Anda di halaman 1dari 17

DIAGNOSIS DAN

PENATALAKSANAAN
ANEMIA PADA
DEWASA

FAIZAL DRISSA HASIBUAN


DEFINISI

 Anemia didefinisikan sebagai


kadar hemoglobin lebih rendah
dari nilai terendah dari kadar
normal berdasarkan kelompok
umur dan jenis kelamin.

DeMaeyer EM. Pencegahan dan Pengawasan Anemia Defisiensi Besi,WHO 1989.


Nilai Hemoglobin dan Hematokrit normal terendah

Umur dan jenis kelamin Hb Ht

Anak - anak 6 bulan – 6 tahun 11 36


Anak – anak 6 tahun – 14 tahun 12 38
Laki-laki dewasa 13 40
Wanita dewasa tidak hamil 12 38
Wanita dewasa hamil 11 36

 WHO Group Experts on Nutritional Anaemia.


PERHATIAN !
 Anamnesis
 Sering dilupakan.
 Sering tidak lengkap dan kurang mengarah.
 Anemia bukan penyakit tersendiri, sering
merupakan gejala ikutan dari penyakit lain.
ANAMNESIS
1. Keluhan : lekas lelah, kurang konsentrasi, sulit bernafas, mengantuk
2. Anamnesis makanan : anemia nutrisional.
3. Pekerjaan pasien : kontak dengan zat-zat kimia, pekerja tani, penyemprot
hama, daerah malaria, alat-alat keselamatan kerja, lingkungan kerja dsb.
4. Riwayat ikterus ringan sampai kencing berwarna teh pekat, untuk
mengetahui apakah pasien mengalami anemia hemolitik.
5. Riwayat memakai obat-obatan tertentu, makan jamu, zat-zat pembersih
rumah tangga.
6. Riwayat penyakit seperti apakah menderita penyakit kronik seperti
penyakit ginjal, hati, tuberkulosis, diabetes.
7. Apakah ada penyakit-penyakit tertentu didalam keluarga seperti
talasemia dan penyakit-penyakit genetik lain.
8. Suku bangsa dan tradisi-tradisi tertentu.
PEMERIKSAAN FISIK

 Tanda-tanda pucat, memar, bintik-bintik merah/biru dibeberapa


bagian tubuh.
 Kuku dapat dijumpai Koilonychia ( sudah jarang )
 Perdarahan gusi, perdarahan gastrointestinal, respiratoar, urogenital.
Wajah tampak pucat, konjungtiva pucat.
 Pemeriksaan limpa, hati dan ginjal.
 Pemeriksaan gastrointestinal, apakah ada teraba massa.
 Pemeriksaan thorax.
 Apakah ada ulkus-ulkus kronik pada tungkai, tanda adanya penyakit
talasemia, anemia sel sabit dan adanya pembengkakan tanda
trombosis vena dalam.
 Keluhan-keluhan seperti kebas-kebas atau tanda-tanda neurologis
yang jelas seperti kelainan refleks yang dapat merupakan tanda
kurangnya vitamin B12.
PEMERIKSAAN DARAH TEPI
 Pemeriksaan darah tepi, darah yang diambil harus dari ujung
jari tangan, bukan dari darah vena.
 Pewarnaan Wright
1. Morfologi darah tepi :
 1.Eritrosit : mikrositik, normositik atau makrositik. Selalu
morfologi campuran, tetapi bentuk mana yang dominan
akan menentukan morfologinya.
 2.Lekosit : normal atau ada ditemukan lekosit muda sampai
bentuk blas.
 3.Trombosit : jumlahnya cukup, banyak sekali atau
berkurang. Apakah ada megakariosit. Apakah ada bentuk-
bentuk trombosit abnormal.
2. Retikulosit : Hitung retikulosit berkurang, normal atau
meningkat.
LABORATORIUM
Kalau dapat menggunakan pemeriksaan darah dengan alat yang otomatis
(Coulter). Pada alat tersebut akan diperiksa secara otomatis :
 Hb
 Ht
 Hitung lekosit
 Hitung eritrosit
 Hitung trombosit
 Index eritrosit : MCV, MCH, MCHC.
 RDW (Red Cells Distribution Width). Dll.
Yang tidak dapat diperiksa adalah :
 Hitung retikulosit
 Morfologi sel lekosit.
INTERPRETASI
LABORATORIUM
 MCV < 80 fl (anemia mikrositer).
 Defisiensi besi
 Sindroma talasemia
 Anemia akibat penyakit kronis
 Hemoglobinopati
 Anemia sideroblastik (kelainan sintesis heme)
 Keracunan aluminium
ALUR DIAGNOSTIK
MCV/ MCH ↓

Darah Tepi

Besi Serum

Tinggi Rendah
Normal/Ti
nggi
Besi di Feritin
SSTL (+) HbF/A2
Rendah Normal/Ting-gi

Talasemia, Hb
Anemia Defisiensi Anemia o.k
sideroblastik abnormal penyakit kronik
besi
ALUR DIAGNOSTIK
MCV/ MCH Normal

Darah Tepi

Normal/ Rendah Hitung Ret Tinggi

BMP

Normal Abnormal

Hipoplastik Infiltrasi/ Diseritro


Anemia fibrosis poietik
sekunder spt.
Inflamasi, Hemolisis
penyakit Anemia MDS
ginjal, aplastik Perdarahan
penyakit hati, RBC aplasia Lekemia akut
penyakit Metastasis
endokrin Mielofibrosis
Mielomatosis
MCV/ MCH tinggi

Darah perifer

Tinggi Hitung retikulosit Normal/Rendah

Nonmegaloblastik BMP Megaloblastik

Normoblastik Diseritropoietik Folat/B12

Perdarahan akut Anemia MDS Folat B12


hemolitik Rendah Rendah

Peny. Hati alkoholik


Hipotiroidi Defisiensi Defisiensi
Folat B12
PENATALAKSANA
AN
ANEMIA DEFISIENSI BESI.
1. Preparat besi : - harus diberikan cukup lama setelah Hb
mencapai harga normal dilanjutkan sekitar 3 bulan lagi, guna
mengisi cadangan besi, diplasma dan di sumsum tulang.
Ferrous Sulphate atau
Ferrous Fumarate 200 mg
3 kali sehari selesai makan

2. Pada keadaan tertentu dimulai dengan transfusi darah,


baru dilanjutkan dengan preparat besi oral.
3. Pemberian besi parenteral.
Anemia hemolitik.

 Laboratorium :
 Bilirubin indirek ↑
 SGOT ↑
 LDH ↑
 Retikulosit ↑
 Coomb’s test.→ AIHA.
 G6PD.
 Terapi :
 Hindari penyebabnya.
 Hati-hati dengan transfusi darah.
Talasemia dan hemoglobinopati
 Laboratorium penunjang:
 Hb elektroforesis.
 Pemeriksaan DNA.

 Terapi :
 Transfusi darah disertai dengan chelating agent
bila telah mendapat transfusi 10-20 kantong
darah, dengan feritin > 1000 μg/l, guna mencegah
terjadinya hemosiderosis.
Anemia karena perdarahan
 Tindakan menghentikan perdarahan adalah yang utama.
 Resusitasi dengan cairan NaCl fisiologis dulu.
 Bila ada gangguan hemodinamik baru perlu transfusi darah.
 Perdarahan o.k pecahnya varises oesofagus, pemberian PBS
(plasma beku segar) baru diberikan PRC.
 Darah diganti darah tidak rasional lagi.
 Periksa fungsi hemostasis.
 Apakah ada penyakit keturunan seperti Hemofilia, penyakit
von Willebrand dll.
ANEMIA LAIN
 Anemia aplastik.
 Anemia karena penyakit kronik.
 Anemia karena keganasan.
 Anemia karena defisiensi asam folat dan
vitamin B12.

Anda mungkin juga menyukai