Lisna Agustina
EPIDEMIOLOGI
Demensia Senilis
Berdasarkan
umur
Demensia Prasenilis
reversibel
Perjalanan
Penyakit
irreversibel
ETIOLOGI
Kelainan
jantung, Penyakit Obat-obatan
vaskuler, dan demielinisasi dan toksin
anoksia
Gambaran Klinik
Gangguan fungsi
Apraksia Agnosia
eksekutif
Perubahan
Gangguan Lain
Kepribadian
Patofisiologi
• Berbagai jalur saraf yang menggunakan neurotransmitter
tertentu mengalami kerusakan pada demensia terutama
jalur kolinergik (asetilkolin), noradrenergik, dopaminergik,
serotoninergik dan peptidergik.
Jenis Neurotransmiter Jenis Fungsi Kognisi
Onset dan berkembang secara lambat laun tapi pasti dalam beberapa tahun
Insiden ♀ = ♂
Etiologi : tidak diketahui jelas, diduga faktor genetik, imunologik, slow viral infection.
Makroskopik
• Pada otak seseorang dengan
demensia alzheimer adalah
atrofi difus dengan pendataran
sulkus kortikal dan pembesaran
ventrikel serebral
Mikroskopik
Penyebab
utama adalah
penyakit
♂ >> ♀
vaskular
serebral yg
multipel.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
MMSE Hachinski Ischemic Score
Pemeriksaan penunjang
Terapi non-farmakologi
Modifikasi Lingkungan
Intervensi Sensorik
PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
• Obat untuk demensia
– Cholinergic-enhancing agents
– Choline dan lecithin
– Neuropeptide, vasopressin dan ACTH
– Nootropic agents
– Dihydropyridine
PROGNOSIS
• Prognosis demensia vaskular lebih bervariasi
dari penyakit Alzheimer. Pasien dengan
penyakit alzheimer mempunyai angka harapan
hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis
dan biasanya meninggal dunia akibat infeksi
sekunder. Penyebab kematian lainnya untuk
demensia secara umum adalah komplikasi dari
demensia, penyakit kardiovaskular
dan berbagai lagi faktor seperti keganasan.6
Komplikasi Dimensia
Gejala dalam stadium menengah meliputi:
Perawatan harian
Dorong pasien untuk melakukan hal-hal sederhana seperti
berpakaian dan menyikat gigi. Bantu pasien hanya bila
diperlukan.
Pilih pakaian yang mudah dikenakan oleh pasien, seperti
pakaian dengan jumlah kancing yang sedikit.
Tempatkan tanda di lemari atau laci sehingga pasien bisa
mengambil berbagai hal dengan mudah.
Cara Merawat lansia dengan dimensia
Lingkungan
Gunakan tanda yang berukuran besar dan jelas untuk
membantu lansia mengenali tempat dan waktu, seperti jam
dan kalender yang berukuran besar.
Tempatkan lampu di rumah atau di samping tempat tidur,
sehingga lansia tidak akan merasa cemas saat bangun di
tengah malam. Lampu ini juga bisa mencegah pasien
tersandung.
Cobalah untuk tidak mengubah lingkungan sekitar rumah,
terutama kamar mandi, toilet, dan dapur.
Jangan pindah rumah, karena lingkungan yang baru bisa
menyebabkan rasa bingung dan takut.
Cara Merawat lansia dengan dimensia
Lainya
Jika lasien menolak untuk ikut serta dalam kegiatan,
jangan memaksanya.
Jika Anda ingin lansia melakukan hal-hal yang tidak
dikenalnya atau pergi ke tempat yang asing, berikan
waktu yang cukup kepada pasien untuk beradaptasi
dengan lingkungan baru, atau tinggal bersama
dengan dirinya hingga pasien merasa tidak asing
dengan lingkungan sekitarnya.
KEPUSTAKAAN
• Maramis. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press. Hal. 87-
92
• Nasrun Martina Wiwie S. 2010. Demensia. Dalam: Elvira Sylvia D, Hadisukanto. Buku Ajar
Psikiatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Hal.494-504.
• Mardjono, M., Sidharta, P.2006. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta:PT Dian Rakyat. Hal. 211-214
• Kelompok Studi Fungsi Luhur PERDOSSI.2004.Konsensus pengenalan dini dan
penatalaksanaan demensia vaskuler. Edisi 2. Jakarta : Eisai Hal. 1-7
• Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1993). Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta. Departemen Kesehatan
RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.
• Budiono, A., Julianti, R 2008.Demensia. Faculty of Medicine – University of Riau. Diakses pada
tanggal 12 Januari 2013 dari http://yayanakhyar.wordpress.com
• Guberman A. 1994. An Introduction to Clinical Neurology. Boston : Little Brown and Coy, Hal.
69.
• Gilroy J.1992.Basic Neurology Third Edition. New York : Pergamon press, Hal. 195.
• Andriyani, Nita.2012.Demesia.Diunggah dari Scribd, pada tanggal 12 Januri 2013.
http://id.scribd.com/doc/96268640/Demensia
• Rowland, Lewis P.2005. Merritt's Neurology, 11th Edition. New York, Columbia University
Medical Center Lippincott Williams & Wilkins. Hal. 772 – 780
• Despopoulos, Agamemnon M.D. 2003. Consciousness, Memory, Language in :Color Atlas of
Physiology 5th edition, New York : Thieme. Hal.336-337