Anda di halaman 1dari 23

KOLITIS

Dr. Fatimah Eliana SpPD

KLASIFIKASI :
1. Kolitis infektif
2. Kolitis iskemik
3. Kolitis inflamasi (IBD) :
• Kolitis ulseratif
• Kolitis Chron

INGAT : InfIammatory
Bowel Syndrome (IBS)
PROSES PENCERNAAN NORMAL
• Saluran pencernaan dimulai dari mulut dan berakhir di anus.
Makanan yang masuk melalui mulut, dikunyah menjadi bentuk yang
lebih halus, kemudian makanan akan melalui oesofagus menuju
lambung. Di dalam lambung, makanan dicampur dengan enzim-
enzim pencernaan dan diubah bentuknya, sehingga mudah bagi
usus untuk menyerap kandungan nutrisinya.

• Usus sendiri terbagi menjadi 3 bagian: usus halus, usus dua belas
jari dan usus besar (kolon). Usus halus berperan dalam menyerap
unsur-unsur penting makanan, sedangkan usus dua belas jari
merupakan penghubung antara usus halus dan usus besar,
fungsinya menyalurkan makanan yang tidak terserap usus halus
menuju kolon.

• Di dalam kolon, makanan diserap, air dan mineralnya dan dibentuk


menjadi feses. Feses akan disimpan di dalam rektum, kemudian
dikeluarkan melalui anus. Terjadinya peradangan pada daerah
rektum atau kolon akan menyebabkan perut serasa terbakar.
Terganggunya proses penyerapan air pada kolon menyebabkan
feses menjadi encer dan terjadilah diare.
KOLITIS INFEKTIF
• Gejala klinis : diare
• Etiologi :
– Virus
– Bakteri
• Diare bisa juga disebabkan oleh :
– Faktor non-infeksi
– Antibiotika

VIRUS :
• Periode inkubasi singkat : 1-4 hari
• Biasanya sembuh sendiri
• Sering terjadi pada anak-anak atau tempat yang padat
dan sanitasinya kurang baik : panti jompo, barak tentara
• Diagnosis : pemeriksaan feses (mikroskop elektron)
KOLITIS INFEKTIF
BAKTERI
• SALMONELLA
– Keracunan makanan : S.Typhimurium, S.Hadar S.Enteritidis
S.Virchow
– Demam enterik : S.Typhi, S Paratyphi

• E. COlI
– Enteropathic E. Coli (EPEC) : epidemik pada anak,
Gastroenteritis Destructive
– Enteritis Enterotoxic E. Coli (ETEC) : Traveller’s diarrhoea
– Enterocytopathic E. Coli
– Entero-invasive E. Coli : Haemorrhagic, Colitis Burger Bug

• SHIGELLA
– S.Sonnei : merupakan penyebab disentri yang terbanyak di Eropa
(90%)
– S.Flexneri dan S.Dysenteriae : sering terjadi di negara tropik,
dapat menyebabkan disentri yang berat
KOLITIS INFEKTIF

• SHIGELLA
– Masa inkubasi 4- 6 hari
– Terapi : Ciprofloxacin

• DISENTRI
– Diare dengan darah dan lendir
– Etiologi : Shigella Spp, Amoeba Spp, Salmonella Spp,
Campylobacter Spp.

• KOLERA
– Etiologi : Vibrio Cholerae
– Gambaran klinis :
• Onset mendadak (24 jam), diare masif, bentuk cair (seperti
air cucian beras) dan muntah
• Komplikasi : dehidrasi berat, gangguan elektrolit, syok,
kematian
• Terapi : rehidrasi intra vena, larutan gula garam
• Penyebab diare yang non infektif
– Obat pencahar
– Divertikulitis
– Karsinoma kolon
– Irritable Bowel Syndrome
– Inflammatory Bowel Disease
– Sindroma Mal-absorpsi : pasca vagotomi
– Diabetes
– Tirotoksikosis

• Diare akibat antibiotika


– Ampisilin, Tetrasiklin
– Sembuh setekah obat dihentikan
– Kolitis Pseudomembranosa : disebabkan Clostridium
Difficile yang memproduksi toksin
KOLITIS ISKEMIK
• Aliran darah ke segmen kolon terganggu
• Lokasi : fleksura splenikus dan sigmoid
• Klasifikasi :

1. Iskemia non oklusif :


berkurangnya curah jantung → terganggunya aliran
darah ke kolon
- syok kardiogenik
- aritmia jantung yang menyebabkan hipotensi
- pasca operasi kolon

2. Iskemia oklusif :
- trombosis arteri mesenterika inferior vdan superior
- trombosis vena mesenterika
- emboli
KOLITIS ISKEMIK
• Gejala klinis :
- nyeri abdomen tiba-tiba
- perdarahan, tapi biasanya berhenti sendiri
- tanda-tanda peritonitis terlokasi
• Pemeriksaan penunjang :
- barium enema dan kolonoskopi : setelah perdarahan stop
- angiografi : vasokontriksi persisten a/v mesenterika
• Terapi :
- atasi faktor pencetus :
- curah jantung rendah
- berkurangnya volume cairan → hipotensi
- aritmia
- puasa dan pasang NGT
- peritonitis → antibiotika spektrum luas
- perdarahan tidak terkontrol → angiografi emergensi
KOLITIS INFLAMASI
ETIOLOGI
• Sistem imun tubuh bereaksi terhadap virus atau bakteri
→ inflamasi di dinding usus
• Abnormalities sistem imun
• Bukan disebabkan oleh stres emosional atau sensitivitas
terhadap makanan, tapi ke-2 faktor tersebut dapat
mencetuskan serangan

• Infeksi berulang : ISK dan infeksi saluran cerna karena


C.difficile
• Merokok
• NSAID
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

KOLITIS ULSERATIF PENYAKIT CHRON


Abnormalitas sistem imun Infeksi berulang: Infeksi saluran
cerna, ISK (Clostridium difficile)
ETIO
LOGI Sistem imun tubuh bereaksi
terhadap virus atau bakteri NSAID, Merokok
→ inflamasi di dinding usus

Umumnya terjadi di usus Dapat terjadi di saluran


besar, terutama rektum dan pencernaan, mulai dari mulut
kolon sampai anus
PATO Namun bisa juga terjadi di Kebanyakan terjadi di daerah usus
FISIO ileum halus
LOGI
Terjadi pembengkakan dan Inflamasi dapat terjadi pada seluruh
lapisan membran saluran cerna,
luka yang kecil pada
tidak hanya pada lapisan
lapisan mukosa mukosa saja
PERBEDAAN
• Kolitis ulseratif:
– melibatkan mukosa kolon secara difus dan kontinyu
(tidak ada mukosa yang normal diantara lesi)
– dimulai dari rektum dan menyebar ke proksimal
• Penyakit Chron:
– bersifat transmural dan segmental
– dapat terjadi di saluran cerna bagian atas, usus halus
ataupun kolon
KLASIFIKASI KOLITIS ULSERATIF

Tipe kolitis ulseratif dapat dibagi


berdasarkan keterlibatan usus :
• Proktitis ulseratif – kolitis ulseratif
yang hanya mengenai rektum
• Proktosigmoiditis – kolitis ulseratif
yang mengenai rektum dan kolon
sigmoid
• Kolitis sisi kiri – kolitis ulseratif yang
mengenai sisi kolon sebelah kiri :
rektum, kolon sigmoid, dan kolon
descendens
• Pankolitis – kolitis ulseratif yang
mengenai seluruh kolon
GEJALA
KOLITIS ULSERATIF PENYAKIT CHRON
BAB beberapa kali dalam Frekuensi BAB biasanya normal,
sehari tapi sering juga diare
POLA Diare disertai darah yang
berasal dari perdarahan Diare yang disertai darah,
BAB
rektum disebabkan perlukaan di daerah
Bisa juga terdapat lendir di anus
dalam feses

Rasa tidak enak di perut Perut terasa sakit dan kembung


bagian kiri sesudah makan

Mendadak perut terasa mulas


NYERI (Kram perut)
PERUT
Rasa sakit yang hilang timbul
Luka pada daerah anus
pada rektum
GEJALA
KOLITIS ULSERATIF PENYAKIT CHRON

Demam tinggi yang disertai


Sakit pada persendian
menggigil

Inflamasi pada mata Tidak nafsu makan dan bisa juga


(konjungtivitis) disertai kehilangan berat badan
KE
LU Fistula (terbukanya bagian saluran
Gangguan fungsi hati (hepatitis,
HAN pencernaan yang dapat
sirosis, dan kolangitis sklerosing
menyebabkan isinya keluar dan
LAIN primer)
masuk ke bagian lain dari tubuh)

Osteoporosis, kulit kemerahan, Striktur (adanya bagian usus halus


anemia yang menyempit)
GEJALA DAN TANDA
GEJALA
• Gejala klinis kolitis ulseratif dan Chron
dapat bervariasi dari ringan sampai berat
• Gejala tersebut tidak berkaitan dengan
luasnya kerusakan kolon
• Terdapat fase aktif (flare-up) dilanjutkan
dengan fase tidak aktif (remisi)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
• DPL : Hb (anemia), leukosit
• Acute phase reactants (CRP)
• Fungsi hati (SGOT, SGPT) dan protein plasma (albumin, globulin)
• Analisa feses lengkap
– Shigella, Salmonella, Campylobacter, Entamoeba (C. difficile toxins)
– Pasien dengan immunocompromised : HSV, CMV, Cryptosporidia,
Isospora belli, Chlamydia

RADIOLOGI
• Foto polos abdomen
– dilatasi kolon terutama pada kolon transversa
– haustra dan ulserasi
• Barium enema : tidak boleh dilakukan pada fase akut

KOLONOSKOPI dan BIOPSI


• Tidak boleh dilakukan pada fase akut
• Dilatasi lumen, haustra menghilang dan ulserasi
GAMBARAN LESI PADA KOLONOSKOPI
KOMPLIKASI
KOLITIS ULSERATIF PENYAKIT CHRON
Anemia : biasanya mikrositik
hipokrom karena perdarahan Megakolon toksik
kronik

Hipoproteinemia sehingga dapat


terjadi edema perifer Kanker kolon

KOM Dilatasi kolon akut – demam,


PLI menggigil, nyeri tekan pada
KASI abdomen dan bising usus
berkurang

Perforasi kolon (peritonitis) –


abdomen tegang, bising usus
menghilang
PENATALAKSANAAN
KOLITIS ULSERATIF PENYAKIT CHRON
Peruba Hindari makanan yang Pada keadaan akut pasien
han merangsang atau terlalu tinggi dipuasakan dan makanan
pola serat dan susu yang diberikan melalui infus, diperlukan
hidup mengandung laktosa pula pemberian cairan tinggi kalori
5-aminosalicyclic acid (5-ASA) Kortikosteroid sebagai anti
untuk proses inflamasi akut, inflamasi. Budesonide –
dapat diberikan per oral, enema kortikosteroid baru yang bekerja
ataupun suppositoria, efektif namun memiliki ES yang
tergantung dari lokasi inflamasi lebih kecil
di dalam kolon
Terapi
obat Kortikosteroid bila penderita Anti-TNF bekerja dengan cara
tidak respon dengan 5 ASA, mengikat TNF dan membuangnya
dapat diberikan per oral, sebelum TNF tersebut mencapai
intravena, enema atau usus dan menimbulkan inflamasi.
suppositoria tergantung dari Anti TNF juga bermanfaat untuk
lokasi kolon yang mengalami menutup fistula.
inflamasi
PENATALAKSANAAN
KOLITIS ULSERATIF PENYAKIT CHRON
Immunomodulator (azathioprine dan
6-mercapto-purine (6-MP)),
digunakan pada pasien yang tidak Interleukin 10 – sitokin yang
respon dengan 5-ASA atau mampu menekan proses
kortikosteroid atau ketergantungan inflamasi
terhadap kortikosteroid
Antibiotik –mengatasi infeksi
bakteri yang sering terjadi secara
Terapi bersamaan dengan Colitis
obat Chron’s
Metotreksat dan Siklosporin –
merupakan obat imunosupresif
Zinc – bermanfat untuk
membuang radikal bebas yang
terdapat di dalam darah dan
mengatasi proses iflamasi
PENATALAKSANAAN

KOLITIS ULSERATIF PENYAKIT CHRON

25 - 40 % kasus
Lebih dari 50 % penderita kolitis
Chron’s harus dioperasi

Operasi
Indikasi operasi: perdarahan Jenis operasi: koreksi fistula
masif, ruptur kolon, risiko dan fisura, draining abses,
kanker, gagal terapi membuka striktur, membuang
segmen usus yang mengalami
inflamasi
PROGNOSIS

KOLITIS ULSERATIF PENYAKIT CHRON

5 – 10 % KU dalam 10 tahun
→ kanker kolon Baik bila tidak ada komplikasi

PROGNOSIS Risiko terjadinya kanker,


tergantung dari: luasnya
proses inflamasi, lama penyakit
diderita, adanya displasia

Anda mungkin juga menyukai