ataupun adanya gejala neurologis fokal. Namun daya tilik
(insight) dan daya nilai atau pemberian keputusan masih relatif menetap dan baik.
Onset terjadi lebih lambat dan setiap infark yang terjadi mengalami akumulasi
kerusakan pada parenkim otak.

baca juga:

Gangguan mental organik terdiri dari banyak macam lainnya. Pengobatan dari
gangguan mental organik ini menitikberatkan pada pencegahan percepatan
progresifitas perkembangan penyakit atau kerusakan yang terjadi. Semakin cepat
ditangani, maka kerusakan yang terjadi tidak akan meluas dan penyembuhan bisa lebih
optimal.

Pada beberapa gangguan, pengobatan mungkin tidak bersifat menyembuhkan, namun


hanya memperlambat keparahan kerusakan pada otak, dan juga menekan gejala gejala
yang ditimbulkannya seperti menekan emosi yang berubah ubah, atau perilaku yang
tidak terkoordinasi. Alzheimer menjadi salah satu penyebab gangguan mental organik
yang sampai saat ini masih belum ditemukan pengobatannya. Beberapa penyebab
lainnya juga masih belum bisa diketahui pengobatannya, treatment yang ada hanya
untuk menekan gejala gejala yang muncul dan memperlambat progres penyakit.

5/5

Anda mungkin juga menyukai