Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 2

DEMENSIA

Anita Fitriani Muhammad Ilham F


Adzie Moch F Rizal Zaelani
Erlangga Surya P Melly Purwanti
Siti Munaroh Sindi Liani S
Meti Tri Mulyani Vitria Arie V
S1 KEPERAWATAN 3 A
JURNAL

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN TINDAKAN KEKERASAAN PADA


1 CAREGIVER LANSIA DENGAN DEMENSIA

2 HUBUNGAN USIA DEMENSIA DAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA LANSIA

STUDI KORELASI DEMENSIA DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN LANSIA


3 DALAM PEMENUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING

PREDIKTOR BEBAN MERAWAT DAN TINGKAT DEPRESI CAREGIVER DALAM


4 MERAWAT LANJUT USIA DENGAN DEMENSIA DI MASYARAKAT

PENGARUH SENAM OTAK DENGAN FUNGSI KOGNITIF LANSIA DEMENSIA DI


5 PANTI WREDHA DARMA BAKTI KASIH SURAKARTA
PENGERTIAN

DEMENSIA
Kumpulan gejala sebagai manifestasi dari adanya kerusakan struktural otak. Kumpulan
gejala tersebut meliputi hilangnya atau menurunnya fungsi intelektual (termasuk
diantaranya adalah fungsi berpikir, berorientasi, pemahaman, berhitung, kapasitas belajar,
berbahasa, dan pertimbangan) dan memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan
disfungsi hidup sehari-hari. Demensia terutama yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer
berkaitan dengan usia lanjut. Lansia dapat dikatakan demensia apabila memiliki gangguan
yang berarti pada dua atau lebih area kognisi, tanpa adanya acute confusional dan penyakit
psikiatrik

DEMENSIA 3
Lanjutan …

Oleh karena itu mereka membutuhkan orang lain untuk membantu mereka merawat diri dan melakukan
kegiatan sehari-hari, dan mereka yang melakukan tugas tersebut disebut dengan istilah caregiver. Lansia di Panti
sering lupa jika ditanya tentang dimana lansia itu tinggal sekarang, usia, hari apa sekarang dan dalam segi menulis,
makan dan minum, ini membuat lansia memerlukan bantuan kepada perawat panti untuk mengingatkan makan,
mandi dan jadwal minum obat kalau ada yang sakit.
Penurunan fungsi yang terjadi pada lansia ini, dapat mengakibatkan masalah antara lain memori
panjang dan proses informasi, dalam memori panjang lansia akan kesulitan dalam mengungkapkan kembali cerita
atau kejadian yang tidak begitu menarik perhatiannya dan informasi baru atau informasi tentang orang. Demensia
tidak saja mempengaruhi lansia, tetapi juga caregiver atau anggota keluarga yang merawat lansia tersebut.
DEMENSIA 4
Lanjutan …
Ada 2 jenis caregiver yaitu formal caregiver dan informal caregiver

Formal caregiver merupakan Informal caregiver merupakan individu


individu yang menerima bayaran/ imbalan yang memberikan bantuan untuk individu lain
untuk memberikan perawatan, perhatian, dan masih memiliki ikatan keluarga maupun
dan perlindungan kepada individu yang dekat dengan individu tersebut antara lain,
sakit. keluarga, teman, dan tetangga dan tidak
menerima bayaran/imbalan.
Manfaat menjadi Caregiver
Dampak menjadi Caregiver
Manfaat menjadi seorang caregiver, yaitu dapat membangun kedekatan
dengan individu yang diberi perawatan, membantu perekonomian caregiver merasakan kurangnya kontak sosial, tidak mendapat
melalui imbalan yang didapatkan, perspektif yang lebih luas mengenai waktu untuk sendiri atau melakukan aktivitas rekreasi,
stres, meningkatkan perasaan berguna dan kelayakan diri, dan mampu meningkatkan kemungkinan menyerah terhadap pekerjaan,
meningkatkan hubungan antara caregiver dan individu penerima meningkatkan risiko depresi, dan kesehatan fisik lebih lemah jika
perawatan. dibandingkan dengan orang yang tidak menjadi caregiver.
ETIOLOGI DEMENSIA

Beberapa penyakit dapat disembuhkan sementara


sebagian besar tidak dapat disembuhkan (Mace,
N.L. & Rabins, P.V. 2006). Sebagian besar
peneliti dalam risetnya sepakat bahwa penyebab
utama dari gejala demensia adalah penyakit
Alzheimer, penyakit vascular (pembuluh darah),
demensia Lewy body, demensia frontotemporal
dan sepuluh persen diantaranya disebabkan oleh
penyakit lain.

50% sampai 60% penyebab demensia adalah penyakit Alzheimer. Alzhaimer adalah kondisi dimana
sel syaraf pada otak mati sehingga membuat signal dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya
(Grayson, C. 2004). Penderita Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat keputusan dan
juga penurunan proses berpikir. DEMENSIA 6
GEJALA KLINIS
Demensia Alzheimer
Gejala klinis demensia Alzheimer merupakan kumpulan gejala demensia akibat gangguan neuro degenaratif
(penuaan saraf) yang berlangsung progresif lambat, dimana akibat proses degenaratif menyebabkan kematian sel-sel otak
yang massif. Kematian sel-sel otak ini baru menimbulkan gejala klinis dalam kurun waktu 30 tahun.
Awalnya ditemukan gejala mudah lupa (forgetfulness) yang menyebabkan penderita tidak mampu menyebut kata
yang benar, berlanjut dengan kesulitan mengenal benda dan akhirnya tidak mampu menggunakan barang-barang sekalipun
yang termudah. Hal ini disebabkan adanya gangguan kognitif sehingga timbul gejala neuropsikiatrik seperti, Wahan (curiga,
sampai menuduh ada yang mencuri barangnya), halusinasi pendengaran atau penglihatan, agitasi (gelisah, mengacau),
depresi, gangguan tidur, nafsu makan dan gangguan aktifitas psikomotor, berkelana. Stadium demensia Alzheimer terbagi
atas 3 stadium. DEMENSIA 7
TANDA DAN GEJALA

Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia,


1 “lupa” menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.

Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu,


2 bulan, tahun, tempat penderita demensia berada

Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang

Secara Umum 3 benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi,
mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali

Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri


4 dan gelisah

Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuah


5 drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasa
takut dan gugup yang tak beralasan. Penderita demensia kadang tidak mengerti
mengapa perasaan-perasaan tersebut muncul.

DEMENSIA 8
Thank You for
Watching!

Anda mungkin juga menyukai