Anda di halaman 1dari 3

PBL GERONTIK DIMENSIA

Ferra fadkhulil jannah


Kasus

Seorang Wanita Ny R berusia 78 tahun tinggal bersama anaknya. Saat dilakukan pengkajian,
Ny R sering tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan sering melantur. Perawat lalu
melakukan screening untuk mengkaji status kognitif Ny R. Kepada perawat yang mengkaji,
Ny T (40 th) mengatakan bahwa Ny R terdiagnosa medis Demensia. Ny T sebagai anaknya
sudah merawat Ny R selama 1 tahun. Ny R sering lupa dan mengulang-ulang pertanyaan.
Selain itu, Ny R juga sering menuduh dompetnya diambil oleh salah satu anggota
keluarga.Kata kunci: Demensia
Learning objective :
1. Pengertian demensia
Demensia adalah gejala neurodegeneratif dimana kelaianan ini bersifat kronis dan
progesifitas dan ditandai 3 gangguan fungsi multiple diantaranya , bahasa,kemampuan
belajar, kalkulasi, serta dalam mengambil keputusan. Pada dasarnya seorang demensia
tidak mengalami gangguan kesadaran. Kontrol emosi, perilaku, dan motivasi adalah
factor yang mempengaruhi Gangguan fungsi kognitifnya (WHO, 2012)
Sumber : Sumarni. N, Rosidin. U. Hubungan Demensia dan Kualitas Hidup pada Lansia
di Wilayah Kerja Puskesmas Guntur. 2019. Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VII No. 1

2. Jenis demensia
1) Menurut Kerusakan Struktur Otak
a. Tipe Alzheimer
Alzheimer adalah kondisi dimana sel saraf pada otak mengalami kematian sehingga
membuat signal dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya
2) Menurut Umur:
a. Demensia senilis ( usia >65tahun)
b. Demensia prasenilis (usia <65tahun)
3) Menurut perjalanan penyakit :
a. Reversibel (mengalami perbaikan)
b. Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma, vit.B,
Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb) Pada demensia tipe ini terdapat
pembesaran vertrikel dengan meningkatnya cairan serebrospinalis,
4) Menurut sifat klinis:
a. Demensia proprius
b. Pseudo-demensia

Sumarni. N, Rosidin. U. Hubungan Demensia dan Kualitas Hidup pada Lansia di


Wilayah Kerja Puskesmas Guntur. 2019. Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VII No. 1

3. Tanda dan gejala


Gejala demensia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu gangguan kognitif dan gangguan
non-kognitif. Gangguan kognitif terdiri dari gangguan memori terutama kemampuan
belajar hal-hal baru. Memori lama bisa terganggu pada demensia tahap lanjut.
Gangguan non-kognitif meliputi keluhan neuropsikiatri atau kelompok behavioral
neuropsychological symptoms of dementia (BPSD). Keluhan tersering adalah depresi,
gangguan tidur dan gejala psikotik seperti delusi dan halusinasi. Gangguan motorik
berupa kesulitan berjalan, bicara cadel dan gangguan gerak lainnya dapat ditemukan
disamping keluhan kejang mioklonus
Sumber : Abdillah. A,j. Pengaruh senam otak terhadap penurunan tingkat dimensia.
2018. JURNAL KESEHATAN Vol. 9 No. 2. e-ISSN: 2721-9518 p-ISSN: 2088-0278
LP3M Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

4. Tingkat demensia
Penyakit Dimensia Alzheimer dibagi atas 3 stadium berdasarkan beratnya deteorisasi
intelektual :
1) Stadium I (amnesia)
Berlangsung 2-4 tahun, Amnesia menonjol, Perubahan emosi ringan, Memori
jangka panjang baik, Keluarga biasanya tidak terganggu,
2) Stadium II (Bingung)
Berlangsung 2 – 10 tahun, Episode psikotif, Agresif, Salah mengenali keluarga
3) Stadium II (Bingung)
Setelah 6 - 12 tahun, Memori dan intelektual lebih terganggu, Membisu dan
gangguan berjalan, Inkontinensia urin
Sumber : Abdillah. A,j. Pengaruh senam otak terhadap penurunan tingkat dimensia.
2018. JURNAL KESEHATAN Vol. 9 No. 2. e-ISSN: 2721-9518 p-ISSN: 2088-0278
LP3M Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

5. Pengkajian kognitif
6. Asuhan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai