Anda tentu sudah tidak asing dengan depresi atau gangguan bipolar. Namun,
pernahkah Anda mendengar tentang organic mental disorder (OMD)? Kondisi yang
dikenal dengan gangguan mental organik ini disebabkan oleh gangguan pada fungsi
otak. Penasaran mengenai kondisi ini? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Kondisi ini dapat bersifat sementara, akut, maupun kronis. Bila kondisi ini menyerang,
pasien harus mendapatkan perawatan, supaya gejalanya tidak memburuk dan
menimbulkan masalah yang mengancam jiwa.
Kondisi lainnya
Rendahnya tingkat oksigen dalam tubuh
Stroke yang bisa meningkatkan risiko demensia
Gangguan kepribadian dan perilaku, seperti narsistik atau obsesif kompulsif
1/3
Berbagai gejala gangguan mental organik
Organic mental disorder menimbulkan gejala yang bervariasi bergantung bagian otak
yang terkena. Namun, umumnya orang yang didiagnosis terkena penyakit ini akan
mengalami gejala sebagai berikut:
Sulit mengingat, mudah bingung, dan kehilangan ingatan jangka pendek, yaitu
amnesia
Sulit memahami percakapan, konsentrasi pada sesuatu, penilaian terhadap
sesuatu memburuk
Mudah cemas dan takut
Bermasalah dalam menjaga keseimbangan, ketika berdiri atau berjalan
Mengalami gangguan penglihatan
Sulit mengendalikan gerakan otot tubuh
Agresif atau menunjukan kemarahan yang ekstrem
Satu atau dua gejala yang disebutkan mungkin pernah dialami sebagian besar orang.
Namun, pada orang dengan gangguan mental organik, gejala ini akan terus terjadi dan
semakin parah seiring waktu. Akibatnya, aktivitas sehari-hari bisa lumpuh karena
kesulitan merawat dirinya sendiri, berkomunikasi, dan bekerja sama dengan orang lain.
Jika Anda atau mendapati anggota keluarga atau teman mengalami gejala, segera
periksa kesehatan ke dokter. Semakin cepat diatasi, semakin mudah proses
pengobatan dan tentunya meningkatkan kualitas hidup pasien.
Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan memberikan perawatan yang sesuai dengan
keparahan cedera atau jenis penyakit yang mendasari. Pada beberapa kasus, pasien
hanya perlu beristirahat dan minum obat. Namun, ada pula yang perlu menjalani
rehabilitasi dan perawatan pendukung, seperti terapi.
Terapi yang biasanya direkomendasikan adalah terapi perilaku, terapi fisik, dan terapi
okupasi. Semua terapi tersebut berfungsi untuk membantu pasien untuk
mengendalikan gejala, meningkatkan kemampuan fisiknya, dan membantu pasien
untuk melakukan rutinitasnya kembali normal.
Baca Juga:
2/3
3/3