Anda di halaman 1dari 25

MENINGITIS

MENINGITIS
Definisi
• Merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan
arahnoid dan piamatter di otak serta spinal cord.
Inflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri
dan virus meskipun penyebab lainnya seperti
jamur dan protozoa juga terjadi.
• Meningitis adalah radang pada meningen
(membran yang mengelilingi otak dan medula
spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau
organ-organ jamur.
Etiologi
– Meningitis Bakterial (Meningitis sepsis)
– Meningitis Virus (Meningitis aseptic)
– Meningitis Jamur
• Faktor resiko terjadinya meningitis :
• Infeksi sistemik
• Pada meningitis bacterial,
• Trauma kepala
• Kelainan anatomis
ETIOLOGI
• Bakteri penyebab meningitis terbanyak
disebabkan oleh:
– Hemophilus influenzae,
– Streptococcus pneumoniae dan
– Neisseria meningitidis.
• Penyebab meningitis terbagi atas beberapa
golongan umur:
1. Neonatus : Eserichia coli, Streptococcus beta
hemolitikus, Listeria monositogenes
2. Anak di bawah 4 tahun : Hemofilus influenza,
meningococcus, Pneumococcus.
3. Anak di atas 4 tahun dan orang dewasa :
Meningococcus, Pneumococcus,
Lanjutan...
• Faktor predisposisi untuk terjadinya
meningitis:
– Infeksi jalan napas bagian atas,
– Otitis media,
– mastoiditis,
– Anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain,
– Prosedur bedah saraf baru,
– trauma kepala, dan
– pengaruh immunologis.
EPIDEMIOLOGI
• Di Amerika Serikat, meningitis bakteri mempengaruhi sekitar 3
dalam 100.000 orang setiap tahun, dan meningitis virus
mempengaruhi sekitar 10 di 100.000.
• Pada tahun 1996 di Afrika terjadi wabah meningitis dimana 250.000
orang menderita penyakit ini dengan 25.000 korban jiwa.
• Di Eropa, penyebab terbesar meningitis adalah bakteri N.
Meningitides groups Bdan C, sedangkan group A meningococci lebih
sering terjadi di Cina dan para peziarah Haji.
• Di Indonesia, pada tahun 1987, tercatat 99 jamaah haji Indonesia
yang meninggal akibat meningitis.
• Sementara sejak periode 1998-2005 tidak ada lagi dilaporkan
jamaah haji yang meninggal, setelah penggunaan vaksin.
• Sebagian besar (sekitar 70%) kasus meningitis terjadi pada anak-
anak di bawah usia 5 atau pada orang yang berusia di atas 60.
PATOGENESIS
• Jenis Meningitis :
– Viral meningitis
– Bakteri meningitis
– Meningitis jamur
PATOFISIOLOGI
Agen penyebab

Invasi ke SSP melalui aliran darah

Bermigrasi ke lapisan subarachnoid

Respon inflamasi di piamatter, arahnoid,CSF dan
ventrikuler

Exudat menyebar di seluruh saraf cranial dan saraf spinal

Kerusakan neurologist
GEJALA & TANDA KLINIK
• Gejala awal meningitis bakteri mirip dengan
kondisi penyakit lain, dan meliputi:
– sakit kepala berat
– demam
– mual (rasa sakit)
– muntah (yang sakit)
– umumnya merasa tidak sehat
Manifestasi Klinis
Anak dan Remaja
• Demam
• Mengigil
• Sakit kepala
• Muntah
• Perubahan pada sensorium
• Kejang (seringkali merupakan tanda-tanda awal)
• Peka rangsang
• Agitasi
Bayi dan Anak Kecil
– Demam
– Muntah
– Peka rangsang yang nyata
– Sering kejang (sering kali disertai denagan menangis nada tinggi)
– Fontanel menonjol.
Pemeriksaan Diagnostik
• Pemeriksaan laboratorium yang khas pada
meningitis adalah analisa cairan otak.
• Meningitis bacterial: tekanan meningkat,
cairan keruh/berkabut, leukosit dan protein
meningkat, glukosa menurun, kultur posistif
terhadap beberapa jenis bakteri.
• Meningitis virus : tekanan bervariasi, CSF
jernih, leukositosis, glukosa dan protein
normal, kultur biasanya negative.
Penatalaksanaan
Farmakologis
• Obat anti inflamasi :
• Pengobatan simtomatis :
• Pengobatan suportif :
Perawatan
a. Pada waktu kejang
1) Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka.
2) Hisap lender
3) Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi.
4) Hindarkan penderita dari rodapaksa (misalnya jatuh).
b. Pemantauan ketat.
1) TTV
2) Produksi air kemih
3) Faal hemostasis untuk mengetahui secara dini adanya DC.
ENSEFALITIS
Definisi
• Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS
yang disebabkan oleh virus atau mikro
organisme lain yang non purulent.
• Ensefalitis adalah peradangan akut otak yang
disebabkan oleh infeksi virus.
Etiologi
1. Ensefalitis Supurativa
2. Ensefalitis Siphylis
3. Ensefalitis Virus
4. Ensefalitis Karena Parasit
5. Ensefalitis Karena Fungus
6. Riketsiosis Serebri
Manifestasi Klinis
• Meskipun penyebabnya berbeda-beda, Secara umum,
gejala berupa Trias Ensefalitis yang terdiri dari demam,
kejang dan kesadaran menurun. (Mansjoer, 2000).
Adapun tanda dan gejala Ensefalitis sebagai berikut:
• Suhu yang mendadak naik, seringkali ditemukan
hiperpireksia
• Kesadaran dengan cepat menurun
• Muntah
• Kejang-kejang,
• bingung, koma, hemiparesis, gerakan involunter,
kelemahan otot-otot wajah.
Pemeriksaan Diagnostik
– Pemeriksaan serologis
– Pemeriksaan darah
– EEG/ Electroencephalography
– CT scan
Penatalaksanaan
• Terapi antimikroba :
• Ensefalitis virus
• Pengobatan simptomatis:
• Pengobatan antivirus
Mengurangi meningkatnya tekanan intracranial,
management edema otak :
a) Mempertahankan hidrasi, monitor balance cairan
: jenis dan jumlah cairan yang diberikan
tergantung keadaan anak.
b) Pemberian Glukosa 20%, 10ml intravena
Perbedaan Ensefalitis dengan Meningitis

Encephalitis Meningitis
Kesadaran ↓ Kesadaran relatif masih baik
Demam ↓ Demam ↑
Lokasi terinfeksi di jaringan otak Lokasi terinfeksi di selaput otak
Banyak disebabkan virus Banyak disebabkan bakteri
Asuhan Keperawatan Meningitis dan Esefalitis

Diagnosa
Pengkajian
• Keluhan utama:
• Gangguan perfusi jaringan
serebral berhubungan
• Riwayat penyakit sekarang: dengan edema serebral yang
• Riwayat penyakit dahulu: mengubah/menghentikan
• Riwayat Kesehatan Keluarga: darah arteri/virus
• Imunisasi: • Risiko tinggi terhadap cedera
• Pemeriksaan fisik (ROS) berhubungan dengan kejang
B1 (Breathing) umum/fokal, kelemahan
B2 (Blood) umum.
B3 (Brain) • Gangguan mobilitas fisik
B4 (Bladder) berhubungan dengan
B5 (Bowel) kerusakan neuromuskular,
B6 (Bone) penurunan kekuatan.
Analisa Data
Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS: Nyeri kepala, Pusing, kehilangan CO 2 Hipoksia serebri Gangguan perfusi jaringan serebral
memori, bingung, kelelahan, Permiabilitas vaskuler
kehilangan visual, kehilangan sensasi Transudasi cairan
DO: Bingung / disorientasi, Edema serebri
penurunan kesadaran, perubahan Volume tengkorak
status mental, gelisah, perubahan Vasospasme pembuluh darah serebri
motorik, dekortikasi, deserebrasi, Sirkulasi terhenti
kejang, dilatasi pupil, edema papil Gangguan perfusi jaringan
DS:- Gangguan transmisi impuls Risiko tinggi terhadap cedera
DO: pasien mengalami kejang, Kejang
gangguan motorik, ataksia. Risiko tinggi terhadap cedera
DS: merasa lemah Kejang Gangguan mobilitas fisik
DO: pasien terlihat pucat dan lemah Kelemahan
Gangguan mobilitas fisik
Intervensi
• Diagnosa 1 : gangguan perfusi jaringan serebral b.d edema
serebral yang mengubah/ menghentikan darah arteri/virus
• Tujuan : Perfusi jaringan menjadi adekuat
• Kriteri hasil : Kesadaran kompos mentis
Intervensi Rasional

Mandiri Perubahan tekanan CSS mungkin merupakan potensi


Tirah baring dengan posisi kepala datar. adanya resiko herniasi batang otak yang memerlukan
tindakan medis dengan segera
Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan. Aktivitas seperti ini akan meningkatkan tekanan intratorak
dan intraabdomen yang dapat men9ingkatkan TIK.
Kolaborasi. Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat. Peningkatanaliran vena dari kepal akna menurunkan TIK
Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ). Meminimalkan fluktuasi dalam aliran vaskuler dan TIK.

Berikan obat : steroid, clorpomasin, asetaminofen Menurunkan permeabilitas kapiler untuk membatasi
edema serebral, mengatasi kelainan postur tubuh atau
menggigil yang dapat meningkatkan TIK, menurunkan
konsumsi oksigen dan resiko kejang
Diagnosa 4 : Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kejang umum/lokal,
kelemahan umum.
Tujuan : Mengurangi risiko cidera akibat kejang
Kriteria hasil : Tidak ditemukan cidera selama kejang

Intervensi Rasional
Mandiri Melindungi pasien bila terjadi kejang
Pertahankan penghalang tempat tidur tetap
terpasang dan pasang jalan nafas buatan
Tirah baring selama fase akut Menurunkan resiko terjatuh/trauma ketika terjadi
vertigo, sinkop, atau ataksia
Kolaborasi Merupakan indikasi untuk penanganan dan
Berikan obat : venitoin, diaepam, venobarbital. pencegahan kejang
Diagnosa 5 : gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan
akekuatan.
Tujuan : Klien dapat beraktifitas kembali dengan normal
Kriteria Hasil :Klien tidak merasa lemah

Intervensi Rasional
Bantu latihan rentang gerak. Mempertahankan mobilisasi dan fungsi
sendi/posisi normal akstremitas dan menurunkan
terjadinya vena yang statis
Berikan perawatan kulit, masase dengan Meningkatkan sirkulasi, elastisitas kulit, dan
pelembab. menurunkan resiko terjadinya ekskoriasi kulit
Berikan matras udara atau air, perhatikan Menyeimbangkan tekanan jaringan,
kesejajaran tubuh secara fumgsional. meningkatkan sirkulasi dan membantu
meningkatkan arus balik vena untuk menurunkan
resiko terjadinya trauma jaringan.
Berikan program latihan dan penggunaan alat Proses penyembuhan yang lambat seringkali
mobilisasi. menyertai trauma kepala dan pemulihan secara
fisik merupakan bagian yang amat penting dari
suatu program pemulihan tersebut.
Evaluasi
• Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti
penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.
• Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik
dan fungsi motorik/sensorik, tanda-tanda vital stabil.
• Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
• Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan
postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
• Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional
optimal dan kekuatan.
• Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi
persepsi.
• Tampak rileks dan mengungkapkan keakuratan
pengetahuan tentang situasi.

Anda mungkin juga menyukai