Anda di halaman 1dari 2

Memahami Kondisi TB MDR dan Cara

Mengendalikannya
alodokter.com/memahami-kondisi-tb-mdr-dan-cara-mengendalikannya

October 10, 2017

Kesehatan

TB MDR atau multidrug-resistant tuberculosis adalah jenis tuberkulosis


yang kebal terhadap 2 obat antituberkulosis paling kuat, yaitu isoniazid
dan rifampisin. Pada tahun 2018, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dan WHO memperkirakan terdapat sekitar 23.000 penderita TB
MDR di Indonesia.

Penularan tuberkulosis antarmanusia dan penanganan yang tidak tepat bisa memicu
bakteri penyebab tuberkulosis untuk mengembangkan daya tahannya terhadap obat
antituberkulosis yang diberikan.

Namun, bukan berarti kondisi ini tidak dapat diobati sama sekali. Melalui penanganan
yang tepat, penderita TB MDR dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.

Penyebab Terjadinya TB MDR


Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kekebalan atau resistensi
kuman terhadap obat tuberkulosis atau TB MDR, antara lain:

Penderita TB tidak menyelesaikan pengobatan hingga tuntas


Pemberian obat yang salah, baik jenis obat, dosis, dan lama pengobatan TB
Kualitas obat yang buruk
Kurangnya ketersediaan obat TB

TB MDR juga lebih berisiko terjadi pada seseorang yang sebelumnya pernah terkena
TB, sistem kekebalan tubuh yang lemah, kontak dengan penderita TB MDR, dan
berasal dari daerah dengan kasus TB resisten obat yang tinggi.

Cara Mengendalikan TB MDR


Pengendalian kasus TB MDR di Indonesia diawali dengan penemuan kasus terduga TB
resisten obat. Seseorang diduga menderita TB resisten obat jika memiliki kondisi
sebagai berikut:

Penderita TB gagal pengobatan


Kuman TB masih positif setelah 3 bulan pengobatan
Penderita TB yang kembali berobat setelah lalai berobat (loss to follow-up)
Penderita TB dengan HIV yang tidak menunjukkan respons terhadap pengobatan
TB

1/2
Jika mendapati kondisi di atas, Anda perlu segera ke dokter untuk mendapat
pemeriksaan lanjutan. Setelah dokter melakukan pemeriksaan dan Anda dinyatakan
menderita TB MDR, Anda perlu segera mulai menjalani pengobatan. Lamanya
pengobatan dapat berkisar antara 19–24 bulan.

Namun pada kondisi tertentu, seperti pada TB MDR tanpa komplikasi atau pada TB
MDR yang belum mendapatkan pengobatan lini kedua, WHO merekomendasikan
program pengobatan yang lebih singkat, yaitu 9–12 bulan.

Gejala TB umumnya akan membaik dalam beberapa bulan setelah pengobatan. Namun,
penderita TB MDR harus selalu menjalani evaluasi dan pemantauan ketat selama masa
pemulihan dan menjalani pengobatan hingga tuntas.

Tenaga medis juga harus mengikuti semua langkah penanganan TB yang telah
ditentukan, serta memastikan penderita yang diduga TB segera didiagnosis dan
mendapatkan panduan perawatan yang benar.

Guna mencegah TB MDR, pemerintah mendorong seluruh pemberi pelayanan TB di


semua fasilitas kesehatan untuk memberikan pelayanan TB sesuai standar dan
meningkatkan kewaspadaan melalui penemuan kasus secara dini dan memastikan
pelayanan TB yang berkualitas.

Jika Anda merasa telah terpapar atau mengalami gejala TB dan TB MDR, segeralah
melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter agar dokter dapat mendiagnosis sejak dini
dan pengobatan TB MDR dapat dilakukan dengan tepat.

2/2

Anda mungkin juga menyukai