SP 1 (MENGHARDIK)
1. Pra interaksi
- Membaca rekam medis
- Menyiapkan alat jika ada
2. Orientasi
a. Salam
“Selamat pagi, benar dengan ibu x ya,
Boleh Saya kenalan dengan Ibu?
Nama Saya ferra fadkhulil Jannah boleh panggil Saya ferra, Saya
Mahasiswakeperawatan unjaya, Saya sedang praktik di sini dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang.
Ibu biasa suka di panggil dengan nama siapa ?
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
Ada keluhan tidak?”
c. Kontrak
1) Topik
“saya ingin berbincang bincang dengan ibu,
Apakah Ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya?
Bagaimana kalau kita ngobrol tentang suara dan sesuatu yang selama
ini Ibu dengar dan lihat tetapi tidak tampak wujudnya? ”
2) Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu maunya berapa menit?
Bagaimana kalau 10 menit? Bisa?”
3) Tempat
“Di mana kita akan bincang-bincang ???
Bagaimana kalau di ruang tamu saya ???
3. Fase kerja
Menanyakan keluhan utama
“Apakah Ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya?”
“Apa yang dikatakan suara itu?”
“Apakah Ibu melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk?”
“Seperti apa yang kelihatan?”
“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu
saja ?”
“Kapan paling sering Ibu melihat sesuatu atau mendengar suara tersebut?”
“Berapa kali sehari Ibu mengalaminya?”
“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”
“Apa yang Ibu lakukan saat mendengar suara tersebut?”
“Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau
bayangan agar tidak muncul?”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”
“Caranya seperti ini:
1) Saat suara-suara itu muncul, langsung Ibu bilang dalam hati, “Pergi
Saya tidak mau dengar dengan menutup telinga dan memejamkan
mata … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu.
Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba ibu
peragakan!
Nah begitu…… bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa.”
2) Saat melihat bayangan itu muncul, langsung Ibu bilang, pergi Saya
tidak mau lihat………………. Saya tidak mau lihat. Kamu palsu.
Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba Ibu
peragakan! Nah begitu……….. bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah
bisa.”
3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu dengan obrolan kita tadi? Ibu merasa senang
tidak dengan latihan tadi?”
a. Pra interaksi
- Membaca rekam medis
- Menyiapkan alat jika ada
b. Fase Orientasi :
Salam terapeutik : ” Selamat pagi, mas? Bagaimana kabarnya hari ini? mas
masih ingat dong dengan saya? mas sudah mandi belum? Apakah mas sudah
makan ?
Evaluasi validasi : ”bagaimana perasaan mas hari ini? Kemarin kita sudah
berdiskusi tentang halusinasi, apakah mas bisa menjelaskan kepada saya
tntang isi suara-suara yang mas dengar dan apakah mas bisa mempraktekkan
cara mengontrol halusinasi yang pertama yaitu dengan menghardik?”
Kontrak :
Topik :
”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang
tentang obat-obatan yang mas minum.”
Tempat :
”dimana tempat yang menurut mas cocok untuk kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalu di ruang tamu? mas setuju?”
Waktu :
”kita nanti akan berbincang kurang lebih 10 menit, bagaimana mas setuju?”
1. Fase Kerja
- ”kalau mas mendengar suara yang kata mas kemarin mengganggu dan
membuat mas jengkel. Apa yang mas lakukan pada saat itu? Apa yang telah
saya ajarkan kemarin apakah sudah dilakukan?
- ”cara yang kedua adalah meminum obat
”ini obat yang harus diminum oleh mas setiap hari. Obat yang warnanya putih
bergaris namanya HALOPERIDOL dosisnya 1,5 mg dimunimumnya 2-3x
sehari untuk mengurangi halusinasi.
dan yang warna oren dosisnya 100 mg namanya CPZ (CHLORPOMAZINE
HCL) obat ini diminum 3x sehari, untuk mengatasi kecemasan
kalau yang warna putih kecil namanya THP dosis 2mg minumnya 1x sehari
untuk mengatasi efek samping dari obat haloperidol.
Obat ini harus diminum terus, mungkin berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Kemudian mas jangan berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter, gejala
seperti yang mas alami sekarang akan muncul lagi, jadi ada lima hal yang harus
diperhatikan oleh mas pada saat minum obat yaitu benar obat,benar pasien, benar
dosis, benar rute, benar waktu. Ingat ya mas..?!!”
3. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, saya
senang sekali mas mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan
mas setelah berbincang-bincang?”
Evaluasi obyektif : ”coba mas jelaskan lagi obat apa yang diminum tadi?
Kemudian berapa dosisnya?
Tindak lanjut : ”tolong nanti mas minta obat ke perawat kalau saatnya minum
obat.”
Kontrak yang akan datang
Topik:
”bagaimana mas kalau pertemuan selanjutnya kita bahas cara mengatasi
halusinasi dengan berbincang bincang ?”
Waktu :
”jam berapa mas bisa? Bagaimana kalau jam .....? mas setuju?”
Tempat :
”Besok kita akan melakukan kegiatan di ruang makan. Terimakasih mas sudah
mau berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”
SP 3 (BERBINCANG-BINCANG)
A. Pra interaksi
- Membaca rekam medis
- Menyiapkan alat jika ada
B. Tahap orientasi
- Topik :
”Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang di ruamg tamu
mengenai cara-cara mengontrol suara yang sering mas dengar dulu agar suara itu
tidak muncul lagi dengan cara yang kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang lain.
- Waktu :
Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 10 menit saja,
bagaimana mas setuju?”
- Tempat :
”dimana tempat yang menurut mas cocok untuk kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau di ruang tamu? mas setuju?”
C. Fase kerja
”kalau mas mendengar suara yang kata mas kemarin mengganggu dan
membuat mas jengkel. Apa yang mas lakukan pada saat itu? Apa yang telah
saya ajarkan kemarin apakah sudah dilakukan?”
”cara yang ketiga adalah mas langsung pergi ke perawat. Katakan pada
perawat bahwa mas mendengar suara. Nanti perawat akan mengajak mas
mengobrol sehingga suara itu hilang dengan sendirinya. Sebelumnya mas
coba untuk menghardik suara itu sendiri seperti cara yang saya ajarkan
pertama.
D. Fase terminasi
Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama. Saya
senang sekali mas mau berbincang-bincang denagan saya. Bagaimana
perasaan mas setelah kita berbincang-bincang?”
Evaluasi obyektif : ”baik tadi sudah saya ajarkan cara yang ketiga, coba
mas ulangi lagi caranya bagaimana
B. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang
lama, saya senag sekali mas mau berbincang-bincang dengan saya.
Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang?”
Evaluasi obyektif : ”coba mas jelaskan lagi cara mengontrol
halusinasi yang keempat ?
Tindak lanjut : ”tolong nanti mas praktekkan cara mengontrol
halusinasi seperti yang sudah diajarkan tadi?
Elemen Komunikasi
Skor
0 1 2
No Kegiatan Ket
23 Menunjukkan perilaku verbal secara terapeutik
24 Menunjukkan perilaku nonverbal secara terapeutik (seperti :
kontak mata, sikap terbuka, mengangguk, tersenyum pada saat
yang tepat)
25 Menunjukkan dimensi respon secara terapeutik (sikap empati,
respek dan konkret)
26 Menunjukkan dimensi tindakan secara terapeutik (konfrontasi,
kesegeraan, membuka diri, emosional katarsis dan bermain peran)
TOTAL NILAI = (jumlah skor yang didapat/total skor dari aspek yang dinilai) * 100
Skor
No Kegiatan Ket
0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1 Mendapatkan informasi tentang pasien dan literatur tentang
masalah pasien
2 Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3 Menganalisis kekuatan dan kelemahan profesional diri
4 Membuat rencana interaksi dengan pasien sebelumnya
5 Menyiapkan alat (jika diperlukan)
Tahap Orientasi/Perkenalan
6 Memberi salam
7 Memperkenalkan diri perawat
8 Menanyakan nama pasien
9 Mengevaluasi/validasi kondisi dan perasaan pasien
10 Menyepakati kontrak/pertemuan
- Peran dan tanggung jawab perawat dan pasien
- Tujuan pertemuan
- Kerahasiaan
- Topik pertemuan
- Kesediaan pasien bercakap-cakap
- Waktu dan tempat yang disepakati
11 Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
Tahap Kerja
12 Menanyakan keluhan utama pasien saat ini
13 Memulai kegiatan dengan cara yang baik
14 Melakukan kegiatan yang telah direncanakan
SP I
a. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala, PK yang dilakukan,
akibat PK.
b. Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal asertif, dan
spiritual
c. Latih cara mengontrol PK fisik 1 (relaksasi: tarik nafas
dalam) dan 2 (konversi energi: misalnya dengan senam,
CEKLIS KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PASIEN RISIKO
PERILAKU KEKERASAN
Skor
No Kegiatan Ket
0 1 2
kegiatan sehari-hari).
d. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik: relaksasi
dan konversi energi
SP II
a. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1 dan 2. Beri pujian
b. Latih cara mengontrol marah dengan obat jelaskan 5 benar
pemberian obat: benar jenis obat, benar pasien, benar dosis,
benar cara pemberian, benar waktu pemberian
c. Sampaikan kegunaan obat, konsekuensi tidak minum obat
dan efek samping obat
d. Masukkan pada jadual kegiatan untuk mengontrol marah
dengan obat
SP III
a. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1 dan 2, dan obat. Beri
pujian
b. Latih cara mengontrol PK secara verbal:
- Mengungkapkan perasaan marah
- Meminta dengan baik (meminta ijin, alasan
meminta/meminjam, tidak memaksa dan marah saat
ditolak dan mengucapkan terimakasih)
- Menolak dengan baik (menyampaikan maaf, kalimat
penolakan, alasan menolak, alternatif solusi)
c. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik minum
obat, dan verbal
SP IV
a. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1 dan 2, obat dan verbal.
Beri pujian
b. Latih cara mengontrol PK secara spiritual (2 kegiatan)
c. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik, minum
obat, verbal dan spiritual
15 Memberikan pujian yang sesuai saat pasien mampu
memperlihatkan kemampuan positifnya
Tahap Terminasi
16 Evaluasi subyektif terhadap kegiatan yang telah dilakukan
17 Evaluasi obyektif terhadap kegiatan yang telah dilakukan
Skor
No Kegiatan Ket
0 1 2
18 Memberikan reinforcement positif
19 Merencanakan tindak lanjut interaksi
20 Melakukan kontrak lanjut (waktu, tempat dan topik)
21 Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
22 Mendokumentasikan mengenai rasional kegiatan, respon pasien,
kondisi fisik, perawatan yang dilakukan
Elemen Komunikasi
23 Menunjukkan perilaku verbal secara terapeutik
24 Menunjukkan perilaku nonverbal secara terapeutik (seperti :
kontak mata, sikap terbuka, mengangguk, tersenyum pada saat
yang tepat)
25 Menunjukkan dimensi respon secara terapeutik (sikap empati,
respek dan konkret)
26 Menunjukkan dimensi tindakan secara terapeutik (konfrontasi,
kesegeraan, membuka diri, emosional katarsis dan bermain
peran)
TOTAL NILAI = (jumlah skor yang didapat/total skor dari aspek yang dinilai) * 100